Anda di halaman 1dari 42

Suspensi

Sediaan cair mengandung zat padat yang tidak larut, terdisper di cairan pembawa tidak boleh cepat mengendap, dikocok perlahan-lahan endapan harus cepat terdispersi kembali ada yang langsung dapat digunakan Bactrim suspensi dicampur dengan cairan terlebih dahulu sirup kering antibiotik Zat padat yang terhidrasi menghasilkan konsentrasi seperti gel dan sifat reologi tiksotropik seperti magma bentonit merupakan suatu suspensi

Partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila didiamkan, ini dapat mengeras/memadat sehingga sukar didisperkan kembali Untuk antisipasi di zat yang sesuai biasanya

Senyawa-Senyawa Hidrogel
Pembentukan ikatan silang (matriks) memerlukan kation logam kappa & iota Karragen (dari rumput laut) berbentuk ester K, Na, Mg, Ca, NH4 sulfat dari polimer galaktosa dan 3,6 anhidroga laktosa Alginat dari rumput laut, berbentuk garam Na, K, NH4 alginat & propilen glicol alginat terdiri dari D-manuronat dan L.guluronat dalam bentuk cincin piranosa terikat melalui ikatan - (1 4)

Dektran hampir seluruhnya dari unit monomer -Dglukopiranosa, terikat melalui ikatan (1-6) dengan bercabangan pada posisi C4

Zat yang dapat meningkatkan kekentalan seperti surfaktan poliol, polimer/gula. Penting suspensi setelah dikocok harus menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa agar dosis selalu tepat. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat. Penggunaan suspensi.
1. 2. 3. 4. Suspensi oral Suspensi topikal lotio Suspensi tetes telinga Suspensi tetes mata

Untuk meningkatkan viskositas di apotik U nya digunakan Pulvis Gumosus. Bila zat aktifnya berkhasiat keras gunakan 2%, tidak berkhasiat 1%. Senyawa2 polimer hidrokoloid dapat digunakan untuk mensuspensi zat aktif yang tidak larut dalam zat pembawa

Senyawa lain yang dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan viskositas adalah kelompok senyawa polimer (kelompok higrofil) alginat, gom arab, tragacantha, celulosa dan turunannya. Cara pembuatan suspensi :
1. 2. Metode dispersi Metode presipitasi - dengan pelarut organik - dengan perubahan pH dari media - dengan dekomposisi rangkap ( penting)

Metode dispersi Serbuk terbagi rata terdispersi di dalam cairan pembawa (air). Besarnya sudut kontak antara partikel dan cairan pembawa mempengaruhi pembasanan serbuk
Sudut Kontak

Adanya kontaminan seperti debu, udara, lemak dapat mempengaruhi pembasahan partikel serbuk. Bila < kontak + 900 mengambang Bila < kontak lebih kecil 900C tercelup dibawah cairan, sudut kontak )0 serbuk akan tenggelam, sudut kontak lebih besar 900 sukar dibasahi (hidrofob), contoh : sulfur, Mg stearat, carbon. Untuk menurunkan tegangan permukaan antara parikel padat dan cairan pembawa digunakan zat pembasah dengan HLB 7-9 sudut kontak menjadi kecil, udara dipindahkan dan partikel mudah dibasahi.30

Gliserin, propilenglicol digunakan dalam menggerus zat yang tidak larut dapat memindahkan udara diantara partikel2, bila di tambah air dapat membasahi partikel, karena lapisan gliserin dipermukaan partikel mudah bercampur dengan air. Zat lain yang juga dapat digunakan larutan senyawa hidrokoloid. Metode pelarut organik : Zat dilarutkan dalam pelarut organik, kemudian dicampur dengan air bentuk polimorf/kristal. Kristal yang terbentuk mudah terdispersi dalam air Perlu diperhatikan : jenis pelarut organik yang digunakan : contoh : kristal yang terbentuk dari metanol air berbeda dengan aseton - air

Metode perubahan pH dari Media Digunakan pada obat kelarutannya dipengaruhi oleh pH. Contoh : suspensi estradiol dalam 21 kali (KOH/NaOH). Pada larutan pekat + larutan as encer (HCl) terbentuk kristal halus yang terdispersi tipe kristal yang terbentuk tergantung pada kadar asam dan basa, gesekan cairan yang digunakan dalam sistem. Contoh : Insulin ttk, iso elektrik + pH = 5, pH diubah menjadi 6,9 7,3 terdisper. Metode dekomposisi rangkap. Melibatkan reaksi kimia sederhana, contoh terbentuknya zink polisulfida dengan mencampur ZnSO4 + K2S

