Struktur Harga Obat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR HARGA

OBAT
• obat sudah menjadi kebutuhan yang amat vital bagi setiap orang,
apalagi pada saat sakit.

• Ada begitu banyak pertanyaan masyarakat seputar harga obat ini,


sebenarnya bagaimana sih industri farmasi mematok harga obat?
Kenapa ada obat yang sangat mahal sampai berjuta-juta setiap
butirnya, namun disisi lain ada pula obat yang sangat murah (lebih
murah dari harga sebutir permen!).
Faktor-faktor Penentu Harga Obat

Penentuan harga obat, sebagaimana “komoditas” yang lain, juga sangat


dipengaruhi beberapa hal, antara lain :
• Biaya Bahan Baku (bahan baku/zat aktif, bahan/zat tambahan dan
bahan pengemas)
• Biaya Operasional (operational cost)
• Biaya Marketing dan Promosi
• Biaya Distribusi
• Biaya Lain-lain (Umum, Penyusutan, Pajak, dan lain-lain).
• Berikut adalah gambaran struktur harga obat hingga sampai di tangan pasien :
Harga Pokok Produksi (HPP) atau yang sering disebut dengan COGM (Cost Of
Goods Manufacture) terdiri dari:
• Biaya Bahan Baku (bahan aktif, bahan tambahan dan bahan pengemas),
• biaya tenaga kerja langsung (direct labour), dan
• biaya over-head cost (Biaya telepon, BBM, listrik, spare part, training dll).
Untuk industri farmasi, biaya bahan baku bisa mencapai 70 – 80% , direct
labour antara 5 – 10% , dan overhead cost antara 15 – 20 % dari HPP.
• Khusus untuk obat-obat lisensi (under licence) dan obat paten
(patented drug) masih dibebani biaya lisensi/paten serta kewajiban
untuk membeli bahan baku dari pemberi lisensi/paten. Hal inilah
salah satu penyebab mengapa obat-obat yang masuk dalam kategori
under licence atau obat-obat paten harganya jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan obat generic maupun branded generic.
• Selanjutnya, HPP + Biaya Marketing + Biaya Lain-lain (General Affairs,
termasuk komisi dan bonus komisaris/direksi, biaya CSR, dll) + Bunga
& Depresiasi + Laba Operasional (profit) menjadi HJP (Harga Jual
Pabrik) atau yang sering disebut dengan COGS (Cost Of Goods Sales).
• HJP + Distribution fee (biaya distribusi) = HNA (Harga Netto Apotek).

• HNA + Laba (apotek dan/atau PBF) + PPN = HJA (Harga Jual Apotek),
yang merupakan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang dibayarkan oleh
konsumen.
• selanjutnya masih ada pertanyaan yang masih belum terjawab,yaitu
mengapa kalau obat bebas (misalnya obat batuk, obat flu, obat panas,
dan lain-lain) harganya hampir sama (kalaupun berbeda tidak terlalu
jauh), tapi kalau untuk obat resep harganya sangat berbeda, apalagi
untuk obat-obat yang ber-merek (branded) dibanding dengan obat
generik ?
Industri farmasi dalam menentukan harga obat tidak semata-mata
berdasarkan hitung-hitungan di atas, tapi lebih banyak berdasarkan aspek-
aspek berikut :

• Harga produk sejenis yang sudah ada di pasaran


• Tingkat kompetisi pasar
• Besarnya biaya promosi yang diperlukan
• Besarnya modal yang dikeluarkan (apalagi kalau untuk membuat obat
tadi harus invest alat/mesin baru)
• Besarnya laba/margin yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai