Anda di halaman 1dari 33

1

Komunikasi Therapeutik

Oleh:
Saryomo

MK : Komter d4
Hadits yg B'hubungan
2 dg Komter

Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah


sodaqoh yang paling afdol. (H.R. Ibnu Abi
Addunia dan Asysyihaab).
Sesungguhnya Alloh membenci orang yang selalu
berwajah muram di hadapan kawan-kawannya.
(H.R. Adailami).

MK : Komter d4
1. Definisi
 Purwanto, 1994 3

Komter ad. komunikasi yg direncanakan scr sadar, bertujuan, &


kegiatannya dipusatkan u/ k’sembuh pasien.

 Stuart G.W. , 1998


Komter ad. hub interpersonal dimana perawat-klien mperoleh
pengalaman belajar bersama dan mperbaiki pengalaman emosional
Klien.

 Northouse, 1998
Komter ad. k’mampu/k’trampilan perawat u/ mbantu klien
b’adaptasi thd stress, m’atasi gangg psikologis, & belajar bgmn
berhub dg or-la.

MK : Komter d4
2. Tujuan
4

M’kembangk pribadi klien ke arah positif/adaftif & diarahkan


pd p’tumbuhn klien yg meliputi :
1. Realisasi diri, p’terima diri & p’tingkat p’hormat diri
2. K’mampu m’bina hub interpersonal yg mdlm/tdk
superfisial & saling b’gantung pd or’la
3. P’tingkat fungsi & k’mampu u/ m’puas kebutuhan s/
m’capai tujuan yg realistis
4. Rasa identitas personal yg jelas & p’tingkat integritas diri.

MK : Komter d4
1. Inti kehidupan sosial
Komunikasi 2. Komponen dasar5 dlm hub antar
manusia

Saling Mpengaruhi
-M’besar/m’kecil maslh
- M’erat/m’regang hubungan
- M’turun/m’tambah k’tegang

Optimalisasi askep

Komunikasi
Terapeutik…???
MK : Komter d4
3. Fungsi Komter
(mnrt Engel & Morgan) 6

1. M’bina hub perawat – klien


2. M’tetapkn peran & tanggng jawab
3. M’kumpulkn data
4. M’analisa dan mproses data
5. M’tetapkn kontrak
6. M’capai komunikasi perawat- klien yg efektif

MK : Komter d4
4. Prinsif Dasar Komter
7

Dlm m’bangun & m’tahankn hub terapeutik, t’dpt bbrp prinsif


dasar yg hrs dipahami, yaitu :
1. Humanity of nurse and client : tdk hanya sekedar hub
penolong dgn klien tp hub antar man yg b’martabat

2. M’hargai keunikan klien : perlu m’pahami p’rasa &


perilaku klien dg melihat latar belakang kelg, budaya, &
keunikan tiap individu.

3. M’jaga harga diri perawat & klien

4. M’ciptakn tumbuh Trust (kunci komter)

MK : Komter d4
5. Konsep Helping Relationship
8
 Dikenal jg dg istilah hub terapeutik
 Hub terapeutik perawat – klien adlh hub kerjasama yg
ditandai dg tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran,
dan pengalaman dlm m’bina hub intim yg terapeutik
(stuart & sandeen, 1987)
 Dlm askep, perawat m’bina hub sesuai tk p’kembang
klien dgn m’dorong dlm m’sadarkn & m’identifikasi mas
& m’bantu p’pecahn mas.
-Perawat : m’beri umpan balik & alternatif p’pecahn
- Klien : pakai info u/m’tangani mas yg blm
dipecahkan scr kontruktif
MK : Komter d4
6. Perbedaan Hub Terapeutik dg
Interaksi
9 Sosial
No Komponen Interakasi Sosial Hub Terapeutik
Hubungan
1 2 3 4

1. Saling bervariasi Klien : m’buka diri


m’buka diri Pwt : m’buka diri dlm
rangka m’tanggapi
klien
2. Fokus Tdk dikenal Dikenal pwt & klien.
percakapan partisipan

3. Topik yg Sos, bisnis, Pribadi & hub dg pwt &


tepat umum & tdk klien
pribadi MK : Komter d4
Lanjutan : Perbedaan Hub Terapeutik & interaksi sosial

1 2 3 4

4. Hub Tdk t’kait & 10 Ada k’libatn & m’gunakn


pengalaman m’gunakn p’tahu yg b’kait
dg topik p’tahuan yg tdk
p’cakapn b’hubungan
5. Orientasi Masa lalu & masa sekarang
waktu m’datang

6. P’ungkapn dihindari Didorong o/ perawat


perasaan

7. Pengakuan Tdk diakui Sangat diakuai


harkat
individu
Sumber : Longo, D.C. & William, R.A., 1986 – Budi Ana Keliat, 1992.

