MAWARIS NF
MAWARIS NF
Ahli Waris
Istilah, hukum,
rukun, syarat, dan
dalil dalam
MAWARIS MAWARIS Ketentuan Bagian
Warisan
PENGHITUNGAN WARISAN
dan Contoh
Istilah –istilah yang terkait dengan Mawaris
Mawaris : hal – hal yang berhubungan dengan ahli waris dan harta
warisan.
Ilmu faraidh : ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara
membagi harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya.
Tujuan ilmu faraidh diajarkan agar dalam pembagian harta warisan dilakukan
secara adil, tidak ada ahli waris yang merasa dirugikan sehinnga tidak akan
terjadi perselisihan.
Dzawil Furud : Ahli waris yang bagian warisannya sudah ditentukan
berdasarkan Quar’an dan Hadis
Hajib Hirman : Ahli waris yang tidak mendapat harta warisan karena terhalang
oleh ahli waris yang lebih dekat hubungannya dengan orang yang
meninggalkan warisan
Hajib Nuqson : Ahli waris yang berkurang bagian warisannya kare na adanya
ahli waris lain
Istilah –istilah yang terkait dengan Mawaris
Ashobah : Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta warisan
Ashobah ada 3 :
1 Ashobah Bin Nafsi : Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta
warisan secara otomatis. Ashobah ini dari jalur ahli waris laki-laki
2. Ashobah Bil Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta warisan
karena ditarik oleh ahli waris lain. Ashobah ini dari jalur ahli waris
wanita
3. Ashobal Ma’al Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta
warisan karena tidak adanya ashobah Bin Nafsi dan Bil Ghoir.
Ashobah ini dari jalur ahli waris saudara
Hukum mempelajari Mawaris
• Hukumnya ialah fardhu kifayah (wajib bagi
sebagian orang islam tetapi jika tidak ada
yang melaksanakan, maka seluruh umat islam
dosa
Rukun dan Syarat Waris-mewarisi
Rukun Syarat
Adanya muwaris : orang Wafatnya muwaris yang
yang wafat dan diakui secara hakiki dan sah
meninggalkan harta warisan dimata hukum
Adanya waris : ahli waris Adanya ahli waris yang
yang berhak menerima hidup secara hakiki pada
harta peninggalan waktu perwaris wafat
Adanya maurus : benda Seluruh ahli waris diketahui
benda yang ditinggalkan secara pasti termasuk
muwaris jumlah bagian masing
masing
Dasar pelaksanaan pembagian
waris
Q.S. Annisa : 11-12
Hadist riwayat imam bukhari dan muslim
“Abdullah bin Abbas r.a. berkata, Nabi Muhammad
saw bersabda, ‘Berikanlah harta warisan kepada
orang orang yang berhak sesudah itu, sisanya untuk
orang laki-laki yang lebih utama.’” (H.R. Bukhari dan
Muslim)
Ijma’ Ulama
UU nomor 7 tahun 1989 dan peraturan perundang-
undangan lainnya
Sebab – sebab memperoleh harta warisan :
. Adanya Hubungan Keluarga ( Hub Nasab) ada 3 :
1
Usulul Mayyit : Hubungan keatas seperti :Ayah, ibu , Kakek, Nenek, dst
Furu’ul Mayyit : Hubungan kebawah seperti : Anak, cucu , dst
Al Hawasyil mayyit : Hubungan ke samping : saudara laki, saudara pr,
Paman yang sekandung
2. Hubungan Perkawinan
Karena adanya perkawaninan maka suami istri bisa saling mewarisi dari harta
peninggalan pasangannya jika terjadi kematian
Wasiat :
Wajib : untuk hal-hal yang berhubungan den gan hak Allah seperti zakat, Fidyah dan puasa.
Hal itu merupakan hutang yang wajib dibayar
Sunah : wasiat disunahkan untuk selain kerabat dengan tujuan mengharap ridho Allah SWT
Makruh : apabila hartanya sedikit sedangkan ahli warisnya banyak
Haram : apabila harta yang akan diwasiatkan untuk tujuan yang dilarang agama
Syarat orang yang berwasiat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri tanpa ada unsur paksaan
Syatrat penerima wasiat : penerimanya benar2 ada,.
Bukan pembunuh pewasiat, dan bukan termsuk ahli waris
Syarat Harta yang diwasiatkan : (1) tidak melebihi 1/3
harta warisanya, (2). Hartanya dapat dipindah hakkan (3).
Hartanya bermanfaat dan ada ketika diwasiatkan (4).
