Anda di halaman 1dari 26

PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR

PWKL 4201

Pertemuan 7
Pengelolaan Sumberdaya Air Berbasis Satuan
Wilayah Sungai (SWS)

Agus Susanto
sugus@ecampus.ut.ac.id

PROGRAM STUDI PERENCANA WILAYAH DAN KOTA


FST - UNIVERSITAS TERBUKA
OUTLINE

Karakteristik DAS
 Pemanfaatan DAS dalam pengelolaan
SDA
 Wilayah sungai sebagai unit
pengelolaan SDA
 Aspek-aspek pegelolaan SDA
Apa perbedaannya?

Daerah Aliran Sungai (DAS)


 Satuan Wilayah Sungai (SWS)
 Watershed
 Cacthment Area
 Drainage Basin
Undang-Undang No. 7 th 2004

 Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah: suatu wilayah


daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungai, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari
curah hujan ke danau atau ke laut secara alamiah yang
batas di darat merupakan pemisah topografis dan
batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.

 Wilayah Sungai adalah: kesatuan wilayah pengelolaan


sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran
sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang
dari atau sama dengan 2.000 km2.
Umum
 Tujuan pengelolaan SDA pada SWS adalah: untuk
meningkatkan kemanfaatan fungsi sumber daya air guna
memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah tangga, pertanian,
industri, pariwisata, pertahanan, pertambangan, ketenagaan,
perhubungan, dan untuk berbagai keperluan lainnya serta
mengendalikan daya rusak air, seperti banjir dan longsor
 Ruang lingkup pengelolaan SDA:
a. Air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber
air permukaan lainnya;
b Air tanah pada cekungan air tanah;
c Air hujan;
d Air laut yang berada di darat.
 Pertimbangan
a. Daya dukung sumber daya air;
b. Kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat;
c Kemampuan pembiayaan;
d Kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air
Pendekatan pengelolaan DAS

 Keterkaitan hubungan daerah hulu (upstream) dan daerah hilir


(downstream), kurangnya pemahaman keterkaitan biofisik antara
daerah hulu-hilir DAS dan adanya ketidaksesuaian antara batas
alamiah (ekologi) dan batas administratif (politik) suatu DAS juga
menjadi kendala bagi tercapainya pengelolaan DAS yang komprehensif
dan efektif.
 Upaya konservasi tanah dan air di daerah hulu merupakan “alat” untuk
tercapainya pembangunan sumber daya air dan tanah yang
berkelanjutan.
 Pengelolaan DAS yang tepat agar tidak menyebabkan degradasi tanah
dan air, yang pada gilirannya akan menurunkan tingkat kemakmuran
masyarakat.
 Kebijakan pengelolaan DAS harus mendorong semua stakeholders
untuk saling menyadari dampak apa yang akan ditimbulkan oleh setiap
aktivitas yang dilakukannya pada ketersediaan dan kebutuhan air.
Daerah Aliran Sungai (DAS)
BATAS DAS
Karakteristik DAS
Tipe Karakteristik Gambar
 Bentuk DAS Bulu Burung Jalur anak sungai di kiri
kanan sungai utama
mengalir menuju sungai
utama, debit banjir kecil
Rc = 4 ¶ (A/P)2 karena waktu tiba banjir
dari anak-anak sungai
Rc > 0.5 = bentuk berbeda-beda. Banjir
DAS membulat, berlangsung lemah
debit puncak Radial Bentuk DAS menyerupai
datangnya lama kipas atau lingkaran, anak-
anak sungai berkonsentrasi
begitu juga
ke suatu titik secara radial,
penurunannya banjir besar terjadi di titik
Rc < 0.5 = bentuk DAS pertemuan anak-anak sungai
memanjang, debit
puncak datangnya
cepat begitu juga Paralel Bentuk ini mempunyai
corak dimana dua jalur
penurunannya
aliran sungai yang sejajar
bersatu di bagian hilir,
banjir terjadi di titik
pertemuan anak sungai