MK : Komter d4
7. Unsur2 Komunikasi Terapeutik
Variabel
11
interpersonal

Referen Referen
Saluran

Pengirim Penerima

Gambar 5.1.
Komunikasi Sbg Proses Aktif Antara Pengirim dan Penerima
MK : Komter d4
8. Proses Komunikasi Terapeutik
12

M’bina hub terapeutik

Pwt hrs tahu

Proses & keterampilan komunikasi

Pengirim, penerima, pesan, media & umpan balik

-Semua perilaku indiv = kom yg beri efek pd perilaku.


- pesan dpt verbal/non verbal

MK : Komter d4
. Fase2 Komunikasi Terapeutik
13

Proses b’hub pwt – klien, terdiri dari 4 fase :


(Stuart & Sandeen,1987 ; stuart, GW, 1998 dlm Suryani, 2006),

1. Fase prainteraksi
2. Fase orientasi
3. Fase kerja
4. Fase terminasi

MK : Komter d4
Fase-fase Komunikasi Terapeutik
14
1. Fase Prainteraksi
Pd fase ini pwt mengeksploitasi perasaan, fantasi, dan
ketakutan dirinya, shg k’sadar & kesiapan pwt dlm b’hub
dg klien dpt dipertanggungjawabkan.
Mnrt Stuart & Sundeen (1987), pwt b’pengalaman :
-dpt m’analisa diri & nilai b’tambah pengalamannya
- konsep diri yg stabil & harga diri yg adekuat
- punya hub yg konstruktif dg or-la
- b’pegang pd k’nyatan dlm m’tolong klien

Aplikasi scr terapeutik :


-m’maksimalkan kekuatan
Askep dpt efektif
-M’minimalisir kelemahan MK : Komter d4
Tugas perawat pd fase prainteraksi :
1. M’ekplorasi perasaan, harapan,
15 dan kecemasan
2. Analisis kekuatan dan kelemahan diri
3. M’kumpulkn data ttg klien
4. M’rencanakn pertemuan pertama dg klien

2. Fase orientasi/Perkenalan
Fase ini mrpk k’giat pwt saat b’temu/kontak dg klien.
Pd saat berkenalan, pwt hrs > dulu m’kenal diri pd klien
(Brammer, 1993).

Pwt tlh b’sikap t’buka shg


akan m’dorong klien u/
m’buka dirinya.
MK : Komter d4
Lanjutan : fase orientasi

Fase orientasi dilak pd awal setiap pertemuan, baik ke 1,


16
ke 2, dst.
Tujuan : validasi akurasi data & rencana yg tlh dibuat dg
k’ada saat ini, s/ evaluasi tindakan yg lalu (Stuart, 1998)
Peran utama pwt :
M’beri situasi lingk yg peka & m’tunjuk p’terima, s/
m’bantu klien m’ekspresi perasaan & pikiran (Antai-otong,
1995)

MK : Komter d4
Tugas Pwt :
1. Bina Hub Saling Percaya, m’tunjuk
17
penerimaan, & komk
terbuka
BHSP kunci k’hasil hub terapeutik, hub yg dibina bersifat
dinamis t’gantung situasi & kondisi.
M’tahan BHSP, pwt hrs : terbuka, jujur, ikhlas, m’terima
klien apa adanya, m’tepat janji, & m’hargai klien.
2. Merumuskan kontrak (tempat, waktu, topik) bersama klien.
- penting utk m’jamin kelangsungan interaksi
- dpt mjdi alat u/ m’ingat klien ttg k’sepakat yg dibuat
Pd saat m’rumus kontrak, pwt perlu :
- m’jelaskn peran pwt & klien, agar tdk salah paham &
m’hindari harapan yg t’lalu tinggi dr klien
- m’tekan bhw pwt hanya m’bantu, sedang k’kuatn &
k’ingin u/ b’ubah ada pd klien MK : Komter d4
Tugas Pwt : (lanjutan)
3. m’gali pikiran & perasaan, 18
s/ m’identifikasi maslh klien
Tehnik komk yg sering digunakan dg p’tanya t’buka. Mis : “
bgmn p’rasa ibu hari ini ?”, Bgmn k’ada Bp hari ini jika
dibandingkan dg kemarin ?”, a/ “bgmn tidurnya semalam?”

4. Merumuskan tujuan dg klien


Tujuan disepakati jika maslh klien tlh diidentifikasi

Tahap orientasi = dasar hub terapeutik & m’tentukn tahap


selanjutnya (Antai-Otong, 1995).
Pd tahap ini gagal, akan m’timbulkn k’gagal pd k’seluruh
interaksi (Stuart, 1998).