Sistem Dispersi Koloid Menempati posisi antara sistem dispersi mol dan dispersi kasar. Koloid agregat dengan komposisi 103 109 atom dengan garis tengah partikel 10-4 10-7 cm yang terdisper dalam cairan pendispersi. Ukuran partikel, bentuk luar, struktur. Partikel menentukan hasil. Partikel koloid, senyawa anorganik maupun organik alam memiliki bentuk yang serupa membentuk matrik tiga dimensi meningkatkan viskositas larutan

Proses dispersi zat aktif dalam zat pembawa dibagi 2 bagian :


1. Sistem dispersi molekular - Zat terdispersi homogen di dalam pelarut ukuran partikel dari komponen dalam larutan antara 10-7 10-8 m - Sisem dispersi koloid a. Menggunakan bahan pembawa untuk partikel deflokulasi menghasilkan sifat aliran pseudoplastis/plastis. Bahan bekerja dengan cara menjerat (entrapping) partikel sehingga zat aktif tidak mengendap b. Menggunakan bahan membentuk flok (endapan) tapi mudah terdisper kembali dengan pengocokan ringan, bahan pembawa terdiri dari tipe koloid hidrotik

Dalam sistem dispersi koloid terdiri dari dua fase fase, kontinu (fase luar) dan fase terdispers (fase dalam fase kontinu merupakan cairan & zat pendisper, fase dalam zat aktif yang tidak larut. Ukuran partikel suspensi sediaan farmasi 0,1 100 m. Ukuran partikel ditentukan dengan pengukuran osmotik, kecepatan difusi, pengukuran pembiasan cahaya, mikroskop ultra dan elektron mikroskop. Dari kecepatan sedimentasi akan dihasilkan distribusi ukuran partikel. Konsentrasi bahan padat 0,5 40% 2. Sistem dispersi kasar ukuran >0,1 mm jarang digunakan dalam teknologi farmasi

Teknologi Pembuatan
1. 2. 3. Pendispersian atau penghalusan fase terdispersi Pencampuran dan dispersian fase terdispersi di dalam bahan pendispersi Stabilitas untuk mencegah atau mengurani pemisahan fase. Homogenisasi, perataan fase terdispersi dalam bahan pendispersi. Bila bahan pembawa lebih dari satu bahan yang mempunyai viskositas lebih tinggi yang pertama sebagai bahan pembasah kontak dengan cairan pembawa lebih mudah menggunakan mesin

Suspensi yang umum mempunyai ukuran partikel 0,1 m 100 m. Keseragaman ukuran perlu diperhatikan Suspensi akan mengalami terflokulasi/deflokulasi ditentukan oleh keseragaman ukuran partikel, juga kecepatan pengendapan. Sistem terflokulasi ukuran partikel kecil dan homogen pada pendiaman terbentuk dua lapisan bag bawah endapan dan bagian atas cairan jernih. Endapan terjadi partikel2 akan jatuh bersamasama dan membentuk batas yang jelask. Sistem terdeflokulasi, partikel tidak punya ukuran yang homogen pada proses pendiaman partikel besar mengendap lebih dulu

Partikel-partikel kecil tertinggal di bagian atas cairan tidak terlihat batas yang jelas
1. Bahan Pensuspensi. Diklasifikasikan dalam 3 bagian Berasal dari alam contoh : PG3 & Tragacantha Semi sintesis : Tylosa, Cme Sintesis hidroksi propil (HPME) metil selulosa

Anti mikroba Nipagin anti bakteri Nipasol anti jamur Zat tambahan lainnya Zat pemanis sirup, sorbitol Zat pewarna Aroma

Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi


1. 2. 3. 4. Ukuran partikel Viskositas (tingkat pergerakan partikel) Muatan listrik tolak menolak antar partikel Kadar partikel dalam suspensi (penting)

Yang diperlukan dalam menyusun Formula


1. 2. 3. Distribusi ukuran partikel Area permukaan spesifik Bentuk polimorfi dan tidak boleh berubah agar suspensi tetap stabil.