Kompleks Memiliki beberapa buah


bentuk dari ketiga bentuk di
atas
Karakteristik DAS
 Bentuk DAS

a. Hidrograf bentuk DAS memanjang

b. Hidrograf bentuk DAS Radial

c.Hidrograf bentuk DAS Pararel


Karakteristik DAS
 Kerapatan Aliran
No Dd Kelas Kerapatan Keterangan
(km/km2)
Dd = L/A 1 <0.25 Rendah Alur sungai melewati batuan dengan
restistensi keras, maka angkutan sedimen
Dd : kerapatan drainase yang terangkut aliran sungai lebih kecil
jika dibandingkan pada alur sungai yang
DAS
melewati batuan dengan restistensi yang
L : panjang total lebih lunak,apabila kondisi lain yang
aliran sungai (km) mempengaruhinya sama
A : luas DAS (km2) 2 0.25-10 Sedang Alur sungai melewati batuan dengan
restistensi yang lebih lunak, sehingga
angkutan sedimen yang terangkut aliran
akan lebih besar
3 10-25 Tinggi Alur sungai melewati batuan dengan
restistensi yang lunak, sehingga angkutan
sedimen yang terangkutaliran akan lebih
besar
4 <25 Sangat Tinggi Alur sungai melewati batuan yang kedap
air. Keadaan ini akan menunjukkan
bahwa yang menjadi aliran akan lebih
besar jika dibandingkan suatu daerah
dengan Dd rendah melewati batuan yang
permeabilitas besar
Karakteristik DAS
 Sistem Aliran Sungai

• influent, dengan karakteristik :


Debit relatif tetap dan stabil
sepanjang tahun.
Muka Air Tanah (MAT) pada
musim kemarau lebih rendah
daripada permukaan air sungai
sehingga air sungai masuk dan
mengisi air tanah.
• effluent denagn karakteristik :
Debit tidak stabil sepanjang tahun.
MAT pada musim kemarau lebih
tinggi daripada permukaan air
sungai sehingga air tanah masuk
dan mengisi sungai.
• intermittent dgn karakteristik.
Memiliki debit aliran yang terputus
(intermittent), berlangsung segera
setelah terjadinya hujan.
Merupakan sungai drainase.
Sumber bagi air tanah musiman
(perched water table).
Karakteristik DAS
 Sistem Aliran Sungai
Karakteristik DAS
 Pola Pengaliran (drainge pattern)
Karakteristik DAS galiran
 Pola Pengaliran (drainge pattern)
No. Pola Pengaliran Karakteristik
Dasar
1. Denritik Pelapisan batuan sedimen relatif datar atau paket batuan kristalin yang tidak
seragam dan memiliki ketahanan terhadap pelapukan. Secara regional daerah
alirannya memiliki kemiringan landai, jenis pola pengalirannya membentuk
percabngan menyebar seperti pohon rindang
2. Pararel Pada umumnya menunjukkan daerah yang berlereng sedang sampai curam dan
dapat ditemukan pula pada daerah berbentuk lahan berbukit yang memanjang.
Sering terjadi pola peralihan antara pola denritik dengan pola pararel atau trelis.
Bentuk lahnn pada umumnya perbukitan yang memanjang dengan pola
pengaliran pararel yang mencerminkan perbukitan yang dipengaruhi oleh
perlipatan.
3. Trelis Batuan sedimen yang memiliki kemiringan perlapisan (dip) atau berlipat, batuan
vulkanik atau batuan metasedimen derajat rendah dengan perbedaan pelapukan
yang jelas. Jenis pola pengalirannya biasanya berhadapan pada sisi sepanjang
aliran subsekuen
4. Rektangular Kekar dan/atau sesar yang memiliki sudut kemiringan, dan tidak memiliki
perulangan lapisan batuan serta sering memperlihatkan pola pengaliran yang
tidak menerus
5. Radial Daerah vulkanik, kerucut (kubah) intrusi dan sisa-sisa erosi. Pola pengaliran
pada daerah vulkan ini sering disebut sebagai pola pengaliran multi radial yang
memiliki 2 sistem pengaliran yaitu sentrifugal (menyebar keluar dari titik pusat)
dan berbentuk kubah (kerucut), dan sistem pengaliran sentripetal (menyebar ke
arah titik pusat) yang berarti daerah tersebut berbentuk cekungan
6. Anular Struktur kubah/kerucut, cekungan dan kemungkinan retas (stocks)
7. Multibasinal Endapan berupa gumuk hasil longsoran dengan perbedaan penggerusan atau
perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan tanah, vulkanis, pelarutan
gamping dan lelehan salju
Karakteristik DAS
 Orde (anak) sungai

Sub DAS

DAS RB = INDEK TINGKAT PERCABANGAN SUNGAI


NU = JUMLAH ALUR SUNGAI UNTUK ORDE SUNGAI KE U
NU+1 = JUMLAH ALUR SUNGAI UNTUK ORDE KE-(U + 1)
Contoh penentuan Orde sungai
Karakteristik DAS
 Hubungan Orde sungai dengan aliran