MK : Komter d4
3. Fase Kerja
 Inti slruh proses komter
 Pwt & klien bekerjasama u/ m’atasi
19 maslh klien
 Pwt dituntut m’punyai : k’mampu dlm m’dorong klien m’ungkapkn
p’rasan & pikiran, s/ k’peka & tk analisis thd perub respon klien
(verbal & nonverbal)
 Pwt perlu active listening dg m’bantu klien m’definisi maslh-nya,
cara m’atasi maslh, & m’eval cara p’pecah maslh yg tlh dipilih.
 Tehnik komk yg sering digunakan : eksplorasi (menumbh ketlibatan
klien…askep.), refleksi (menganjurk klien u/ mengemukkn +
menerima ide s/ perasaan), berbagi persepsi, m’fokus, & m’simpul

MK : Komter d4erli
3. Fase Kerja
20

Mnrt Geldard D. (1998), m’bagi fase kerja mjdi :


a. M’klarifikasi & mengidentifikasi masalah
b. M’gali alternatif pemecahan maslh
c. M’fasilitasi p’rubahan perilaku
d. M’fasilitasi klien u/ bertindak

MK : Komter d4
4. Fase Terminasi

Fase ini dibagi 2 : 21


-Terminasi sementara : akhir tiap pertemuan dg klien
-Terminasi akhir : pwt tlh m’slesaikn slruh proses kep.

Tugas Pwt :
1. m’eval p’capai tujuan (eval objektif), m’minta klien u/
m’simpul apa yg tlh didiskusikan
2. Mlak eval subjektif, dg m’tanya p’rasa klien stlh
b’interaksi dg klien
3. M’sepat tindak lanjut thd interaksi yg tlh dilakukan, klien
diminta m’coba salah satu alternatif. Tindak lanjut dieval
pd tahap orientasi p’temu berikutnya.
4. M’buat kontrak pertemuan berikutnya.
MK : Komter d4
Kegagalan pd fase terminasi dpt tjd apabl terminasi dilakukan
tiba2 a/ dilak sepihak tanpa p’jelasan. Akibatnya : Klien akan
m’alami depresi & regresi 22

Terminasi hrs disampaikan sejak awal pertemuan, jika tdk


akan m’sebab rangkaian k’giat proses komter jadi tdk efektif.
Hal ini dpt m’timbul :
-Perilaku negatif pd klien, krn ada p’rasa p’tolak, k’hilang, &
m’ingkar manfaat interakasi
- klien tetap m’alami k’cemas, bahkan m’tambah k’cemas

Terminasi aspek penting dlm askep, jika tdk dilak maka regresi
& k’cemas dpt tjd lagi pd klien.
Respon tsb dipengaruhi : kemampuan pwt u/ terbuka, empati
& responsif thd k’butuh klien pd pelaksanaan tahap
sebelumnya.
MK : Komter d4
10. Tehnik-tehnik Komunikasi Terapeutik
 23
Proses komter seringkali meliputi k’mampu & komitmen yg
tulus u/ m’bantu klien m’capai k’hasil bersama.
 Berikut bbrp teknik dlm komter (Perry & Potter, 2005 : 311-315) :
 Interaksi sosial
 Menyimak dg penuh perhatian
 Menunjukkan penerimaan
 Mengajukan pertanyaan yg b’hubungan
 Parafrase/ m’ulang pesan dg kata2 pwt sendiri
 Menjelaskan
 Fokus
 Menetapkan observasi
 Memberikan informasi
 Mempertahankan ketenangan
 Mengajukan keasertifan
 Penyimpulan

MK : Komter d4
11. Karakteristik Helper (Perawat)
Keberhasilan Komter sgt ditentukan
24 karakteristik pribadi
seorang helper/perawat. Instrumen yg digunakan saat
berkomunikasi dg klien adlh diri sendiri.
Bbrp karakteristik helper yg dpt m’fasilitasi tumbuhnya hub yg
terapeutik :
1. Kejujuran
2. Tdk membingungkan & cukup ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Melihat permasalahan dr kaca mata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitif thd perasaan klien
8. Tdk mudah terpengaruh o/ masa lalu klien a/pun diri
perawat sendiri.
MK : Komter d4
Lima cara yang membantu dalam
Komunikasi 25Theurapetik
(Prabandari, 2006)

 Pertahankan “patient-centered listening ”


 Menekan prasangka
 Menciptakan lingkungan yg terapetik
 Peka thd tanda “non-verbal”
 Menegakkan hubungan saling percaya

