Anda di halaman 1dari 19

Workshop Legal Drafting

Conducted by
INRED JAKARTA
Hotel Ibis Jakarta, 20-22 Agustus 2007

Proses Pembentukan
PERDA
Prepared by
Orinton Purba, SS, SH

1 03/24/24 @Orinton Purba, 2007


PENGERTIAN

 Undang-Undang (UU) adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh


DPR dengan Persetujuan bersama Presiden.
 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan
memaksa.
 Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-Undangan yang ditetapkan
oleh Presiden untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.
 Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-Undangan yang dibuat oleh
Presiden.
 Peraturan Daerah adalah peraturan Perundang-Undangan yang dibentuk oleh
DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah
 Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat adalah peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan
kepala desa atau nama lainnya.

3 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Asas Pembentukan RAPERDA

Ada beberapa Asas pembentukan PERDA, yaitu:


 Asas kejelasan tujuan : setiap pembentukan PERDA harus mempunyai
tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
 Asas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat: setiap
pembentukan PERDA harus dibuat oleh lembaga/pejabat yang
berwenang.
 Asas kesesuaian antara jenis dan materi muatan: Dalam pembentukan
PERDA harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat
dengan jenis PERDA yang akan dibentuk.
 Asas “Dapat dilaksanakan: setiap pembentukan PERDA harus
memperhitungkan efektivitas PERDA tersebut di dalam masyarakat baik
secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.

4 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Continued

 Asas kedayagunaan dan kehasilgunaan : bahwa setiap pembentukan


PERDA dibuat karena memang benar-benar dibutuhkandan bermanfaat
dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Asas kejelasan rumusan: bahwa setiap pembentukan PERDA harus
memenuhi persyaratan teknis penyusunan PERDA, sistematika dan
pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah
dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi
dalam pelaksanaannya.
 Asas keterbukaan: bahwa dalam proses pembentukan PERDA
dari perencanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan
bersifat transparan dan terbuka.

5 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


ASAS –ASAS MATERI MUATAN PERDA

 Asas Pengayoman: bahwa setiap PERDA harus berfungsi


memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan
ketentraman masyarakat.
 Asas kemanusiaan: bahwa setiap PERDA harus mencerminkan
perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta
harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk
Indonesia secara proporsional.
 Asas kebangsaan: bahwa setiap materi muatan PERDA harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik
dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan Republik
Indonesia.

6 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Continued

 Asas kekeluargaan: bahwa setiap materi muatan PERDA harus mencerminkan


musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
 Asas kenusantaraan: bahwa setiap materi muatan PERDA harus senantiasa
memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan
PERDA yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang
berdasarkan Pancasila.
 Asas Bihinneka Tunggal Ika: bahwa setiap materi muatan PERDA harus
memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus
daerah, dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Asas Keadilan: bahwa setiap materi muatan PERDA harus mencerminkan
keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

7 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Continued

 Asas Kesamaan dalam Hukum dan Pemerintahan: bahwa setiap


materi muatan PERDA tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat
membedakan berdasarkan latar belakang antara lain, agama,
suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
 Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum: bahwa setiap materi
muatan PERDA harus dapat menimbulkan ketertiban dalam
masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.
 Asas Keseimbangan, keserasian dan keselarasan: bahwa setiap
materi muatan PERDA harus mencerminkan keseimbangan,
keserasian dan keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

8 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Materi Muatan Perda
 Materi Muatan Peraturan Daerah (PERDA) adalah
seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan
otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan
menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran
lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.

9 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Perencanaan Penyusunan PERDA

 Perencanaan Penyusunan PERDA UU dilakukan


dalam suatu Program Legislasi Daerah (Pasal 15 ayat
2) – sampai saat ini belum ada.

10 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Persiapan Pembentukan PERDA

 RAPERDA dapat berasal/dipersiapkan oleh DPRD, GUBERNUR,


BUPATI/WALIKOTA. (Pasal 26)
 RAPERDA dapat disampaikan oleh anggota, komisi, gabungan
komisi, atau alat kelengkapan khusus yang menangani bidang
legislasi DPRD [Pasal 28 ayat 1). – Lihat Tata Tertib DPRD.
 REPERDA yang telah disiapkan oleh Pemerintah Daerah
disampaikan dengan surat pengantar Gubernur atau
Bupati/Walikota kepada DPRD.
 REPERDA yang telah disiapkan oleh DPRD disampaikan oleh
Pimpinan DPRD kepada Gubernur atau Bupati/Walikota kepada
DPRD.

11 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Continued

 Penyerbarluasan RAPERDA yang berasal dari


DPRD dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD.
 Penyerbarluasan RAPERDA yang berasal dari
Gubernur, Bupati/Walikota dilaksanakan oleh
Sekretariat Daerah.

12 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Pembahasan Raperda

 Pembahasan RAPERDA di DPRD dilakukan oleh DPRD bersama


Gubernur atau Bupati/Walikota.
 Pembahasan bersama dilakukan melalui Tingkat-Tingkat Pembicaraan.
 Tingkat-tingkat pembicaraan dilakukan dalam Rapat Komisi/Panitia/Alat
Kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang legislasi dan rapat
paripurna.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pembahasan RAPERDA –
lihat Tata Tertib DPRD.

13 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Penarikan RAPERDA [Pasal 41]

 RAPERDA dapat ditarik kembali sebelum dibahas bersama oleh DPRD.


 RRU yang sedang dibahas hanya dapat ditarik kembali berdasarkan
persetujuan bersama DPRD dan Gubernur, Bupati/Walikota.
 Ketentuan Lebih lanjut mengenai tata cara penarikan kembali RAPERDA
diatur dengan Peraturan Tata Tertib DPRD.

14 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Pengesahan RAPERDA

 RAPERDA yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Presiden


disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Presiden untuk disahkan
menjadi UU.
 Penyampaian RAPERDA dilakukan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
 RAPERDA disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan Tanda
Tangan dalam jangka waktu 30 hari sejak RAPERDA disetujui bersama.
 Dalam hal RAPERDA tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu 30
hari sejak RAPERDA disetujui bersama, maka RAPERDA tersebut sah
menjadi UU dan wajib diundangkan.

15 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Pengundangan

 UU harus diundangkan dengan menempatkan dalam (a) Lembaran


Negara Republik Indonesia, (b) Berita Negara Republik Indonesia).
(Pasal 45)
 PERDA yang diundangkan dalam Lembaran Negara RI meliputi:
UU/PERPU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan peraturan
lain yang menurut PERDA yang berlaku harus diundangkan dalam
Lembaran Negara RI. (Pasal 46)
 Pengundangan PERDA dilaksanakan oleh Menteri yang tugas dan
wewenangnya di bidang PERDA. (Pasal 48).

16 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Keberlakukan

 PERDA mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal


diundangkan kecuali ditentukan lain di dalam PERDA yang bersangkutan.
(Pasal 50)

17 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Penyebarluasan
 Pemerintah wajib menyebarluaskan PERDA yang telah diundangkan
dalam Lembaran Daerah atau Berita Daerah. (Pasal 51).

18 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Partisipasi Masyarakat

 Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam


rangka penetapan maupun pembahasan RAPERDA dan Raperda. (Pasal
53)

19 @Orinton Purba, 2007 03/24/24


Thanks for All Participants
and Committees

INRED – JAKARTA
20-22 Desember 2007

20 03/24/24 @Orinton Purba, 2007

Anda mungkin juga menyukai