Anda di halaman 1dari 41

Menerangkan segala macam bentuk air dalam atmosfer.

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi
(0.001%) dari seluruh air.

VOLUME AIR DI BUMI


Jenis Volume (km3) %
Laut 1.348.000.000 97.39
Kutub 27.820.000 2.01
Air tanah, lengas tanah 8.062.000 0.58
Danau,sungai 225.000 0.02
Atmosfer 13.000 0.001
∑ 1.384.120.000 100.00

Volume bumi : 1.082 x 10 12 km3


Perbandingan air terhadap bumi ; 1/777.2 =0.00129
A. PENGUAPAN
Merupakan proses perubahan air/es menjadi gas(uap air). Susunan
kimia air (H2O) alami di atmosfer terbagi dalam 3 tingkatan: gas,
cair & padat. Dapat mengalai perubahan dari bentuk satu ke yang
lain dengan terikut sertanya panas.

Mol Air H
H
Ikatan o
Hidrogen

Molekul dapat
Struktur terbuka
memenuhi ruang
(Kropos)
yang sama
1 cm3 air berisi : 3.4 x1022 Mol H2O
diameter mol H2O : 3 x 10-8 cm (Ø) untuk perubahan struktur tersebut
diperlukan energi panas:

T0C Panas yang diperlukan/menguapkan (cal/g)

-10 603.0

-5 600.0

0 597.3

10 591.7

20 586.0

30 580.4

40 574.7

50 569.0
Air mendidih pada T 1000C, tetapi berhenti memanas, tetap mendidih dan
menguap.
Pada temperatur itu air menggunakan segenap energi untuk merubah dirinya

Suatu zat menguap atau mengembun zat tersebut akan memperoleh


atau kehilanga n energi tepat seperti yang terjadi pada waktu zat tadi
meleleh atau membeku.

Es mendinginkan minuman karena es mencair menyerap energi minuman


disekitarnya.

Air mendidih selama dipanaskan tekanan mol yang lepas sama dengan
tekanan atmosfer.
Kian tinggi tempat kian rendah pula T yang diperlukan untuk mendidihnya
air.
MIS:
Tinggi Tempat T. yg diperlukan
(m dpl) (0C)
New York 0 100
Colorado 1.610 95
Equador 2.850 90
Tibet 3.685 87
Gn. Everest 8.825 71

Maka makanan perlu dimasak lebih lama ditempat yang lebih tinggi.

* FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI PENGUAPAN


1. Temperatur, kian tinggi kian besar evaporasi
2. Tekanan Uap, makin tinggi tekanan uap air makin tinggi penguapan. Atau
makin tinggi RH, makin kecil evaporasi.
3. Kecepatan Angin, makin cepat angin makin besar penguapan.
* SEBARAN PENGUAPAN

Penguapan diatas laut > darat, karena Suply air yang tak terbatas.

Dilintang 100U – 100S, penguapan didarat > laut, karena hujan cukup lebat
dan ditambah vegetasi lebat transpirasi cukup besar.

Penguapan maks dilaut terjadi di L100 – 200 U/S.

*Pendekatan langsung evaporasi permukaan tanah dan transpirasi dari


vegetasi (ET), berdasar neraca air:

ET = P – (R+S)

ET : Evapotranspirasi
P : Presipitasi
R : Run off
S : Simpanan Lengas Tanah
Untuk dapat menguapkan air diperlukan panas laten.
± 600 cal per gram air padaT-500C
± 540 Cal per gram air pada T1000C
Sebaiknya pada proses kondensasi & pembekuan panas.
+
H

-
B. KELEMBABAN UDARA

Jumlah uap air dalam udara hanya merupakan bagian kecil saja dari atm.
Kira-kira 2 % dari jumlah masa. Tetapi jumlah ini tidak konstan,bervariasi
antara 0-5%.

Walaupun jumlah kecil tetapi mempunyai arti penting karena:

 Besar uap air di udara merupakan indikator terjadinya hujan.


 Uap air menyerap radiasi bumi, sehingga ikut mengatur suhu.
 Makin besar jumlah uap air dalam udara makin besar energi potensial
yang tersedia dalam atm dan merupakan sumber terjadinya hujan angin,
berarti menentukan udara itu kekal / tidak.
KAPASITAS UDARA & KEJENUHAN

Kap. Udara : jumlah uap air maks. Yang dapat dikandung oleh udara pada
suatu suhu. Makin tinggi suhu makin besar kapasitas udara.
Kapasitas udara dicapai berarti udara jenuh uap air.

1. Jika suhu naik, berarti kapasitas udara tetap.


V Kejenuhan dicapai dengan menambah
T uap air
melalui penguapan dari suatu sumber.
+ Uap air
2. Jika suhu turun, berarti kapasitas udara turun.
Kalau turun terus maka.
V
kapasitas udara akan= jumlah uap air yang

Tetes air (T>00C) – Kristal es (T<00C)


TITIK EMBUN & KONDENSASI

Titik embun : suhu yang bertepatan dengan jenuhnya udara

Kondensasi : perubahan bentuk uap cair


Sublimasi : Perubahan Bentuk uap padat

Jika udara didinginkan melampaui titik embun,


maka kelebihan yang tidak dapat dikandung oleh udara akan dilepas berupa:
Mis: T 320C, Jumlah uap air 5 gr/m3
Didinginkan 280C kejenuhan
Didinginkan 240C Kondensasi
Uap air yang mencair : 2.3 gr
Ini merupakan perbedaan kapasitas udara
antara T 280C & T 240C.
Penurunan T sama dari udara yang jenuh pada T yang berbeda
tidak menghasilkan jumlah kondensasi yang sama.

Mis: 1 m3 udara jenuh pada T 320C.

diturunkan 300 C, uap air Kondensasi 4 gr

diturunkan 280 C, uap air Kondensasi 2 gr


diturunkan 260 C, uap air Kondensasi 1 gr
Berarti udara yang panas mempunyai kemungkinan terjadi hujan lebih lebat.
UKURAN KELEMBABAN UDARA
1. Tek. Uap : bagian dari tek. Atm yang
(ed) disebabkan oleh uap air dan
dinyatakan dalam atm, mbar atau cm hg.

ed : ew – a.p. (td-Tw) mbar

ew : tek. Uap jenuh pada temperatur bola basah (table)


Td : temp. bola kering 0C
Tw : temp. bola basah 0C

P : tek. Barometer udara (mbar) tergantung ketinggian (table)

α :Konstante Psychrometric yang tergantung tipe Ventilasi.

:0.000662 – psychrometric ventilasi tipe Assman dg ka. 5 m/dt.


:0.000800 – Psychrometric dengan ventilasi alam dengan
K.a. 1 m / det.
ea : tekanan uap aktual
(ed – ea) : difisit kejenuhan

RH : ea x 100 % = …….%
ed

* TITIK EMBUN RH
T. rerata : 280C T. titik embun : 17.50C

ea T. T.titik embun 17.50C – tabel : 20.0 mb

ed T 280 C - tabel : 37.8 mb


ed – ea : 37.8 – 20.0 = 17.8 mb
RH : 20 x 100 % = 52.9 %
37.8
2. Kel. Spesifik
Berat uap air persatuan berat udara ( termasuk berat uap airnya) g/kg
hampir sama dengan tek. Udara.

3. Kel. Absolut
Berat uap air persatuan volume udara g/m3

4. Kel. Nisbi (relatif)


Perbandingan antara uap air yang betul-betul ada di udara
dengan jumlah uap air dalam udara tersebut,
jika pada Temp. dan Tek. yang sama udara tersebut jenuh dengan uap air.

RH = Kel, absolut atau Kel. Spesifik

Kap. Udara Kap. Udara

* Satuan Sama*
AGIHAN KELEMBABAN

-ARAH VERTIKAL

Oleh karena sumber kelembaban udara adalah permukaan bumi maka sebagian besar
uap air terkumpul pada lapisan bawah

-ARAH HORIZONTAL

Kel spesifik maks. Dikhatulistiwa dan min di kutub.