Pengendapan dalam suspensi Laju sedimentasi dinyatakan menurut Hukum Stokes : V = d2 (PS Po) 9 18

V = kecepatan sedimentasi partikel d = diameter partikel dalam cm P3 = kerapatan partikel dalam medium P0 = Kerapatan medium g = percepatan karena gravitasi = viskositas
Evaluasi Stabilitas Suspensi 1. Volume sedimentasi rasio sedimentasi akhir terhadap vol suspensi awal. Sebelum terjadi pengendapan F = vu / vo
Vo

vol awal
vol sedimentasi

V F = 0,5

Untuk mendapatkan ukuran partikel suspensi yang seragam digunakan colloid mill. Ukuran partikel yang seragam dapat menghalangi cracking (masa padat yang keras didasar wadah. Volume sedimentasi yang ideal adalah yang tinggi semakin besar semakin baik karena ada rongga udara diantaranya, sehingga kalau dikocok mudah homogen kembali. Stabilitas suspensi lain yang perlu diperhatikan adalah pH (tgt pada zat aktifnya). Keuntungan sediaan dalam bentuk suspensi yang utama adalah mudah diabsorbsi, mudah ditelan untuk anak-anak.

ad 1. dipengaruhi ukuran partikel HK stokes makin besar ukuran partikel makin cepat mengendap
1.ad 2. dipengaruhi kekentalan (viskositas). Sifat aliran cairan ada 2 macam sistim : Newtonian Non Newtonian Sistim aliran newtonian merupakan cairan yang ideal, tekanan geser (pengocokan tidak merubah kekentalan)
Ada atau tidaknya tek geser

waktu

Sistim aliran newtonian ini diberikan oleh larutan2 encer/air glicerin. Suspensi encer dapat ditentukan dengan viscometer bola jatuh dan sistim rotari (Brookfield). Sistim aliran non newtonian 1. Pseudoplastis
Tdk ada kec. Gesek kekenta lan Kec. geser tetap waktu Kekentalan aliran pseudoplastis lebih tinggi dari aliran newtonia

Setelah dikocok (kec geser) viskositas naik lagi, suspensi yang ideal adalah sistim Tiksotropik

2. Plastis
b visk c

a waktu

a. saat penuangan suspensi (kekentalan turun, cairan mudah dituang. b. Dengan tekanan geser tertentu belum menurunkan kekentalan (homogen). Jarak b ini disebut yield value c. Setelah didiamkan kekentalan naik lagi. Sistim aliran ini ditunjukan oleh suspensi yang lebih kental dari pseudoplast

3. Suspensi yang ideal sistim tiksotropik turunnya viskositas secara ingredien, naiknya juga tidak drastis ingredien juga

EMULSA
Merupakan sediaan yang mengandung 2 zat yang tidak bercampur air dan minyak cairan yang satu terdispersi menjadi butir2 kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, bila butir2 bergabung membentuk 2 lapisan air dan minyak yang terpisah. Untuk mencegah terjadinya pemisahan digunakan zat pengemulsi (emulgator). Semua emulgator membentuk film (lapisan) di sekeliling butir2 tetesan yang terdispersi, fungsinya untuk mencegah terpisahnya cairan terdispersi dari mediumnya.

Dalam farmasi : emulsa untuk pemakaian dalam emulsi minyak ikan, parafin. Lini mena adalah bentuk emulsi untuk pemakaian luar (obat gosok)

Fase emulsi, jenis emulsi Dalam emulsi ada 2 fase : Fase hidrofil (air) dan fase

hidrofob (minyak/lemak) - Fase hidrofil terdispersi dalam fase hidrofob emulsi A/m. (air dalam minyak) - Fase hidrofob terdispersi dalam fase hidrofil emulsi m/A (minyak dalam air)
Emulsi Tipe

air

minyak
= minyak air emulsi m/A

A/M

Teori Emulsifikasi berdasarkan penggolongan zat pengemulsi


1. Teori tegangan permukaan jika tegangan batas antar permukaan diturunkan maka pembentukan emulsi jadi lebih mudah. Emulgator terakumulasi pada batas antar permukaan minyak/air tegangan batas antar permukaan menurun pengemulsian terjadi molekul emulgator diadsorpsi pada batas antar permukaan sehingga gugus hidrofil mengarah kefase air, gugus hidrofob mengarah kefase minyak. zat pengemulsi membentuk lapisan monomolekuler dan mengurangi tegangan permukaan. Koloid hidrotilik membentuk suatu lapisan multimolekuler disekitar tetesan terdispersi dari minyak dalam suatu emulsi Partikel2 padat yang terbagi halus (emulgator) yang diadsorpsi pada batas antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur dan membentuk suatu lapisan partikel disekitar bola2 terdisper.

