Anda di halaman 1dari 63

Aspal Beton Campuran Panas

Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran
agregat degan aspal,dengan atau tanpa bahan tambahan, yangdicampur,
dihamparkan dan dipadatkan pada suhu tertentu

Campuran beraspal menggunakan aspal semen/aspal keras yang


dicampur dan dihampar kemudian dipadatkan dalam kondisi panas
disebut aspal campuran panas

Campuran beraspal yang menggunakan aspalcair dan dicampur pada


suhu ruang dikenal sebagai aspal campuran dingin (Cold Mix Asphalt)
Aspal Beton Campuran Panas

• Merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan konstruksi


perkerasan lentur.
• Campuran merata antara agregat dan aspal (sebagai bahan pengikat)
pada suhu tertentu.
• Agregat, dipanaskan dulu sebelum dicampur dengan aspal untuk
mengeringkannya.
• Aspal, dipanaskan dulu sebelum dicampur dengan agregat untuk
mendapatkan tingkat kecairan yang cukup sehingga diperoleh
kemudahan untuk mencampurnya.
• Karena dicampur dalam keadaan panas maka disebut
HOT MIX.
HOT MIX

• Pencampuran agregat dan aspal dilakukan di pabrik pencampur, AMP


(Asphalt Mixing Plant).
• Kemudian diangkut ke lokasi dengan alat angkut yang ditutup
(misalnya penutup terpal) untuk menjaga suhu tetap dalam syarat
yang telah ditetapkan.
• Tiba di lokasi, dihampar dengan menggunakan alat penghampar
(paving machine) sehingga diperoleh lapisan lepas yang seragam dan
merata.
• Selanjutnya dipadatkan dengan mesin pemadat dan akhirnya
diperoleh lapisan padat aspal beton.
Aspal Beton Campuran Panas
Aspal Beton Campuran Panas
Benda uji di laboratorium
Gradasi vs Sifat Perkerasan 1
1a. Gradasi Menerus (skematis)
Proporsi

Grafik
Komulatif

Ukuran
Butir
Grafik Ilustrasi Setting

- Prinsip Interlocking
- Sifat Kaku
- Kebutuhan Aspal Sedang
Ilustrasi Gradasi
Gradasi vs Sifat Perkerasan 2
1b. Gradasi Menerus (ilustrasi visual)

Potongan campuran Bentuk Briket Marshall


Gradasi vs Sifat Perkerasan 3
2a. Gradasi Senjang (skematis)
Proporsi

Grafik
Komulatif

Ukuran
Butir
Grafik Ukuran Ilustrasi Setting
yang
hilang

- Prinsip Suspensi Mortar


- Sifat Lentur
- Kebutuhan Aspal Tinggi
Ilustrasi Gradasi
Gradasi vs Sifat Perkerasan 4
2b. Gradasi Senjang (ilustrasi visual)

Potongan campuran Bentuk Briket Marshall


Gradasi vs Sifat Perkerasan 5
3a. Gradasi Seragam (skematis)
Proporsi

Grafik
Komulatif

Ukuran
Butir
Grafik Ilustrasi Setting
Dominasi
Ukuran

- Prinsip Max Tekstur Makro


- Sifat Kasar
- Kebutuhan Aspal Khusus
Ilustrasi Gradasi
Gradasi vs Sifat Perkerasan 6
3b. Gradasi Seragam (ilustrasi visual)

Permukaan campuran Bentuk Briket Marshall


Pencampuran Agregat dan Aspal

Pencampuran dilakukan pada suhu 160°C


Pemadatan dilakukan pada suhu 140°C

Suhu pencampuran dan pemadatan diperoleh dari hasil pengujian


viskositas (kekentalan aspal)
.

•.
Suhu Pencampuran dan Pemadatan

• Rentang Pencampuran ± 170 cSt

• Rentang Pemadatan ± 280 cSt


VIM (Void In Mixture) dan VMA (Void in
Mineral Aggregate) %
Benda Uji di Laboratorium
.

.
JOB MIX DESIGN

•Rancangan campuran bertujuan untuk mendapatkan proporsi campuran


dari material yang terdapat di lokasi sehingga dihasilkan campuran yang
memenuhi spesifikasi campuran yang telah ditetapkan.