Hartanya dipergunakan dalam hal yang baik bukan dalam
hal yang buruk
Syarat Sighat wasiat / ijab qobul wasiat : kalimatnya jelas
dan dapat difahami, penerimaan wasiat dilakukan setelah
orang yang berwasiat meninggal
AHLI WARIS JALUR LAKI-LAKI
1. Anak laki – laki
2. Cucu laki – laki (dari anak laki -laki)
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudaralaki-laki sebapak
7. saudara laki-laki seibu
8. Anak laki dari sdr laki sekandung
9. Anak laki dr saudara laki sebapak
10. Paman yg sekandung dgn bapak
11. Paman yg sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang
Jika seluruh Ahli waris
sekandung dengan bapak dari jalur laki-laki semuanya ada
13. Anak laki-laki paman yang sebapak Maka ahli waris yang diutamakan ada 3:
dengan bapak
ayah, suami, dan anak laki
14. Suami
15. Laki-laki yg memerdekakan pewaris
AHLI WARIS JALUR WANITA
1. anak perempuan
2. Cucu perempuan (dari anak laki)
3. Ibu
4. Nenek ( Ibu dari ibu)
5. Nenek (ibu dari ayah) Jika 10 Ahli waris
Jika 25 ahli waris ada, Maka yang Berhak menerima harta warisan ad alah
keluarga inti yaitu: anak laki-laki, anak perempuan, Ibu, Bpk, suami / istri
Ketentuan bagian Harta Warisan
1. Ashabah Binnafsihi adl ahli waris yg menjadi penghabis sisa harta warisan secara
otomatis. Ashabah ini dari jalur ahli waris laki-laki :
a. anak laki-laki
b. cucu laki dari anak laki-laki
c. bapak / Ayah
d. kakek ( Ayahnya ayah / bapaknya bapak
e. Saudara laki sekandung
f. Saudara laki seayah
g. Anak laki dari saudara laki sekandung
h. Anak laki dari saudara laki seayah
i. Paman yang seayah dengan ayah
j. Anak laki paman yang sekandung dengan ayah
k. Anak laki paman yang seayah dengan ayah
l. Laki-laki yang memerdekanan pewaris
2. Ashabah Bighairihi : ahli waris yg menjadi ashabah dengan sebab
ditarik oleh ahli waris tertentu dari ashabah bighairihi :
a. anak perempuan dgn sebab adanya anak laki-laki
b. cucu perempuan (dr anak laki) dgn sebab adanya cucu laki (dr anak
laki)
c. saudara perempuan seibu sebapak dgn sebab adanya saudara laki
seibu-sebapak
d. saudara perempuan sebapak dgn sebab adanya saudara laki-laki
sebapak
3. Ashabah ma’al ghairihi : ahli waris yg menjadi ashabah krn bersama
dgn ahli waris lain yg tertentu dari dzawil furudh :
a. saudara perempuan sekandung apbial bersama-sama dgn
anak/cucu perempuan ( dr anak laki-laki )
b. Saudara perempuan sebapak apabila bersama dgn anak/ cucu
perempuan (dr anak laki)
No Sebab Rincian
1. Binafsih (diri sendiri) 1. Anak/cucu laki laki terus kebawah
2. Bapak, kakek, terus keatas
3. Saudara laki-laki sekandung dan sebapak
4. Anak saudara laki-laki sekandung dan sebapak
5. Paman sekandung/sebapak
6. Anak laki-laki paman sekandung/sebapak
2. Bil-ghair (faktor orang 1. Anak perempuan, jika dengan anak laki-laki
lain) 2. Cucu perempuan, jika dengan cucu laki-laki
3. Saudara perempuan kandung, jika dengan saudara
laki-laki kandung
4. Saudara perempuan sebapak, jika dengan saudara
laki-laki sebapak
3. Ma’al Ghair (bersama 1. Satu/lebih saudara perempuan sekandung, jika
orang lain) bersama dengan satu/lebih anak perempuan
2. Satu/lebih saudara perempuan sebapak, jika
bersama dengan satu/lebih anak perempuan
Hajib adalah penghalang bagi ahli waris sehingga tidak untuk menerima
harta warisan karena ada ahli waris yg lebih dekat
2. Al-Aul Terjadi apabila jumlah bagian dzawil furudh melebihi jumlah pokok masalahnya .
CARA MENGHITUNG HARTA WARIS
1. Melunasi ketentuan sebelum pembagian harta waris.
Hal yang perlu diperhatikan :
Menunaikan wasiat
Membayar hutang
Membayar zakat
2. Menentukan jumlah ahli waris
3. Menentukan rincian dan jumlah harta waris
4. Menentukan KPK
5. Menentukan bagian masing masing ahli waris
CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Ahli waris terdiri dari seorang Ibu, istri dan 2 anak laki.
Harta warisan berjumlah Rp . 96.000.000,-
Jawaban :
ibu : 1/6 x 24 = 4 , Maka untuk ibu : 4/24 x 96.000.000 =
16.000.000
Istri ; 1/8 x 24 = 3, maka untuk istri : 3/24 x 96.000.000 =
12.000.000
Dan untuk 2 orang anak : 24-7 = 17, maka 17/24 x
96,000.000 = 68,000.000
CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Seorang pewaris meninggalkan harta warisan berupa tanah seluas 4000 m2
tinggal dibagikan saja kepada ahli waris. terdiri dari : 4 orang anak laki-laki, 2
orang saudara laki-laki sekandung, dan tiga orang paman (saudara laki-laki ayah
pewaris). Berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut ?
Jawaban :
* Semua ahli waris tersebut termasuk ashabah binafsi
* Dua saudara laki-laki sekandung dan 3 orang paman sama sekali tidak
berhak memperoleh bagian warisan karena terhalang oleh anak pewaris.
* yang berhak memperoleh bagian warisan hanya 4 orang anak laki-laki
Jadi, harta warisan itu dibagi 4 sehingga masing-masing anak laki-laki
mendapat bagian warisan ¼ X 4000 m2 = 1000 m2
HIKMAH MAWARIS