email: adiwijaya10@gmail.com email: adiwijaya10@gmail.com PLNUAuLuAN PLNUAuLuAN -- Kedudukan Kedudukan ukum ukum 1ata Negara 1ata Negara -- Materi Materi ukum ukum 1ata Negara 1ata Negara - -Metode Metode Ualam Ualam ukum ukum 1ata 1ata Negera Negera ( (oara oara pendekatan pendekatan) ) Catatan Catatan: APAKA uKuM 1A1A NL0ARA : APAKA uKuM 1A1A NL0ARA MLRuPAKAN 3uA1u lLMu MLRuPAKAN 3uA1u lLMu PLN0L1AuAN? PLN0L1AuAN? AN HTN ALAN B!ANC AN HTN ALAN B!ANC HN HN Peristilahan Peristilahan 2Pengertian (difinisi) 2Pengertian (difinisi) 3ubungan 1N dengan oabang llmu lainnya 3ubungan 1N dengan oabang llmu lainnya Tujuan: untuk memperoleh suatu pemahaman Tujuan: untuk memperoleh suatu pemahaman yang lebih baik (nilai yang lebih baik (nilai nilai teoritis) dan lebih nilai teoritis) dan lebih mudah dalam menerapkan hukum (nilai mudah dalam menerapkan hukum (nilai nilai nilai praktis) praktis) Nenurut van Apeldoorn Hukum itu terdiri dari: Nenurut van Apeldoorn Hukum itu terdiri dari: Hukum Publik ( Hukum Publik (Publiek recht, public law Publiek recht, public law) ) epentingan epentingankepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan kepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan kepentingan umum/publik (negara) kepentingan umum/publik (negara) (Peraturan (Peraturanperaturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan peraturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan kepentingan umum, oleh karena itu soal kepentingan umum, oleh karena itu soal mempertahankanya mempertahankanya dilakukan oleh negara/pemerintah dalam arti luas) dilakukan oleh negara/pemerintah dalam arti luas) Hukum Privat ( Hukum Privat (Privaat recht, private law Privaat recht, private law) ) epentingan epentingankepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan kepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan kepentingan khusus/perdata (perorangan) kepentingan khusus/perdata (perorangan) (Peraturan (Peraturanperaturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan peraturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan kepentingan khusus (individu), oleh karena itu kepentingan khusus (individu), oleh karena itu dipertahankan dipertahankan atau atau tidak diserahkan kepada yang berkepentingan tidak diserahkan kepada yang berkepentingan) ) Nenurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo: Nenurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo: Hukum Tata Negara dan Hukum Tata Usaha Negara Hukum Tata Negara dan Hukum Tata Usaha Negara digolongkan kedalam hukum publik digolongkan kedalam hukum publik Sistem Hukum Hukum Tata Negara Tentang Struktur Negara (Iembaga-Iembaga negara, reIasi Iembaga negara, konstitusi) Hukum Pidana Hubungan antara masyarakat (diwakili oleh negara: Penegak hukum pemerintahan) dengan individu warganya Hukum Perdata OHubungan antara warga negara dan warga negara (pribadi) Hubungan OHubungan antara pribadi hukum (Warga Negara) dengan Badan Hukum serta badan hukum dangan Badan Hukum) Hukum Transnasional Hukum Privat NEGARA Hukum Administrasi Negara Hubungan antara [penyelenggara negara] [pemerintah] dengan masyarakat atau individu warga negara Hukum PubIik Hukum PubIik Hukum PubIik Hukum PubIik dan Hukum Privat %ANC L!NCP NT%! HTN %ANC L!NCP NT%! HTN - - Hukum Tata Negara yang berisikan asas Hukum Tata Negara yang berisikan asasasas dan asas dan pengertian pengertianpengertian Hukum Tata Negara yang bersifat pengertian Hukum Tata Negara yang bersifat umum (universal) umum (universal) - - Hukum Tata Negara yang berisikan asas Hukum Tata Negara yang berisikan asasasas dan asas dan pengertian pengertianpengertian hukum yang berkembang dalam pengertian hukum yang berkembang dalam teori dan praktik di suatu negara tertentu teori dan praktik di suatu negara tertentu - - Hukum Tata Negara Positif, yang mengkaji mengenai Hukum Tata Negara Positif, yang mengkaji mengenai hukum positif di bidang ketatanegaraan suatu negara hukum positif di bidang ketatanegaraan suatu negara tertentu tertentu TOD (CARA PNDATAN) DALA TOD (CARA PNDATAN) DALA HUU TATA NARA HUU TATA NARA - - Nenurut Harmailly !brahim Nenurut Harmailly !brahim -- melalui pendekatan melalui pendekatan Yuridis formal Yuridis formal - - Nenurut Paul Laband Nenurut Paul Laband -- melalui pendekatan melalui pendekatan Yuridis ogmatis Yuridis ogmatis - - Nenurut Thoma Nenurut Thoma -- melalui pendekatan Yuridis melalui pendekatan Yuridis Historis Historis gunanya untuk encari hubungan dan perbedaan obyek yang diselidiki didasarkan atas faktorfaktor yang ada dalam lapangan hukum. P%!ST!LAHAN HTN P%!ST!LAHAN HTN WW Sraarsreohr Sraarsreohr ( (sraars|ehre sraars|ehre) )- -Belanda, menoakup: Belanda, menoakup: -- Sraarreohr |n ru|mere z|n Sraarreohr |n ru|mere z|n (1N dalam arti luas) dan (1N dalam arti luas) dan -- Sraarreoh |n engere z|n Sraarreoh |n engere z|n (1N dalam arti sempit) (1N dalam arti sempit) WW 0osr|rus|ona| law 0osr|rus|ona| law -- lnggris lnggris WW lro|r 0onsr|rus|onne| lro|r 0onsr|rus|onne| -- Pranois Pranois WW verfassungsreohr (verfassungs|ehre) verfassungsreohr (verfassungs|ehre) -- 1erman 1erman !F!N!S! HN TATA NCA%A !F!N!S! HN TATA NCA%A - - hristian van vollenhoven hristian van vollenhoven Hukum Tata Negara mengatur semua masyarakat hukum Hukum Tata Negara mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut tingkatannya dan masing tingkatannya dan masingmasing itu menentukan wilayah masing itu menentukan wilayah lingkungan rakyatnya dan akhirnya menetukan badan lingkungan rakyatnya dan akhirnya menetukan badanbadan badan dan fungsinya masing dan fungsinya masingmasing yang berkuasa dalam masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan lingkungan masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan dan wewenangnya dari badan dan wewenangnya dari badanbadan tersebut. badan tersebut. - - Paul Scholten Paul Scholten Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur mengenai Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur mengenai tata organisasi negara. tata organisasi negara. - - van der Pot van der Pot Hukum Tata Negara adalah peraturan Hukum Tata Negara adalah peraturanperaturan yang peraturan yang menetukan badan menetukan badanbadan yang diperlukan serta wewenangnya badan yang diperlukan serta wewenangnya masing masingmasing, hubungan satu dengan yang lainnya dan masing, hubungan satu dengan yang lainnya dan hubungan dengan individu warga negara dalam kegiatannya. hubungan dengan individu warga negara dalam kegiatannya. - - ].H.A Logemann ].H.A Logemann Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. negara. - - van Apeldoorn van Apeldoorn Hukum Tata Negara dalam arti sempit ( Hukum Tata Negara dalam arti sempit (verfassungrecht verfassungrecht) ) menunjukan orang menunjukan orangorang yang memegang kekuasaan pemerintah orang yang memegang kekuasaan pemerintah dan batas dan batasbatas kekuasaannya batas kekuasaannya - - Nac Nac !ver !ver Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur negara. Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur negara. - - Wade and Phillips Wade and Phillips Hukum Tata Negara mengatur alat Hukum Tata Negara mengatur alatalat perlengkapan negara, tugas alat perlengkapan negara, tugas dan wewenangnya, serta mekanisme hubungan di antara alat dan wewenangnya, serta mekanisme hubungan di antara alatalat alat perlengkapan negara itu. perlengkapan negara itu. - - Paton Ceorge Whitecross Paton Ceorge Whitecross Hukum Tata Negara itu berhubungan dengan persoalan distribusi Hukum Tata Negara itu berhubungan dengan persoalan distribusi kekuasaan hukum dan fungsiorgan kekuasaan hukum dan fungsiorganorgan negara. organ negara. - - A.v. Dicey A.v. Dicey Hukum Tata Negara mencakup semua peraturan yang secara Hukum Tata Negara mencakup semua peraturan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi distribusi atau langsung atau tidak langsung mempengaruhi distribusi atau pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat dalam negara. pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat dalam negara. - - Naurice Duverger Naurice Duverger Hukum ostitusi adalah salah satu cabang dari hukum publik yang Hukum ostitusi adalah salah satu cabang dari hukum publik yang mengatur organisasi dan fungsi mengatur organisasi dan fungsifungsi politik suatu lembaga fungsi politik suatu lembaga negara. negara. - - Kusumadi Pudjosewojo Kusumadi Pudjosewojo Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan dan federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan dan (kesatuan dan federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan dan republik) yang menunjukan masyarakat hukum atasan maupun republik) yang menunjukan masyarakat hukum atasan maupun bawahan, beserta tingkatan bawahan, beserta tingkatantingkatannya (hirarchie), yang tingkatannya (hirarchie), yang selanjutnya menegasakan wilayah dan lingkungan rakyat dari selanjutnya menegasakan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat masyarakatmasyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat alat pelengkapnya (yang memegang kekuasaan penguasa) dari alat pelengkapnya (yang memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum itu, beserta susunan (terdiri dari seseorang atau masyarakat hukum itu, beserta susunan (terdiri dari seseorang atau sejumlah orang), wewenang, tingkat imbangan dari dan atara alat sejumlah orang), wewenang, tingkat imbangan dari dan atara alat pelengkap itu. pelengkap itu. - - Noh. Kusnardi dan Harmaily !brahim Noh. Kusnardi dan Harmaily !brahim Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat pelengkap negara dalam garis vertikal dan Horizontal, serta pelengkap negara dalam garis vertikal dan Horizontal, serta kedudukan warga negara dan hak kedudukan warga negara dan hakhak azasinya. hak azasinya. "BY A]!AN "BY A]!AN HN TATA NCA%A HN TATA NCA%A - - Konstitusi Konstitusi sebagai sebagai hukum hukum dasar dasar beserta beserta berbagai berbagai aspek aspek mengenai mengenai perkembangannya perkembangannya dalam dalam sejarah sejarah kenegaraan kenegaraan yang yang bersangkutan bersangkutan, , proses proses pembentukannya pembentukannya dan dan perubahannya perubahannya, , kekuatan kekuatan mengikatnya mengikatnya dalam dalam peraturan peraturan perundang perundang undangan undangan, , cakupan cakupan subtansinya subtansinya, , ataupuan ataupuan muatan muatan isinya isinya sebagai sebagai hukum hukumdasar dasar yang yang tertulis tertulis.. - - Pola Pola pola pola dasar dasar ketatanegaraan ketatanegaraan yang yang dianut dianut dan dan dijadikan dijadikan acuan acuan bagi bagi pengorganisasian pengorganisasian intitusi intitusi, , pembentukan pembentukan dan dan penyelenggaraan penyelenggaraan organisasi organisasi negara negara, , serta serta mekanisme mekanisme kerja kerja organisasi organisasi organisasi organisasi negara negara dalam dalam menjalankan menjalankan fungsi fungsi fungsi fungsi pemerintahan pemerintahan dan dan pembangunan pembangunan.. - - Struktur Struktur kelembagaan kelembagaan negara negara dan dan mekanisme mekanisme hubungan hubungan antar antar organ organ lembaga lembaga negara negara, , baik baik secara secara vertikal vertikal maupun maupun secara secara horizontal. horizontal. - - Prinsip Prinsip prinsip prinsip kewarganegaraan kewarganegaraan dan dan hubungan hubungan antara antara negara negara dengan dengan warga warga negara negara beserta beserta hak hak hak hak dan dan kewajiban kewajiban asasi asasi manusia manusia, , bentuk bentuk bentuk bentuk dan dan prosedur prosedur pengambilan pengambilan keputusan keputusan hukum hukum, , serta serta mekanisme mekanisme perlawanan perlawanan terhadap terhadap keputusan keputusan hukum hukum.. 13 13 !LN HN !LN HN TATA NCA%A TATA NCA%A 14 14 Ceorge ]ellinek dalam bukunya Ceorge ]ellinek dalam bukunya Allgemeine Staatslehre Allgemeine Staatslehre !lmu enegaraan !lmu enegaraan (Staatswissenschaaft) (Staatswissenschaaft) dalam arti luas, mencakup: dalam arti luas, mencakup: - - !lmu Kenegaraan dalam arti sempit !lmu Kenegaraan dalam arti sempit, yaitu: , yaitu: ** staatenkunde Staatswissenschaaft staatenkunde Staatswissenschaaft menceritakan keadaan negara secara umumnya, misalkan: keadaan alam menceritakan keadaan negara secara umumnya, misalkan: keadaan alam dsb, dsb, ** theoritische Staatswissenschaaft theoritische Staatswissenschaaft !lmu Negara dalam arti luas, yaitu: ilmu negara umum dan ilmu negara !lmu Negara dalam arti luas, yaitu: ilmu negara umum dan ilmu negara khusus. khusus. ** practische Staatswissenschaaft practische Staatswissenschaaft !lmu Politik !lmu Politik - - Rechtswissenchaft Rechtswissenchaft Nenekankan pada aspek hukum (rechts), segi yuridis dari negara. Nencakup: * * Hukum Tata Negara (vervassungrecht) Hukum Tata Negara (vervassungrecht) ** Hukum Administrasi (verwaltungrecht) Hukum Administrasi (verwaltungrecht) ** Hukum Antar Negara (internatonale recht) Hukum Antar Negara (internatonale recht) 15 15 eluarga !lmu enegaraan eluarga !lmu enegaraan Staatslehre Staatslehre)) - - Teori tentang negara dalam arti luas Teori tentang negara dalam arti luas ((staatslehre in ruimere zin staatslehre in ruimere zin)) - - Teori tentang negara dalam arti sempit Teori tentang negara dalam arti sempit ((staatslehre in enghere zin staatslehre in enghere zin)). . iartikan sebagai iartikan sebagai staatsrecht . staatsrecht . Terdiri dari: Terdiri dari: staatsrecht staatsrecht dalam arti luas dan dalam arti luas dan staatsrecht staatsrecht dalam arti sempit. dalam arti sempit. 16 16 Hukum Tata Negara dalam arti luas Hukum Tata Negara dalam arti luas mencakup: mencakup: Hukum Tata Negara ( Hukum Tata Negara (staat in rust staat in rust) dan Hukum ) dan Hukum Administrasi ( Administrasi (staat in beweging staat in beweging)) - -staat in rust staat in rust objek kajiannya menelaah negara objek kajiannya menelaah negara dalam keadaan statis (diam) saja, dalam keadaan statis (diam) saja, - -stat in beweging stat in beweging objek kajiannya menelaah objek kajiannya menelaah negara dalam keadaan bergerak. negara dalam keadaan bergerak. 17 17 HUBUNAN HTN DNAN HUBUNAN HTN DNAN LU PNTAHUAN LU PNTAHUAN LANNYA LANNYA - - HTN dengan !lmu Negara HTN dengan !lmu Negara - - HTN dengan !lmu Politik HTN dengan !lmu Politik - - HTN dengan HAN HTN dengan HAN 18 18 Hubungan Hukum Tata Negara dengan lmu Negara Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat Ilmu Negara mempelajari : Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat. Konsep-konsep dan teori-teori mengenai Negara serta hakekat Negara. Sedangkan Hukum Tata Negara mempelajari : Negara dalam keadaan konkrit artinya yaitu mempelajari keadaan Negara yang sudah terikat oleh waktu dan tempat; Hukum Tata Negara mempelajari Hukum positif yang berlaku dalam suatu Negara; Hukum Tata Negara mempelajari Negara dari segi stuktur. 19 19 HTN DNAN LU NARA HTN DNAN LU NARA - HTN memiliki nilai Praktis (normative wissenschaft) - "byeknya hukum positif yang berlaku pada suatu di suatu tempat, tentang negara dalam aspek hukum. - !lmu Negara tidak mempunyai nilai praktis, mementingkan nilai teoritis (seins wissenschaft) - "byeknya asasasas pokok dan pengertianpengertian pokok tentang negara dalam aspek umum.
HTN DNAN LU POLT HTN DNAN LU POLT Nenurut Prof Barens dengan perumpamaan Nenurut Prof Barens dengan perumpamaan Hukum Tata Negara sebagai kerangka Hukum Tata Negara sebagai kerangka manusia, sedangkan !lmu Politik merupakan manusia, sedangkan !lmu Politik merupakan daging yang ada di sekitarnya. daging yang ada di sekitarnya. 1 1 Hukum Tata Negara mempelajari peraturan- peraturan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan Negara, sedangkan lmu Politik mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut.
HTN DNAN HAN HTN DNAN HAN - - Pembedaan Pembedaan secara secara prinsip prinsip, , karena karena kedua kedua ilmu ilmu pengetahuan pengetahuan ini ini dapat dapat dibagi dibagi secara secara tajam tajam baik baik mengenai mengenai sistimatikanya sistimatikanya maupun maupun isinya isinya. . Christian van Christian van vollenhoven vollenhoven "ppenheim "ppenheim ].H.A. ].H.A. Logemann Logemann - - Tidak Tidak terdapat terdapat perbedaan perbedaan yang yang bersifat bersifat asasi asasi, , melainkan melainkan hanya hanya karena karena pertimbangan pertimbangan manfaat manfaat praktis praktis. . ranenburg ranenburg van van der der Pot Pot vegting vegting 3 3 VAN VAN VOLLNHOVN VOLLNHOVN - - Hukum Tata Negara Hukum Tata Negara Pertama Pertamatama menentukan apa/mana saja masyarakat hukum atasan dan bawahan tama menentukan apa/mana saja masyarakat hukum atasan dan bawahan dengan jenjang tingkatannya, kemudian merumuskan lingkup peranan terhadap dengan jenjang tingkatannya, kemudian merumuskan lingkup peranan terhadap wilayah serta warganya selanjutnya menentukan kekuasaan macam apa yang wilayah serta warganya selanjutnya menentukan kekuasaan macam apa yang diserahkan kepada aneka lembaga dalam tiap masyarakat hukum diserahkan kepada aneka lembaga dalam tiap masyarakat hukum (hukum tentang pendistribusian kekuasaan (fungsi (hukum tentang pendistribusian kekuasaan (fungsifungsi negara kepada lembaga fungsi negara kepada lembaga lembaga negara lembaga negara)) - - Hukum Administrasi Negara Hukum Administrasi Negara Administrasi Negara adalah kumpulan ketentuan yang wajib ditaati oleh lembaga Administrasi Negara adalah kumpulan ketentuan yang wajib ditaati oleh lembaga kekuasaan/pejabat atasan maupun bawahan, setiap kali melasanakan karya/peranan kekuasaan/pejabat atasan maupun bawahan, setiap kali melasanakan karya/peranan berdasarkan Hukum Tata Negara berdasarkan Hukum Tata Negara (hukum yang mengatur cara bekerjanya lembaga (hukum yang mengatur cara bekerjanya lembagalembaga tersebut dalam lembaga tersebut dalam menggunakan fungsi menggunakan fungsifungsi yang diberikat dalam HTN) fungsi yang diberikat dalam HTN) 4 4 "PPNH!N "PPNH!N HTN: - Hukum Tata Negara mengatur negara dalam keadaan diam/ tidak bergerak (de staat in rush) - arena yang menjadi inti permasalahannya (mengungkap ihwal) adalah: - status - role HAN: - Hukum Administrasi Negara adalah hukum negara dalam keadaan bergerak (de staat in beweging) - arena yang menjadi inti permasalahannya adalah - roleplaying (sikap tindak negara) 5 5 ].H.A. L"CNANN ].H.A. L"CNANN HUKUM TATA NEGARA DALAM ARTI SEMPIT HUKUM TATA NEGARA DALAM ARTI SEMPIT Persoonsleer Persoonsleer (ajaran tentang peribadi atau (ajaran tentang peribadi atau status status) ) Mempelajari tentang masalah Mempelajari tentang masalah- -masalah manusia sebagai masalah manusia sebagai subyek hukum yang mempunyai kewajiban, manusia sebagai subyek hukum yang mempunyai kewajiban, manusia sebagai subyek hukum yang mepunyai hak, personiIikasi, perwakilan, subyek hukum yang mepunyai hak, personiIikasi, perwakilan, timbul dan hilangnya kepribadian, hukum atau hak organisasi, timbul dan hilangnya kepribadian, hukum atau hak organisasi, pembatasan wewenang. pembatasan wewenang. Gebledleer Gebledleer (ajaran tentang lingkup laku) (ajaran tentang lingkup laku) Mempelajari tentang permasalahan mengenai batasan Mempelajari tentang permasalahan mengenai batasan- -batasan batasan cara cara- -cara, waktu dan lingkup wilayah pribadi atau kelompok cara, waktu dan lingkup wilayah pribadi atau kelompok pribadi (sebagai subyek hukum) dalam bersikap tindak atau pribadi (sebagai subyek hukum) dalam bersikap tindak atau berprilaku menurut kaedah berprilaku menurut kaedah- -kadah yang berlaku. kadah yang berlaku. HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA leer de rechsbetrekking leer de rechsbetrekking (ajaran mengenai hubungan hukum) (ajaran mengenai hubungan hukum) Mempelajari jenis, bentuk, serta akibat hukum yang dilakukan Mempelajari jenis, bentuk, serta akibat hukum yang dilakukan oleh pejabat dalam melakukan tugasnya. oleh pejabat dalam melakukan tugasnya. 6 6 Karenenburg Karenenburg Perbedaan HTN dengan HAN itu tidak bersiIat azasi, Perbedaan HTN dengan HAN itu tidak bersiIat azasi, pemisahan antara keduanya hanya disebabkan karena pemisahan antara keduanya hanya disebabkan karena pertumbuhan hukum korporatiI dari masyarakat hukum pertumbuhan hukum korporatiI dari masyarakat hukum teritorial dan juga disebabkan karena HTN meliputi teritorial dan juga disebabkan karena HTN meliputi susunan, tugas, wewenangan dan cara badan susunan, tugas, wewenangan dan cara badan- -badan badan menjalankan tugas dalam HAN. menjalankan tugas dalam HAN. Van der Pot Van der Pot Perbedaan prinsipiil itu tidak menimbulkan suatu akibat Perbedaan prinsipiil itu tidak menimbulkan suatu akibat hukum. Diadakannya pembedaan hanya penting bagi ilmu hukum. Diadakannya pembedaan hanya penting bagi ilmu pengetahuan, sehingga para ahli hukum mendapatkan pengetahuan, sehingga para ahli hukum mendapatkan suatu gambaran tentang sistem yang bermanIaat. suatu gambaran tentang sistem yang bermanIaat. Vegting Vegting HTN dan HAN mempunyai lapangan penyelidikan yang HTN dan HAN mempunyai lapangan penyelidikan yang sama, perbedaannya hanya terletak pada cara pendekatan sama, perbedaannya hanya terletak pada cara pendekatan yang digunakan oleh masing yang digunakan oleh masing- -masing ilmu pengetahuan. masing ilmu pengetahuan. Cara pendekatan yang dilakukan oleh HTN ialah untuk Cara pendekatan yang dilakukan oleh HTN ialah untuk mengetahui organisasi dari pada negara, serta badan mengetahui organisasi dari pada negara, serta badan- - badan lainnya. Sedangkan HAN menghendaki bagaimana badan lainnya. Sedangkan HAN menghendaki bagaimana caranya negara serta organ caranya negara serta organ- -organ melakukan tugasnya. organ melakukan tugasnya. 7 7 SUMBER HUKUM TATA SUMBER HUKUM TATA NEGARA NEGARA 8 8 Sub Pokok Pembahasan Sub Pokok Pembahasan Pengertian Sumber Hukum Pengertian Sumber Hukum Sumber Hukum Tata Negara Sumber Hukum Tata Negara Sumber Hukum dalam arti Formal dan Sumber Hukum dalam arti Formal dan sumber Hukum dalam arti Naterial sumber Hukum dalam arti Naterial onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan Traktat / Perjanjian Traktat / Perjanjian Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia Tata rutan Peraturan Perundang Tata rutan Peraturan Perundangundangan di undangan di !ndonesia !ndonesia 9 9 PENGERTIAN SUMBER HUKUM PENGERTIAN SUMBER HUKUM Menurut Menurut Kamus Kamus Besar Besar Bahasa Bahasa Indonesia Indonesia Sumber Sumber hukum hukum adalah adalah segala segala sesuatu sesuatu yang yang berupa berupa tulisan, tulisan, dokumen, dokumen, naskah, naskah, dsb dsb yang yang dipergunakan dipergunakan oleh oleh suatu suatu bangsa bangsa sebagai sebagai pedoman pedoman hidupnya hidupnya pada pada masa masa tertentu tertentu Menurut Menurut Zevenbergen Zevenbergen Sumber Sumber hukum hukum adalah adalah sumber sumber terjadinya terjadinya hukum hukum;; atau atau sumber sumber yang yang menimbulkan menimbulkan hukum hukum.. Menurut Menurut Achmad Achmad Ali Ali Sumber Sumber hukum hukum adalah adalah tempat tempat di di mana mana kita kita dapat dapat menemukan menemukan hukum hukum.. Namun Namun perlu perlu diketahui diketahui pula pula bahwa bahwa adakalanya adakalanya sumber sumber hukum hukum juga juga sekaligus sekaligus merupakan merupakan hukum, hukum, contohnya contohnya putusan putusan hakim hakim.. 3 3 ..S S..TT.. Kansil Kansil Sumber Sumber hukum hukum ialah ialah segala segala apa apa saja saja yang yang menimbulkan menimbulkan aturan aturan- -aturan aturan yang yang mempunyai mempunyai kekuatan kekuatan yang yang bersiIat bersiIat memaksa, memaksa, yakni yakni aturan aturan- -aturan aturan yang yang kalau kalau dilanggar dilanggar mengakibatkan mengakibatkan sanksi sanksi yang yang tegas tegas dan dan nyata nyata.. yang yang dimaksudkan dimaksudkan dengan dengan segala segala apa apa saja saja,, adalah adalah Iaktor Iaktor- - Iaktor Iaktor yang yang berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap timbulnya timbulnya hukum hukum.. Sedang Sedang Iaktor Iaktor- -Iaktor Iaktor yang yang merupakan merupakan sumber sumber kekuatan kekuatan berlakunya berlakunya hukum hukum secara secara Iormal Iormal artinya artinya dari dari mana mana hukum hukum itu itu dapat dapat ditemukan ditemukan,, dari dari mana mana asal asal mulanya mulanya hukum, hukum, di di mana mana hukum hukum dapat dapat dicari dicari atau atau di di mana mana hakim hakim dapat dapat menemukan menemukan hukum hukum sebagai sebagai dasar dasar dari dari putusannya putusannya.. 31 31 sumbersumber yang bersifat hukum sumber yang diakui oleh hukum itu sendiri sehingga secara langsung bisa melahirkan atau menciptakan hukum. sumbersumber yang bersifat sosial. >>Nenurut Nenurut Satjipto %ahardjo Satjipto %ahardjo: : Sumber Hukum adalah sumber yang melahirkan hukum. Berdasarkan sifatnya digolongkan dari dua kategori, yaitu: 3 3 Menurut Menurut Edward Jenk Edward Jenk, terdapat tiga sumber hukum yang biasa , terdapat tiga sumber hukum yang biasa ia sebut dengan istilah ' ia sebut dengan istilah '1orms o1 law 1orms o1 law yaitu yaitu Statutory (undang-undang); Judiciary; Literaty sedangkan menurut sedangkan menurut G.W. Keeton G.W. Keeton, sumber hukum terbagi atas , sumber hukum terbagi atas . . Binding Sources Binding Sources (Iormal), terdiri atas (Iormal), terdiri atas - - Custom Custom;; - - Legislation Legislation;; - - Judicial precedents Judicial precedents 2. 2. Persuasive Sources Persuasive Sources (materiil), terdiri atas (materiil), terdiri atas - - Principles o1 morality or equity Principles o1 morality or equity;; - - Pro1essional opinion. Pro1essional opinion. 33 33 - -van Apeldoorn van Apeldoorn, perkataan sumber hukum , perkataan sumber hukum dipakai dalam pengertian: dipakai dalam pengertian: konteks sejarah konteks sejarah konteks filsafat konteks filsafat konteks sosial konteks sosial - -alam alam figh !slam figh !slam, yang dianggap sebagai , yang dianggap sebagai sumber hukum: sumber hukum: Al AlQur'an, Qur'an, al al sunnah, sunnah, !jtihad, !jtihad, 34 34 Menurut Sudikno Mertokusumo, Sumber Hukum itu Menurut Sudikno Mertokusumo, Sumber Hukum itu terbagi atas dua hal: terbagi atas dua hal: . Sumber Hukum Materiil adalah tempat dari mana materi itu diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan Iaktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, hubungan kekuatan politik, situasi sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan, kesusilaan), hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional, keadaan geograIis, dll. 2. Sumber Hukum Formal merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu Iormal berlaku. Yang diakui umum sebagai sumber hukum Iormal ialah UU, perjanjian antar negara, yuris prudensi dan kebiasaan. 35 35 Sumber hukum adalah segala sesuatu yang Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dijadikan bahan rujukan dalam membuat huku, dijadikan bahan rujukan dalam membuat huku, berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb, yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb, yang dipergunakan oleh suatu negara sebagai pedoman dipergunakan oleh suatu negara sebagai pedoman hidupnya. hidupnya. - - Pada umumnya para pakar (termasuk di Pada umumnya para pakar (termasuk di !ndonesia) membedakan sumber hukum ke !ndonesia) membedakan sumber hukum ke dalam kriteria Sumber hukum materiil, dan dalam kriteria Sumber hukum materiil, dan Sumber hukum formal. Sumber hukum formal. - - Tempat dimana asal Tempat dimana asalmuasal norma atau nilai muasal norma atau nilai tertentu berasal tertentu berasal 36 36 Sumber Sumbersumber Hukum Tata Negara tidak sumber Hukum Tata Negara tidak terlepas dari pengertian Sumber Hukum terlepas dari pengertian Sumber Hukum menurut pandangan ilmu hukum pada menurut pandangan ilmu hukum pada umumnya. Sumber Hukum Tata Negara umumnya. Sumber Hukum Tata Negara mencakup dua hal, yaitu: mencakup dua hal, yaitu: - -sumber hukum dalam arti formil, dan sumber hukum dalam arti formil, dan - -sumber hukum dalam arti materiil sumber hukum dalam arti materiil 37 37 Sumber Hukum Tata Negara Sumber Hukum Tata Negara - - Sumber Hukum dalam arti Formal Sumber Hukum dalam arti Formal dan sumber Hukum dalam arti dan sumber Hukum dalam arti Nateriil Nateriil - - onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan - - Traktat / Perjanjian Traktat / Perjanjian 38 38 Sumber Hukum dalam arti Formal dan Sumber Hukum dalam arti Formal dan sumber Hukum dalam arti Nateriil sumber Hukum dalam arti Nateriil - - Sumber Hukum dalam arti materiil Sumber Hukum dalam arti materiil sumber hukum yang menentukan isi hukum. sumber hukum yang menentukan isi hukum. Nelihat faktor Nelihat faktorfaktor yang membentuk hukum, misalnya faktor yang membentuk hukum, misalnya faktor sosiologis, faktor historis, faktor filosopis. faktor sosiologis, faktor historis, faktor filosopis. - - Sumber Hukum dalam arti Formal Sumber Hukum dalam arti Formal Sumber hukum yang telah dirumuskan ke dalam bentuk Sumber hukum yang telah dirumuskan ke dalam bentuk tertentu, yang menyebabkan berlaku, mengikat dan tertentu, yang menyebabkan berlaku, mengikat dan ditaati. ditaati. misalnya: peraturan perundang misalnya: peraturan perundangundangan, jurisprudensi, undangan, jurisprudensi, doktrin hukum tata negara. doktrin hukum tata negara. 39 39 A.V. DCY A.V. DCY - - Hukum Tata Negara ( Hukum Tata Negara (the law of the constitutions the law of the constitutions) ) yang terbagi atas: yang terbagi atas: Hukum Tatanegara tertulis ( Hukum Tatanegara tertulis (Statute law Statute law)) Hukum Tatanegara tidak tertulis ( Hukum Tatanegara tidak tertulis (Common law Common law) ) yang terdiri atas putusan yang terdiri atas putusanputusan hakim ( putusan hakim (judge judge made maxims made maxims) dan ketentuan ) dan ketentuanketentuan yang ketentuan yang dapat disimpulkan dari kebiasaan, serta adat turun dapat disimpulkan dari kebiasaan, serta adat turun temurun ( temurun (tradition tradition). ). - - ebiasaan ebiasaankebiasaan ketatanegaraan ( kebiasaan ketatanegaraan (convention convention of the constitution of the constitution)) 4 4 onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan - - Peristilahan Peristilahan Convention Convention > > ebiasan ketatanegaraan ebiasan ketatanegaraan - - Arti konvensi Arti konvensi perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan berulang kali sehingga ia diterima dan ditaati dilakukan berulang kali sehingga ia diterima dan ditaati dalam praktek ketatanegaraan, walaupun ia bukanlah dalam praktek ketatanegaraan, walaupun ia bukanlah hukum. hukum. elaziman elazimankelaziman yang timbul dalam praktek kelaziman yang timbul dalam praktek kehidupan ketatanegaraan". kehidupan ketatanegaraan". - - %uang lingkup %uang lingkup 1. 1. Custom (kebiasaan). Custom (kebiasaan). 2. 2. xpediency (epatutan, kelayakan) xpediency (epatutan, kelayakan) 3. 3. xpress agreement (persetujuan yang xpress agreement (persetujuan yang dinyatakan) dinyatakan) 41 41 SNB% HN TATANCA%A SNB% HN TATANCA%A !N"NS!A !N"NS!A - - Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia dalam arti Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia dalam arti material: material: inti dari segala faktor di !ndonesia adalah Pancasila. inti dari segala faktor di !ndonesia adalah Pancasila. Naka, sumber hukum tatanegara tidak dapat lain Naka, sumber hukum tatanegara tidak dapat lain Pancasila Pancasila - - Sumber Hukum Tatanegara dalam arti formiil Sumber Hukum Tatanegara dalam arti formiil 1. 1. 134S dan Peraturan perundang 134S dan Peraturan perundangundangan undangan dibawahnya. dibawahnya. 2. 2. onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan 3. 3. Traktat (perjanjian internasional) Traktat (perjanjian internasional) 4 4 - - Sumber Hukum !ndonesia dalam arti Sumber Hukum !ndonesia dalam arti formiil tidak terlepas dari sejarah tata formiil tidak terlepas dari sejarah tata urutan perundang urutan perundangundangan yang pernah undangan yang pernah berlaku di indonesia, sebagai landasan berlaku di indonesia, sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan negara hukum dalam penyelenggaraan negara (Bentuk dan Tata rutan Peraturan (Bentuk dan Tata rutan Peraturan Perundang Perundangundangan %epublik undangan %epublik !ndonesia) !ndonesia) 43 43 TAP NP%S No.XX/NP%S/1366 TAP NP%S No.XX/NP%S/1366 1. 1. 134S, 134S, 2. 2. etetapan NP% (TAP NP%), etetapan NP% (TAP NP%), 3. 3. ndang ndangndang/ Peraturan Pemerintah Pengganti ndang/ Peraturan Pemerintah Pengganti ndang ndangundang (Perpu), undang (Perpu), 4. 4. Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah, S. S. eputusan Presiden, eputusan Presiden, 6. 6. Peraturan Peraturanperaturan Pelaksanaan lainnya seperti : peraturan Pelaksanaan lainnya seperti : Peraturan Nenteri, Peraturan Nenteri, !nstruksi Nenteri, !nstruksi Nenteri, dan lain dan lainlainnya. lainnya. 44 44 Pasal 2 TAP NP% No.!!!/NP%/2000 Pasal 2 TAP NP% No.!!!/NP%/2000 1. 1. %!, %!, 2. 2. etetapan (TAP) NP%, etetapan (TAP) NP%, 3. 3. ndang ndangndang (), ndang (), 4. 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Peraturan Pemerintah Pengganti ndang ndangundang (Perpu), undang (Perpu), S. S. Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Pemerintah (PP), 6. 6. eputusan Presiden (eppres), dan eputusan Presiden (eppres), dan 7. 7. Peraturan aerah (Perda). Peraturan aerah (Perda). 45 45 Pasal 7 ayat (1) Nomor 10 tahun 2004 Pasal 7 ayat (1) Nomor 10 tahun 2004 - - 134S 134S - - /Peraturan Pemerintah Pengganti /Peraturan Pemerintah Pengganti ndang ndangndang ndang - - Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah - - Peraturan Presiden Peraturan Presiden - - Peraturan aerah Peraturan aerah KONSTITUSI Sejarah onstitusi Sejarah onstitusi Pengertian onstitusi Pengertian onstitusi Nilai dan Sifat onstitusi Nilai dan Sifat onstitusi Tujuan dan Hakekat onstitusi Tujuan dan Hakekat onstitusi Perubahan onstitusi Perubahan onstitusi onstitusi !ndonesia onstitusi !ndonesia Sub Pokok Pembahasan: Sub Pokok Pembahasan: Terminologi lasik Terminologi lasik Politea Politea (Yunani uno) (Yunani uno) Constitutio Constitutio (Latin) (Latin) Warisan Yunani uno dipengaruhi Pemikiran Plato dan Aristoteles Warisan Yunani uno dipengaruhi Pemikiran Plato dan Aristoteles diantara diantara yang membedakan istilah yang membedakan istilah Politea dan nomoi Politea dan nomoi Politea Politea memiliki cakupan yang lebih luas dari sekedar memiliki cakupan yang lebih luas dari sekedar nomoi nomoi (aturan tertulis) (aturan tertulis) Warisan %omawi uno yang dipengaruhi pemikiran Cicero Warisan %omawi uno yang dipengaruhi pemikiran Cicero %e publica %e publica dan dan re legibus re legibus %ex %egia %ex %egia: perjanjian rakyat dengan Caesar : perjanjian rakyat dengan Caesar Sejarah Peradaban !slam Sejarah Peradaban !slam Piagam Nadinah ( Piagam Nadinah (Nadinah Charter Nadinah Charter)) Cagasan Nodern Cagasan Nodern Naskah tertulis Naskah tertulis Sejarah Konstitusi Sejarah Konstitusi Pengertian Pengertian Konstitusi Konstitusi Herman Heller Herman Heller: : Konstitusi mencerminkan kehidupan politik masyarakat Konstitusi mencerminkan kehidupan politik masyarakat. Nasih . Nasih dalam pengertian sosiologis dan politis, belum merupakan pengertian dalam pengertian sosiologis dan politis, belum merupakan pengertian hukum ( hukum (die politische verfassung als gesellshaftliche Wirklichkeit die politische verfassung als gesellshaftliche Wirklichkeit). ). Konstitusi dalam pengertian unsur Konstitusi dalam pengertian unsur unsur norma sebagai kesatuan unsur norma sebagai kesatuan kaedah atau kaedah atau rechtverfassung rechtverfassung, dalam pengertian ini keputusan , dalam pengertian ini keputusan keputusan masyarakat dijadikan perumusan yang keputusan masyarakat dijadikan perumusan yang normative normative melalui melalui abstaksi, yang kemudian harus berlaku ( abstaksi, yang kemudian harus berlaku (die verselbstandigte die verselbstandigte rechtverfassung rechtverfassung). ). Konstitusi sebagai suatu naskah hukum. Konstitusi sebagai suatu naskah hukum. Pengertian ini adalah suatu Pengertian ini adalah suatu hukum yang tertulis sebagai ndang hukum yang tertulis sebagai ndangundang yang tertinggi belaku dalam undang yang tertinggi belaku dalam negara. yang tertinggi itu sebagai hukum dasar atau ndang negara. yang tertinggi itu sebagai hukum dasar atau ndangundang undang asar. asar. |engan demikian ndang |engan demikian ndangundang dasar adalah salah satu bagian dari undang dasar adalah salah satu bagian dari pengertian konstitusi menurut Herman Heller] pengertian konstitusi menurut Herman Heller] KONST!TUS! SANA DENCAN KONST!TUS! SANA DENCAN UUD UUD Perkataan adalah Perkataan adalah terjemahan yang sesuai terjemahan yang sesuai dengan kebiasaan orang dengan kebiasaan orang belanda yaitu belanda yaitu Croundwet Croundwet ground ground = dasar dan = dasar dan wet wet = undang = undangundang undang i Belanda menurut i Belanda menurut Prof. Sri Soemantri Prof. Sri Soemantri Croundwet Croundwet memiliki padanan kata engan memiliki padanan kata engan constitutie constitutie KONST!TUS! NEN!L!K! KONST!TUS! NEN!L!K! PENCERT!AN YANC BERBEDA PENCERT!AN YANC BERBEDA DENCAN UUD DENCAN UUD Hermann Heller: Hermann Heller: onstitusi memilki pengertian onstitusi memilki pengertian yang lebih luas dari karena yang lebih luas dari karena konstitusi bukan hanya bersifat konstitusi bukan hanya bersifat yuridis semata, melainkan juga yuridis semata, melainkan juga sosiologis dan politis. ]adi, sosiologis dan politis. ]adi, hanya merupakan sebagian dari hanya merupakan sebagian dari penegertian konstitusi yakni penegertian konstitusi yakni konstitusi yang ditulis. konstitusi yang ditulis. PENCERT!AN PENCERT!AN KONST!TUS! KONST!TUS! alam pengertian yang luas ,konstitusi adalah alam pengertian yang luas ,konstitusi adalah keseluruhan dari ketentuan keseluruhan dari ketentuanketentuan dasar atau ketentuan dasar atau hukum dasar ( hukum dasar (droit constituonelle droit constituonelle), baik yang ), baik yang tertulis ataupun tidak tertulis maupun campuran tertulis ataupun tidak tertulis maupun campuran keduanya keduanya alam pengertian sempit (terbatas), onstitusi alam pengertian sempit (terbatas), onstitusi berarti piagam dasar atau ndang berarti piagam dasar atau ndangndang asar ndang asar ((Loi constitutionelle Loi constitutionelle), ialah suatu dokumen ), ialah suatu dokumen lengkap mengenai peraturan lengkap mengenai peraturanperaturan dasar peraturan dasar negara. negara. LAS!F!AS! LAS!F!AS! "NST!TS! "NST!TS! K. Wheare: K. Wheare: onstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. onstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. ((Written constitution Written constitution dan dan non nonwritten constitution written constitution)) onstitusi fleksibel dan konstitusi kaku. onstitusi fleksibel dan konstitusi kaku. ((Flexible constitution Flexible constitution dan dan rigid constitution rigid constitution)) onstitusi derajat tertinggi dan konstitusi bukan derajat tertinggi. onstitusi derajat tertinggi dan konstitusi bukan derajat tertinggi. ((Supreme constitution Supreme constitution dan dan non supreme constitution non supreme constitution)) onstitusi kesatuan dan konstitusi serikat. onstitusi kesatuan dan konstitusi serikat. ((nitary constitution nitary constitution dan dan federal constitution federal constitution)) onstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan onstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan parlementer. parlementer. ((Presidential executive constitution Presidential executive constitution dan dan parliamentary executive constitution parliamentary executive constitution)) Nilai Nilai Keberlakuan sebuah konstitusi Keberlakuan sebuah konstitusi arl Loewenstein: arl Loewenstein: onstitusi bernilai onstitusi bernilai normative normative, artinya secara hukum diakui dan , artinya secara hukum diakui dan semua ketentuan yang ada secara murni dan konsekuen semua ketentuan yang ada secara murni dan konsekuen dilaksanakan. dilaksanakan. onstitusi memiliki nilai onstitusi memiliki nilai nominal nominal, artinya bahwa secara hukum , artinya bahwa secara hukum konstitusi tersebut diakui kedudukannya sebagai konstitusi di konstitusi tersebut diakui kedudukannya sebagai konstitusi di suatu suatu Negara, namun tidak semua ketentuan di dalamnya dilaksanakan, Negara, namun tidak semua ketentuan di dalamnya dilaksanakan, ada beberapa pasal yang dikesampingkan. ada beberapa pasal yang dikesampingkan. Sedangkan konstitusi yang memilki nilai Sedangkan konstitusi yang memilki nilai semantik semantik apabila secara apabila secara yuridis diakui namun dalam prakteknya tidak dilaksanakan.hanya yuridis diakui namun dalam prakteknya tidak dilaksanakan.hanya dijadikan hiasan konstitusional. dijadikan hiasan konstitusional. Tujuan dan Hakekat Konstitusi Tujuan dan Hakekat Konstitusi onstitusi sebagai Hukum Tertinggi onstitusi sebagai Hukum Tertinggi sebuah Negara: sebuah Negara: Pembatasan kekuasaan negara, Pembatasan kekuasaan negara, eadilan, eadilan, etertiban dan keteraturan, etertiban dan keteraturan, Perwujudan nilai Perwujudan nilainilai ideal lainnya nilai ideal lainnya sebagaiman negara dibentuk, sebagaiman negara dibentuk, misalkan: ebebasan, esejahteraan dsb.. misalkan: ebebasan, esejahteraan dsb.. Sifat Konstitusi Sifat Konstitusi 1. 1. Bagaimana membentuknya dan merobahnya? Bagaimana membentuknya dan merobahnya? 2. 2. Substansi yang diatur? Substansi yang diatur? 3. 3. Hubungannya dengan perkembangan zaman? Hubungannya dengan perkembangan zaman? dapat dikategorikan: dapat dikategorikan: Formil dan materiil, Formil dan materiil, Tertulis dan tidak tertulis, Tertulis dan tidak tertulis, %igid (kaku) Flexible (luwes) %igid (kaku) Flexible (luwes) ara perubahan konstitusi Menurut Strong: ara perubahan konstitusi Menurut Strong: oleh kekuasaan legislatif ( oleh kekuasaan legislatif (by ordinary legislative but by ordinary legislative but under certain restrictions) under certain restrictions) oleh rakyat melalui referendum ( oleh rakyat melalui referendum (by the people by the people th thr rough of referendum ough of referendum) ) oleh sejumlah Negara bagian ( oleh sejumlah Negara bagian (by a major of all unit by a major of all unit of a federal states of a federal states) ) dengan konvensi ketatanegaraan ( dengan konvensi ketatanegaraan (by spescial by spescial convention convention) ) PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS! ara perubahan konstitusi ara perubahan konstitusi menurut .C. Wheare, menurut .C. Wheare, melalui: melalui: Some primari forces Some primari forces (Beberapa kekuatan penting), (Beberapa kekuatan penting), ]udicial interprations ]udicial interprations (Penafsiran judisial) (Penafsiran judisial) Formal amandement Formal amandement (Formal amandemen) (Formal amandemen) sages and conventions sages and conventions (kebiasan dan adat (kebiasan dan adat istiadat) istiadat) Menurut 1elllinek melalui: Menurut 1elllinek melalui: 'er1assungs an derung 'er1assungs an derung cara perubahan undang cara perubahan undang- -undang dasar sengaja atau undang dasar sengaja atau ditentukan dalam undang ditentukan dalam undang- -undang dasar tersebut; undang dasar tersebut; 'er1assungs swandlung 'er1assungs swandlung cara perubahan undang cara perubahan undang- -undang dasar di luar atau undang dasar di luar atau melalui cara melalui cara- -cara istimewa seperti revolusi, cara istimewa seperti revolusi, coup coup detat, detat, dsb dsb PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS! Menurut Sri Soemantri, yang dimasud dengan Menurut Sri Soemantri, yang dimasud dengan perubahan yakni perubahan yakni Nenjadikan lain bunyi kalimat dari konstitusi, Nenjadikan lain bunyi kalimat dari konstitusi, Nenambah sesuatu yang baru, Nenambah sesuatu yang baru, etentuan (materi muatan) konstitusi dilaksanakan tidak etentuan (materi muatan) konstitusi dilaksanakan tidak sesuai dengan yang tercantum di dalamnya. sesuai dengan yang tercantum di dalamnya. PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS! ENTUK SUSUNAN NEGARA ENTUK SUSUNAN NEGARA 1. Negara Kesatuan, negara yang , negara yang merdeka dan berdaulat dimana di merdeka dan berdaulat dimana di seluruh wilayah negara, yang berkuasa seluruh wilayah negara, yang berkuasa hanyalah satu pemerintahan pusat yang hanyalah satu pemerintahan pusat yang mengatur seluruh daerah. mengatur seluruh daerah. . Negara serikat, negara yang terdiri negara yang terdiri dari negara dari negara- -negara bagian, urusan negara bagian, urusan terperinci diberikan kepada pemerintah terperinci diberikan kepada pemerintah federal, dan sisanya menjadi urusan federal, dan sisanya menjadi urusan negara bagian. negara bagian. ENTUK SUSUNAN NEGARA LAINNYA ENTUK SUSUNAN NEGARA LAINNYA . . Negara dominion, negara yang semula bekas jajahan Inggris, Negara dominion, negara yang semula bekas jajahan Inggris, yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ratu yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Contoh Kanada, Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Contoh Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India, dan Malaisya. Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India, dan Malaisya. 2. 2. Negara protektorat, negara yang berada di bawah lindungan Negara protektorat, negara yang berada di bawah lindungan negara lain, yaitu soal hubungan luar negeri dan pertahanan. negara lain, yaitu soal hubungan luar negeri dan pertahanan. Contoh Geuyana (Inggris), Geuyana (Prancis). Contoh Geuyana (Inggris), Geuyana (Prancis). 3. 3. Uni, dua negara atau lebih yang masing Uni, dua negara atau lebih yang masing- -masing merdeka dan masing merdeka dan berdaulat akan tetapi mempunyai satu kepala negara yang berdaulat akan tetapi mempunyai satu kepala negara yang sama. sama. a. Uni riel, jika negara a. Uni riel, jika negara- -negara tsb memiliki alat perlengkapan negara tsb memiliki alat perlengkapan bersama yang mengurus kepentingan bersama. Contoh Uni bersama yang mengurus kepentingan bersama. Contoh Uni Austria Austria- -Hongaria th Hongaria th - -, uni Swedia , uni Swedia- -Norwegia th Norwegia th - -, Serbia dan Monte Negro. , Serbia dan Monte Negro. b. Uni personal, jika hanya kepala negaranya saja yang sama. b. Uni personal, jika hanya kepala negaranya saja yang sama. Contoh Uni Belanda Contoh Uni Belanda- -Luxemburg th 3 Luxemburg th 3- -, Uni Inggris , Uni Inggris- - Skotlandia th 3 Skotlandia th 3- - PRBANDNAN NARA SATUAN DNAN PRBANDNAN NARA SATUAN DNAN NARA SRAT NARA SRAT Negara Serikat Negara Serikat . . Negara bagian memiliki Negara bagian memiliki wewenang membuat UU wewenang membuat UU sendiri dan wewenang sendiri dan wewenang mengatur organisasi mengatur organisasi sendiri. sendiri. 2. 2. UU pusat mengatur hal UU pusat mengatur hal- - hal tertentu telah hal tertentu telah terperinci satu persatu terperinci satu persatu dalam konstitusi federal. dalam konstitusi federal. Negara Kesatuan Negara Kesatuan . . Organisasi bagian Organisasi bagian- -bagian bagian negara secara garis negara secara garis besarnya telah ditetapkan besarnya telah ditetapkan oleh pembentuk UU pusat oleh pembentuk UU pusat 2. 2. UU pusat ditetapkan UU pusat ditetapkan dalam rumusan umum, dalam rumusan umum, dan wewenang dan wewenang pembentuk UU yang lebih pembentuk UU yang lebih rendah tergantung pada rendah tergantung pada badan pembentuk UU badan pembentuk UU pusat pusat HUUNGAN PEMERINTAHAN DALAM HUUNGAN PEMERINTAHAN DALAM ENTUK NEGARA KESATUAN ENTUK NEGARA KESATUAN Sistem sentralisasi Sistem sentralisasi dimana segala sesuatu dalam negara dimana segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah tinggal pemerintah pusat dan daerah tinggal melaksanakan. melaksanakan. Sistem desentralisasi Sistem desentralisasi dimana kepada daerah diberikan dimana kepada daerah diberikan kesempatan untuk mengatur dan kesempatan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. mengurus rumah tangganya sendiri. PENGERTIAN NEGARA KESATUAN PENGERTIAN NEGARA KESATUAN REPULIK INDONESIA (NKRI) REPULIK INDONESIA (NKRI) Sesuai dengan pasal UUD berbunyi Sesuai dengan pasal UUD berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Indonesia adalah negara kesatuan negara kesatuan yang berbentuk Republik. yang berbentuk Republik. Negara kesatuan yang dipilih adalah Negara kesatuan yang dipilih adalah negara kesatuan dengan sistem negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. desentralisasi. Desentralisasi diartikan penyerahan Desentralisasi diartikan penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom dalam pusat kepada daerah otonom dalam kerangka negara kesatua RI kerangka negara kesatua RI TUJUAN NEGARA KESATUAN TUJUAN NEGARA KESATUAN REPULIK INDONESIA REPULIK INDONESIA . . Melindungi segenap bangsa Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia darah Indonesia 2. 2. Memajukan kesejahteraan umum Memajukan kesejahteraan umum 3. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa Mencerdaskan kehidupan bangsa . . Ikut melaksanakan ketertiban dunia Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial abadi dan keadilan sosial enurut eriam Budiardjo, negara enurut eriam Budiardjo, negara memiliki fungsi yaitu : memiliki fungsi yaitu : . . Melaksanakan penertiban untuk Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan bentrokan- -bentrokan dalam masyarakat. bentrokan dalam masyarakat. 2. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. kemakmuran rakyatnya. 3. 3. Pertahanan, untuk menjaga serangan Pertahanan, untuk menjaga serangan dari luar. dari luar. . . Menegakkan keadilan melalui badan Menegakkan keadilan melalui badan- - badan pengadilan badan pengadilan Konstitusi !ndonesia Konstitusi !ndonesia |Hukum Tata Negara !ndonesia] |Hukum Tata Negara !ndonesia] >>Sejarah onstitusi !ndonesia Sejarah onstitusi !ndonesia >>Sistematika onstitusi !ndonesia Sistematika onstitusi !ndonesia >>Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan dan Sistem Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan Pemerintahan >>Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara >>Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara >>Asas Asasasas etatanegaraan !ndonesia asas etatanegaraan !ndonesia >>Hak onstitusional Hak onstitusional >>Perubahan onstitusi Perubahan onstitusi S]A%AH S]A%AH "NST!TS! !N"NS!A "NST!TS! !N"NS!A Konstitusi yang berlaku di !ndonesia: Konstitusi yang berlaku di !ndonesia: UUD 134S (!) UUD 134S (!) |18 Agustus 134S |18 Agustus 134S -- ]] Konstitusi R!S Konstitusi R!S |27 esember 1343 |27 esember 1343 -- ]] UUDS 13S0 UUDS 13S0 |27 Agustus 13S0 |27 Agustus 13S0 -- ]] UUD 134S (!!) UUD 134S (!!) |S ]uli 13S3 |S ]uli 13S3 -- ]] >>Nasa "rde Lama/"rLa (Pemerintahan Sukarno) Nasa "rde Lama/"rLa (Pemerintahan Sukarno) >>Nasa "rde Baru/"rBa (Pemerintahan Suharto) Nasa "rde Baru/"rBa (Pemerintahan Suharto) UUD 134S era Reformasi UUD 134S era Reformasi >>Amandemen 1 (13 "ktober 1333) Amandemen 1 (13 "ktober 1333) >>Amandemen 2 (18 Agustus 2000) Amandemen 2 (18 Agustus 2000) >>Amandemen 3 (3 November 2001) Amandemen 3 (3 November 2001) >>Amandemen 4 (10 Agustus 2002) Amandemen 4 (10 Agustus 2002) Sistematika onstitusi !ndonesia Sistematika onstitusi !ndonesia >>Pembukaan Pembukaan Nakna yg terkandung dalam Pembukaan 134S Nakna yg terkandung dalam Pembukaan 134S Nilai yang terkandung dalam Pembukaan Nilai yang terkandung dalam Pembukaan 134S 134S >>Batang Tubuh (ketentuan dalam pasal Batang Tubuh (ketentuan dalam pasalpasal) pasal) >>Penutup Penutup Aturan Peralihan Aturan Peralihan Aturan Tambahan Aturan Tambahan Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan >>Bentuk Negara Bentuk Negara Negara esatuan Negara esatuan >>Bentuk Pemerintahan Bentuk Pemerintahan %epublik onstitusional %epublik onstitusional >>Sistem Pemerintahan Sistem Pemerintahan Presidensil Presidensil Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara >> Fungsi ekuasaan Negara Fungsi ekuasaan Negara Trias politika: legeslatif, eksekutif, dan Trias politika: legeslatif, eksekutif, dan yudikatif yudikatif Cabang ekuasaan Negara di !ndonesia: Cabang ekuasaan Negara di !ndonesia: Cabang Legeslatif Cabang Legeslatif Cabang ksekutif Cabang ksekutif Cabang Yudikatif Cabang Yudikatif Cabang Lainnya Cabang Lainnya Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara Lembaga Negara tama Lembaga Negara tamaNasional Nasional ((Primary "rgans Primary "rgans): ): - -Parlemen/ Legislatif (NP%, P%, P S Parlemen/ Legislatif (NP%, P%, P S P%) P%) - -Pemerintah/ ksekutif (Presiden, Wakil Pemerintah/ ksekutif (Presiden, Wakil Presiden S ementerian Negara) Presiden S ementerian Negara) - -Peradilan/ Yudikatif (NA S N) Peradilan/ Yudikatif (NA S N) Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara Lembaga Negara Pendukung ( Lembaga Negara Pendukung (Supporting Supporting "rgans "rgans): ): - - Pemeriksa keuangan negara (BP) Pemeriksa keuangan negara (BP) - - Penyelenggara rekrutmen Hakim Agung S pengawas integritas Penyelenggara rekrutmen Hakim Agung S pengawas integritas Hakim (Y) Hakim (Y) - - Penyelenggara Pemilu/Pilkada (P) Penyelenggara Pemilu/Pilkada (P) - - Bank Sentral (B!) Bank Sentral (B!) - - uta S onsul uta S onsul - - ewan Pertimbangan Presiden (WanTimPres) ewan Pertimbangan Presiden (WanTimPres) - - Tentara Nasional !ndonesia (TN!) Tentara Nasional !ndonesia (TN!) - - epolisian Negara %! epolisian Negara %! - - ejaksaan ejaksaan Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara etatanegaraan aerah etatanegaraan aerah Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Provinsi >>Cubernur S Wakil Cubernur Cubernur S Wakil Cubernur >>P% Provinsi P% Provinsi Pemerintahan abupaten/ota Pemerintahan abupaten/ota >>Bupati/Walikota |S Wakil Bupati/Walikota] Bupati/Walikota |S Wakil Bupati/Walikota] >>P% abupaten/ota P% abupaten/ota Pemerintahan aerah husus/!stimewa Pemerintahan aerah husus/!stimewa Pemerintahan esa Pemerintahan esa Catatan: eberadaan Wakil Cubernur S Wakil Bupati/ Walikota diatur di Catatan: eberadaan Wakil Cubernur S Wakil Bupati/ Walikota diatur di tapi tidak disebut di tapi tidak disebut di Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara Lembaga Negara Tambahan ( Lembaga Negara Tambahan (Auxiliary "rgans Auxiliary "rgans)) - - Yang dibentuk dengan , al: Yang dibentuk dengan , al: omNas HAN (omisi Nasional Hak Azasi Nanusia), omNas HAN (omisi Nasional Hak Azasi Nanusia), P (omisi Pemberantasan orupsi), P! (omisi P (omisi Pemberantasan orupsi), P! (omisi Penyiaran !ndonesia), PP (omisi Pengawas Penyiaran !ndonesia), PP (omisi Pengawas Persaingan saha), % (omisi ebenaran S Persaingan saha), % (omisi ebenaran S %ekonsiliasi), omNas Anak (omisi Perlindungan %ekonsiliasi), omNas Anak (omisi Perlindungan Anak !ndonesia), omisi epolisian Nasional, omisi Anak !ndonesia), omisi epolisian Nasional, omisi ejaksaan, ewan Pers, ewan Pendidikan, PPAT ejaksaan, ewan Pers, ewan Pendidikan, PPAT (Pusat Pelaporan S Analisis Transaksi euangan), (Pusat Pelaporan S Analisis Transaksi euangan), ewan Pertahanan Nasional, LPS (Lembaga ewan Pertahanan Nasional, LPS (Lembaga Perlindungan Saksi S orban), LPS (Lembaga Perlindungan Saksi S orban), LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) . dst Penjamin Simpanan) . dst Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara - - Yang dibentuk dengan PP/epPres/PerPres, al: Yang dibentuk dengan PP/epPres/PerPres, al: "N (omisi "mbudsman Nasional), HN (omisi "N (omisi "mbudsman Nasional), HN (omisi Hukum Nasional), omNas Perempuan (omisi Hukum Nasional), omNas Perempuan (omisi Nasional Anti ekerasan terhadap Perempuan), NN Nasional Anti ekerasan terhadap Perempuan), NN (ewan Naritim Nasional), N (ewan konomi (ewan Naritim Nasional), N (ewan konomi Nasional), PN (ewan Pengembangan saha Nasional), PN (ewan Pengembangan saha Nasional), %N (ewan %iset Nasional), P!S (ewan Nasional), %N (ewan %iset Nasional), P!S (ewan Pembina !ndustri Strategis), BN (ewan Buku Pembina !ndustri Strategis), BN (ewan Buku Nasional), PA (omisi Penanggulangan Aids), omisi Nasional), PA (omisi Penanggulangan Aids), omisi Banding Nerek, ewan Pengupahan, ewan Sumber Banding Nerek, ewan Pengupahan, ewan Sumber aya Air Nasional . dst aya Air Nasional . dst LENBACALENBACA NECARA DALAN S!STEN KETATANECARAAN REPUBL!K !NDONES!A |Sebelum Perubahan UUD 134S] NPR Lembaga Tertinggi Negara Lembaga Tinggi Negara DPR Presiden/ Wapres NA DPA BPK Kementerian Negara Pemerintahan Daerah LENBACALENBACA NECARA DALAN S!STEN KETATANECARAAN REPUBL!K !NDONES!A |Pasca Perubahan UUD 134S] UUD 134S BPK Presiden/ Wapres DPR NPR DPD NA NK KY KPU B! PSAT A%AH P: Tingkat provinsi, Tingkat abupaten/ ota Tingkat PPS Perwakilan BPK Provinsi Kementerian Negara Dewan Pertimbangan TN!/ POLR! Pemda Provinsi Pemda Kab/ Kota Pemerintah Desa DPRD Provinsi DPRD Kab/ Kota BPD Badanbadan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman Lingkungan Peradilan Peradilan mum Peradilan Neliter Peradilan Agama Peradilan TN Asas Asasasas etatanegaraan !ndonesia asas etatanegaraan !ndonesia >> Tipe Tipe Nagara Nagara !ndonesia !ndonesia >> Tujuan Tujuan Negara !ndonesia Negara !ndonesia >> Asas Asas Negara Negara Hukum Hukum >> edaulatan edaulatan Negara Negara >> Asas Asas emokrasi emokrasi >> Hubungan Hubungan antar antar Cabang Cabang ekuasaan ekuasaan Negara Negara Horizontal | Horizontal |Cabang Cabang kekuasaan kekuasaan Negara Negara oleh oleh Lembaga Lembaga Pemerintahan Pemerintahan vertikal vertikal ||Pemerintah Pemerintah Pusat Pusat dan dan Pemerintah Pemerintah aerah aerah >> Asas Asas Pewarganegaraan Pewarganegaraan >> Perlindungan Perlindungan HAN HAN >> Atribut Atribut dan dan Simbol Simbol enegaraan enegaraan >> Perubahan Perubahan onstitusi onstitusi Hak onstitusional Hak onstitusional Cakupan Hak onstitusional dilihat dari Cakupan Hak onstitusional dilihat dari keberlakuannya. keberlakuannya. Pembedaan tersebut terhadap: Pembedaan tersebut terhadap: Penduduk, Penduduk, Warga Negara Warga Negara (pasal 26 134S) (pasal 26 134S) >>HA WA%CA NCA%A (HWN), HA WA%CA NCA%A (HWN), >>HA ASAS! NANS!A (HAN) HA ASAS! NANS!A (HAN) Penduduk Penduduk: : >>Warga Negara !ndonesia, dan Warga Negara !ndonesia, dan >>Warga Negara Asing Warga Negara Asing No. 12 Tahun 2006 Tentang ewarganegaraan No. 12 Tahun 2006 Tentang ewarganegaraan >>alam Negeri, alam Negeri, >>Luar Negeri. Luar Negeri. WN (Warga Negara ndonesia) WN (Warga Negara ndonesia) Pasal 28 A s. d 28 !, Pasal 28 A s. d 28 !, meliputi: meliputi: >> Hak ntuk Hidup dan Hak ntuk Hidup dan elangsungan Hidup, elangsungan Hidup, >> Hak Sipil Hak Sipil >> Hak konomi Hak konomi >> Hak Sosial Hak Sosial (( No. 33 Tahun. 1333) No. 33 Tahun. 1333) >> Dalam Pembukaan UUD 134S (alinea ke Dalam Pembukaan UUD 134S (alinea ke 4) 4) |bandingkan dengan konsep welfare state] |bandingkan dengan konsep welfare state], , >> Pasal 27 mencakup: Pasal 27 mencakup: Persamaan edudukan di muka hukum dan Persamaan edudukan di muka hukum dan pemerintahan, pemerintahan, Pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pekerjaan dan penghidupan yang layak, paya pembelaan negara. paya pembelaan negara. >> Pasal 28 (ebebasan berserikat dan berkumpul, Pasal 28 (ebebasan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan) mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan) Nisalkan dalam Nisalkan dalam UU UU He. s 7obu tsss tetog 0rmot He. s 7obu tsss tetog 0rmot o:o| 1: o:o| 1: Orqon|:o:| kemo:yorohoton berhewoj|bon : Orqon|:o:| kemo:yorohoton berhewoj|bon : o. o. memunyo| Anqqoron Do:or don Anqqoron Rumoh memunyo| Anqqoron Do:or don Anqqoron Rumoh 1onqqo, 1onqqo, b. b. menqhoyot|, menqomo|hon, don menqomonhon menqhoyot|, menqomo|hon, don menqomonhon onco:||o don Undonq onco:||o don Undonq- -Undonq Do:or I94s, Undonq Do:or I94s, c. c. meme||horo er:otuon don he:otuon bonq:o. meme||horo er:otuon don he:otuon bonq:o. Pasal 28A s.d 28 ! ( Pasal 28A s.d 28 ! (don hhu:u: o:o| 2s D Hoh untuh don hhu:u: o:o| 2s D Hoh untuh memero|eh he:emoton yonq :omo do|om memero|eh he:emoton yonq :omo do|om emer|ntohon) emer|ntohon) >> Pasal 31 (bidang pendidikan) Pasal 31 (bidang pendidikan) >> Hak WN bidang sosial (yang khusus sifatnya (pasal 34 Hak WN bidang sosial (yang khusus sifatnya (pasal 34 134S) 134S) Hak Warga Negara: Hak Warga Negara: Hak Asasi Nanusia: Hak Asasi Nanusia: Perubahan onstitusi Perubahan onstitusi Nenyangkut: Nenyangkut: >>Bagaimana cara perubahan dan merubahnya? Bagaimana cara perubahan dan merubahnya? >>Siapa yang merubahnya? Siapa yang merubahnya? >>Nateri apa yang dirubah? Nateri apa yang dirubah? Cara merubahnya: Cara merubahnya: >>Cara !stimewa, Cara !stimewa, >>alam etentuan tersendiri yaitu ketentuan alam etentuan tersendiri yaitu ketentuan tentang perubahan, tentang perubahan, Pasal 37: Pasal 37: sul perubahan pasal sul perubahan pasalpasal dapat diagendakan dalam sidang pasal dapat diagendakan dalam sidang NP% apabila diajukan oleh sekurang NP% apabila diajukan oleh sekurangkurangnya 1/3 dari jumlah kurangnya 1/3 dari jumlah anggota NP% anggota NP% ||Pasal 37 Pasal 37 Ayat Ayat (1) (1)**** ****] ] Setiap usul perubahan pasal Setiap usul perubahan pasalpasal diajukan secara tertulis dan pasal diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya alasannya |Pasal 37 |Pasal 37 Ayat Ayat (2) (2)**** ****] ] ntuk mengubah pasal ntuk mengubah pasalpasal , sidang NP% dihadiri oleh pasal , sidang NP% dihadiri oleh sekurang sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota NP% kurangnya 2/3 dari jumlah anggota NP% |Pasal 37 |Pasal 37 (3) (3)**** ****] ] Putusan untuk mengubah pasal Putusan untuk mengubah pasalpasal dilakukan dengan pasal dilakukan dengan persetujuan sekurang persetujuan sekurangkurangnya S0 + 1 anggota dari seluruh kurangnya S0 + 1 anggota dari seluruh anggota NP% anggota NP% |Pasal 37 (4) |Pasal 37 (4)**** ****] ] Kewenangan Merubah Konstitusi di Indonesia Kewenangan Merubah Konstitusi di Indonesia "leh: Najelis Permusyawaratan %akyat: "leh: Najelis Permusyawaratan %akyat: Najelis Permusyawaratan %akyat berwenang mengubah dan Najelis Permusyawaratan %akyat berwenang mengubah dan menetapkan ndang menetapkan ndangndang asar" ndang asar"|Pasal 3 ayat (1) ***]" |Pasal 3 ayat (1) ***]" NP% terdiri atas anggota ewan Perwakilan %akyat dan anggota NP% terdiri atas anggota ewan Perwakilan %akyat dan anggota ewan Perwakilan aerah |Pasal 2 ayat (1)****] ewan Perwakilan aerah |Pasal 2 ayat (1)****] 134S" 134S" ]adi ]umlah anggota NP% = (P% + P): ]adi ]umlah anggota NP% = (P% + P): P% (periode 2003 P% (periode 20032014 berjumlah S60 orang) 2014 berjumlah S60 orang) P (periode 2003 P (periode 20032014 berjumlah 132 orang) 2014 berjumlah 132 orang) ]umlah NP% = 632 "rang ]umlah NP% = 632 "rang Nekanisme Perubahan Nekanisme Perubahan >> Usul perubahan Usul perubahan oleh oleh oleh sekurang oleh sekurang- -kurangnya dari jumlah anggota kurangnya dari jumlah anggota MPR MPR;; dari dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 2 orang Anggota MPR Usul 692 orang Anggota MPR lebih dari 2 orang Anggota MPR Usul diajukan secara tertulis diajukan secara tertulis dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya beserta alasannya;; >> !embahasan !erubahan !embahasan !erubahan dihadiri oleh sekurang dihadiri oleh sekurang- -kurangnya kurangnya 2 dari jumlah 2 dari jumlah anggota MPR anggota MPR 2 dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR 2 dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR >> Ketentuan Ketentuan Materi yang dirubah Materi yang dirubah mendapat persetujuan mendapat persetujuan sekurang sekurang- -kurangnya kurangnya 50 anggota dari seluruh anggota MPR 50 anggota dari seluruh anggota MPR 50 50 dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR NEGARA HUKUM Cagasan Negara Hukum dalam leteraturliteratur barat dimulai sejak Plato dengan konsepnya bahwa penyelenggaraan negara yang baik ialah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik yang disebutnya istilah Nomoi (yang lazim diterjemahkan oleh kebanyakan kalangan sarjana hukum sebagai ). Pada perkembangannya penyelenggaraan negara yang berdasarkan Hukum (Nomokrasi) erat hubungan dengan gagasan pemerintahan rakyat (demokrasi) Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum (yang populer dengan #echtsstaat), memiliki ciri-ciri syarat-syarat sbb Adanya perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia. Adanya pembagian kekuasaan negara. Pemerintahan berdasarkan undang-undang. Adanya suatu Peradilan tata usaha Negara. Sementara itu, A.V. Dicey Negara Hukum (yang populer dengan The #ule o1 Law) mengemukakan syarat sebuah negara hukum itu - Supremasi hukum dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum (Supremacy o1 Law) - Kedudukan yang sama di depan hukum baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat (Equality be1ore the law); - Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang dan keputusan- keputusan pengadilan (Constitution based on Individual #ight). Negara Hukum Socialis Socialist Legality adalah suatu konsep yang dianut di negaranegara komunis/sosialis. !nti dari Socialist Legality, bahwa hukum adalah alat untuk mencapai sosialisme, hak perorangan dapat disalurkan kepada prinsipprinsip sosialisme, meskipun hak tersebut patut mendapat perlindungan. alam socialist Legality ada suatu jaminan konstitusional tentang propaganda anti agama yang memang merupakan watak dari negara komunis/sosialis yang diwarnai doktrin komunis bahwa agama adalah candu bagi rakyat. Sebagaimana diketahui komunisme mengajarkan sikap anti Tuhan. Nenurut !nternational Commission of ]urists %umusan dan syaratsyarat (ciriciri) suatu pemerintahan demokratis yang %ule of Law adalah: - Perlindungan konstitusional artinya selain menjamin hakhak individu konstitusi harus pula menentukan cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hakhak yang dijamin itu. - Badan ehakiman yang bebas dan tidak memihak. - Pemilihan mum yang bebas. - ebebasan menyatakan pendapat. - ebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi. - Adanya pendidikan tentang kewarganegaraan Menurut Franz Magnis Suseno, 5 (lima) ciri negara hukum sebagai salah satu ciri demokrasi adalah sbb Iungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yg bersangkutan sesuai dgn ketetapan sebuah UUD; UUD menjamin HAM yg paling penting, krn tanpa jaminan tersebut, hukum menjadi sarana penindasan ; badan-badan negara menjalankan kekuasaannya dan hanya taat pada dasar hukum yg berlaku; terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan dilaksanakan oleh badan negara; serta badan kehakiman yang bebas & tidak memihak. Menurut Jimly Asshiddiqie, terdapat 2 prinsip pokok yang menjadi pilar-pilar utama sebuah Negara Hukum sbb . Supremasi Hukum Supremacy o1 Law). Adanya pengakuan normatiI dan empirik akan prinsip supremasi hukum, yaitu bahwa semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. 2. Persamaan dalam Hukum Equality be1ore the Law). Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan pemerintahan, yang diakui secara normatiI dan dilaksanakan secara empirik. . Asas Legalitas ue Process o1 Law). Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam segala bentuknya (due process oI law), yaitu bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis. 4. Pembatasan Kekuasaan Negara Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal. 5. Organ-Organ Independen Dalam rangka membatasi kekuasaan itu, di zaman sekarang berkembang pula adanya pengaturann kelembagaan pemerintahan yang bersiIat independent. 6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial fudiciary). 7. Peradilan Tata Usaha Negara Dalam setiap Negara Hukum, harus terbuka kesempatan bagi tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat administrasi Negara dan dijalankannya putusan hakim tata usaha negara (administrative court) oleh pejabat administrasi negara. 8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court): Di samping adanya pengadilan tata usaha negara yang diharapkan memberikan jaminan tegaknya keadilan bagi tiap-tiap warga negara, Negara Hukum modern juga lazim mengadopsikan gagasan pembentukan mahkamah konstitusi dalam sistem ketatanegaraannya. 9. Perlindungan Hak Asasi anusia: Adanya perlindungan konstitusional terhadap hak asasi manusia dengan jaminan hukum bagi tuntutan penegakannya melalui proses yang adil. 1. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat): Dianut dan dipraktekkannya prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat yang menjamin peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kenegaraan, sehingga setiap peraturan perundang-undangan yang ditetapkan dan ditegakkan mencerminkan perasaan keadilan yang hidup di tengah masyarakat. 11. Berfungsi sebagai Sarana ewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat): Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang diidealkan bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik yang dilembagakan melalui gagasan negara demokrasi (democracy) maupun yang diwujudkan melalaui gagasan negara hukum (nomocrasy) dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan umum. 1. Transparansi dan ontrol Sosial: Adanya transparansi dan kontrol sosial yang terbuka terhadap setiap proses pembuatan dan penegakan hukum, sehingga kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam mekanisme kelembagaan resmi dapat dilengkapi secara komplementer oleh peran serta masyarakat secara langsung (partisipasi langsung) dalam rangka menjamin keadilan dan kebenaran Bentuk-bentuk Negara Hukum No No Sistem Hukum Sistem Hukum Negara Hukum Negara Hukum Wilayah Wilayah Civil Law System Civil Law System #echtsstaat #echtsstaat Eropa Barat Eropa Barat (Kontinental) (Kontinental) 22 Common Law System Common Law System The #ule o1 Law The #ule o1 Law Anglo Saxon Anglo Saxon- - Anglo America Anglo America Socialist Law System Socialist Law System Socialist Legality Socialist Legality Eropa Timur Eropa Timur 44 Islamic Law System Islamic Law System Nomocraci Islam Nomocraci Islam Arab Arab- -Islam Islam 55 Indonesian Law Indonesian Law System System Pancasila Pancasila Indonesia Indonesia PENBATASAN KEKUASAAN NECARA Sebuah adagium terkenal dari Lord Acton bsolutely power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely. Untuk itu kekusaan negara harus dibatasi (limitation o1 power) Pertanyaannya Apa yang dapat membatasi kekuasaan negara? Bagamana cara membatasinya? ekuasaan negara harus dibatasi oleh hukum ekuasaan tersebut tidak terkonsentrasi/ tersentral pada satu orang atau kelompok orang atau satu lembaga dengan cara dipisah ke dalam cabangcabang kekuasaan negara (separation of power) atau dibagi/ dipencarkan dalam bidang bidang tertentu (division of power) ]ohn Locke membagi kekuasaan negara kedalam 3 fungsi yaitu: Fungsi Legislatif sebagai pembuat undang undang, Fungsi ksekutif sebagai pelaksana dari undangundang, Fungsi federatif menyangkut fungsi pertahanan (defencie) dan fungsi hubungan dengan negara lain (diplomacie). Nenurut Nontesquie membagi kekuasaan negara kedalam 3 Cabang kekuasaan yaitu: ekuasaan membuat undangundang (kekuasaan legislatif), ekuasaan untuk melaksanakan undangundang (kekuasaan eksekutif), ekuasaan untuk menghakimi (kekuasaan yudikatif) alam klasifikasi Nontesquie inilah dikenal pembagian kekuasaan negara dalam tiga fungsi yaitu: the legislative function, the executive or administrative function, dan the judicial function sebagai trias politika. van vollenhoven membagi kekuasaan negara ke dalam empat fungsi: %egeling (pengaturan) yang kurang lebih identik dengan fungsi legislatif menurut Nontesquie Bestuur yang identik dengan fungsi administratur atau eksekutif %echtspraak (peradilan), dan Politie yang menurutnya merupakan fungsi untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat (social order) dari kehidupan bernegara. Frank Coodnow membedakan kekuasaan negara ke dalam dua fungsi yaitu: fungsi pembuatan kebijakan (policy making) pelaksanaan kebijakan (policy executing) Nenurut Coodnow, policy making dijalankan oleh policy makers yaitu orang yang menetapkan kebijakansanaan negara, tujuantujuan kenegaraan dalam waktu tertentu untuk masyarakat. Sedangkan policy executing dijalankan oleh eksekutor yaitu orangorang yang berusaha mencapai apa yang telah diputus oleh policy makers Teori Coodnow ini dapat dinamakan sebagai teori 'duo politica'. Sering pula disebut sebagai teori administrasi. Sistem Perwakilan Nenurut ]imly Ashiddiqie, sifat representasi dari hubungan lembaga perwakilan (Parlemen) dengan rakyat, sistem perwakilan dapat dibedakan ke dalam 2 bentuk yaitu: >%epresentation in presence, yaitu keterwakilan secara formal atau bentuk. %akyat sudah diwakili oleh lembaga perwakilannya melalui pemilihan umum (secara resmi) >%epresentation in idea, yaitu keterwakilan secara substantif atas dasar aspirasi. Sistem Perwakilan alam praktiknya, dikenal adanya tiga bentuk sistem perwakilan pada beberapa negara, yaitu: Sistem perwakilan politik (political representation), Sistem perwakilan ini didasarkan atas keterwakilan aspirasi politik rakyat oleh wakil mereka dalam penyelenggaraan negara Sistem Perwakilan Teritorial (territorial atau regional representation), Sistem ini didasarkan pada keterwakilan aspirasi daerah atau negara bagian di pemerintahan. Sistem perwakilan fungsional (functional representation) Sistem perwakilan ini merupakan kategori perwakilan golongangolongan fungsional dalam negara, misalkan dari kelompok profesi, perguruan tinggi dan fungsional lainnya. Sistem Perwakilan alam hubungannya dengan lembaga perwakilan (Parlemen), sistem perwakilan ini terwujut dalam beberapa kamar (cameral) >> Parlemen yang hanya memiliki satu kamar ( Parlemen yang hanya memiliki satu kamar (unicameral unicameral Perliament System Perliament System), fungsi tersebut terlembagakan dalam satu ), fungsi tersebut terlembagakan dalam satu lembaga perwakilan. Biasanya tercermin dalam struktur lembaga perwakilan. Biasanya tercermin dalam struktur parlemen satu kamar. parlemen satu kamar. >> Parlemen yang terdiri dari dua kamar ( Parlemen yang terdiri dari dua kamar (Bicameral Parliament Bicameral Parliament System System) dari perwakilan politik dan perwakilan teritorial, ) dari perwakilan politik dan perwakilan teritorial, contohnya Amerika: Perwakilan politik ( contohnya Amerika: Perwakilan politik (The House of The House of %epresentatives) %epresentatives) dan perwakilan tetitorial/ Negara Bagian ( dan perwakilan tetitorial/ Negara Bagian (The The Senate) Senate) !nggris: Perwakilan politik ( !nggris: Perwakilan politik (The House of Commons The House of Commons) dan ) dan perwakilan fungsional ( perwakilan fungsional (The House of Lords The House of Lords) dari kalangan ) dari kalangan bangsawan. bangsawan. !rlandia memiliki perwakilan funsional ( !rlandia memiliki perwakilan funsional (Sienad !eramm Sienad !eramm) yang ) yang berasal dari kalangan kelompok profesi selain dari lembaga berasal dari kalangan kelompok profesi selain dari lembaga perwakilan rakyatnya dari parpol. perwakilan rakyatnya dari parpol. Sistem Perwakilan SNT%AL!SAS! Pada Prinsipnya esentralisasi adalah lawan Pada Prinsipnya esentralisasi adalah lawan dari Sentralisasi. dari Sentralisasi. Hakekatnya tujuan dari desentralisasi Hakekatnya tujuan dari desentralisasi adalah: adalah: Tidak terjadi penumpukan atau pemusatan kekuasaan Tidak terjadi penumpukan atau pemusatan kekuasaan Sebagai wahana pendemokratisasian penyelenggaraan Sebagai wahana pendemokratisasian penyelenggaraan negara negara Nenciptakan suatu pemerintahan yang lebih efektif dan Nenciptakan suatu pemerintahan yang lebih efektif dan efisien efisien Nembuka peluang partisipasi masyarakat dalam Nembuka peluang partisipasi masyarakat dalam mengembangkan kemandirian di daerah mengembangkan kemandirian di daerah an sebaginya an sebaginya DESENTRALISASI PBB telah membagi desentralisasi dalam dua bentuk PBB telah membagi desentralisasi dalam dua bentuk dekonsentrasi dekonsentrasi yang juga disebut sebagai yang juga disebut sebagai desentralisasi administrasi, dan desentralisasi administrasi, dan devolusi devolusi yang juga lazim disebut sebagai yang juga lazim disebut sebagai desentralisasi demokrasi atau desentralisasi politik. desentralisasi demokrasi atau desentralisasi politik. Nawhood misalnya mendefinisikan desentralisasi Nawhood misalnya mendefinisikan desentralisasi sebagai devolusi kekuasaan dari pemerintah pusat sebagai devolusi kekuasaan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, ke pemerintah daerah, the devolution of power the devolution of power from central to local government from central to local government . . DESENTRALISASI ]imly Asshiddiqie mengelompokan ]imly Asshiddiqie mengelompokan desentralisasi itu kedalam 2 (dua) kelompok desentralisasi itu kedalam 2 (dua) kelompok besar yaitu: besar yaitu: >>desentralisasi yang merupakan desentralisasi yang merupakan ambtelijke decentralisatie ambtelijke decentralisatie atau atau desentralisasi administratif atau ketatausahanegaraan dan desentralisasi administratif atau ketatausahanegaraan dan >>staatskundigde decentralisatie staatskundigde decentralisatie atau desentralisasi politik atau atau desentralisasi politik atau desentralisasi ketatanegaraan. desentralisasi ketatanegaraan. esentralisasi dalam pengertiannya dapat dibedakan kedalam 3 (tiga) esentralisasi dalam pengertiannya dapat dibedakan kedalam 3 (tiga) pengertian, yaitu: pengertian, yaitu: desentralisasi dalam arti dekonsentarasi desentralisasi dalam arti dekonsentarasi merupakan pelimpahan beban tugas atau beban kerja dari pemerintah merupakan pelimpahan beban tugas atau beban kerja dari pemerintah pusat pada wakil pusat pada wakil pemerintah pusat di daerah tanpa diikuti pelimpahan pemerintah pusat di daerah tanpa diikuti pelimpahan kewenangan untuk mengambil keputusan kewenangan untuk mengambil keputusan desentralisasi dalam arti pendelegasian kewenangan desentralisasi dalam arti pendelegasian kewenangan pengertian dalam arti pendelegasian kewenangan adalah pengertian dalam arti pendelegasian kewenangan adalah kebalikannya yaitu berisikan penyerahan kewenangan untuk kebalikannya yaitu berisikan penyerahan kewenangan untuk mengambil keputusan. dan mengambil keputusan. dan desentralisasi dalam arti devolusi atau penyerahan fungsi dan desentralisasi dalam arti devolusi atau penyerahan fungsi dan kewenangan. kewenangan. merupakan penyerahan fungsi pemerintah pusat dan kewenangan merupakan penyerahan fungsi pemerintah pusat dan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah pemerintah pusat kepada pemerintah daerah DESENTRALISASI Nenurut Bhenyamin Hoessein, desentralisasi adalah pembentukan daerah otonom dan/atau penyerahan wewenang tertentu kepadanya oleh pemerintah pusat. DESENTRALISASI EMOKRASI, !ARTAI !OLITIK AN !EMILIHAN UMUM DEMOKRASI Berasal dari kata demos (Rakyat) dan cratia atau cratein (atau pemerintahan). Istilah demokrasi dikenal lebih lanjut dengan slogan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (by the people, 1rom the people, 1or the people). Menurut Aristoteles, bahwa demokrasi merupakan suatu bentuk pemerosotan, bahkan lebih lanjut beliau mengemukakan demokrasi sebagai 'the rule o1 the mob Menurut Maurice Duverger, sebetulnya arti demokrasi tidak pernah ada, karena bertentangan dengan kodrat alam, tidak mungkin orang banyak memimpin yang sedikit. Menurut ProI. Sri Soemantri, pendapat Maurice tersebut hanya melihat demokrasi dari segi Iormal (bentuk), karena demokrasi dapat dilihat dalam arti materiil (isipelaksanaannya). Jadi menurutnya yang membedakan demokrasi negara yang satu dengan yang lain adalah materinya, sedangkan dalam arti Iormal pada umumnya sama. Pembagian Demokrasi Demokrasi dalam arti materiil isi biasanya dipengaruhi oleh IalsaIah atau ideologi negara yang dianut, oleh karena itu sering didengar tentang Demokrasi Liberal, Demokrasi Sosialis, Demokrasi Pancasila dan sebagainya Demokrasi dalam arti Iormalbentuk biasanya digunakan dalam membicarakan demokrasi langsung atau tidak langsung. Sehingga dengan demikian demokrasi dalam arti Iormal berkaitan dengan bentuknya (langsung atau tidak langsung). Perwujudan demokrasi pancasila dalam kehidupan ketatanegaraan biasanya banyak berhubungan dengan tata cara pengisian jabatan seperti pengisian jabatan dalam MPR, DPR, DPRD, dan lembaga perwakilan lainnya, maupun lembaga-lembaga negara lainnya. Demokrasi ditinjau dari pelaksanaannya dibedakan menjadi >Demokrasi Langsung (direct democracy) merupakan suatu sistem politik yang memberikan hak kepada rakyat secara langsung (tanpa melalui wakil- wakilnya) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan. contohnya pelaksanaan proses pembuatan undang- undang melalui re1erendum (di Swiss). dalam pelaksanaannya, #e1erendum seringkali dibedakan menjadi ReIerendum Wajib (obligatoir atau imperatiI). misalnya meminta pendapat rakyat secara langsung tentang setuju tidaknya suatu rancangan undang-undang (RUU) tertentu yang akan dirancang untuk diundangkan. ReIerendum tidak wajib (IakultatiI) misalnya meminta pendapat rakyat secara langsung tentang setuju tidaknya sebuah UU yang telah berlaku. Dalam hal ini, jika mayoritas rakyat berpendapat bahwa UU ybs tetap berlaku seperti semula, maka UU tersebut tetap berlaku. Begitupun sebaliknya. ReIerendum optatiI (option) misalnya meminta pendapat rakyat secara langsung tentan setuju tidaknya sebuah rancangan UU Pemerintah Federal di Negara Bagian. > Demokrasi Perwakilan atau Demokrasi tidak Langsung (#epresentative emocracy atau Indirect emocracy) merupakan suatu sistem politik yang memberikan hak kepada rakyat melalui wakil-wakilnya yang menduduki lembaga-lembaga perwakilan atau jabatan-jabatan negara secara politik. melalui - pemilihan umum melalui Partai Politik - dengan pengankatan - campuran (kombinasi) yaitu berdasarkan hasil pemilihan dengan pengankatan. > Pengetahuan tentang adanya dua lapisan masyarakat dalam struktur Politik suatu negara menjadi dasar bagi pemahaman lebih lanjut tentang teori kepartaian dan sistem pemilihan umum. > Karena partai politik yang berada pada lapisan inIra struktur politik merupakan kesadaran masyarakat madani (civil Society) menyebrang menuju Suptra Struktur Politik. Dan mekanisme modern yang umum dipakai untuk menyebrangkan masyarakat sipil itu adalah pemilihan umum. PARTAI POLITIK Struktur Ketatanegaraan > Suprastruktur (The Governmental political sphere atau kehidupan politik pemerintahan) meliputi Interaksi penguasa dengan negara, lembaga-lembaga negara yang ada, serta hubungan kekuasaan tersebut satu dengan lainnya. misalnya Lembaga LegislatiI (misalnya DPR, DPD), Lembaga EksekutiI (misalnya Presiden-Wapres), Lembaga Yudisial (MA dan MK) > InIra Struktur (The Socio Political Sphere atau kehidupan politik dalam masyarakat), umumnya ada lima unsur pendukung - Partai politik, - kelompok kepentingan (interest group), - kelompok Penekan (Pressure Group), - Media Politik (Political Comunication), dan - inIormal leaders (Political Figure) Supra Struktur Ketatanegaran >Struktur ketatanegaraan Iormal dan non Iormal - Struktur Ketatanegaraan Iormal (org dan kelengkapan negara) - Struktur ketatanegaraan non Iormal (susana kehidupan dalam masyarakat yang mendukung struktur ketatanegaraan dapat berjalan) >Mengatur hub antara negara dengan WN InIra Struktur Ketatanegaraan InIra Struktur Ketatanegaraan maliputi - Partai politik, - kelompok kepentingan (interest group), - kelompok Penekan (Pressure Group), - Media Politik (Political Comunication), - inIormal leaders atau tokoh politik (Political Figure) Kedua struktur politik tersebut diatas menjadi dasar untk memahami lebih lanjut tentang teori kepartaian dan Sistem pemeilihan Umum. Parpol dalam InIra struktur politik merupakan kendaraan untuk menuju supra struktur politik yang mekanisme dilalui melalui pemilu. Teori tentang Sistem Kepartaian >Sistem Multi Partai (banyak partai) Yakni manakala mayoritas mutlak dalam lembaga pewakilan rakyat dibentuk atas dasar kerjasama dua kekuatan politik atau lebih, atau kekuatan politik di eksekutiInya tidak homogen (heterogen). - Mayoritas mutlak tidak terwujud tanpa melalui kerjasama, koalisi atau aliansi. - Mayoritas demikian rawan karena selalu bersandar pada janji-janji yang pada dasar tidak kuat atau non permanent. - Mayaoritas pt ini mudah pecah akibat berbagai soal. - Keputusan parlemen harus merupakan hasil komitmen antara pihak- pihak tertentu. - Pengaruh negatiI besar terhadap eksekutiI Sistem multi tumbuh karena dua sebab yaitu Kebebasan tanpa pembatasan (restriksi) dalam pembentukan partai-partai politik. Contohnya yang pernah terjadi di Indonesia dalam Melalui Maklumat Pemerintah No. Nopember 945 tentang pembentukan partai politik sebanyak banyaknya oleh rakyat). Karena sistem pemilihan umum yang proposional. Negara menganut sistem banyak partai diantaranya Belanda, Perancis, Italia, Indonesia >Sistem dua partai (dwi partai) - Menurut Rusadi Kantaprawira sistem dua partai yaitu bilamana mayoritas mutlak dalam lembaga perwakilan rakyat didominasi oleh dua kekuatan partai politik besar. Kemidian Salah satu dari dua kekuatan politik terbesar tersebut biasanya menjadi pemenang secara bergiliran menurut hasil pemilu. - Sistem dua partai merupakan hasil implementasi dari sistem pemilihan umum distrik. - Contoh Negara yang didominasi oleh 2 Partai besar antara lain Amerika serikat (oleh Partai Republik dan Partai Demokrat), Inggris (oleh Partai Buruh dan Partai KonservatiI). >Sistem satu partai (sistem Partai tunggal) Adalah sistem kepartaian dimana dalam negara hanya terdapat satu partai atau satu-satunya terbesar yang menguasai mayoritas secara terus menerus disamping partai-partai kecil lainnya. Sistem ini terjadi karena dua sebab Keharusan konstitusional dalam negara yang bersangkutan Kondisi atau konstalasi sosial politik dimana hanya terdapat satu partai politik yang dominan terus menerus (contohnya Turki pada saat pemerintahan Kemal Ataturk melalui Partai rakyat Turki sebelum 9) Corak pemerintahan cenderung diktator. Demokrasi yang cenderung diktator perorangan atau diktator militer. PEMILIHAN UMUM Umumnya Sistem Pemilihan Umum dibedakan menjadi - Sistem mayoritas atau sistem pluralitas atau sistem distrik; dan - Sistem perwakilan berimbang atau sistem proposional Ciri umum Sistem Distrik > Seluruh wilayah negara dibagi dalam jumlah distrik. > Untuk sebuah distrik hanya diperbutkan kursi di lembaga perwakilan rakyat. > Pemenangnya adalah partai yang memperoleh suara terbanyak (suara partai lain akan terbuang percuma. > Jumlah distrik sama dengan jumlah kursi yang diperebutkan dalam lembaga perwakilan. > Yang berhak mewakili suatu distrik partai politik atau perorangan adalah yang memperoleh mayoritas sederhana Catatan Sistem distrik memiliki banyak variannya, misalkan saja di Indonesia disebut dengan sistem distrik berwakil seperti dalam pemilihan calon anggota DPD Ciri umum Sistem Perwakilan Berimbang (Sistem Proposional) >Jumlah kursi yang diperoleh oleh suatu kontestan pemilihan adalah sesuai dengan suara yang diperoleh dalam daerah pemilihan. Sebab setiap kursi ditentukan dengan jumlah perolehan suara tertentu (misalnya kursi 00.000 suara) >Wilayah negara dianggap sebagai wilayah pemilihan yang utuh >Untuk menentukan yang berhak menjadi wakil, secara Iormal dibuat daItar urutan calon yang diajukan oleh kontestan >adanya Bilangan Pembagi Pemilih Catatan Sistem Proposional juga memiliki banyak varian