Anda di halaman 1dari 9

DOSEN: KARTIKA PUTRI KUMALASARI, SE., MSA., AK.

Tax Avoidance dalam


Konteks Bisnis Internasional
KELOMPOK 4

Dorothea Gracia Ana’a Laila - 205030401111024


Mochammad Ridho A - 205030401111042
Cinta Della Ayu - 205030407111014
Galih Sukma Aji - 205030407111049
Vidia Alifia Indriani - 205030407111055
Regulasi Legal Atas Hubungan dan
Interaksi Ekonomi

• Bentuk liberal dan batasannya


Bentuk peraturan negara yang paling sesuai dengan masyarakat pasar ekonomi yang berkembang sepenuhnya
adalah peraturan liberal. Bentuk peraturan liberal memerlukan kebebasan maksimal bagi pelaku sosial untuk
terlibat dalam transaksi ekonomi, dalam kerangka hukum tetap serta undang-undang yang memungkinkan
mereka memilih dan merencanakan transaksi mereka.

• Keadilan, Efisiensi, dan Legitimasi dalam Perpajakan


Pada prinsipnya, efisiensi memerlukan alokasi sumber daya yang optimal, dan oleh karena itu netralitas pajak
serta penerapan perpajakan semaksimal mungkin sama kaitannya dengan pilihan alternatif yang tersedia bagi
pelaku ekonomi. Bagi beberapa orang, ini dapat membenarkan penggunaan pajak oleh negara untuk membiayai
keuangan untuk tujuan sosial dan redistribusi umum.
Pajak Pendapatan dan Peluang
Penghindaran
• Tax avoidance merupakan upaya untuk mendeteksi celah dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan
hingga ditemukan titik kelemahan dari perundang-undangan tersebut yang dapat memungkinkan untuk
melakukan penghindaran pajak yang bisa menghemat besaran pajak yang dibayarkan

• Garis antara penghindaran yang sah dan penghindaran yang tidak sah atau melanggar hukum mungkin akan
terdapat kesulitan dalam penentuannya. Contohnya, seorang wajib pajak yang mungkin memiliki alasan
berdasarkan nasihat profesional yang menyatakan bahwa suatu transaksi tertentu tidak menjadi penghasilan
kena pajak, maka penghasilan tersebut tidak dilaporkan. Jika seorang wajib pajak melakukan penghindaran
pajak yang sah atau tax avoidance maka transaksi memang tidak dikenakan pajak.
Penghindaran berkembang secara simbiosis dengan metode regulasi. Masalah
penghindaran pajak berpusat pada dua hal, yaitu:
• Perbedaan tarif pajak untuk setiap jenis penerimaan yang berbeda
• Perbedaan perlakuan terhadap berbagai kategori badan hukum.

Peluang penghindaran pajak jauh lebih sedikit untuk pendapatan pekerja


individu dibandingkan dengan pendapatan dari bisnis atau modal. Peluang
penghindaran yang dapat dilakukan wajib pajak:
• Wajib pajak yang bekerja
• Wajib pajak yang berbisnis atau investasi
Isu-isu Politikal Ekonomi dan
Moralitas Terhadap Tax
Avoidance

• Sebuah koneksi politik erat kaitannya dengan suatu komunikasi dan hubungan yang
bermaksud untuk mempermudah suatu kepentingan.
• Koneksi politik yang dimiliki membuat perusahaan memperoleh perlakuan khusus,
seperti kemudahan dalam memperoleh pinjaman modal, resiko pemeriksaan pajak
rendah yang membuat perusahaan makin agresif dalam menerapkan tax planning yang
berakibat pada menurunnya transparansi laporan keuangan.
• Moral perpajakan (tax morale) dapat didefinisikan sebagai motivasi intrinsik untuk
mematuhi dan membayar pajak sehingga berkontribusi secara sukarela pada
penyediaan barang-barang publik.
• Tax morale seorang wajib pajak sangat dipengaruhi oleh perilaku kepatuhan wajib
pajak lainnya. Jadi, makin tinggi persepsi bahwa penggelapan pajak merupakan hal
yang umum dilakukan, semakin rendah motivasi intrinsik individu untuk membayar
pajak (semakin rendah moral pajaknya).
• Pada dasarnya tax avoidance ini bersifat sah karena tidak melanggar ketentuan
perpajakan apapun. Namun, praktik ini dapat berdampak pada penerimaan pajak
negara.
• Menurut James Kessler, tax avoidance dibagi menjadi 2 jenis:
1. Penghindaran pajak yang diperbolehkan (acceptable tax avoidance)
2. Penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan (unacceptable tax
avoidance)
Investasi Internasional dan
Tax Avoidance

Investasi internasional merupakan penanaman modal dari investor asing maupun


investor asing yang bekerjasama dengan investor dalam negeri untuk melakukan usaha
di Indonesia. FDI (Foreign Direct Investment) merupakan jenis investasi internasional
yang paling umum dilakukan Faktor politik menjadi salah satu alasan perusahaan
menerapkan FDI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik-praktik penghindaran pajak (tax avoidance) yang pada umumnya
dilakukan oleh Foreign Direct Investment (FDI) yang berbentuk subsidiary company (PT.PMA) di Indonesia
dilakukan melalui skema transfer pricing, thin capitalization, treaty shopping, Controlled Foreign Corporation
(CFC), dan pemanfaatan negara tax haven.

Selanjutnya hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan AntiTax Avoidance di Indonesia relatif belum memenuhi
sifat kebijakan sebagaimana dikemukakan oleh James Anderson yaitu sifat rasional, inkremental dan emergence,
karena pada kebijakan yang ada masih banyak peluang (loopholes) yang dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak,
khususnya perusahaan PMA untuk melakukan penghindaran pajak, sehingga potensi pajak yang ada belum dapat
digali secara optimal.
Terima kasih
Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai