Anda di halaman 1dari 131

HUKUN TATA NECARA HUKUN TATA NECARA

Adi Adi Wijaya Wijaya


email: adiwijaya10@gmail.com email: adiwijaya10@gmail.com
PLNUAuLuAN PLNUAuLuAN
-- Kedudukan Kedudukan ukum ukum 1ata Negara 1ata Negara
-- Materi Materi ukum ukum 1ata Negara 1ata Negara
- -Metode Metode Ualam Ualam ukum ukum 1ata 1ata Negera Negera
( (oara oara pendekatan pendekatan) )
Catatan Catatan: APAKA uKuM 1A1A NL0ARA : APAKA uKuM 1A1A NL0ARA
MLRuPAKAN 3uA1u lLMu MLRuPAKAN 3uA1u lLMu
PLN0L1AuAN? PLN0L1AuAN?
AN HTN ALAN B!ANC AN HTN ALAN B!ANC
HN HN
Peristilahan Peristilahan
2Pengertian (difinisi) 2Pengertian (difinisi)
3ubungan 1N dengan oabang llmu lainnya 3ubungan 1N dengan oabang llmu lainnya
Tujuan: untuk memperoleh suatu pemahaman Tujuan: untuk memperoleh suatu pemahaman
yang lebih baik (nilai yang lebih baik (nilai nilai teoritis) dan lebih nilai teoritis) dan lebih
mudah dalam menerapkan hukum (nilai mudah dalam menerapkan hukum (nilai nilai nilai
praktis) praktis)
Nenurut van Apeldoorn Hukum itu terdiri dari: Nenurut van Apeldoorn Hukum itu terdiri dari:
Hukum Publik ( Hukum Publik (Publiek recht, public law Publiek recht, public law) )
epentingan epentingankepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan kepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan
kepentingan umum/publik (negara) kepentingan umum/publik (negara)
(Peraturan (Peraturanperaturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan peraturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan
kepentingan umum, oleh karena itu soal kepentingan umum, oleh karena itu soal mempertahankanya mempertahankanya
dilakukan oleh negara/pemerintah dalam arti luas) dilakukan oleh negara/pemerintah dalam arti luas)
Hukum Privat ( Hukum Privat (Privaat recht, private law Privaat recht, private law) )
epentingan epentingankepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan kepentingan hukum yang diatur berupa kepentingan
kepentingan khusus/perdata (perorangan) kepentingan khusus/perdata (perorangan)
(Peraturan (Peraturanperaturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan peraturan hukum yang obyeknya ialah kepentingan
kepentingan khusus (individu), oleh karena itu kepentingan khusus (individu), oleh karena itu dipertahankan dipertahankan atau atau
tidak diserahkan kepada yang berkepentingan tidak diserahkan kepada yang berkepentingan) )
Nenurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo: Nenurut Prof. Kusumadi Pudjosewojo:
Hukum Tata Negara dan Hukum Tata Usaha Negara Hukum Tata Negara dan Hukum Tata Usaha Negara
digolongkan kedalam hukum publik digolongkan kedalam hukum publik
Sistem Hukum
Hukum Tata Negara
Tentang Struktur Negara
(Iembaga-Iembaga negara,
reIasi Iembaga negara, konstitusi)
Hukum Pidana
Hubungan antara
masyarakat (diwakili oleh
negara: Penegak hukum
pemerintahan) dengan
individu warganya
Hukum Perdata
OHubungan antara warga negara dan
warga negara (pribadi) Hubungan
OHubungan antara pribadi hukum
(Warga Negara) dengan Badan Hukum
serta badan hukum dangan Badan
Hukum)
Hukum Transnasional
Hukum Privat
NEGARA
Hukum Administrasi Negara
Hubungan antara [penyelenggara
negara] [pemerintah] dengan
masyarakat atau individu warga
negara
Hukum PubIik
Hukum PubIik
Hukum PubIik
Hukum PubIik dan Hukum Privat
%ANC L!NCP NT%! HTN %ANC L!NCP NT%! HTN
- - Hukum Tata Negara yang berisikan asas Hukum Tata Negara yang berisikan asasasas dan asas dan
pengertian pengertianpengertian Hukum Tata Negara yang bersifat pengertian Hukum Tata Negara yang bersifat
umum (universal) umum (universal)
- - Hukum Tata Negara yang berisikan asas Hukum Tata Negara yang berisikan asasasas dan asas dan
pengertian pengertianpengertian hukum yang berkembang dalam pengertian hukum yang berkembang dalam
teori dan praktik di suatu negara tertentu teori dan praktik di suatu negara tertentu
- - Hukum Tata Negara Positif, yang mengkaji mengenai Hukum Tata Negara Positif, yang mengkaji mengenai
hukum positif di bidang ketatanegaraan suatu negara hukum positif di bidang ketatanegaraan suatu negara
tertentu tertentu
TOD (CARA PNDATAN) DALA TOD (CARA PNDATAN) DALA
HUU TATA NARA HUU TATA NARA
- - Nenurut Harmailly !brahim Nenurut Harmailly !brahim -- melalui pendekatan melalui pendekatan
Yuridis formal Yuridis formal
- - Nenurut Paul Laband Nenurut Paul Laband -- melalui pendekatan melalui pendekatan
Yuridis ogmatis Yuridis ogmatis
- - Nenurut Thoma Nenurut Thoma -- melalui pendekatan Yuridis melalui pendekatan Yuridis
Historis Historis
gunanya untuk encari hubungan dan perbedaan obyek yang
diselidiki didasarkan atas faktorfaktor yang ada dalam lapangan
hukum.
P%!ST!LAHAN HTN P%!ST!LAHAN HTN
WW Sraarsreohr Sraarsreohr ( (sraars|ehre sraars|ehre) )- -Belanda, menoakup: Belanda, menoakup:
-- Sraarreohr |n ru|mere z|n Sraarreohr |n ru|mere z|n (1N dalam arti luas) dan (1N dalam arti luas) dan
-- Sraarreoh |n engere z|n Sraarreoh |n engere z|n (1N dalam arti sempit) (1N dalam arti sempit)
WW 0osr|rus|ona| law 0osr|rus|ona| law -- lnggris lnggris
WW lro|r 0onsr|rus|onne| lro|r 0onsr|rus|onne| -- Pranois Pranois
WW verfassungsreohr (verfassungs|ehre) verfassungsreohr (verfassungs|ehre) -- 1erman 1erman
!F!N!S! HN TATA NCA%A !F!N!S! HN TATA NCA%A
- - hristian van vollenhoven hristian van vollenhoven
Hukum Tata Negara mengatur semua masyarakat hukum Hukum Tata Negara mengatur semua masyarakat hukum
atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut atasan dan masyarakat hukum bawahan menurut
tingkatannya dan masing tingkatannya dan masingmasing itu menentukan wilayah masing itu menentukan wilayah
lingkungan rakyatnya dan akhirnya menetukan badan lingkungan rakyatnya dan akhirnya menetukan badanbadan badan
dan fungsinya masing dan fungsinya masingmasing yang berkuasa dalam masing yang berkuasa dalam
lingkungan masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan lingkungan masyarakat hukum itu, serta menentukan susunan
dan wewenangnya dari badan dan wewenangnya dari badanbadan tersebut. badan tersebut.
- - Paul Scholten Paul Scholten
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur mengenai Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur mengenai
tata organisasi negara. tata organisasi negara.
- - van der Pot van der Pot
Hukum Tata Negara adalah peraturan Hukum Tata Negara adalah peraturanperaturan yang peraturan yang
menetukan badan menetukan badanbadan yang diperlukan serta wewenangnya badan yang diperlukan serta wewenangnya
masing masingmasing, hubungan satu dengan yang lainnya dan masing, hubungan satu dengan yang lainnya dan
hubungan dengan individu warga negara dalam kegiatannya. hubungan dengan individu warga negara dalam kegiatannya.
- - ].H.A Logemann ].H.A Logemann
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi
negara. negara.
- - van Apeldoorn van Apeldoorn
Hukum Tata Negara dalam arti sempit ( Hukum Tata Negara dalam arti sempit (verfassungrecht verfassungrecht) )
menunjukan orang menunjukan orangorang yang memegang kekuasaan pemerintah orang yang memegang kekuasaan pemerintah
dan batas dan batasbatas kekuasaannya batas kekuasaannya
- - Nac Nac !ver !ver
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur negara. Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur negara.
- - Wade and Phillips Wade and Phillips
Hukum Tata Negara mengatur alat Hukum Tata Negara mengatur alatalat perlengkapan negara, tugas alat perlengkapan negara, tugas
dan wewenangnya, serta mekanisme hubungan di antara alat dan wewenangnya, serta mekanisme hubungan di antara alatalat alat
perlengkapan negara itu. perlengkapan negara itu.
- - Paton Ceorge Whitecross Paton Ceorge Whitecross
Hukum Tata Negara itu berhubungan dengan persoalan distribusi Hukum Tata Negara itu berhubungan dengan persoalan distribusi
kekuasaan hukum dan fungsiorgan kekuasaan hukum dan fungsiorganorgan negara. organ negara.
- - A.v. Dicey A.v. Dicey
Hukum Tata Negara mencakup semua peraturan yang secara Hukum Tata Negara mencakup semua peraturan yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi distribusi atau langsung atau tidak langsung mempengaruhi distribusi atau
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat dalam negara. pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat dalam negara.
- - Naurice Duverger Naurice Duverger
Hukum ostitusi adalah salah satu cabang dari hukum publik yang Hukum ostitusi adalah salah satu cabang dari hukum publik yang
mengatur organisasi dan fungsi mengatur organisasi dan fungsifungsi politik suatu lembaga fungsi politik suatu lembaga
negara. negara.
- - Kusumadi Pudjosewojo Kusumadi Pudjosewojo
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara
(kesatuan dan federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan dan (kesatuan dan federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan dan
republik) yang menunjukan masyarakat hukum atasan maupun republik) yang menunjukan masyarakat hukum atasan maupun
bawahan, beserta tingkatan bawahan, beserta tingkatantingkatannya (hirarchie), yang tingkatannya (hirarchie), yang
selanjutnya menegasakan wilayah dan lingkungan rakyat dari selanjutnya menegasakan wilayah dan lingkungan rakyat dari
masyarakat masyarakatmasyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat
alat pelengkapnya (yang memegang kekuasaan penguasa) dari alat pelengkapnya (yang memegang kekuasaan penguasa) dari
masyarakat hukum itu, beserta susunan (terdiri dari seseorang atau masyarakat hukum itu, beserta susunan (terdiri dari seseorang atau
sejumlah orang), wewenang, tingkat imbangan dari dan atara alat sejumlah orang), wewenang, tingkat imbangan dari dan atara alat
pelengkap itu. pelengkap itu.
- - Noh. Kusnardi dan Harmaily !brahim Noh. Kusnardi dan Harmaily !brahim
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan hukum yang
mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat
pelengkap negara dalam garis vertikal dan Horizontal, serta pelengkap negara dalam garis vertikal dan Horizontal, serta
kedudukan warga negara dan hak kedudukan warga negara dan hakhak azasinya. hak azasinya.
"BY A]!AN "BY A]!AN
HN TATA NCA%A HN TATA NCA%A
- - Konstitusi Konstitusi sebagai sebagai hukum hukum dasar dasar beserta beserta berbagai berbagai aspek aspek mengenai mengenai
perkembangannya perkembangannya dalam dalam sejarah sejarah kenegaraan kenegaraan yang yang bersangkutan bersangkutan, ,
proses proses pembentukannya pembentukannya dan dan perubahannya perubahannya, , kekuatan kekuatan
mengikatnya mengikatnya dalam dalam peraturan peraturan perundang perundang undangan undangan, , cakupan cakupan
subtansinya subtansinya, , ataupuan ataupuan muatan muatan isinya isinya sebagai sebagai hukum hukumdasar dasar yang yang
tertulis tertulis..
- - Pola Pola pola pola dasar dasar ketatanegaraan ketatanegaraan yang yang dianut dianut dan dan dijadikan dijadikan acuan acuan
bagi bagi pengorganisasian pengorganisasian intitusi intitusi, , pembentukan pembentukan dan dan
penyelenggaraan penyelenggaraan organisasi organisasi negara negara, , serta serta mekanisme mekanisme kerja kerja
organisasi organisasi organisasi organisasi negara negara dalam dalam menjalankan menjalankan fungsi fungsi fungsi fungsi
pemerintahan pemerintahan dan dan pembangunan pembangunan..
- - Struktur Struktur kelembagaan kelembagaan negara negara dan dan mekanisme mekanisme hubungan hubungan antar antar
organ organ lembaga lembaga negara negara, , baik baik secara secara vertikal vertikal maupun maupun secara secara
horizontal. horizontal.
- - Prinsip Prinsip prinsip prinsip kewarganegaraan kewarganegaraan dan dan hubungan hubungan antara antara negara negara
dengan dengan warga warga negara negara beserta beserta hak hak hak hak dan dan kewajiban kewajiban asasi asasi
manusia manusia, , bentuk bentuk bentuk bentuk dan dan prosedur prosedur pengambilan pengambilan keputusan keputusan
hukum hukum, , serta serta mekanisme mekanisme perlawanan perlawanan terhadap terhadap keputusan keputusan hukum hukum..
13 13
!LN HN !LN HN
TATA NCA%A TATA NCA%A
14 14
Ceorge ]ellinek dalam bukunya Ceorge ]ellinek dalam bukunya
Allgemeine Staatslehre Allgemeine Staatslehre
!lmu enegaraan !lmu enegaraan (Staatswissenschaaft) (Staatswissenschaaft) dalam arti luas, mencakup: dalam arti luas, mencakup:
- - !lmu Kenegaraan dalam arti sempit !lmu Kenegaraan dalam arti sempit, yaitu: , yaitu:
** staatenkunde Staatswissenschaaft staatenkunde Staatswissenschaaft
menceritakan keadaan negara secara umumnya, misalkan: keadaan alam menceritakan keadaan negara secara umumnya, misalkan: keadaan alam
dsb, dsb,
** theoritische Staatswissenschaaft theoritische Staatswissenschaaft
!lmu Negara dalam arti luas, yaitu: ilmu negara umum dan ilmu negara !lmu Negara dalam arti luas, yaitu: ilmu negara umum dan ilmu negara
khusus. khusus.
** practische Staatswissenschaaft practische Staatswissenschaaft
!lmu Politik !lmu Politik
- - Rechtswissenchaft Rechtswissenchaft
Nenekankan pada aspek hukum (rechts), segi yuridis dari negara.
Nencakup: * * Hukum Tata Negara (vervassungrecht) Hukum Tata Negara (vervassungrecht)
** Hukum Administrasi (verwaltungrecht) Hukum Administrasi (verwaltungrecht)
** Hukum Antar Negara (internatonale recht) Hukum Antar Negara (internatonale recht)
15 15
eluarga !lmu enegaraan eluarga !lmu enegaraan Staatslehre Staatslehre))
- - Teori tentang negara dalam arti luas Teori tentang negara dalam arti luas
((staatslehre in ruimere zin staatslehre in ruimere zin))
- - Teori tentang negara dalam arti sempit Teori tentang negara dalam arti sempit
((staatslehre in enghere zin staatslehre in enghere zin)). . iartikan sebagai iartikan sebagai
staatsrecht . staatsrecht . Terdiri dari: Terdiri dari:
staatsrecht staatsrecht dalam arti luas dan dalam arti luas dan
staatsrecht staatsrecht dalam arti sempit. dalam arti sempit.