Kel nisbi terbesar di khatulistiwa – turun di 30 0 LU/S – naik ke arah kutub :
AGIHAN KELEMBABAN SPESIFIK

28

16
24

20 14

16 12

10

12
8

8 6

4 4

0 0

90 70 60 50 40 30 20 10 0 10 20 30 40 50 60 70 80
AGIHAN KELEMBABAN NISBI

90
80

70
60

90 70 60 50 40 20 10 0 10 20 30 40 50 60 70 90

VARIASI KELEMBABAN
- Kel. Spesifik : diatas lautan mengikuti T
T. tinggi, kel. Sp tinggi
Didarat 2 maks
24 jam
2 min
Min utama saat T. min
Maks I – menjelang tengah hari
Min II – senja hari
Maks II – saat T. maks

Tahunan:
• Tertinggi pada musim panas dan terendah pada musim dingin.
• Untuk daerah bermusim hujan dan kemarau, tertinggi musim hujan
dan terendah musim kemarau.

Kel. Nisbi : harian umumnya berlawanan dengan suhu maks pagi


hari dan min sore hari.
Tahunan :
Bervariasi menurut lintang.
• Pada lintang kecil 300 LU – LS
Besar pada musim panas, Kecil pada musim dingin
• Didaerah lintang besar, sebaliknya.
C. AWAN
Adalah : Kumpulan titik-titik air atau kristal es yang melayang-layang di atmosfer.
Awan terjadi sebagai akibat adanya kondensasi.

KLASIFIKASI AWAN
1. Awan Tinggi: > 6.000 m (±20.000 ft)
a. Cirrus (Ci)
b. Cirrostratus (Cs)
c. Cirrocumulus (Cc)
2. Awan Sedang: 2.000 m–6.000 m (6.000 – 20.000 ft)
a. Alto Stratus (As)
b. Alto Cumulus (Ac)
3. Awan Rendah: 0 – 2.000 m (0 – 6.000 ft)
a. Strato Cumulus (Sc)
b. Stratus (St)
4. Awan dengan perkembangan Vertikal, tertinggi :
a. Nimbostratus (Ns)
b. Cumulus (Cu)
c. Cumulo nimbus (Cb)
TERJADINYA AWAN

Udara yang mengandung uap air temperatur tinggi


(titik kondensasi), selanjutnya temp. turun lagi melampaui titik kondensasi

SEBAB – SEBAB TERJADINYA PENDINGINAN UDARA


1. Udara yang dekat permukaan tanah, pendinginan disebabkan
pengaruh pendinginan permukaan tanah kabut
2. Karena udara yang naik, udara naik disebabkan oleh beberapa faktor:
a. Radiasi matahari
b. Pengaruh gunung / bukit
c. Pertemuan udara dingin dan panas
d. Konvergen udara
D. PRESIPITASI
Adalah air dalam bentuk cair/padat yang jatuh, sampai kepermukaan bumi.
Awan adalah suspensi koloida udara atau aerosol selama butir-butir belum bersatu /
besar
akan tetap melayang-layang diudara. Sehingga awan tidak akan
PRESIPITASI.

1. MEKANISME HUJAN
Awan :Ø 0.04 – 0.2 mm
Tetesan air hujan : 0.5 – 4.0 mm
Dua pendapat mekanisme hujan

1.Penyatuan beberapa butir hasil kondensasi

2.Butiran yang besar karena tumbuh dari air dan partikel es dalam awan yang sama.
Air mempunyai tekanan uap > es, hal ini menyebabkan terjadi perpindahan air
yang menguap dari butir-butir air dan berkondensasi pada partikel es.
Sehingga partikel es diselubungi air yang makin lama makin membesar.