No Rb Keterangan
1 <3 Kenaikkan muka air banjir dengan
cepat, sedangkan penurunannya
berjalan cepat
2 3-5 Kenaikkan muka air banjir tidak terlalu
cepat, sedangkan penurunannya
berjalan tidak terlalu cepat juga
(sedangkan)
3 >5 Kenaikkan muka air banjir dengan
cepat, sedangkan penurunannya
berjalan lambat (abnormal)
Karakteristik DAS

Macam-macam Sungai

1. Berdasar Sumber Air


● Sungai Hujan adalah: sungai yang airnya berasal dari air hujan atau
sumber mata air.
● Sungai Gletser adalah: sungai yang airnya berasal dari pencairan es
● Sungai Campuran adalah: sungai yang airnya berasal dari pencairan
es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air
2. Berdasar Debit air
● Sungai Permanen adalah: sungai yang debit airnya sepanjang tahun
relatif tetap
● Sungai Periodik adalah: sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
● Sungai Episodik adalah: sungai yang pada musim kemarau airnya
kering dan pada musim hujan airnya banyak
● Sungai Ephemeral adalah: sungai yang ada airnya hanya pada saat
musim hujan
Karakteristik DAS

Macam-macam Sungai
3. Berdasar Asal Kejadiannya (Genetik)
a. Sungai Konsekuen adalah sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah lereng awal.
b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran
airnya mengikuti strike batuan.
c. Sungai Obsekuen adalah sungai yang aliran airnya berlawanan
arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan
kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti
arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e. Sungai Insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol
oleh litologi maupun struktur geologi.
4. Berdasar Struktur Geologi
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan
arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang
melintang
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan
prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya
Satuan Wilayah Sungai

Pembagian Wilayah Sungai di Indonesia

No. Wilayah Permen PU Perpres Kewenan


Sungai No. No. 12 th gan
11a/2006 2012
1. Lintas 5 WS 5 WS Pusat
negara
2. Lintas 27 WS 29 WS Pusat
Propinsi
3. Strategis 37 WS 29 WS Pusat
Nasional
4. Lintas Provinsi
51 WS 53 WS
Kab/Kota
5. Utuh dlm 1 Kb/kota
13 WS 15 WS
Kab./kota
Total 133 WS 131WS
Satuan Wilayah Sungai

Manfaat

 Mewujudkan sinergi dan mencegah konflik karena perebutan air antar daerah, antar
sektor, dan antar generasi dalam rangka memberikan akses air yang sama untuk
memperkokoh ketahanan nasional, persatuan, dan kesatuan bangsa.
 Menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air agar
terwujud kemanfaatan air yang berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat baik
pada generasi sekarang maupun akan datang.
 Menyeimbangkan fungsi sosial dan nilai ekonomi air untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan pokok setiap individu akan air dan pendayagunaan air sebagai sumber
daya ekonomi yang memberikan nilai tambah optimal dengan memperhatikan biaya
pelestarian dan pemeliharaannya.
 Melaksanakan pengaturan sumber daya air secara bijaksana agar pengelolaan
sumber daya dapat diselenggarakan seimbang dan terpadu.
 Mengembangkan sistem pembiayaan pengelolaan sumber daya air yang
mempertimbangkan prinsip cost recovery dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
 Mengembangkan sistem kelembagaan pengelolaan sumber daya air yang membuka
akses partisipasi masyarakat serta mewujudkan pemisahan fungsi pengatur
(regulator) dan fungsi pengelola (operator).
Satuan Wilayah Sungai

Keterpaduan Pengelolaan Sumberdaya Air Dengan RTRW


Satuan Wilayah Sungai

Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS sebagai wilayah pengembngan

 Ukuran luasan besar kecilnya suatu DAS: Luas DAS relatif kecil maka
untuk mendukung suatu pengembangan wilayah yang bersifat regional
harus bergabung dengan wilayah DAS yang didekatnya agar komposisi
spasial wilayah dapat terjaga proporsinya dengan baik.
 Besarnya potensi sumber daya air suatu DAS; Suatu DAS merupakan
daerah bayang-bayang hujan atau mempunyai sumber air yang relatif
kecil maka untuk menjadi daya dukung pengembangan wilayah tidak
mempunyai potensi air yang mencukupi sehingga perlu bergabung
dengan DAS yang mempunyai potensi air yang besar.
 Adanya wilayah dalam DAS yang potensi perkembangannya pesat,
sementara daya dukung sumber daya airnya kurang mencukupi, seperti
daerah Jakarta maka memerlukan dukungan DAS yang lain agar potensi
perkembangan wilayah besar tadi dapat bermanfaat dan dapat terus
berkembang secara optimal.
Terima kasih
ya .. allah

Anda mungkin juga menyukai