2.

3.

Faktor yang umum untuk ketiga golongan zat pengemulsi adalah pembentukan suatu lapisan apakah monomolekuler/multimolekuler/partikel. Emulgator untuk sediaan obat I. Emulgator anion aktif (emulgator ionik) Kat. Ion aktif Contoh : A sabun dan senyawa sejenis sabun sabun alkali na. palmitat na. stearat aktivitas permukaan dapat ditingkatkan dengan memasukkan auaus hidrofil lain seperti nat. oleat, na risino digunakan sebagai emulgator emulsi N/A 2. Sabun logam logam bervalensi lebih dari 1 contoh : Ca palmitat Al. stearat digunakan untuk emulsi A/M 3. Sabun Amin Trietanol amin digunakan untuk emulsi M/A cream digunakan untuk obat luar

B. Senyawa tersulfatasi contoh : Na Lauril sulfat Na setil sulfat Na stearil sulfat digunakan dalam salep linimenta dan crem C. Senyawa tersulfonasi contoh : nat. setil sulfonat emulgator M/A senyawa tersulfatasi D. Garam dari as. Empedu contoh. Na glikokolat emulgator M/A E. Saponin mempunyai aktivitas batas permukaan yang tinggi (tidak semua saponin adalah anion aktif) F. Gom arab campuran garam Ca, Mg, K dari asam poliarabat senyawa koloid. emulgator M/A, senyawa oksidase dan peroksidase yang terkandung dalam gom arab dapat merusak zat yang mudah teroksidasi

II. Emulgator
Terdisosiasi dalam larutan air Contoh : Alkonium Bromida Benzalkonium Bromida Setilpiridiumklorida Setrimiti (garam Bromida) sebagai ion adalah Cl- dan Br Mempunyai aktivitas batas antar permukaan Mempunyai sifat desinfektan kuat dalam kondisi pH 9 (juga sebagai pengawet) Emulgator M/A Keuntungan : dengan ion Ca2+, Mg2+ tidak menurun Kerugian : tidak dapat digunakan dengan sabun lain karena perbedaan muatan yang ada dapat menyebabkan terjadinya penghambatan aktivitas kerjanya

III. Emulgator bukan ionik Berbeda dengan emulgator ionik tidak terionisasi dalam air. Bereaksi netral, sedikit dipengaruhi oleh elektrolit. Aktivitasnya relatif tidak tergantung pada suhu. Contoh : ester mirisil asam palmitat dan seroat bebas. Emulgator A/M A. Alkohol lemak tinggi dan alkohol steril Contoh : setil alkohol alkohol lemak tinggi stearil alkohol rantai lurus umumnya hanya digunakan sebagai stabilisator Alkohol lemak tinggi rantai bercabang contoh : Fealan Emulgator A/M Alkohol lemak tinggi valensi 2 sebagai emulgator lebih kuat daripada valensi 1 Elkohol sterin (sterol) Contoh : kolesterol Emulgator A/M

B.

C.

IV.Ester parsial asam lemak dari alkohol bervalensi banyak. Glikol efek emulgator rendah Glikol bereaksi dengan asam lemak tinggi stabilisator etilen mono stearat. CH2 O Co (CH2)16 CH3 CH2OH Glicero + as lemak tinggi efek lebih kuat. yang dipengeruhi oleh : panjang rantai asam lemak. Asam lemak jenuh daya kerjanya lebih lemah dari yang tidak jenuh. Contohnya : gliserol mono stearat gliserol mono oleat

V. Ester parsial asam lemak dari sorbitan ester asam lemak tinggi dengan alkohol bervalensi banyak sorbitol, membentuk cincin tertutup dengan struktur tetrahidropiran dan tetrahidrofuran dengan membebaskan H2O dikenal sebagai sorbitan, bila berikatan dengan asam laurat, palmitat, stearat dan oleat dikenal sebagai Span (R) Nama Dagang Span 20 Span 40 Span 60 Span 65 Identitas Kimia Sorbitan mono laurat 8,6 Sorbitan mono palmitat Sorbitan stearat (mono) Sorbitan tri stearat 6,7 4,7 2,1 Harga HLB

Span 80

Sorbitan mono oleat

4,3

Sebagai emulgator A/M VI. Ester parsial asam lemak dari polioksi etilen sorbitan karakter lipofil dari Span bertanggung jawab untuk pembentukan emulsi A/M. Bila gugus hidroksil bebas dari ester sorbitan di eterifikasi dengan poli etilenglikol emulgator tipe M/A O H2C H C OH CH- CHooC = As lemak CH CH2

