QC DLM Analisis Semen-Joglosemar Agt 2017-Dr Arin
QC DLM Analisis Semen-Joglosemar Agt 2017-Dr Arin
SEMEN ANALYSIS
DIAN ARININGRUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS-RSUD Dr MOEWARDI
SURAKARTA
2017
2
Seberapa yakin bhw hasil Analisis Semen yg kita keluarkan
akurat ?
3
PENDAHULUAN
◦ CLIA (Clinical Laboratory Improvement Amandments : analisis semen adlh
“high complexity test” krn :
1. Prosedur quality control sangat minimal,
2. Material kontrol belum tersedia luas dan subjektifitas personil sangat
tinggi (konsentrasi, motilitas dan viabilitas serta morfologi spermatozoa)
3. Variasi inter dan antar teknisi
◦ Tingginya impresisi reprodusibilitas hasil analisis semen rendah
QUALITY CONTROL 4
Jenis Eror dlm Analisis Semen
(WHO, 2010)
5
Penyebab eror (Pacey, 2010)
8
Pencegahan potensi kesalahan dalam tahap
Praanalitik
◦ Data yg diperlukan :
- Identitas pasien,
- Lama abstinensi,
- Jam dikeluarkan,
- Jam diterima di lab,
- Cara pengeluaran (masturbasi/ coitus interuptus),
- Lengkap/tidak lengkap
◦ Data di atas ditampilkan di lembar hasil
◦ Antisipasi kejujuran pasien
9
Pencegahan potensi kesalahan dalam tahap
Analitik
◦ SPO tertulis, detail, dievaluasi
◦ Pastikan semua alat dapat berfungsi baik kalibrasi
alat
◦ Pastikan semua teknisi dpt menggunakan alat secara
benar
◦ Pengukuran volume ejakulat : proses decanting stlh
likuefaksi sempurna (30-60 menit)
10
Pencegahan potensi kesalahan dalam tahap
Analitik (lanjutan)
◦ Teknik homogenisasi sampel :
- Aspirasi sampel +10x dg pipet Pasteur, jangan spi terbentuk gelembung
- Homogenisasi dilakukan tiap kali mulai mengerjakan satu parameter
pmx
◦ Sumber kesalahan pengukuran likuefaksi :
- Pasien tidak mencatat jam saat ejakulasi
- Terlambat mencatat waktu terjadinya liquefaksi Iengkap
◦ Sumber kesalahan pengukuran volume :
- Decanting sblm likuefaksi sempurna (20-30 menit);
- Ada sampel yg tumpah
- Mengambil semen/mani untuk pemeriksaan lain sebelum mengukur
volumenya
11
- Salah membaca skala pada gelas ukur
Pencegahan potensi kesalahan dalam tahap
Analitik (lanjutan)
◦ Sumber kesalahan pengukuran viskositas :
- Mengukur sblm likuefaksi sempurna
- Terlambat menjalankan/menentukan pencatat waktu
◦ Sumber kesalahan pemeriksaan pH :
- Kertas pH rusak
- Salah membaca angka di standar pH
◦ Sumber kesalahan konsentrasi spermatozoa :
- Tdk melakukan homogenisasi
- Langsung melakukan dilusi, tanpa menilai kepadatan spermatozoa tanpa dilusi over/under
dilusi
- Pemeriksaan dilakukan >15 menit stlh sampel masuk bilik hitung, tunggu 2-3 menit sampai settle
- Menghitung tdk sampai 200 spermatozoa
- Tidak melakukan replikasi pemeriksaan
- Tidak menghitung akseptabilitas pemeriksaan antara 2 observasi
12
Penggunaan bilik hitung
◦ Memasukkan sampel ke dlm bilik hitung : sampel homogen; 15uL; tdk over/
underfilled; tdk ada gelembung udara
◦ Akurasi bilik hitung : pencucian, penyimpanan, kalibrasi, penggantian
◦ Kemampuan teknisi utk menghitung secara akurat
◦ Kemampuan teknisi utk menghitung hasil akhir
13
Perbedaan jumlah antara 2 observer yg dpt
diterima
Tabel ini digunakan utk menilai akseptabilitas beda penghitungan 2 observer
dlm pemeriksaan konsentrasi spermatozoa
14
Contoh 1
o Pengenceran 1:20
o N1 = 201 sp dalam 7 baris
o N2 = 245 sp dalam 7 baris
Akseptabilitas penghitungan :
• Dari penghitungan didapat 446 sp dalam 14 baris, perbedaan
hitungan antara N1dan N2 adalah 44.
• Dari tabel : bila hasil penghitungan 446 (427-448) perbedaan
yg dpt diterima maksimal adalah 41
• Maka perbedaan penghitungan oleh 2 pengamat di atas melebihi
perbedaan by chance hasil penghitungan tdk dpt diterima
ulang penghitungan
15
Contoh 2
o Pengenceran 1:20
o N1 = 220 sp dalam 4 baris
o N2 = 218 sp dalam 4 baris
Akseptabilitas perhitungan :
• Hasil penghitungan adlh 438 sp dlm 8 baris, beda = 2 (tabel) utk
hasil penghitungan 427-448, beda yg diterima maksimal adlh 41
hasil penghitungan dpt diterima.
• Konsentrasi spermatozoa dilaporkan :
16
Jika dalam prep basah hanya didapat
0-4 sp/LPB ….
A. Jika jumlah akurat tidak diperlukan :
1. Dilaporkan sebagai <2 x 106 spermatozoa/mL
2. Lakukan sentrifugasi (1 mL semen, sentrifugasi 3000 rpm
15 menit, buang supernatan ambil pellet, resuspensikan
dg 50 uL semen), ulang hitung preparat basah jika +,
dilaporkan sbg Cryptozoospermia, jika -, dilaporkan sbg
Azoospermia
3. Ambil 40 uL semen tanpa dilusi object glass, cover
slip 24x50 mm mikroskop dg obj 20, hitung seluruh
lapang pandang
17
Jika dalam prep basah hanya didapat 0-
4 sp/LPB ….
B. Jika jumlah akurat diperlukan :
1. Pergunakan lower dilution (1:2)
2. Hitung di 9 area bilik hitung
3. Masukkan 25 uL suspensi semen
19
Contoh 1 :
o Pengenceran 1:2
o N1 = 200 sp dlm 2 area
o N2 = 250 sp dlm 2 area
Akseptabilitas :
• Hasil perhitungan adlh 450 dlm 4 area, beda = 50 (tabel)
utk hasil penghitungan 449-470, beda yg diterima
maksimal adlh 42 perhitungan tdk dpt diterima ulang
pengamatan.
20
Contoh 2 :
o Pengenceran 1:2
o N1 = 210 sp dlm 3 area
o N2 = 200 sp dlm 3 area
Akseptabilitas :
• Hasil perhitungan adlh 410 dlm 6 area, beda = 10 (tabel) utk
hasil penghitungan 407-426, beda yg diterima maksimal adlh 40
perhitungan dpt diterima.
Pelaporan :
“Didapat <25 spermatozoa dalam 2 kali pengamatan,
jumlah spermatozoa terlalu sedikit untuk penentuan
konsentrasi spermatozoa secara akurat (<56000
spermatozoa/mL semen)”
22
Pencegahan potensi kesalahan dalam tahap
Analitik (lanjutan)
◦ Sumber kesalahan pemeriksaan motilitas :
- Salah mengambil sampel (dr spesimen dengan dilusi)
- Terlalu lama dehidrasi, gerakan melambat
- Menghitung <200 spermatozoa
- Tdk melakukan replikasi pmx
- Potensi eror : dehidrasi sampel, pH, suhu, gelembung udara
◦ Sumber kesalahan pemeriksaan morfologi spermatozoa :
- Kesalahan pengecatan
- Kesalahan penghitungan
23
Perbedaan rerata (%) antara 2 observer yg
dpt diterima
Tabel ini digunakan utk menilai akseptabilitas beda penghitungan 2 observer
dlm pmx motilitas dan pmx morfologi normal spermatozoa
24
Contoh 1
◦ Menilai motilitas spermatozoa
◦ Dari 200 sp :
PR : N1 = 30%, N2 = 50%
NP: N1 = 5%, N2 = 15%
NM : N1 = 65%, N2 = 35%
25
Contoh 2
◦ Menilai motilitas spermatozoa
◦ Dari 200 sp :
PR : N1 = 37%, N2 = 28%
NP : N1 = 3%, N2 = 6%
NM : N1 = 60%, N2 = 66%
27
Pencegahan potensi kesalahan dalam tahap
Pascaanalitik
◦ Mencakup semua parameter yg penting bagi
penatalaksanaan pasien
◦ Input manual verifikasi dan validasi berjenjang
hindarkan missed typing
◦ Nilai rujukan : WHO 2010
◦ Data preanalitik mempengaruhi interpretasi hasil harus
dicantumkan
◦ Format hasil : baku
28
Internal quality control (IQC)
◦ Menilai akurasi
◦ Menilai presisi : menghitung variasi interobserver
(konsentrasi, motilitas, vitalitas dan morfologi
spermatozoa) standard deviation (SD) dan
coefficient of variation (CV) pd pengulangan hasil
penghitungan oleh 2 analis thd sampel yg sama
29
Internal quality control (IQC)
30
Sampel utk IQC
◦ Sampel QC komersial
• Keuntungan : akurasi dan presisi terjamin
• Kerugian : mahal, blm tersedia secara luas
◦ Sampel QC yg dibuat oleh laboratorium
• Keuntungan : lbh murah, dpt dibuat sesuai kebutuhan
laboratorium, dpt disimpan utk jangka waktu lama
• Kerugian : target values tdk diketahui
31
IQC untuk Konsentrasi spermatozoa
32
IQC utk morfologi & vitalitas
spermatozoa
◦ Meliputi 2 prosedur kontrol, yaitu 1) kontrol kualitas
pengecatan sediaan apus, 2) akurasi dan presisi
penghitungan spermatozoa dengan morfologi normal,
yang dilakukan terhadap sediaan apus yang tercat baik
◦ Material QC meliputi :
1. Slide yg dikering-udarakan, preparat apus yg
difiksasi, preparat yg dicat, preparat Eosin-Nigrosin
utk vitalitas.
2. Slide diambil dr pemeriksaan rutin (semen dg
kualitas good, medium and poor)
33
IQC utk Motilitas Spermatozoa
34
Pengerjaan sampel IQC dan sampel pasien
o Dikerjakan in replicate
o 2 observer yg berbeda
o Dihitung akseptabilitas
o Dilaporkan rata-ratanya
35
External Quality Control
36
Indikator Mutu Analisis Semen
37
SIMPULAN
38
REFERENSI
Semoga bermanfaat… 40