Anda di halaman 1dari 14

PENYEBAB KORUPSI

- Faktor-faktor umum yang


menyebabkan korupsi
- Faktor-Faktor inter-nal dan
eksternal penyebeb korupsi
Menurut Wanaraja, salah satu
penyebab paling utama dan sangat
mendasar terjadinya korupsi di kalangan
birokrat adalah menyangkut masalah
keimanan, kejujuran, moral dan etika
sang birokrat.
Sementara itu menurut Wattimena,
kultur korupsi di masyarakat bisa tercipta
karena adanya lingkaran setan,
kesenjangan ekonomi, tidak adanya
kepercayaan, adanya korupsi berkelanjutan
dan mulai lagi dengan menciptakan
kesenjangan ekonomi yang lebih besar,
begitu seterusnya. 2
PENYEBAB KORUPSI
Menurut Nur Syam, penyebab seseorang melakukan
korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau
kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Ketika dorongan
untuk menjadi kaya tidak mampu ditahan sementara akses ke
arah kekayaan bisa diperoleh melalui cara berkorupsi maka
jadilah seseorang akan melakukan korupsi.
Arifin mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya
korupsi antara lain: (1) aspek perilaku individu (2) aspek
organisasi, dan (3) aspek masyarakat tempat individu dan
organisasi berada.
Aspek perilaku individu, Isa Wahyudi memberikan
gambaran, sebab-sebab seseorang melakukan korupsi dapat
berupa dorongan dari dalam dirinya, yang dapat pula dikatakan
sebagai keinginan, niat, atau kesadaran untuk melakukan.
Lebih jauh disebutkan sebab-sebab manusia terdorong untuk
melakukan korupsi antara lain: (a) sifat tamak manusia, (b)
moral yang kurang kuat menghadapi godaan, (c) gaya hidup 3
konsumtif, (d) tidak mau (malas) bekerja keras.
Empat faktor penyebab korupsi yaitu faktor
politik, faktor perundang-undangan, faktor
ekonomi dan faktor organisasi
1. Politik merupakan salah satu penyebab
terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat ketika terjadi
instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang
kekuasaan, bahkan ketika meraih dan mempertahankan
kekuasaan. Perilaku korup seperti penyuapan, politik
uang merupakan fenomena yang sering terjadi.
2. Faktor bisa lihat dari dua sisi, di satu sisi dari
aspek perundang-undangan dan sisi lain lemahnya
penegakan. Tidak baiknya substansi , mudah
ditemukan dalam aturan-aturan yang diskriminatif dan
tidak adil; rumusan yang tidak jelas-tegas (non lex certa)
sehingga multi tafsir; kontradiksi dan overlapping
dengan peraturan lain (baik yang sederajat maupun
yang lebih tinggi). 4
3. Faktor ekonomi juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya korupsi. Hal itu dapat
dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak
mencukupi kebutuhan.
4. Organisasi dalam hal ini adalah organisasi
dalam arti yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Aspek-
aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut
pandang organisasi ini meliputi: (a) kurang adanya
teladan dari pimpinan, (b) tidak adanya kultur
organisasi yang benar, (c) sistem akuntabilitas di
instansi pemerintah kurang memadai, (d)
manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasinya.

5
PENYEBAB KORUPSI DALAM PERSPEKTIF
TEORITIS
1. Teori means-ends scheme yang diperkenalkan oleh
Robert Merton. Menyatakan bahwa korupsi merupakan suatu
perilaku manusia yang diakibatkan oleh tekanan sosial,
sehingga menyebabkan pelanggaran norma-norma.
2. Teori Solidaritas Sosial yang dikembangkan oleh Emile
Durkheim (1858-1917). Teori ini memandang bahwa watak
manusia sebenarnya bersifat pasif dan dikendalikan oleh
masyarakatnya. Solidaritas sosial itu sendiri memang
merupakan unit yang abstrak. Emile Durkheim berpandangan
bahwa individu secara moral, netral dan masyarakatlah yang
menciptakan kepribadiannya
3. Teori GONE yang dihadirkan oleh Jack Bologne
(Bologne : 2006), Ilustrasi GONE Theory terkait dengan faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya kecurangan atau korupsi
yang meliputi Greeds (keserakahan), Opportunities (kesempatan),
Needs (kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan). Greed, terkait
keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi. 6
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
PENYEBAB KORUPSI
Secara garis besar penyebab korupsi dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu: faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor internal.
Faktor Internal merupakan faktor pendorong korupsi
dari dalam diri, yang dapat dirinci menjadi:
a. Aspek perilaku individu
1) Sifat Tamak/Rakus Manusia.
2) Moral yang kurang kuat
3) Gaya hidup yang konsumtif
4) Penghasilan yang kurang mencukupi
5) Kebutuhan Hidup Yang Mendesak
6) Malas atau Tidak Mau Bekerja
7) Ajaran Agama yang Kurang Diterapkan
7
b. Aspek sosial
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan
keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan
keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi
orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik seseorang
yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal
ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikanan
pada orang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
Contoh:
Seorang karyawan baru di suatu instansi pelayanan
kesehatan sangat dihargai oleh atasan dan teman-temannya karena
perilakunya yang baik dan soleh. Setelah menikah karyawan
tersebut jadi orang yang suka menipu karena terpengaruh oleh lingkungan
keluarganya yang baru.

8
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah pemicu perilaku korup yangdisebabkan
oleh faktor di luar diri pelaku.
Beberapa faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya
korupsi:
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan
tindak korupsi terjadi karena:
1) Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat.
Misalnya, masyarakat menghargai seseorang karena
kekayaan yang dimilikinya. Sikap ini sering kali membuat
masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnya dari mana
kekayaan itu didapatkan.
2) Masyarakat kurang menyadari bahwa korban
utama korupsi adalah masyarakat sendiri. Anggapan
masyarakat umum terhadap peristiwa korupsi, sosok yang
paling dirugikan adalah negara. Padahal bila negara merugi,
esensinya yang paling rugi adalah masyarakat juga, karena
proses anggaran pembangunan bisa berkurang sebagai
9
akibat dari perbuatan korupsi.
3) Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat
korupsi. Setiap perbuatan korupsi pasti melibatkan anggota
masyarakat. Hal ini kurang disadari oleh masyarakat. Bahkan
sering kali masyarakat sudah terbiasa terlibat pada kegiatan
korupsi sehari- hari dengan cara-cara terbuka namun tidak disadari.

b. Aspek ekonomi
Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang untuk
mengambil jalan pintas di antaranya dengan melakukan korupsi.
Gaya hidup yang konsumtif, menjadikan penghasilan selalu
dianggap kurang Lingkungan pergaulan juga berperan
mendorong seseorang menjadi lebih konsumtif dan tidak dapat
menetapkan prioritas kebutuhan.

c. Aspek politis
Korupsi juga bisa terjadi karena tekanan pimpinan atau
rekan kerja yang juga terlibat. Bahkan korupsi cenderung dimulai
dari pimpinan, sehingga staf terpaksa terlibat “the Power tends to
corrupts absolute”. Kekuasaan itu cenderung ke korupsi,
kekuasaan mutlak mengakibatkan korupsi mutlak. Perilaku
korup juga dipertontonkan oleh partai politik. 10
d. Aspek Organisasi
1) Kurang Adanya Sikap Keteladanan Pimpinan
Bila pemimpin tidak bisa memberi keteladanan yang
baik di hadapan bawahannya, misalnya berbuat korupsi
maka kemungkinan besar bawahnya akan mengambil kesempatan
yang sama dengan atasannya.
2) Tidak Adanya Kultur Organisasi Yang Benar
Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik,
akan menimbulkan berbagai situasi tidak kondusif mewarnai
kehidupan organisasi.
3) Kurang Memadainya Sistem Akuntabilitas
Institusi pemerintahan umumnya pada satu sisi
belum dirumuskan dengan jelas visi dan misi yang diembannya,
dan belum dirumuskan tujuan dan sasaran yang harus dicapai
dalam periode tertentu guna mencapai hal tersebut.
4) Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen merupakan salah satu
syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi.

11
5) Lemahnya Pengawasan
Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua,
yaitu pengawasan internal (pengawasan fungsional dan
pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan
bersifat eksternal (pengawasan dari legislatif dan
masyarakat).

e. Aspek perundang-undangan
Substansi di Indonesia sudah menjadi rahasia umum,
masih ditemukan aturan-aturan yang diskriminatif, berpihak, dan
tidak adil, rumusan yang tidak jelas sehingga menjadi
multitafsir, kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain
baik yang sederajat maupun lebihtinggi). Penegakan hukum
juga masih menjadi masalah.

12
Dampak Korupsi
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek
kehidupan saja. Korupsi menimbulkan efek domino
yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
Meluasnya praktik korupsi di suatu negara akan
memperburuk kondisi ekonomi bangsa, misalnya harga
barang menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses
rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit,
keamanan suatu negara terancam, kerusakan lingkungan
hidup, dan citra pemerintahan yang buruk di mata
internasional sehingga menggoyahkan sendi-sendi
kepercayaan pemilik modal asing, krisis ekonomi yang
berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin
terperosok dalam kemiskinan.

13
Sampai Bertemu
Pertemuan
Selanjutnya !!!!
14

Anda mungkin juga menyukai