•Metoda rancangan berdasarkan pengujian empiris terdiri dari 4 tahap


1. menguji sifat Agregat dan aspal yang akan digunakan sebagai bahan
campuran.
2. Rancangan campuran di laboratorium yang menghasilkan rumus
campuran;.
3. Kalibrasi hasil rancangan campuran ke instalasi pencampuran yang akan
digunakan.
4. Berdasarkan rumus campuran dilakukan percobaan campuran dan
penghamparan dan pemadatan
Klasifikasi Aspal Beton

• Berdasarkan fungsinya :
1. Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser dan
tekanan roda serta memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi
lapis di bawahnya dari rembesan air.
2. Sebagai lapis pondasi atas
3. Sebagai lapis pembentuk pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan
peningkatan dan pemeliharaan.

Berdasarkan metode pencampuran:


Aspal beton yang bersumber dari Asphalt Institue dan Aspal Beton yang
bersumber dari BS, BM.
Syarat Aspal Keras

Persyaratan
Pen. 60/70 Pen. 80/100
N Min Max Min Max
o Jenis Pengujian Satuan
1. Penetrasi (25 0C, 100 gr, 5 60 79 80 99 0.1 mm
detik)
2. Titik Lembek (Ring and Ball) 48 58 46 54 0
C

3. Daktilitas (25 0C, 5 cm/menit) 100 - 100 - cm


4. Kehilangan Berat (1650C, 5 - 0,8 - 0,1 % berat
Jam)*
5. Berat Jenis (25 0C) 1 - 1 - -
6. Penetrasi setelah kehilangan 54 - 50 - % semula
berat*
7. Daktilitas setelah kehilangan 50 - 75 - cm
berat*
Syarat Agregat
No. Jenis Pengujian Metode Pengujian Satuan Spesifikasi Bina Marga
Min. Mak.
I. Agregat Kasar
1 Berat Jenis SNI-1969-1990-F
- Berat Jenis Bulk - 2,5
- Berat Jenis SSD - - -
- Berat Jenis Apparent - - -
- Berat Jenis Efektif - - -
- Penyerapan % - 3
2 Pengujian Los Angeles Abrasion SNI 03-2417-1991 % - 40
3 Kelekatan Terhadap Aspal SNI-2436-1991 % 95 -
4 Aggregate Impact Value BS 812: Part 3: 1975 % - -
5 Aggregate Crushing Value BS 812: Part 3: 1975 % - -
6 Indeks Kepipihan BS 812: Part 1: 1975 % - 25
7 Indeks Kelonjongan BS 812: Part 1: 1975 % - -
8 Angka Angularitas BS 812: Part 1: 1975 - - -
II. Agregat Halus
9 Berat Jenis SNI-1969-1990-F
- Berat Jenis Bulk - 2,5
- Berat Jenis SSD - - -
- Berat Jenis Apparent - - -
- Berat Jenis Efektif - - -
- Penyerapan % - 3
10 Sand Equivalent Value SNI 03-4428-1997 % 50 -
FILLER
Bahan filler berasal dari abu batu, terak
dan bahan yang serupa yang bebas
dari bahan – bahan organik dan mempunyai
nilai indeks plastisitas tidak lebih besar dari 4.
Bahan pengisi (filler) harus kering dan bebas dari bahan
lain
yang mengganggu dan apabila dilakukan pengujian
analisa saringan secara basah,
harus memenuhi gradasi seperti pada Tabel sebagai
berikut :
Ukuran Saringan Persentase Berat yang lolos
No. 30 (0,590 mm) 100
No.50 (0,279 mm) 95 – 100
No. 100 (0,149 mm) 90 – 100
No. 200 (0,074 mm) 65 – 100
Macam Gradasi Untuk Laston

No. Campuran I II III IV V VI VII VIII IX X XI


Gradasi/Tekstur Kasar Kasar Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat Rapat
Tebal padat (mm) 20 – 40 25 – 50 20 – 40 25 – 25 40 – 65 50 – 75 40 – 50 20 – 40 40 – 65 40 – 65 40 – 65
Ukuran saringan % berat yang lolos saringan
1 ½” (38.1 mm) - - - - - 100 - - - - -
1” (25.4 mm) - - - - 100 90 – - - 100 100 -
100
¾” (19.1 mm) - 100 - 100 80 – 82 – 100 - 80 – 85 – 100
100 100 100 100
½” (12.7 mm) 100 75 – 100 80 – - 72 – 90 80 – 100 - - -
100 100 100
3/8” (9.52 mm) 75 – 100 65 – 85 80 – 70 – 90 60 – 80 - - - 65 – 85 56 – 78 74 – 92
100
no. 4 (4.76 mm) 35 – 55 35 – 55 55 – 75 50 – 70 48 – 65 52 – 70 54 – 72 62 – 80 46 – 65 36 – 60 48 – 70
no. 8 (2.38 mm) 20 – 35 20 – 35 35 – 50 35 – 50 35 – 50 40 – 56 42 – 58 44 – 60 34 – 54 27 – 47 33 – 53
no. 30 (0.59 mm) 10 – 22 10 – 22 18 – 29 18 – 29 19 – 30 24 – 36 26 – 38 28 – 40 20 – 35 13 – 28 15 – 30
no. 50 (0.27 mm) 6 – 16 6 – 16 13 – 23 13 – 23 13 – 23 16 – 26 18 – 28 20 – 30 16 – 26 9 – 20 10 – 20
no. 100 (0.149 4 – 12 4 – 12 8 – 16 8 – 16 7 – 15 10 – 18 12 – 20 12 – 30 10 – 18 - -
mm)
no. 200 (0.074 2–8 2–8 4 – 10 4 – 10 1–8 6 – 12 6 – 12 6 – 12 5 – 10 4–8 4–9
mm)
Syarat Campuran Laston

L.L. Berat L.L. Sedang L.L. Ringan


(2x75 tumb) (2x50 tumb) (2x35 tumb)
Sifat Campuran Min Max Min Max Min Max
Stabilitas (kg) 550 - 450 - 350 -
Kelelehan (mm) 2 4 2 4,5 2 5
Marshall Quotient, 200 350 200 350 200 350
(Stabilitas/Kelelehan) (kg/mm)
Rongga dalam campuran, VIM (%) 3 5 3 5 3 5
Rongga dalam agregat, VMA (%) Lihat Tabel 2.5
Indeks Perendaman (%) 90 90 - 90 -
Syarat VMA

Ukuran Maksimum Nominal Persentase Minimum Rongga Dalam


Agregat Agregat
No. 16 1,18 mm 23,5
No. 8 2,36 mm 21
No. 4 4,75 mm 18
3/8 inch 9,50 mm 16
½ inch 12,50 mm 15
¾ inch 19,00 mm 14
1 inch 25,00 mm 13
1 ½ inch 37,50 mm 12
2 inch 50,00 mm 11,5
2 ½ inch 63,00 mm 11
Pengolahan Campuran Aspal
Karakteristik Campuran Beton Aspal

Menurut Sukirman (2003:75), perencanaan campuran


beraspal bertujuan untuk mendapatkan campuran efektif
dari gradasi agregat dan aspal. Suatu campuran beraspal
sebagai lapis perkerasan harus memiliki karakteristik
yaitu :

stabilitas (stability), keawetan (durability), kelenturan


(flexibility), ketahanan terhadap kelelahan (fatique
resistance), kekesatan/tahanan geser permukaan (skid
resistance), kedap air (impermeability) dan kemudahan
dalam proses pelaksanaan (workability)
Perencanaan Campuran

Jika agregat dicampur dengan aspal maka:

• Partikel-partikel antar agregat akan terikat satu sama lain


oleh aspal

• Rongga-rongga agregat ada yang terisi aspal dan ada


pula yang terisi udara.

• Terdapat rongga antar butir yang terisi udara

• Terdapat lapisan aspal yang ketebalannya tergantung


dari kadar aspal yang dipergukan.
Parameter Marshall

Parameter Marshall campuran beton aspal dapat


diperiksa dengan menggunakan alat Marshall,
pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan:

• Stabilitas;
• Kelelahan plastis (flow);
• Berat volume (density);
• Persen rongga dalam campuran (VIM);
• Persen rongga terisi aspal (VFB atau VFA);
• Persen rongga antar butir agregat (VMA);
• Marshall Quotient (MQ).
Stabilitas (stability)

Sukirman (2003:75), stabilitas adalah kemampuan perkerasan


jalan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan
bentuk tetap seperti gelombang, alur atau bleeding.

S=pxqxr

dimana :
S = nilai stabilitas
p = kalibrasi alat
q = pembacaan dial Marshall
r = koreksi benda uji
Kelelehan Plastis (flow)

Bukhari dkk (2007:65) menyatakan bahwa kelelehan plastis


atau flow adalah keadaan perubahan bentuk benda uji
campuran aspal beton saat akan runtuh yang didapat dari
pembacaan dial flow pada alat Marshall.
Berat Volume (density)

Menurut Bukhari dkk (2007:66), berat volume atau density


adalah perbandingan antara berat kering benda uji dengan
volumenya.

dimana :
q = berat volume benda uji (density),
c = berat kering (gram) ;
f = volume benda uji (cm3) ;
f=d–e
d = berat benda uji pada SSD (gram)
e = berat benda uji di dalam air (gram)
Persen Rongga dalam Campuran

Bukhari dkk (2007:66), Voids In Mix (VIM) atau persen


rongga dalam campuran adalah perbandingan antara
volume rongga-rongga udara dengan volume benda uji.

n = 100 – 100 x g/h

dimana :
n = persen rongga dalam campuran ;
g = berat volume (density), (gram/cm3) ;
h = berat jenis maksimum (persen) ;
= 100 : (% agregat/Bj + % aspal/Bj)
Persen Rongga Terisi Aspal

Sukirman (2003 : 89) Voids Filled by Asphalt VFA adalah


bagian dari VMA yang terisi oleh aspal, tidak termasuk aspal
yang terabsorpsi oleh masing-masing butir agregat.

dimana :
VFA = volume pori antara butir agregat yang terisi aspal,
% dari VMA;
VMA = volume pori antara butir agregat di dalam beton aspal padat,
% dari volume bulk beton aspal padat;
VIM = volume pori dalam beton aspal padat, % dari volume bulk
beton aspal padat.
Persen Rongga Antar Butir Agregat

Bukhari dkk (2007:67), Voids in Mineral Aggregate (VMA) atau


rongga antara butiran agregat merupakan volume rongga
antar butir agregat.

I = 100 – j

dimana :
I = persen rongga antar butir agregat ;
j = (100 – b) . g/ Bj aspal ;
b = persen aspal terhadap campuran ;
g = berat benda uji (gram)
Marshall Quotient (MQ)

Bukhari dkk (2007:67), Marshall Quotient adalah


perbandingan antara nilai stabilitas dengan nilai flow.

q
MQ 
r
dimana :
MQ = nilai Marshall Quotient (kN/mm) ;
q = nilai stabilitas dikalikan faktor kalibrasi alat
dan koreksi benda uji (kg) ;
r = nilai flow (mm)
Penentuan Kadar Aspal Optimum

.
Penentuan Kadar Aspal Tengah

Pb = 0,035(%CA)+ 0,045 (%FA) + 0,18 (%Filler) + Konstanta

Pb = Kadar aspal tengah/ ideal, persen terhadap berat


campuran
CA = Agregat kasar tertahan saringan No.8
FA = Agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan
saringan No.200
Filler = Persen agregat minimal 75% lolos saringan No.200
K = Konstanta
= 0,5 - 1,0 untuk laston
= 2,0 – 3,0 untuk lataston.
Penentuan Kadar Aspal Optimum

Sukirman (2003:129), kadar aspal optimum adalah nilai


tengah dari rentang kadar aspal yang memenuhi semua
spesifikasi campuran. Kadar aspal optimum yang baik
adalah kadar aspal yang memenuhi semua sifat campuran
yang diinginkan dalam rentang kadar aspal optimum 0,5%.
Contoh perhitungan hasil pengujian Marshall pada variasi kadar aspal untuk
menentukan KAO

Kadar Aspal
Karakteristik (%) Spesifikasi
No
Campuran Dept. PU
5,5 6,0 6,5 7,0 7,5

1. Stabilitas (kg) 1059,57 1783,38 1549,06 2205,33 2076,34 >700

2. Flow Plastis (mm) 4,267 4,367 3,967 3,700 6,433 ≥3

3. MQ (Kg/mm) 255,907 408,108 394,036 620,925 331,039 >250

4. Density (gr/cm3) 2,330 2,260 2,256 2,264 2,280 >2

5. VIM (%) 1,460 4,252 4,230 3,727 2,850 4–6

6. VMA (%) 15,480 18,459 19,023 19,181 19,031 > 15

7. VFB (%) 90,698 77,100 77,885 80,591 85,055 > 65


Contoh Hasil Parameter Marshall pada variasi kadar aspal
Untuk melakukan perencanaan campuran beraspal, maka
dibutuhkan nilai kadar aspal untuk awal perencanaan sebelum
didapatkan nilai kadar aspal optimum. Kadar aspal awal atau
kadar aspal pekiraan ini merupakan kadar aspal tengah/ideal (a,
%) yang nantinya divariasikan menjadi 5 variasi kadar aspal
awal perencanaan, yaitu (a-1)%, (a-0,5)%, a%, (a+0,5)%, dan
(a+1)%.
Menurut Sukirman (2003), untuk menghitung perencanaan kadar aspal
menggunakan rumus sebagai berikut:
Pb = 0,035(%CA) + 0,045(%FA) + 0,18(%Filler) + Konstanta
Keterangan :
Pb = kadar aspal perkiraan, persen terhadap berat campuran;
CA = persen agregat kasar tertahan saringan No. 8
• • FA = persen agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan No.200;

• Filler = agregat minimal 6,5% lolos saringan No. 200; Nilai


konstanta antara 0,5 – 1,0 untuk AC.
Laston Lapis Aus (AC-WC)
Ukuran Saringan
% Berat yang tertahan
% Berat yang lolos

Gradasi Uji
Ukuran Spesifikasi bawah Spesifikasi atas Rencana
Saringan (mm) Tertahan Kumulatif

3/4" 19 100 100 100

1/2" 12.5 90 100 95 5 5

3/8" 9.5 77 90 83.5 11.5 16.5

No. 4 4.75 53 69 61 22.5 39


No.8 2.36 33 53 43 18 57
No. 16 1.18 21 40 30.5 12.5 69.5
No. 30 0.6 14 30 22 8.5 78

No. 50 0.3 9 22 15.5 6.5 84.5


No. 150 0.15 6 15 10.5 5 89.5
No. 200 0.075 4 9 6.5 4 93.5
Filler 0 0 0 6.5 100
Berdasarkan gradasi perencanaan yang menghasilkan nilai
kandungan untuk masing-masing fraksi sebesar: Ca = 38.8%, Fa =
54.7%, Filler = 6,5% dan konstanta yang diambil adalah 0,5. Maka
kadar aspal tengah sebesar:
Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%Filler)
+ Konstanta
= 0,035 (38.8%) + 0,045 (54.7%) + 0,18 (6,5%) +
0,5
= 1,358 + 2,462 + 1,17 + 0,5
= 5,5 %

Berdasarkan hasil kadar aspal perkiraan (Pb), diperoleh nilai


variasi kadar aspal sebesar 4,5%; 5%; 5,5%; 6%; dan 6,5% yang
selanjutnya akan digunakan untuk pengujian marshall.
KAO

• Kadar aspal optimum adalah kadar aspal yang menghasilkan


campuran terbaik. Besarnya nilai kadar aspal optimum diproleh dari hasil
evaluasi hubungan antara parameter marshall seperti stabilitas, flow,
Marshall Quotient (MQ), rongga udara dalam campuran (VIM), rongga
udara dalam mineral (VMA) dan kepadatan terhadap variasi kadar aspal
awal perencanaan.

• Menurut Sukirman (2003), kadar aspal optimum yang baik adalah


kadar aspal yang memenuhi semua sifat campuran yang diinginkan dalam
rentang kadar aspal optimum ± 0,5%.
CONTOH PENENTUAN KAO
Laston
Sifat-sifat Campuran
WC BC Base
Jumlah tumbukan per bidang 75 112
Rasio partikel lolos ayakan 0,0075 mm Min 0,6
dengan kadar aspal efektif Maks
1,2

Min 3,0
Rongga dalam campuran (%) Maks 5,0

Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min 15 14 13


Rongga terisi aspal (%) Min 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min 800 1800
Min 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6

Stabilitas Marshal Sisa (%) setelah


Min 90
perendaman selama 24 jam, 60°C

Rongga dalam campuran (%) pada


Min 2
kepadatan membal (refusal)

Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 4 (2018)


(5,08+6,5)/2

Anda mungkin juga menyukai