2. KLASIFIKASI HUJAN
Berdasarkan bentuk :

•Hujan (rain) : 0.5 – 4.0 mm

•Salju (snow) : tanah – awan, temperatur < 00C

•Hujan Es (hail stone) : 5 – 50 mm


Ada aliran vertikal yang keras temperatur dibawah titik beku
bongkah-bongkah es
Inti
Inti
Inti

Titik Awan Titik Awan Inti Hujan es


Titik Awan

“Panas”
Hablur Es
PANAS
Hablur Es
Hujan “Sangat
dingin”
ES
Salju
Berdasarkan proses terjadinya :
1. Hujan konveksi
Dari awan yang terbentuk karena ada konveksi
2. Hujan orografis
Angin yang melewati gunung
3. Hujan frontal
Pertemuan masa udara panas & dingin
4. Hujan konvergen
Dari awan yang terbentuk karena adanya konvergen.
3. UNSUR DALAM AIR HUJAN

Air hujan mengandung ion-ion:


Na, K, Cl, HCO3, SO4 + NH3, NO3, NO4, N serta susunan N lain.

Bagian yang kecil:


Iodine, bromine, boron, besi, aluminium & silika.

Asal unsur ini:

Lautan, sungai, danau, permukaan tanah, vegetasi, industri,


gunung-gunung berapi.

pH air hujan: 3.0 – 9.8


90
60
50
40
30
20
10
0
10
20
30
40 Agihan Curah Hujan Tahunan
50
60 40 60 80
90 20

50 100 150 200


Untuk terjadinya kondensasi diperlukan 3 syarat:
1. Lembab udara
2. Pendinginan udara
3. Partikel pembantu

Jalan yang paling baik untuk merubah keseimbangan awan / udara


1. Peralihan panas
2. Menaikan udara
3. Orografis, adanya barrier berupa pegunungan

Presipitasi dari awan konveksi dapat dimulai dengan suatu


proses dalam fase cair apabila:
1. Temperatur didasar awan mencapai 100C
2. Inti higroskopis dari garam-garam / debu ada di udara dan bergerak
menembus atau memasuki awan.
Atas dasar tsb, maka hujan buatan dengan senyawa-
senyawa berinti higroskopis dapat dilakukan secara baik
dengan pertimbangan iklim daerah ybs dan kriteria sbb :

a. Suhu didasar awan konveksi ± 100C

b. Frekuensiterjadinya / timbulnya awan konveksi cukup baik


untuk dilakukan operasi hujan buatan

c. Konsentrasi partikel Higroskopis di udara sedikit sehingga


dengan kegiatan tersebut konsentrasi bertambah jadi operasi
hujan buatan dengan inti hygroskopis paling sempurna apabila keadaan
iklim daerah itu memenuhi:

•Daerah dengan suhu dasar awan 100C pada bulan pelaksanaan


•Daerah dengan hujan 25 – 100 mm pada bulan pelaksanaan
•Daerah dengan curah hujan tahunan kurang dari 1000 mm
Bahan Kimia Yang Dipakai

I. Exothermis:

a. 2CaC2 + 4H2O Exothermis (+1.350K cal) Panas 60 0C

b. NaCl + H2O + 910 K cal

c. CaCl2 + H2O + 915 K cal

II. Endothermis:

a. CO2 CO2 -137 K Cal ( ES KERING)


Padat Uap
b. Urea 4NH2 + 4H2O – 425 K Cal

2CaC 2 4H2O + 1.350 K Cal (exo)


( dumping system )
PELAKSANAAN

Udara Cerah
Sebelum jam 08.00 pagi

3 – 7000
feet

Bahan yang Disebarkan:

RH > 90 % : Serbuk garam dapur


RH 80 – 90 % : Serbuk garam dapur dan es kering (10 : 1)
RH > 50 % : Serbuk calsium Chloride
RH < 50 % : Serbuk Calsium Carbide
Jam 10, 11, 12

Atas

AWAN
Tengah

Setelah terbentuk awan

•Dipergunakan :Calsium chloride + Urea ( 1 : 4 )


•1 jam kemudian penyemprotan campuran serbuk garam + urea ( 10 : 1 )
Jam 13.00

ATAS

DASAR

Agar awan berhenti diatas target area, disemprotkan bahan :


•es kering dibagian atas atau dibawah dasar awan
•1 pesawat menyemprotkan serbuk garam diatas, urea dibawah.
Jam 15.00

Hujan ?

Anda mungkin juga menyukai