Anda di halaman 1dari 67

14.

2 LAJU REAKSI (REACTION RATE)


Laju (kecepatan reaksi) adalah perubahan
konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam
satu satuan waktu.
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai
laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi,
atau laju bertambahnya konsentrasi suatu
produk.

Konsentrasi dinyatakan dalam: mol/L atau molar


: atm., mmHg, pascal (reaksi
fase gas)
Satuan waktu : detik, menit, jam, hari, ……….,
tahun.
14.2.1 faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laju reaksi kimia tergantung pada 4 faktor
yaitu:
1. sifat dasar pereaksi
2. temperatur
3. ada tidaknya zat katalitik
4. konsentrasi pereaksi
1. Sifat dasar pereaksi
Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya
mengalami perubahan kimia. Beberapa reaksi
berlangsung cepat, dan lainnya berlangsung lambat.
Molekul hydrogen dan fluor bereaksi secara
meledak, bahkan pada temperature kamar,
menghasilkan molekul hydrogen fluoride.
H2 + F2 2HF (sangat cepat pada temp kamar)
Pada kondisi serupa, molekul hydrogen dan oksigen
bereaksi begitu lambat, sehingga tak nampak suatu
perubahan kimia.
2H2 + O2 2H2O (sangat lambat pada temp kamar)
2. Temperatur
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan
naiknya temperatur.
Biasanya kenaikan sebesar 100C akan melipatkan
dua atau tiga laju suatu reaksi antara molekul-
molekul.
Kenaikan laju reaksi ini disebabkan karena lebih
cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari
pada temp yang lebih tinggi sehingga bertabrakan
satu sama lainnya lebih sering.
Dengan naiknya temp bukan hanya molekul-
molekul lebih sering bertabrakan, tetapi
bertabrakan dengan benturan yang lebih keras,
karena molekul-molekul bergerak lebih cepat.
3. Adanya suatu katalis
• Katalis adalah suatu zat yang
meningkatkan kecepatan suatu reaksi kimia
tanpa dirinya mengalami perubahan kimia
yang permanent.
• Prosesnya disebut katalisis.
• Suatu katalis mempengaruhi kecepatan
reaksi dengan salah satu jalan:
a. dengan pembentukan senyawa antara
(katalis homogen)
b. Dengan adsorpsi (katalis heterogen)
a. dengan pembentukan senyawa antara (katalis
homogen)
A + B AB (reaksi sangat lambat)
Energi pengaktifan tinggi, AB terbentuk
perlahan-lahan
A + C AC (reaksi cepat)
AC + B AB + C (reaksi cepat)
Energi pengaktifan rendah; AB terbentuk lebih
cepat.
.
Contoh,
reaksi fase gas antara SO2 dan O2 menghasilkan SO3.
2 SO2 + O2 2 SO3 (oksidasi ini sangat
perlahan-lahan, reaksi ini mempunyai energi pengaktifan
yang tinggi).
Namun laju reaksi ditingkatkan secara nyata oleh
nitrogen oksida (NO) yang berfungsi sebagai katalis.

2 NO + O2 2 NO2

NO2 + SO2 SO3 + NO


Contoh lain, reaksi antara asam asetat dan etil
alcohol yang menghasilkan etil asetat, suatu
reaksi yang dikatalis oleh asam kuat seperti
H2SO4 dan HCl.
H
CH 3CO 2 H  C 2 H 5OH  CH 3CO 2 C 2 H 5  H 2 O
As asetat etil alcohol etil asetat

Tanpa katalis: diperlukan waktu berminggu-


minggu; dengan adanya katalis asam: hasil
dicapai dalam beberapa jam.
b.Dengan adsorpsi (katalis heterogen)
Banyak zat padat yang bertindak sebagai
katalis, dapat mengikat cukup banyak
kuantitas gas dan cairan pada
permukaannya berdasarkan adsorpsi.
Molekul yang teradsorpsi sering kali lebih
reaktif dari pada molekul yang tidak
teradsorpsi.
Contoh katalis adsorpsi: serbuk Ni dan Pt,
katalis Fe
4. Konsentrasi
Laju suatu reaksi adalah laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Laju/kecepatan reaksi berubah selama reaksi
berlangsung.
Hal ini disebabkan karena laju tergantung
kepada konsentrasi pereaksi dan konsentrasi ini
berubah selama reaksi berlansung.
Reaksi: A → B + C
Dimana: [A]1 = konsentrasi A pada waktu t1 dalam mol/L
[A]2 = konsentrasi A pada waktu t2
Laju rata-rata berkurangnya [A]  [A]2 - [A]1  [A]
t 2 - t1 t

laju rata-rata bertambahnya [B] atau [C]


[]2 - []1 [C]2 - [C]1 [] [C]
   
t 2 - t1 t2 - t1 t t

Dalam pernyataan laju rata-rata berkurangnya [A],


kuantitas [A]/ t adalah negative.
Hubungan satu sama lain ke- 3 rumus tsb:
 [A] [B] [C]
 
t t t
Contoh:
Penguraian NO2 menjadi nitrogen oksida, NO, dan oksigen, O 2;
2 NO2 2 NO + O2
a. tulislah pernyataan untuk laju rata-rata berkurangnya [NO 2]
dan laju rata-rata bertambahnya [NO] dan [O 2].
b. jika laju rata-rata berkurangnya [NO 2] adalah 4.0 x 10-13
mol/L.s, berapakah laju rata-rata padanannya (dari)
bertambahnya [NO] dan [O2]?

Jawaban:
a. laju rata-rata berkurangnya [NO2] dinyatakan sebagai:
b.
Jawaban:
a. laju rata-rata berkurangnya [NO2] dinyatakan sebagai:
[ NO 2 ]

t
Laju rata bertambahnya [NO] dan [O2] dinyatakan
sebagai:
[ NO] dan [O 2 ]
Δt t
b. untuk tiap 2 molekul NO2 yang bereaksi, terbentuk 2
molekul NO, jadi berkurangnya [NO2] dan bertambahnya
[NO] berlangsung dengan laju yang sama.
[ NO 2 ] [NO]
  4.0 x 10-13 mol/L.s
t t
Untuk tiap 2 molekul NO yang terbentuk, hanya
diperoleh satu molekul O2. jadi laju
pembentukan NO dua kali laju pembentukan O2,
yaitu:
[ NO] [O 2 ]
2  4.0 x 10 -13 mol/L.s
t t

[O 2 ] 4.0 x 10-13 mol/L.s


  2.0 x 10-13 mol/L.s
t 2
Contoh:
Pembakaran butane dengan oksigen menghasilkan CO 2 dan H2O
menurut persamaan:
2 C4H10 + 13 O2 (g) 8 CO2 (g) + 10 H2O
Jika butane bereaksi dengan kecepatan 0.2 mol/L.s. Berapakah
kecepatan laju bereaksinya oksigen dan kecepatan
pembentukan hasil reaksi?

Jawaban:
Besarnya laju bereaksi berkaitan satu sama lainnya dengan
koefisien reaksinya, maka:
2 molekul C4H10 bereaksi dengan 13 molekul O2, jadi laju
bereaksinya O2 adalah 13/2 laju bereaksinya C4H10 , sehingga
diperoleh:
2[C 4 H10 ] 13[O 2 ]

t t
Jadi kecepatan oksigen bereaksi adalah:
13
x 0.2 mol/L.s  - 1.3 mol/L.s
2
Dengan cara yang sama diperoleh:
Kecepatan pembentukan CO2 adalah =
8
x 0.2 mol/L.s  0.8 mol/L.s
2
Dan kecepatan pembentukan H2O adalah:
10
x 0.2 mol/L.s  1.0 mol/L.s
2
Kecepatan reaksi pembentukan adalah positif.
14.3. PENETAPAN HUKUM LAJU/PERSAMAAN LAJU
Hubungan Laju Reaksi dengan Konsentrasi Pereaksi:
Bagaimana laju reaksi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi
pereaksi, tak dapat diramalkan dari persamaan reaksi keseluruhan.
Hal itu haruslah ditentukan secara eksperimental. Misalnya,
perhatikan data eksperimen untuk penguraian nitrogenpentoksida,
N2O5, dibandingkan dengan penguraian nitrogendioksida, NO2, pada
250C:
2 N2O5 → NO2 + O2 2 NO2 → 2 NO + O2

[N2O5] Laju, mol/L.s [NO2] Laju, mol/L.s


0.020 0.70 x 10-6 0.020 0.75 x 10-13
0.040 1.4 x 10-6 0.040 3.0 x 10-13
0.080 2.8 x 10-6 0.080 12.0 x 10-13
Tiap kali konsentrasi N2O5 di dua kalikan, laju reaksi penguraian
reaksi pertama menjadi dua kali, sedangkan pada reaksi
kedua, bila konsentrasi NO2 didua kalikan, laju penguraian
berlipat empat.
Oleh karena itu laju reaksi pertama berbanding lurus dengan
konsentrasi N2O5, sedangkan laju reaksi kedua berbanding
lurus dengan kuadrat konsentrasi NO2.

data-data yang ditetapkan secara eksperimen ini dapat


dipaparkan secara matematis sebagai:
Laju α [N2O5] Laju α [NO2]2
Masing-masing kesebandingan ini dapat diubah menjadi
persamaan, dengan menggunakan suatu tetapan k:
Laju = k [N2O5] Laju = k [NO2]2
• Suatu persamaan yang menggambarkan hubungan
antara laju reaksi dan konsentrasi pereaksi disebut
persamaan laju atau hukum laju.
•Tetapan kesebandingan k dirujuk sebagai tetapan laju
untuk suatu reaksi tertentu.
•Karena konsentrasi pereaksi, [N2O5] atau [NO2] dalam
contoh ini berkurang dengan berlangsungnya reaksi,
laju makin berkurang.
•Tetapi tetapan laju k tetap tak berubah sepanjang
perjalanan reaksi.
•Jadi, laju reaksi memberikan suatu ukuran yang
memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi
makin besar harga k, makin lambat reaksi makin kecil
harga k
Soal: berdasarkan data diatas untuk konsentrasi N2O5
dan NO2 0.080 M , hitunglah tetapan laju untuk dua
reaksi penguraian tsb.

Jawaban:
Untuk N2O5 , Laju = k [N2O5]
2.8 x 10-6 mol/L.s = k (8.0x 10-2 mol/L)
k = 3.5 x 10-5/s
Untuk NO2, Laju = k [NO2]2
12.0 x 10-13 mol/L.s = k (8.0x 10-2 mol/L)2
k = 1.9 x 10-10 L/mol.s
• Contoh lain dari pengaruh konsentrasi, bergabungnya
hydrogen dan iod pada suatu temperature (semua zat adalah
gas):
H2 + I2 → 2 HI
• Berdasarkan eksperimen ternyata bahwa laju didekat
4000C adalah berbanding lurus dengan konsentrasi masing-
masing pereaksi.
• Persamaan laju untuk reaksi ini adalah:
Laju = k [H2] [I2]
• Andaikan laju reaksi ini mula-mula ditetapkan pada
suatu konsentrasi H2 dan I2 tertentu, dan dalam eksperimen
kedua [H2] didua kalikan dan konsentrasi I2 ditiga kalikan,
reaksi kedua haruslah berlangsung enam kali lebih cepat
dari pada reaksi pertama.
• Untuk reaksi penguraian hydrogen iodide,
2 HI → H2 + I2
Ternyata bahwa laju berbanding lurus
dengan kuadrat konsentrasi HI:
Laju = k [HI]2
Contoh 14.3: dalam suatu wadah berisi 0.040 M hydrogen iodide, laju
penguraian HI adalah 8.0 x 10-6 mol.L-1.s-1. berapakah laju reaksi pada
temp yang sama, bila konsentrasi dikurangi menjadi 0.010 M?

Jawaban: Persamaan laju untuk penguraian adalah: Laju = k [HI]2


Untuk laju pertama pada 0.040 M:
Laju = 8.0 x 10-6 mol.L-1.s-1 = k [0.040 M]2
Dan untuk laju kedua, pada [HI] 0.010 M,
Laju 2 = k [0.010 M]2
Dari masing-masing persamaan dicari k dan disamakan
Dari masing-masing persamaan dicari k dan disamakan

8.0 x 10-6 mol L-1s -1 laju2


k 2

(0.040 M) (0.010 M) 2

(8.0 x 10-6 mol L-1s -1 )(0.010 M) 2


laju 2 
(0.040 M) 2

= 0.5 x 10-6 mol.L-1.s-1 = 5.0 x 10-7 mol.L-1.s-1

(5.0 x 10-7 mol L-1s -1 ) 1


-6 -1 -1

(8.0 x 10 mol L s ) 16
Konsentrasi berkurang dengan factor 4, 0.010/0.040 = ¼ .
karena laju berbanding lurus dengan kuadrat konsentrasi
HI, suatu pengurangan konsentrasi dengan factor 4 akan
mengakibatkan laju berkurang dengan factor 16.

Jadi: laju suatu reaksi berbanding lurus pada konsentrasi


masing-masing pereaksi yang diberi pangkat tertentu.
Pangkat konsentrasi itu harus ditentukan secara
eksperimen.
Dalam banyak hal pangkat itu adalah 1 (seperti dalam hal
N2O5 dan yang melibatkan H2 dan I2); dalam hal lain
adalah 2 (seperti dalam penguraian NO2 dan HI); dan
dalam hal-hal lainnya pangkat itu adalah bilangan
pecahan atau bahkan nol.
Latihan 20. Hal. 549 (Keenan)
Perhatikan reaksi order kedua: 2NO2 → 2NO + O2. Laju
penguraian NO2 pada suatu temp tertentu adalah 1.4 x
10-3 mol.L-1.min-1 pada konsentrasi NO2 0.500 M.
berapakah laju penguraian itu bila konsentrasi NO2 itu 0.
250 M? bila konsentrasi NO2 0.125 M? (andaikan temp.
dijaga tetap konstan selama penguraian)

Jawaban: 2 NO2 → 2NO + O2 Laju = k


[NO2]2
1.4 x 10 -3 mol.L-3-1.min -1 -1
k Laju = 1.4-2x10 2 mol.L  5.6
.min x
-1 10
=
-3
mol
k
-1
.L
[0.500 min
M]
-2
1

25 x 10 mol L-2
a). bila konsentrasi NO2 = 0.250 M, maka laju adalah
Laju = k [NO2]2
= (5.6 x 10-3 mol.L-1.min-1) (25 x 10-2 M)2
= (5.6 x 10-3 mol.L-1.min-1)(625x 10-4 mol2. L-2)

= 3.5 x 10-4 mol.L-1.min-1

b). bila konsentrasi NO2 0.125M


Laju = k [NO2]2
= (5.6 x 10-3 mol.L-1.min-1) (12.5 x 10-2M)2
= (5.6 x 10-3 mol.L-1.min-1) ( 12.52 x 10-4 mol2. L-2)
= 8.75 x 10-3 mol.L-1.min-1
14.4 ORDER SUATU REAKSI KIMIA (Keenan, et
al, hal. 531)
• Order suatu reaksi adalah jumlah semua
eksponen (dari) konsentrasi dalam persamaaan
laju.
• Jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus
dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya
satu pereaksi,
Laju = k [A]
Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi order
pertama. Contohnya penguraian N2O5.
• Jika laju itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu
pereaksi, Laju = k [A]2
Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi
dari dua pereaksi, Laju = k [A][B]
Maka reaksi itu disebut reaksi order kedua. atau
order terhadap masing-masing pereaksi.
• Misalnya, Laju = k [A][B], laju reaksi itu adalah order
pertama dalam A dan order pertama dalam B, atau order
kedua secara keseluruhan.
• Suatu reaksi dapat berorder ketiga atau lebih tinggi lagi,
tetapi hal semacam itu sangat jarang.
• Suatu reaksi dapat tak tergantung pada
konsentrasi suatu pereaksi.
• Perhatikan reaksi umum A + B → AB, yang
ternyata berorder pertama dalam A.
• jika kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan laju
reaksi,  reaksi tsb disebut order-nol terhadap B.
• ini bisa diungkapkan sebagai
Laju = k [A][B]0 = k [A]

• Order suatu reaksi tak dapat diperoleh dari
koefisien pereaksi dalam persamaan
berimbangnya.
• Dalam penguraian N2O5 dan NO2 koefisien untuk
pereaksi dalam masing-masing persamaan
berimbang adalah 2,
2 N2O5 → 4 NO2 + O2
2 NO2 → 2 NO + O2
Tetapi reaksi I bersifat order pertama dalam N2O5,
dan reaksi ke II berorder kedua dalam NO2. Order
suatu reaksi diberikan hanya atas dasar penetapan
eksperimental.
Ramalan teoritis dari reaksi-reaksi yang kurang dikenal,
jarang berhasil.
Misalnya bahwa reaksi antara H2 dan I2 diketahui adalah
order-kedua, mungkin orang akan meramal bahwa
reaksi antara H2 dan Br2 juga akan berorder- kedua.
Ternyata tidak, malahan reaksi itu mempunyai persamaan
laju yang lebih rumit.

H2 + I2 → 2 HI Laju = k [H2] [I2]


Contoh 14.4.
Reaksi umum: 2A + B2 → 2 AB
eksperimen [A] [B2] Laju, mol. L-1. s-1

1 0.50 0.50 1.6 x 10-4

2 0.50 1.00 3.2 x 10-4

3 1.00 1.00 3.2 x 10-4

Tulislah persamaan laju yang paling mungkin untuk reaksi


ini.
Jawaban:
• Data eks.1 dan 2, bila [B2] diduakalikan,
maka laju didua kalikan juga.  reaksi
berorder satu dalam B2.
• Data eks. 2 dan 3, bila [A] didua kalikan,
maka laju tidak berubah.
Jadi reaksi itu berorder-nol dalam A.
• maka persamaan laju yang paling
mungkin adalah
Laju = k [A]0 [B2] atau Laju = k [B2]
14.5. PENENTUAN ORDER REAKSI dari DATA EKSPERIMEN (Keenan)
HUBUNGAN KONSENTRASI DAN WAKTU
Hubungan konsentrasi suatu pereaksi dan waktu dapat diketahui dari hukum
kecepatan /laju reaksi yang memerlukan penurunan kalkulus.

14.5.1. Penentuan Reaksi Order-pertama


Perhitungan k untuk reaksi Order-pertama: reaksi order -1 mempunyai hukum
kecepatan/ hukum laju:

Laju = k [A] [A] = konsentrasi zat yang bereaksi (mol/L)

Hubungan konsentrasi A dan waktu adalah:

[A]0
ln  kt ln x = 2.303 log x
[A]t
Atau :
[A]0 [A]0
2.303 log k t k  2.303
t log
[A]t [A]t
Contoh 14.5 (Keenan, p. 535)
K + NH3 → K+ + NH2- + ½ H2
Diketahui konsentrasi NH3 pada t = 0 adalah 1.13 x 10-3 M. kmd pada waktu t = 4 jam 34 menit, konsentrasi NH3 adalah 8.77
x 10-4 M. Hitunglah k untuk reaksi tsb diatas.

Jawaban: t = 4 jam 34 menit = 4.57 jam


[A]0 = 1.13 x 10-3 M
[A]t = 8.77 x 10-4 M

2.303 [A]0
k log
t [A]t
2.303  1.13 x 10-3  2.303 (log 1.288)
 log  
-4 
4.57 jam  8.77 x 10  4.57 jam

2.303
 x 0.1099  5.54 x 10-2 / jam Microsoft Equation
3.0
4.57 jam
Gas N2O5 terurai menjadi N2O4 dan O2 dan reaksi peruraiannya adalah order
satu. Pada 450C konstanta kecepatan reaksi adalah 6.22 x 10-4/detik. Jika
konsentrasi awal N2O5 adalah 0.1 M, berapa lama (menit) konsentrasi menjadi
0.01 M?

Jawaban: 2 N2O5 → N2O4 + O2


[N2O5]0 = 0.1 M [N2O5]t = 0.01M k = 6.22 x 10-4 /det
t?
2.303 [A]0
Rumus: k  log
t [A]t
2.303 0.1 M
6.22 x 10-4 / detik  log
t 0.01 M

2.303
6.22 x 10-4 / detik  log 10
t

t = 2.303/ 6.22 x 10-4 s-1 = 3702.57 detik = 61.71 menit


Latihan. 1. Brady & Holum, p 607
Jika konsentrasi awal dari N2O5 dalam larutan CCl4 pada
450C adalah 0.500 M. berapakah konsentrasinya setelah
1 jam? (reaksi peruraian adalah order-satu; k = 6.22 x
10-4 /detik)
14.5.2. Penentuan Reaksi Order-kedua

Persamaaan laju untuk reaksi order-2 umumnya ada 2


type:
1. 2A → produk laju = k [A]2
2. A + B → produk laju = k [A] [B]

Perhitungan k untuk Reaksi Order-kedua.

Untuk kasus 1. 2A ——> produk laju = k [A]2


Perhitungan k untuk Reaksi Order-kedua.

Untuk kasus 1. 2A ——> produk laju = k [A]2

• Hubungan antara waktu dan konsentrasi adalah:

1 1
-  kt
[A]t
Sehingga [A]0bentuk integrasi sbb:
diperoleh

1 1 1 
k   - 
t  [A]t [A]0 
untuk kasus 2: A + B → produk, dimana konsentrasi awalnya
sama yaitu [A]0 = [B]o, persamaan diatas juga berlaku.

• Jika [A]o  [B]0, maka persamaan integrasinya adalah:

2.303 [B]0 [A]t 


kt  log  
[A]0 - [B]0  [A]0 [B]t 
Dengan bentuk integrasi dari persamaan-persamaan diatas,
berdasarkan data eksperimen yang ada dapatlah digunakan
untuk:
1. menghitung harga tetapan laju, k.
2. mengalurkan grafik-grafik
3. menghitung harga waktu paruh, tl/2.
Contoh:
Hidrolisis basa etil asetat pada 30°C.
CH3C02C2H5 + OH- → CH3CO2- + C2H5OH
Konsentrasi awal 0.0500M dan konsentrasi pada
2220 detik adalah 0.0228 M. Hitunglah tetapan k.
Jawaban:
Karena konsentrasi awal dari etilasetat dan NaOH sama
yaitu 0.050M, maka dipakai rumus
1 1 1 
k   - 
t  [A]t [A]0 

1  1 1 
k  -  L. mol -1

2220 s  0.0228 0.0500 

(43.86 - 20) Lmol-1


k  1.07 x 10-2 mol-1 s -1
2200 s
Tabel 14.4 Hidrolisis basa etil asetat pada 30°C

Waktu [OH-]t = Tetapan Laju Tetapan Laju order


(s) [CH3CO2C2H5]t order kedua pertama
K x 102 L mol-1 s-1 K x 104 s-1
0 0.0500
240 0.0441 1.12 5.23
540 0.0386 1.09 4.79
900 0.0337 1.07 4.38
1440 0.0279 1.10 4.05
2220 0.0228 1.07 3.54
3180 0.0185 1.07 3.13
4980 0.0136 1.07 2.61
8580 0.00895 1.07 2.00
• Harga k pada kolom 3 dihitung berdasarkan
rumus untuk order-kedua; harga-harga tsb
cukup konstan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa reaksi ini order-kedua. Berlawanan
dengan harga k pada kolom 4 yang
berdasarkan rumus untuk order-kesatu, terlihat
bahwa harga k yang diperoleh sangat bervariasi,
jelas menunjukkkan bahwa reaksi tsb bukanlah
order- pertama.
Alur grafik untuk reaksi Order-kedua
1 1
Persamaan -  k tdapat diatur menjadi
[A]t [A]o

1 1
 kt
Ct C0
↓ ↓↓ ↓
Y= ax + b

Maka suatu 1/Ct terhadap waktu (t) akan menghasilkan garis lurus dengan
slope = k

1/Ct

waktu
Grafik 1/Ct versus t dari order-kedua
Contoh soal: (Brady & Holum, p. )
Nitrosil klorida, NOCl terurai menjadi NO dan Cl 2
dengan reaksi order kedua. Laju = k [NOCL]2.
Pada suatu temperatur tertentu harga k = 0.02 L
mol-1s-1. Jika konsentrasi awal adalah 0.05M
berapakah konsentrasi sesudah 30 menit?

:
• Jawaban
1  1 1  1 1
k    kt  
t  [ ]t [ ]0  [ NOCl]t [ NOCl]0

-1 1  1 1 
(0.020 L mol s ) x (1800 s)   - 
 [NOCl]t 0.05 M 
1
36 Lmol 1   20 Lmol 1
[ NOCl]t

1
 36 L mol 1  20 L mol 1  56 Lmol 1
[ NOCl]t
[NOCl]t = 1/56 L mol-1 = 1.78 x 10-2 M = 0.018 M
LATIHAN:
1. Dekomposisi dari hirogen iodida, HI, mengikuti persamaan:
2HI(g)  H2(g) + I2(g)
Reaksi tsb adalah order-kedua dengan tetapan laju = 1.6 x 10-3
L mol-1 s-1 pada 7000C. Jika konsentrasi awal HI dalam
wadah adalah 3.4 x 10-2 M, berapa menit waktu yang
diperlukan sehingga konsentrasinya menjadi 8.0 x 10-4 M?

2. Dekomposisi dari hirogen iodida, HI, mengikuti persamaan:


2HI(g)  H2(g) + I2(g)
Reaksi tsb adalah order-kedua dengan tetapan laju = 1.6 x 10-3
L mol-1 s-1 pada 7000C. Setelah 2.5 x 103 menit percobaan
dilakukan, konsentrasi HI dalam wadah adalah 4.5 x 10-4 M,
berapa konsentrasi (molar) awal dari HI dalam bejana
reaksi?
3. Konsentrasi obat dalam tubuh dinyatakan dalam mg/kg
BB. Dosis awal dari suatu obat dalam tubuh hewan 25.0
mg/kg BB. Setelah 2 jam, konsentrasi turun menjadi 15.0
mg/kg BB. Jika obat dieliminasi secara metabolisme oleh
proses order-pertama. Berapakah tetapan laju untuk
proses tsb (min-1)?
4. Pada latihan 3, berapakah dosis awal dari obat supaya
konsentrasi obat 3 jam kemudian menjadi 5.0 mg/kgBB
5. Jika dibutuhkan 75.0 menit untuk konsentrasi suatu
peraksi menjadi 20% dari nilai awalnya pada suatu
reaksi order-pertama, berapakah tetapan lajunya(min-1)?
PENENTUAN WAKTU PARUH
• Waktu paruh adalah waktu yang
diperlukan supaya separuh dari pereaksi
telah bereaksi.
• Waktu paruh untuk order-satu dapat
diperkirakan dari suatu grafik data, atau
dapat dihitung dari bentuk integrasi dari
persamaan laju.
Bila t = 1/2, maka [A]t = ½ [A]0 sehingga