MK : Komter d4
Faktor2 yg Mempengaruhi Komunikasi
Terapeutik :
26

1. Resistens
Mrpk upaya klien u/ tetap tdk m’sadar / m’akui p’sebab
k’cemas dlm dirinya dlm rangka melawan a/ menyangkal
ungkapan perasaan (stuart, 1998, dlm suryani,2004)
Resistensi biasanya tjd pd fase kerja. Hal ini disebabkan
Pwt t’lalu cepat m’gali maslh klien yg bersifat pribadi, krn
:
a. Pwt berfokus pd diri sendiri
b. Blm terbina hub saling percaya
c. Pwt terlalu banyak membuka diri
Resistens kadang tjd krn pwt & klien tdk pd tujuan a/
rencana yg tlh disetujui bersama, krn kontrak pd fase
orientasi tdk jelas batasannya.
MK : Komter d4
2. Transferens
 Mrpk repons tdk sadar berupa
27 perasaan/perilaku thd pwt
yg sebetulnya berawal dan berhub dg orang tt yg
bermakna baginya pd waktu dia (klien) masih kecil.
 Juga mrpk kumpulan reaksi yg timbul sbg upaya
m’kurangi k’cemas & k’tdk puasan klien thd pwt krn
intensitas pertemuan yg berlebihan.

Transferens dpt merugikan, jika dibiarkan & tdk dikaji scr


serius dpt m’buat klien sangat tergantung a/ sangat benci
pd pwt.

MK : Komter d4
3. Kontertransferens
Biasanya timbul dlm bentuk
28 respons emosional pwt yg

dibangkitkan a/ dipancing o/ sikap klien.


Pwt hrs m’analisis diri jika bbrp hal berikut tjd saat
m’rawat klien :
 Love & caring berlebihan
 Benci & marah berlebihan
 Cemas & rasa b’salah muncul berulang2
 Tdk mampu berempati
 Tdk bijaksana dlm m’buat kontrak
 M’tolong klien u/ hal2 yg tdk b’hub dg askep
 M’hadapi klien dg hub pribadi a/ sosial
 Melamunkan klien

MK : Komter d4
Kontertransferens dpt m’buat pwt :
•Sangat p’hatian thd klien, shg klien besar kepala & sulit
berubah, a/ jadi manja & sangat
29 t’gantung
•Mengabaikan k’butuh klien a/ klien mrasa pwt m’bencinya

Ada 5 cara m’identifikasi tjd kontertransferens (stuart,


1998) :
 Pwt hrs punya standar thd apa yg diharapkan dr klien
 Hrs latihan m’jalin hub
 Hrs dpt menemukan sumber maslhnya
 Jika tjd, hrs dpt mengontrolnya
 Pengawasan scr indiv/klpk dpt lebih membantu

MK : Komter d4
4. Pelanggaran batas
Batas hub pwt-klien = hub30terapeutik

5. Pemberian hadiah
Krn p’beri hadiah bervariasi, tdk pantas p’beri hadian dihub
dg tindakan perawat.

Mnrt Tamsuri (2006), faktor2 yg m’pengaruhi komter :


1. Manusia (komunikator & komunikan)
(tk p’tahu, sosbud, jender, peran & tg jwb, sikap, dan
persepsi, s/ status fisik, mental, & emosional)
2. Pesan (isi & penyampaian)
3. Lingkungan
(status eksternal, s/ nilai & budaya)

MK : Komter d4
12. Komunikasi yg Efektif
Agar proses komunikasi dpt m’capai tujuan yg diharapkan,
t’dpt 7 faktor yg perlu diperhatikan,
31 (“tujuh C”), yaitu :
 Credibility, sumber hrs punya kredibilitas tinggi, agar
m’mudah k’percaya sasaran thd pesan yg disampaikan.
 Content, pesan m’kandung isi yg b’manfaat bagi sasaran.
 Context, pesan ada hubungan dg k’penting & k’butuh
sasaran, s/ realitas sehari-hari.
 Clarity, pesan hrs jelas agar lebih mudah diterima.
 Continuity and Consistency, pesan yg disampaikan hrs
sering & terus menerus, s/ b’sifat konsisten/tetap.
 Channels, pilih media yg sesuai dg sasaran
 Capability of the audience, m’perhatikan kemampuan
sasaran dlm menerima pesan.

Semua factor di atas, saling b’hub & b’pengaruh pd semua


unsur komunikasi, yakni sumber, pesan, media dan sasaran, s/
umpan balik dan akibat. MK : Komter d4
32

MK : Komter d4
33

si h
ka
m a
er i
T
MK : Komter d4

Anda mungkin juga menyukai