Sesi 4 Kebijakan Desentralisasi 2
Sesi 4 Kebijakan Desentralisasi 2
DESENTRALISASI KESEHATAN
DAN GOVERNANCE SEKTOR
KESEHATAN
Sesi 4
Pokok Bahasan
Kebijakan Desentralisasi
Tata Kelola Sektor Kesehatan
Kebijakan desentralisasi
Pokok Bahasan 1:
Perkembangan
Desentralisasi
di Indonesia
Law
22/99
Law
32/04
centralization
De-centralization
PP No. 25 Tahun 2000
(penjabaran UU No. 22 Tahun 1999)
11 Fungsi Pemerintah
Pusat
5 Fungsi Pemerintah
Propinsi
Sisanya ada di
Pemerintah
Kabupaten/Kota
5
Sumber: Kemendagri (2015)
Kebijakan
Harapan 15 tahun yang lalu
Desentralisasi
Dalam bentuk
berbagai peraturan
hukum Menghasilkan
peningkatan
Status Kesehatan
Input Lembaga Masyarakat
Pemerintah
Masyarakat dan
Swasta
Faktor-faktor lain
Pertanyaan-pertanyaan
kritis setelah 15 tahun
Apakah kebijakan
desentralisasi
justru
memperburuk
status kesehatan
masyarakat?
Apa kenyataannya?
Mengapa?
15 tahun desentralisasi tidak berhasil
menyeimbangkan fasilitas kesehatan dan
sumber daya kesehatan antar
propinsi/kabupaten
Analisis kematian bayi
r
be sa
m
p me
Ga
Desentralisasi
Mengapa?
Kebijakan
Kenyataan hingga 2013
Desentralisasi
Dalam bentuk
berbagai peraturan
hukum Menghasilkan
peningkatan
Status Kesehatan
Input Lembaga Masyarakat
Pemerintah
Masyarakat dan
Masih Swasta
……
Bagaimana
kondisi saat ini
& masa
depannya?
Law
Momentum 2014 22/99
Law
32/04
centralization
De-centralization
2014
UU No. 24/2011 Ps. 60
UU No. 23/2014
Sumber: Kemendagri (2015)
Sumber: Kemendagri (2015)
Sumber: Kemendagri (2015)
Pendekatan Concurrent
Pemerintah Pemerintah Pemerintah Daerah
Pusat Daerah Kota/Kabupaten
Propinsi
Fungsi Regulasi
Fungsi
Pelayanan
Fungsi
Pembiayaan
22
Sumber: Kemendagri (2015)
UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Lampiran UU No. 23/2014: Tidak semua
subsistem kesehatan nasional di-konkurenkan
hanya 4 subsistem
4 subsistem di pusat: sentralisasi
Lingkungan Lingkungan Sosial- Lingkungan
Ekonomi Agama-Budaya Politik & Hukum
Kepemimpinan
& Kebijakan
Kesehatan
Upaya
SDM
Kesehatan
Kesehatan
Manajemen
Penelitian
& Informasi
Pengembangan
Sediaan Kesehatan
Farmasi,
Alat Kesehatan Pemberdayaan
dan Makanan Masyarakat
Pembiayaan
Kesehatan
Lingkungan Lingkungan
Fisik - Biologi IPTEKKES
Empat urusan kesehatan yang diserahkan kepada daerah:
1. Upaya Kesehatan:
a. Pengelolaan UKP Daerah Kab/Kota dan rujukan tingkat Daerah Kab/Kota
b. Pengelolaan UKM Daerah Kab/Kota dan rujukan tingkat Daerah Kab/Kota
c. Penerbitan izin RS Kelas C dan D dan fasilitas kesehatan tingkat daerah
2. Sumberdaya Manusia Kesehatan:
a. Penerbitan izin praktik dan izin kerja tenaga kesehatan
b. Perencanaan dan pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP daerah
3. Sediaan farmasi, alkes dan makanan minuman
a. Penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal
b. Penerbitan izin usaha mikro obat tradisional (UMOT)
c. Penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan PKRT
kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga
d. Penerbitan izin produksi makanan dan minuman pada industry rumah tangga
e. Pengawan post market produk makanan minuman industri rumah tangga
4. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui tokoh kabupaten/kota,
kelompok masyarakat, organisasi swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat
kabupaten/kota
tata kelola sektor
kesehatan
Pokok Bahasan 2:
Good Governance
WHO: “the system through which society
organizes and manages the affairs of diverse
sectors and partners in order to achieve its
goals”
Sebagai pemberi dana
Pemerintah dan pelaksana.
MASYARAKAT
Sebagai regulator,
pemberi dana dan
pelaksana.
Usaha
29
Beberapa Implikasi Penting
UU No. 23 Tahun 2014 dan PP No. 18
Tahun 2016 dalam
Tata Kelola Sektor Kesehatan
31
Beberapa Implikasi, antara lain:
32
Implikasi Hubungan Pusat, Propinsi, dan
Kabupaten/Kota
Ps 68 UU No. 23/14: tidak melaksanakan
program strategis nasional sanksi
administratif
Ps 73 UU No. 23/2014: tidak memberikan
laporan penyelenggaraan pemda sanksi
administratif
Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat: Ps
91 UU No. 23/14
Ayat 3 (a): membatalkan perda kab/kota dan
perbup/perwal
Implikasi terhadap RS
Pasal 209 UU No. 23 Tahun 2014: tak ada lagi
nomenklatur RS
Pasal 21 (Provinsi) & Pasal 43 (Kab/Kota) PP
No. 18 Tahun 2016 : RS sebagai UPT Dinas
Kesehatan
Hubungan pusat dan propinsi-kabupaten
kota:
Mempengaruhi Sistem Kesehatan Kabupaten
Mempengaruhi Rencana Strategis: sejak dari
misi sampai program.
35
IMPLIKASI 2:
HUBUNGAN ANTAR BERBAGAI
LEMBAGA DI SEKTOR KESEHATAN
Menggunakan
Konsep Governance
36
LAMPIRAN UU NO. 23 TAHUN 2014
Menempatkan DInas
Kesehatan sebagai pemberi
ijin dan pengawas RSD sebagai unit
Menempatkan berbagai pelaksana teknis
lembaga pemerintah
sebagai unit pelayanan:
Fungsi “Pembuat” Regulasi tidak dikonkurenkan
(berada di pusat)
Dinkes: “pelaksana” regulasi; bukan “pembuat”
regulasi
38
Aspek Filosofi dan Sosiologis
Filosofi: Mengapa?
sektor kesehatan karena adanya
membutuhkan kemungkinan
penetap lembaga pelayanan
kebijakan/regulator kesehatan (operator)
yang kuat tidak baik mutunya
dan tidak safe.
Masyarakat harus
dilindungi oleh sistem
regulasi yang kuat
Fungsi melindungi masyarakat di sektor
kesehatan:
Lembaga pelayanan kesehatan yang bermutu
Dari apa? rendah;
Tenaga Kedokteran dan Kesehatan yang tidak
kompeten;
Pelayanan kesehatan tradisional dan alternatif
yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan;
Jaminan kesehatan yang tidak bermutu dan
banyak fraud;
Bisnis obat yang buruk;
Salon kecantikan dan pelangsingan tubuh yang
tidak jelas manfaatnya
Penjualan makanan dan minuman yang buruk;
…
Fungsi Perlindungan ini secara sosiologis:
Sangat strategis
Fungsi ini harus
Sangat mulia
namun juga ada di pemerintah
Sangat sulit dan berada di
sehingga harus fokus Dinas Kesehatan.
Dalam Konteks
Rumahsakit
Pemerintah
MASYARAKAT
Sebagai yang dilayani.
Dinas Kesehatan sebagai
perumpunan Dinas yang
berfungsi sebagai regulator
(pemberi perijinan), pemberi Usaha
dana dan pelaksana.