2.303 [ ]0 2.303 0.693


k log  log 2 
t1 / 2 1 / 2 [ ]0 t1 / 2 t1 / 2

0.693
t1 / 2 
k

ctt: konsentrasi tidak muncul dalam persamaan diatas.


Misalnya: k rata-rata yang diperoleh dari harga k pada
Tabel 1 reaksi kalium amonia adalah 5.55 x 10-2 h-1.
Oleh karena itu :

0.693
t1/2  12.5 h
-
5.55 x 10 h2 - 1
untuk reaksi order-pertama, diperlukan waktu yang sama
untuk berangkat dari konsentrasi apa saja ke separuh
konsentrasi itu.
Misalnya untuk [K] dari 8.00 x 10-4 ke 4.00 x 10-4
diperlukan 12.5 h, juga diperlukan 12.5 h untuk
perubahan konsentrasi dari 4.00 x 10-4 M ke 2.00 x 10-4 M.
Contoh 14.6 (Keenan hal. 538)
Penguraian termal aseton, (CH3)2C=0, pada 600°C adalah
0.693
t1 / 2 
reaksi order k pertama dengan waktu paruh 80 s.
a) hitunglah tetapan laju, k
b) berapa waktu yang diperlukan agar 25%, 85% suatu
contoh terurai?

Jawab: 0.693
t 1/ 2 
k

a) k  0.693  0.693  8.7 x10 3 s 1


t1 / 2 80 s
B) bila 25% konsentrasi molar aseton terurai, konsentrasi
molar yang tinggal adalah 75%. Angka banding |
(CH3)2C=O]0 terhadap [(CH3)2C=O]t adalah 1.0 : 0.75
dan t dihitung dengan persamaan berikut:
 [  ]0 
k t  2.303  log 
 [ ]t 

(8.7 x 10-3 s-1 ) t = 2.303 log (1.0/0.75)


( 2.303)(0.124 )
t  3 1
 33 s
8.7 x 10 s

angka banding [(CH3)2C=O]0 terhadap [(CH3)2C=0]t setelah


85% aseton terurai adalah 1.0: 0.1 5, maka
(2.303)(log 1.0 / 0.15)
t 3 1
 2 . 2 x 10 2
s
8.7 x 10 s
latihan: Brady , hal. 605
reaksi; C12H22O11+ H2O H+ C6H1206 + C6H1206
sukrosa glukosa fruktosa
data yang diperoleh dari eksperimen,

Konsentrasi awal sukrosa Laju pembentukan glukosa


Mol L-1 mol L-1 s-1

0.10 6.17 x 10-3

0.20 1.23 x 10-4

0.50 3.09 x 10-4


a) reaksi tsb reaksi order berapa?
b) Jika tetapan laju pada kondisi eksperimen tsb adalah
6.17 x 10-4 s-1 hitunglah t ½ dalam menit
c) Berapa waktu (menit) yang diperlukan agar 75% dari
sukrosa bereaksi?

Jawaban:
a) dengan memperhatikan data eksperimen 1 dan 2,
dimana jika konsentrasi sukrosa dilipat duakan maka laju
menjadi dua kalinya. Jadi reaksi ini adalah reaksi order-
pertama.
Jawaban:
b)
0.693 0.693
t1 / 2   -4 -1
 1123 s  18.71 menit
k 6.17 x 10 s

c) kt = 2.303 log [A]o/[A]t


(6.17 x 10-4 s-1) t = 2.303 log (1.0/0.25) = (2.303)(0.60)
t = (2.303)(0.60) = 2.24 x 103 s = 37.33 menit
6.17 x 10-4 s-1
Latihan:
sukrosa C12H22O11 terurai menjadi fruktosa dan
glukosa pada suasana asam. Laju = k
[sukrosa]; k = 0.208/jam pada 25° C.
a), hitunglah waktu paruh dari sukrosa
b). hitunglah waktu yang diperlukan sehingga
87.5% konsentrasi awal terurai.
Penentuan Waktu Paruh untuk Reaksi Order-
kedua
Waktu paruh untuk suatu reaksi order-kedua dapat
diperkirakan dari alur grafik, atau dapat dihitung
dari persamaan laju order-kedua terintegrasi.
Dengan mengambil [A]t = ½ [A]0 diperoleh:
1  1 1  1  2 1  1 1
k         x
t 1 / 2  1 / 2 [ ] 0 [ ] 0  t 1 / 2  [ ] 0 [ ] 0  t 1 / 2 [ ] 0

1 1
Atau: t 1/ 2  x
k [ ] 0
misalnya, untuk reaksi penyabunan, t ½ dihitung dari
harga k rata-rata yang dihitung dalam Tabel 14.4

1 1
t 1 / 2
tidak seperti reaksi x
 2order-pertama,
1 1 t ½ untuk
1
 1 .85
reaksix 10 3
s
1.08 x 10 L mol s 0,050 mol L
order-kedua tergantung pada konsentrasi awal
pereaksi. Waktu paruh berbanding terbalik dengan
konsentrasi awal pereaksi. Makin besar konsentrasi
awalnya makin kecil waktu paruh itu. Dalam reaksi
penyabunan misalnya, dalam mana [A]o = 0.0500 M,
t½ = 1.85 x 103 s. Jika [A]0 = 0.0250 M, maka t ½ =
3.700 x 103 s.

Contoh:
Reaksi: 2HI (g) → H2 (g) + 12 (g)
adalah reaksi order-kedua; tetapan laju adalah 0.079 L mol-1 s-1
pada 5080C. Hitunglah waktu paruh jika konsentrasi awal HI
adalah 0.05 M.
Jawaban
1 1 1
t 1/ 2  x  1 1 1 1
 253 s
k [ ]0 (0.079 L mol s )(0.05 mol s )
Brady, hal. 633. 14.58. reaksi 2NOCl → 2NO + Cl2
adalah reaksi order-kedua, tetapan laju adalah 6.7 x 10~4 L
mol-1 s-1 berapakah waktu paruh reaksi ini jika konsentrasi
awal NOCl adalah 0.2 mol L-1
Soal Latihan: Brady, hal. 632
1. reaksi: 2NO + O2 → 2NO2
laju = k [NO]2 [O2], Pada 25°C k = 7.1 x 109
L2 mol -2 s-1 . Berapakah laju reaksi jika [NO]
= 0.0010 M dan [O2] = 0.034 M

2. Hukum laju untuk penguraian N2O5 adalah laju =


k [N2O5]. Jika k = 1.0 x 10-5 s-1. Berapakah laju
reaksi jika konsentrasi N205 adalah 0.0010 mol/L
3. Reaksi dari ion iodida dengan ion hipoklorit mengikuti
persamaan berikut:
OCl + I- → OI- + Cl-
Adalah suatu reaksi yang cepat yang memberikan data-
data sbb:
Konsentrasi awal Laju pembentukan Cl-
(mol L-1) (mol L-1 s-1
[OCl-] [I- ]
1.7 x 10-5 1.7 x 10-5 1.75 x 104
3.4 x 10-5 1.7 x 10-5 3.50 x 104
1.7 x 10-5 3.4 x 10-5 3.50 x 104

a). Bagaimana persamaan laju untuk reaksi tsb?


b)Tentukan nilai tetapan lajunya dengan satuan yang benar
Jawaban:
a). Dari data eksperimen 1 dan 2, dimana [OCl-] di dua
kalikan, laju menjadi dua kalinya, berarti order pertama
terhadap OCl-; dari data eksperimen 1 dan 3, dimana [I-]
di dua kalikan, laju menjadi dua kalinya, berarti order
pertama terhadap I-. Maka , laju = k [OCl-][I-]

1.75 x 10 4 mol L-1 s -1


k
(1.75 x 10-5 mol L-1 ) (1.75 x 10-5 mol L-1 )

1.75 x 10 4 mol L-1 s -1


  0.6 x 1014
mol -1
Ls -1

2.89 x 10-10 mol2 L-2


b). laju = k [OCl-][I-] = 1.75 x 104 mol L-1 s-1 Microsoft Equation
3.0

Anda mungkin juga menyukai