EVALUASI
EVALUASI
Tes Tulis
Menggunakan kertas dan pulpen utk mengevaluasi
pengetahuan yang sudah diajarkan.
b) Affektif (Status Emosional)
Cenderung penilaiannya subjektif dan sukar
dievaluasi.
Hasil penilaian emosi ditulis dlm bentuk perilaku.
Mis: cemas yg berkurang, klien ada kemauan
berkomunikasi.
Didapatkan melalui observasi langsung, feedback
dari staff kesehatan yg lain.
c) Psikomotor
Penilaian dilakukan melalui observasi langsung
pada perilaku sesuai dgn tujuan/kriteria hasil.
Mis: Evaluasi cara menginjeksi insulin dgn benar
Evaluasi apakah klien:
o Memegang alat dan bahan dengan benar
o Jarum tidak terkontaminasi
o Memilih tempat penyuntikan dan menyiapkan
lokasi
o Memasukkan jarum pada sudut 900
o Menginjeksi insulin dengan benar
d) Perubahan fungsi tubuh dan gejala
Evaluasi mencakup observasi terhadap aspek status
kesehatan klien.
Evaluasi bisa dilakukan dengan cara observasi
secara langsung, interview dan pemeriksaan fisik.
Mis: tidak ada tanda dan gejala adanya wheezing
dalam waktu 48 jam, utk evaluasi hasilnya maka
perawat mengauskultasi suara paru pada bagian
anterior atau posterior dada.
Penentuan Keputusan pada Tahap
Evaluasi
3 kemungkinan keputusan:
1. Klien telah mencapai hasil yg ditentukan dalam
tujuan. (perawat mengkaji masalah klien lebih lanjut
atau mengevaluasi outcomes yg lain).
2. Klien masih dalam proses mencapai hasil yg
ditentukan. (perlu penambahan waktu, resources, dan
intervensi mungkin diperlukan sebelum tujuan
tercapai)
3. Klien tidak dapat mencapai hasil yg ditentukan.
(identifikasi alasan mengapa masalah timbul).
Ada 2 Komponen untuk Mengevaluasi Kualitas
Tindakan Keperawatan
Proses (formatif)
Fokusnya pada aktivitas dari proses keperawatan
dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan.
Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan dilaksanakan dan terus menerus
dilaksanakan sampai tujuan tercapai.
Evaluasi merefleksikan observasi perawat dan
analisis terhadap respon klien langsung pada
tindakan keperawatan.
Hasil (sumatif)
Fokusnya pada perubahan perilaku/status kesehatan klien
pada akhir tindakan perawatan klien.
Tipe ini dilaksanakan pada akhir tindakan secara paripurna.
Komponen Evaluasi
Tujuan :
Klien mampu mengeluarkan sekresi paru tanpa bantuan
pada tanggal 3/3/2015.
Evaluasi :
S = Sekarang saya dapat membatukkan dahak
O = Paru-paru bersih saat diauskultasi
A = Gangguan bersihan jalan napas sudah teratasi (tujuan
tercapai)
P = Intervensi dihentikan
2. Tujuan tercapai sebagian.
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan bersihan jalan napas tidak efektif
Tujuan :
Klien mampu mengeluarkan sekresi paru tanpa bantuan pada tanggal
3/3/2015
Evaluasi :
S = Sekarang saya dapat membatukkan dahak tapi yang keluar masih
sedikit.
O = Paru-paru saat diauskultasi masih ada suara paru abnormal seperti
crakles masih ada sedikit, perubahan frekuensi 18x/menit, pernapasan
teratur.
A = Gangguan bersihan jalan napas masih ada ( tujuan tercapai sebagian)
P = Lanjutan latihan batuk efektif secara teratur.
3. Tujuan tidak tercapai :
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan bersihan jalan napas tidak efektif
Tujuan :
Klien mampu mengeluarkan sekresi paru tanpa bantuan tanggal 3/3/2015
Evaluasi :
S = Sekarang saya tetap batuk dan dahak masih tetap banyak di dalam dada
saya.
O = Paru-paru saat diauskultasi masih ada bunyi paru abnormal seperti
crakles, frekuensi pernasan 24x/menit, pernapasan irreguler
A = Gangguan bersihan jalan napas tetap ada (tujuan tidak tercapai)
P = Lanjutan flaping, claping dan sucton, (kalo perlu), latihan batuk efektif
secara teratur dan konsul dalam pemberian obat pengencer dahak.