O Span

Ester parsial as lemak dari polioksi etilen sorbitan yang dikenal dengan nama dagang tween 20, tween 21, T40, T60, T61, T65, T80 dan T85. Seperti span, Tween dibedakan berdasarkan jenis dan jumlah as lemak yang menyusunnya. Emulgator amfoter 1. Protein contoh, putih telur, kuning telur, gelatin, casein. Dalam larutan alkali bersifat sebagai emulgator anionik, dalam larutan asam sebagai emulgator kat ionik umumnya digunakan pada emulsi M/A. Bergumpal pada titik iso elektrik (pH 4,5 5)

2. Lesitin dari telur dan kacang kedele berdasarkan karakteristiknya dapat digunakan pada emulsi M/A atau A/M. Faktor yang menentukan adalah perbandingan fase. Fase air lebih banyak emulsi M/A sebaliknya, bila jumlahnya dirubah dapat menyebabkan perubahan dapat menjadi A/M. Penggunaan umumnya dalam injeksi. Kerugian : stabilitas emulsi terbatas. Lecitin hidrolisa dalam lingkungan air. Emulgator tidak larut Serbuk yang menyelimuti bola-bola kecil emulsi menghindari penggabungan contoh. Bentonit, serbuk karbon, Al hidroksida dan magnesium hidroksida Bisa dibasahi oleh fask lipofil/hidrofil 10 100 10 100 10 II.R/ m.ikan 10 gom arab mf emuls 100 Untuk R/ no. 1 diperlukan Gom Arab 1/3 x 10 g R/ no. II Gom arab 3/8 x 10 g R/ no. III Gom arab x 12 g

Contoh-contoh Emulsi I. R/ Ol. Ricini Gom Arab mf. Emuls III. R/ ol oliv gom arab mf emuls IV. R/ Paraff liq Gom arab

Cara Pembuatan.
Dalam mortir dengan dasar yang kasar dan kering dicampur minyak + gom arab homogen, tambahkan sekaligus air sejumlah 1 x berat gom arab, aduk sampai diperoleh campuran kental berwarna putih dan pada pengadukan terdengar suara spesifik. Cairan putih corpus emulsi. Kemudian diencerkan dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk. Bila jumlah sedikit (minyak) dibawah 10% gom arab digunakan 2 % berat total larutan berat relatif. Emulsi dengan benzylis benzoas. R/ Trietanol amin 1 Acid stearic 4 Benzylis benzoas 45 Aqua 150 A. ad. Us. ext

As stearat dilelehkan diatas w.b, trietanol amin dilarutkan dalam air panas, campur dalam mortir hangat, aduk sampai terbentuk masa seperti cream (suhu + 700C) Emulsa dengan adanya bahan lain R/ Bals peruv Glycerin Tannin P 9A aqua mf. Sue 4 40 3 q.s 45 R/ Bals peruv Ol. Ricini Sir Simpl P oA mf. Emuls S. ohc II 5 24 10 qs 150

I.

II

I. PGA 2 x berat bals peruv 2 x 4 = 8 gram II. PGA Bals peruv 1 x + 1/3 x berat ol.Ricini 5 + 8 = 13 gr
Cara mencampur

I. 1. Buat emulsi dengan semua PGA (C. emulsi) 2. Tambahkan gliserin, encerkan dengan air sebagian 3. Tanin larutkan dalam air 4. Campur semuanya sampai homogen II. 1. Buat C. emuls ol. Ricini dengan semua PGA 2. Tambahkan sedikit Bals peruv 3. Tambahkan sir simpleks 4. Encerkan L + kan air sedikit-sedikit sambil di aduk homogen

I. PGA 2 x berat Bals peruv 2 x 4 = 8 gram II. PGA Bals peruv 1 x + 1/3 x berat ol Ricini 5 + 8 = 13 gram Cara mencampur : I. 1. Buat emuls dengan semua PGA (C. emulsi) 2. + kan gliserin, encerkan dengan air sebagian 3. Tanin larutkan dalam air 4. Campur semuanya sampai homogen II. 1. Buat C. emuls ol. Ricini dengan semua PGA 2. +kan sedikit2 Bals peruv 3. +kan sir simpleks 4. encerkan L+kan air sedikit2 sambil diaduk homogen

Emuls dengan bahan-bahan yang mempunyai BJ > 1 seperti Bromoform, Chloroform & CCl4 Contoh : R/ Bromoform 1,5 Sir Simpl 10 Aq. Menth pip 30 mf emuls S1 dd e I Cara pembuatan : Untuk membuat BJ campuran seluruhnya + 1 + lemak/minyak 10x Bromoform/HCl3, CCl4. PGA yang digunakan x lemak + 1 x berat Bromoform. Campuran lemak/minyak + Bromoform di aduk homogen dengan PGA, + air sekaligus air 1 x Gom (PGA) C.C. sir. Aq. m. pip

Bila ada zat yang larut dalam minyak camfora, menthol, salol + gom ekstra 1 x berat zat-zat tersebut. Emulgator CMC ada 3 jenis 1. High viscosity 2. Medium viscosity 3. low viscosity sebagai emulgator - 1% dapat dicampur dengan asa/basa 1% pH 6,8 8,0, stabil pada pe+ alkohol sp 40%. Cara mencampur. - Buat campuran homogen CMC dalam air dingin dengan cara menaburkan dan didiam + jam. - Tambahkan sedikit2 lemak/minyak.

Hydrophyl Lypophyl Balance (HLB). Makin rendah nilai HLB makin lipofil, surfaktan makin tinggi nilai HLB makin hidrofil. Nilai HLB 1,8 8,6 seperti span dianggap lipofil membentuk emulsi A/M. Tween dalam baru nilai 9,6 16,7 dianggap hidrofil, membentuk emulsi M/A. Cara menghitung HLB M/A R/ Paraffin Liq 35 Lanolin 1 Etil alkohol 1 emulgator 7 buat emulsi 100

Fase campuran minyak 35 + 1 + 1 = 37% Paraf Liq = 35/37 x 12 = 11,4 Lanolin = 1/37 x 10 = 0,3 Alk Cinl kins = 1/37 x 15 = 0,4 + 12,1 HLB butuh : Paraf Liq Lanolin 10 Cetil Alk 12 15

HLB yang diperlukan emulgator

Emulgator yang biasanya digunakan 5 20% menghitung HLB campuran surfaktan yang digunakan. R/ Tween 80 70% Span 80 30% Tween 80 HLB 15 Span 80 HLB 4,5 Tween 80 = 70% x 15 = 10,5 Span 80 = 30% x 4,5 = 1,3 HLB Campuran = 11,8 Contoh lain : R/ Paraffin 20% 25% Cetil alk 5% Emulgator (Tween 60 & Span 60) mf potio 100

Contoh-contoh R/ dan bahan pensuspensian 1. Gom arab = 100 ml cairan digunakan 2% untuk senyawa-senyawa yang sukar larut seperti : mentol, timol, camfer dll. Gom 7 x berat zat pengerjaannya. Camfer + sp fort 20 gtt/gr + G.A gerus homogen + air sekaligus 1 x berat G.A C.C 2. PGS zat berkhasiat keras 2%, tidak berkhasiat keras 1%. Pengerjaannya : PGS mortir + kan Zat aktif gerus homogen + air 7 x PGA sekaligus homogen Kasus : Luminal Na dalam air terurai jadi fenil etil ureum usul ganti luminal tidak larut

Aminofilin dalam air terurati usul ganti teofilin yang tidak larut perlu pe + an PGA 2% R/ Luminal Na 0,1 ganti luminal O.BP 100 BM/BM mf pot S3 dd sk + kan PGS 2% x 100,1 Aminofilin OBP ad mf pot S3 dd sk 1 100 ganti teofilin BM/BM + PGA 2/100 x 100

R/

Dalam OBP ada SASA solutio ammoniac spirituosa anisata ada siru : sirup botol, +kan langsung

pe tan sirup lebih 16% BJ 1,3 R/ Parasetamol 1 gr CTM 0,100 gr Syr Simpl 20 gr mf pot ad 100 gr St dd sk 1 Dini 12 tahun : menghitung TM CTM Sirup 20/100 1/5 > % (20% > 16%) BJ 1.3 1 x pemakaian : 5 x 1.3 x 0,1 gr = 0,0 6-5 (a) 100 TM anak 12 tahun .. 1x (b) a/b x 100% 1 hr (c) hitung untuk 1 hari 3x2 x 100% = c Tween Span a x 5 gram = 7,9 x 5 = 3,80 a+b 10,3 b x 5 gram = 25 x 5 = 1,165 a+b 1,17

Anda mungkin juga menyukai