Anda di halaman 1dari 22

TES18552 – Sem#5

Perencanaan STL
Minggu #11
Mitigasi Pemadaman & Susunan
Pembangkit dalam Grid
Biaya Mitigasi Pemadaman
Sulit untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang biaya
yang dikeluarkan terkait dengan pemadaman. Biaya langsung
dari pemadaman adalah kehilangan produksi, tenaga kerja dan
fasilitas yang tidak digunakan, kerusakan pada data elektronik,
makanan yang rusak dan produk yang rusak, kerusakan pada
peralatan atau pengembalian uang pelanggan. Biaya tidak
langsung adalah penjarahan, cedera yang tidak disengaja,
biaya hukum, kehilangan pasokan air. Secara umum biaya
tidak langsung melebihi yang langsung hingga 5 kali.

Pemadaman jangka pendek seperti itu atau bahkan


penurunan tegangan tampaknya tidak berbahaya, namun,
mereka dapat memiliki dampak yang parah jika produksi dan
rantai pasokan tergantung pada proses produksi yang
disinkronkan secara akurat.
Biaya Mitigasi Pemadaman
Terlepas dari berkurangnya output dan pemborosan bahan baku,
ketidakmampuan untuk memasok pelanggan sangat penting
dengan saling ketergantungan yang semakin meningkat dari
rantai pasokan. Biaya per pelanggan berbeda secara signifikan
antara pelanggan perumahan, komersial, dan industri. Biaya
bisa digambarkan sebagai Nilai Kehilangan Beban, yang
merupakan jumlah perkiraan yang akan diinginkan pelanggan
membayar untuk menghindari gangguan dalam layanan listrik
mereka. Biaya tertinggi timbul selama jam pertama dan
kemudian menurun perlahan setelahnya, tetapi mereka juga
berbeda menurut berbagai elemen:
Sektor industri
Ukuran perusahaan
Durasi dan frekuensi Peristiwa
Sepadan dengan pendapatan rumah tangga
Alternatif Penanggulangan Pemadaman
Sebagian besar pemadaman sistem tenaga dimulai karena cuaca
buruk diikuti oleh peristiwa cascading berikutnya; oleh karena
itu, teknik peramalan cuaca harus diperbarui dan operator
sistem tenaga harus memiliki informasi ini untuk
mempersiapkan peristiwa semacam itu.
Penyebab utama lainnya adalah peralatan yang rusak dan
kesalahan manusia, peralatan sistem daya dinilai untuk
beroperasi di bawah kondisi tertentu dan untuk jangka waktu
tertentu sebelum pemeriksaan berkala atau pemeliharaan yang
direncanakan. Masalah-masalah ini harus ditekankan dalam
sistem tenaga dan standar yang ditaati.
Peningkatan skema pemantauan, kontrol, dan perlindungan
sistem tenaga diperlukan untuk meningkatkan keandalan
sistem. Platform sistem pengukuran area luas adalah salah satu
platform yang menjanjikan.
Alternatif Penanggulangan Pemadaman
Pelanggan harus didorong untuk berpartisipasi dalam program
manajemen sisi permintaan seperti respons permintaan darurat.
Manajemen sebagian besar sistem tenaga listrik harus
ditingkatkan — kapan pun, bagian tertentu dari pembangkit
harus dialokasikan sebagai cadangan. Cara untuk meminimalkan
biaya awal energi terbarukan yang dapat ditemukan dan energi
terbarukan harus digunakan untuk melengkapi pembangkit
konvensional.
Studi sistem pra-gangguan harus dilakukan dan juga mencakup
kemungkinan kejadian cascading.
Teknik Pelepasan Beban Frekuensi Bawah harus ditingkatkan
sehingga mereka dapat dengan cepat merespons dan
menumpahkan cukup muatan dalam keadaan darurat.
Prioritas Penanggulangan Pemadaman
Mengubah bauran sumber daya: Seiring perubahan generasi
dan beban pada sistem daya (misalnya, Sumber daya variabel
terintegrasi, peningkatan ketergantungan pada gas alam,
peningkatan manajemen sisi permintaan, teknologi baru yang
digunakan), sistem yang secara signifikan berbeda dari yang
dipertimbangkan ketika sistem dirancang dan direncanakan,
memperlihatkan kerentanan baru yang sebelumnya tidak
dipertimbangkan. Karakteristik dan perilaku operasi yang
mendasar tidak lagi menjadi kepastian.
Perencanaan sumber daya: Pensiun (sebagian besar karena
infrastruktur yang menua; peraturan lingkungan yang
diterapkan; meningkatnya ketidakpastian dalam sumber daya di
masa depan karena potensi peraturan lingkungan lainnya; dan
harga gas alam yang lebih rendah, yang secara signifikan
mempengaruhi ekonomi pembangkit listrik) mengarah ke
kasus-kasus di mana sumber daya mungkin tidak memadai.
Prioritas Penanggulangan Pemadaman
Peristiwa fisik ekstrem: Sementara kemungkinan kejadian
fisik ekstrem (seperti serangan fisik, gangguan geomagnetik,
atau cuaca buruk) yang menyebabkan kerusakan parah adalah
rendah, potensi konsekuensinya cukup signifikan sehingga
penghindaran risiko (mengurangi probabilitas) tidak cukup
sebagai satu-satunya strategi manajemen risiko.
Keamanan Siber: Serangan siber berpotensi menyebabkan
gangguan atau pemadaman jaringan yang besar. Ancaman
seperti itu kompleks dan berkembang pesat, menuntut
perhatian pemilik / operator, pemerintah, dan pihak lain yang
terlibat dalam perlindungan infrastruktur kritis.
Rencana Kesinambungan secara sederhana dapat diartikan
sebagai serangkaian langkah yang telah disiapkan dan akan
dijalankan jika terjadi suatu kondisi yang tidak diharapkan
terjadi serta menganggu suatu operasi normal.
Faktor Unit Pembangkit

Terutama untuk PLTG dan PLTD di luar Jawa, PLTA di


Indonesia nilai-nilai faktornya akan berbeda
Faktor Unit Pembangkit
Keterangan :
Faktor-faktor tersebut di atas didapat sebagai statistik unit
pembangkit yang mensuplai sebuah sistim dimana unit-unit
pembangkit dioperasikan dengan :
- PLTN sebagai unit pembangkit beban dasar.
- PLTU sebagai unit pembangkit beban dasar dan menengah.
- PLTA sebagai unit pembangkit beban menengah dan puncak.
- PLTG sebagai unit pembangkit beban puncak dan cadangan.
- PLTD sebagai unit pembangkit beban puncak dan cadangan.

Untuk kapasitas yang sama, biasanya sistim lebih andal


bila disusun oleh unit-unit pembangkit yang lebih kecil.
Dengan memperhatikan keandalan itu sendiri, tentu saja
akan mendorong sistim ke arah unit-unit yang lebih kecil.
Susunan Unit Pembangkit
Apabila yang diperhatikan segi ekonomisnya adalah
sebaliknya, yaitu sistim cenderung didorong ke arah
penggunaan unit-unit pembangkit yang berkapasitas besar.
Oleh karena itu dibutuhkan tingkat keseimbangan untuk ke
dua faktor tsb, satu dengan yang lain, untuk mendapatkan
ukuran unit yang optimal.

Berdasarkan “rule of tumb”, tak ada satu pun unit di dalam


suatu sistim yang akan melebihi 7 persen dari sistim
“demand” puncak (14), ini bertujuan agar kapasitas
cadangan yang dibutuhkan oleh sistim pada tingkat
keandalan yang ditetapkan, masih ekonomis

Pengelompokan beban inilah yang menyebabkan perlunya


diatur jenis-jenis pembangkit yang perlu dinyalakan.
Susunan Unit Pembangkit
Misalnya, untuk beban dasar (base load) -> pembangkit yang
digunakan adalah pembangkit yang biaya bahan bakarnya
murah dan standby operasinya lama (waktu penyalaan
pembangkit sampai dapat memproduksi listrik). Karenanya,
pembangkit yang digunakan untuk jenis beban ini adalah PLTU
dengan bahan bakar batu bara atau bahkan dapat juga PLTGU.

Untuk beban puncak -> pembangkit yang digunakan adalah


pembangkit yang standby operasinya cepat. Maksudnya, saat
dibutuhkan tambahan pasokan daya, pembangkit dapat
langsung menyuplai tambahan daya tersebut. Jenis pembangkit
yang sesuai untuk beban ini misalnya PLTD dan PLTG.

Karena bentuk kurva beban kita yang jelek (tidak datar). Bila kita
hanya membangun PLTU dengan bahan bakar batu bara, biaya
bahan bakarnya mungkin murah.
Susunan Unit Pembangkit
Namun, saat beban puncak, kita akan mengalami kerugian.
Karena waktu untuk mengoperasikan PLTU itu sangat lama
(mencapai 5 hari), maka untuk mengatasi beban puncak yang
akan terjadi, PLTU tersebut tentu sudah dinyalakan sejak lama.
Sementara itu, durasi beban puncaknya itu sendiri hanyalah
beberapa jam (2-4 jam). Tentu saja tidak sebanding pemasukan
dengan pengeluaran. Itulah sebabnya kita memiliki pembangkit-
pembangkit seperti PLTD dan PLTG.

Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam


menentukan kebutuhan listrik. Sesuatu daerah kepadatan beban
satuannya umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2.
Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai
beban (kebutuhan) terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode
tertentu. Periode tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun
dalam setahun.
Pemilihan Tipe Pembangkit
Pemilihan tipe pembangkit
didasarkan pada klasifikasi
tipe pembangkit, klasifikasi 1.2
48 $/MWh

tipe pembangkit adalah Peacking

mengelompokkan unit-unit 1.0


20

pembangkit ke dalam
pemakaian atau cara-cara
0.8
19

operasi. Jadi unit-unit Load Duration Curve


Midrange

dikelompokkan sebagai
0.6

18

beban dasar, beban 0.4

menengah atau beban 17

puncak, tergantung Base


0.2

kecocokan untuk digunakan


Load

10
pada bagian-bagian yang 0

berhubungan dengan kurva 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

lama beban
Pemilihan Tipe Pembangkit
1. Dari Cara Kerja

Dipandang dari cara kerjanya, unit beban puncak boleh jadi


salah satu dari tipe-tipe unit (PLTA, PLTQ, PLTD) yang secara
fisik sanggup “start-up” maupun “shut-down” dan mengikuti
perubahan beban dengan cepat dan mudah. Dengan resiko
kerusakan yang kecil, karena meapunyai waktu pemeliharaan
yang banyak.

Unit beban dasar mempunyai karakterietik fisik yang tidak


mungkin sama dengan karakteristik fisik unit beban puncak,
unit beban dasar ini mempunyai resiko kerusakan peralatan
yang besar selama operasi. Sebagai contoh unit-unit
pembangkit beban dasar yaitu : PLTN, PLTU berbahan bakar
fosil dengan tekanan super kritis (“Supercritical Pressure
Fossil Steam”), biasanya beroperasi pada suhu yang tinggi
Pemilihan Tipe Pembangkit
2. Dari Cara Ekonomi
Secara ekonomis, unit beban dasar adalah unit yang
mempunyai biaya bahan bakar terendah di antara penyusun
sistim pembangkit. Unit ini akan dioperasikan mendekati “rated
out-put” nya untuk waktu yang lama. Faktor kapasitasnya
berkisar antara 75 sampai 80 persen.
Secara ekonomis unit beban puncak adalah yang harga bahan
bakarnya termahal, digunakan sebagai cadangan. Faktor
kapasitasnya berkisar antara 0 sampai kira-kira 20 persen.
Unit beban menengah mempunyai faktor kapasitas dan harga
bahan bakar di antara unit beban dasar dan unit beban
puncak. Dalam menyusun unit-unit pembangkit ke kurva lama
be­ban syarat-syarat unit pembangkit tidak ditetapkan secara
tepat sekali dan tidak sama seperti ponggambaran menurut
cara kerja, hal ini ber­hubungan dengan keistimewaan unit
pembangkit.
Kurva Lama Pembangkit (GDC)
Kekurangan dalam
menggunakan kurva lama be­
1.2
48 $/MWh

ban, unit beban dasar Peacking

beroperasi kontinu selama 1.0


20

periode, dan unit beban


puncak 0,2 pu dari kapasitas 0.8

19

total tidak dioperasikan sama Load Midrange

sekali. Ke dua keadaan ini 0.6 Duration


Curve
18

adalah tidak mungkin.


Karena pembangkit tidak 0.4

available 100%, ini 17

disebabkan adanya waktu 0.2


Base
Load

outage. Kesukaran di atas 10

dapat diperbaiki dengan 0


0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

menggunakan “generation
duration curve”)
Kurva Lama Pembangkit (GDC)
Kurva lama pembangkitan menghubungkan posisi sebuah
pembangkit pada urutan pembebanan dengan persentase
waktu yang diperlukan untuk membangkitkan daya.

Ini bertujuan agar memungkinkan beroperasinya unit-unit


pembangkit de­ngan biaya bahan bakar tinggi dan membatasi
beroperasinya unit-unit pembangkit beban dasar, pada saat
mensuplai energi ke dalam jumlah luasan yang sama dari
kurva lama beban.

Dalam hal ini bentuknya berubah-ubah, karena bentuk


sebenarnya kurva lama pembangkitan bisa ditentukan hanya
dengan sebuah simulasi biaya produksi yang menyeluruh dan
karakteristik terperinci unit-unit pembangkit yang
menyusun sistim.
Perluasan Kapasitas Pembangkit
Misalnya perluasan sistim pembangkit untuk 15 tahun
kemudian, pada akhir tahun perencanaan, besarnya beban
dan kapasitas sistim pembangkit menjadi dua kali lipat dari
semula. Untuk semua unit baru yang ditambahkan ke sistim
adalah unit yang lebih efisien diantara unit-unit yang telah ada,
yaitu PLTN yang mempunyai biaya bahan bakar 9.5 $/MWh.
GDC setelah penambahan unit baru. Ordinat dalam per unit
dari beban puncak, yang sekarang menjadi dua kali lipat dari
semula, juga kapasitas yang telah ada sebelum perluasan,
dipaksa oleh kapasitas baru 9.5 $/MWh ke bagian atas kurva,
yang menempati separuh ruangan vertikal. Absis sekarang
menunjukkan faktor kapasitas unit jika unit selalu dioperasikan
pada beban penuh. Kapasitas 10 $/MWh dan 17 $/MWh, yang
semula terletak pada posisi beban dasar, sekarang pindah ke
posisi beban menengah.
Perluasan Kapasitas Pembangkit
1.2

Pada perluasan lebih lanjut, 48 $/MWh

unit 10 $/MWh dan 17 $/MWh


menempati sebagai unit beban
1.0 20

puncak, jika perluasan 19

dilanjutkan dengan 0.8


18

penambahan unit baru dengan 17

10
biaya bahan bakar rendah. Hal 0.6

ini tidak akan ada persoalan, 9.5 (New)

sepanjang ekonomi operasi 0.4

sistim diperhatikan; tetapi ada


masalah yang berhubungan
dengan operasi tenaga gerak 0.2

unit pembangkit pada unit-unit


10 $/MWh dan 17 $/MWh yang 0
0.4 0.6 0.8 1.0
0 0.2

harus disesuaikan dengan


syarat-syarat unit beban.
Perluasan Campuran Kapasitas Pembangkit
Kurva lama pembangkitan pada gambar 4 menunjukkan hasil
dari sebuah pola perluasan campuran untuk sistim yang sama
seperti gambar 3. Sebagai ganti, penembahan kapasitas
dengan biaya bahan bakar 9.5 $/MWh yang dipakai untuk
perluasan beban dasar, hanya sebesar 0,3 pu. Keseimbangan
disusun dari : penambahan kapasitas dengan biaya bahan
bakar 35 $/MWh sebesar 0,1 pu pada beban menengah dan
kapasitas dengan biaya bahan bakar 50 $/MWh sebesar 0,2
pu pada beban puncak. Dengan demikian kapasitas
sebenarnya untuk unit dengan biaya bahan bakar 10 $/MWh
tinggal pada faktor kapasitas tahunan hampir 85 persen,
kapasitas de­ngan biaya bahan bakar 17 $/MWh pada faktor
kapasitas yang agak lebih kecil, dan blok-blok 19 $/MWh, 20
$/MWh dan 48 $/MWh mempunyai faktor kapasitas yang
lebih besar bila dibandingkan dengan sistim sebenarnya
sebelum perluasan, seperti yang tampak pada gambar 2.
Perluasan Campuran Kapasitas Pembangkit
Perluasan sistim 1.2

pembangkit yang 50 $/MWh

dilakukan dengan 1.0

menambah unit- 48

unit beban dasar, 35 (New)

menengah dan 0.8


20

puncak 19

0.6
18

Dengan tidak 17

dipaaangnya unit 0.4

10

dengan biaya
bahan bakar 9.5 0.2
9.5 (New)
$/MWh, akan
mempertinggi 0

biaya bahunan 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

bahan bakar
1.2 1.2
48 $/MWh

50 $/MWh

1.0 20
1.0
48

19
35 (New) 0.8
18

0.8 17
20
10
19 0.6

0.6
18
9.5 (New)

0.4
17

0.4

10
0.2

0.2
9.5 (New)
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Anda mungkin juga menyukai