16 16
Hukum Tata Negara dalam arti luas Hukum Tata Negara dalam arti luas
mencakup: mencakup:
Hukum Tata Negara ( Hukum Tata Negara (staat in rust staat in rust) dan Hukum ) dan Hukum
Administrasi ( Administrasi (staat in beweging staat in beweging))
- -staat in rust staat in rust objek kajiannya menelaah negara objek kajiannya menelaah negara
dalam keadaan statis (diam) saja, dalam keadaan statis (diam) saja,
- -stat in beweging stat in beweging objek kajiannya menelaah objek kajiannya menelaah
negara dalam keadaan bergerak. negara dalam keadaan bergerak.
17 17
HUBUNAN HTN DNAN HUBUNAN HTN DNAN
LU PNTAHUAN LU PNTAHUAN
LANNYA LANNYA
- - HTN dengan !lmu Negara HTN dengan !lmu Negara
- - HTN dengan !lmu Politik HTN dengan !lmu Politik
- - HTN dengan HAN HTN dengan HAN
18 18
Hubungan Hukum Tata Negara
dengan lmu Negara
Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat
Ilmu Negara mempelajari :
Negara dalam pengertian abstrak
artinya tidak terikat waktu dan tempat.
Konsep-konsep dan teori-teori mengenai Negara serta
hakekat Negara.
Sedangkan Hukum Tata Negara mempelajari :
Negara dalam keadaan konkrit artinya yaitu mempelajari
keadaan Negara yang sudah terikat oleh waktu dan tempat;
Hukum Tata Negara mempelajari Hukum positif yang
berlaku dalam suatu Negara;
Hukum Tata Negara mempelajari Negara dari segi stuktur.
19 19
HTN DNAN LU NARA HTN DNAN LU NARA
- HTN memiliki nilai Praktis
(normative wissenschaft)
- "byeknya hukum positif yang
berlaku pada suatu di suatu
tempat, tentang negara dalam
aspek hukum.
- !lmu Negara tidak
mempunyai nilai praktis,
mementingkan nilai teoritis
(seins wissenschaft)
- "byeknya asasasas pokok
dan pengertianpengertian
pokok tentang negara
dalam aspek umum.

HTN DNAN LU POLT HTN DNAN LU POLT
Nenurut Prof Barens dengan perumpamaan Nenurut Prof Barens dengan perumpamaan
Hukum Tata Negara sebagai kerangka Hukum Tata Negara sebagai kerangka
manusia, sedangkan !lmu Politik merupakan manusia, sedangkan !lmu Politik merupakan
daging yang ada di sekitarnya. daging yang ada di sekitarnya.
1 1
Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-
peraturan hukum yang mengatur organisasi
kekuasaan Negara,
sedangkan lmu Politik mempelajari kekuasaan
dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut.

HTN DNAN HAN HTN DNAN HAN
- - Pembedaan Pembedaan secara secara prinsip prinsip, , karena karena kedua kedua ilmu ilmu pengetahuan pengetahuan ini ini
dapat dapat dibagi dibagi secara secara tajam tajam baik baik mengenai mengenai sistimatikanya sistimatikanya maupun maupun
isinya isinya. .
Christian van Christian van vollenhoven vollenhoven
"ppenheim "ppenheim
].H.A. ].H.A. Logemann Logemann
- - Tidak Tidak terdapat terdapat perbedaan perbedaan yang yang bersifat bersifat asasi asasi, , melainkan melainkan hanya hanya
karena karena pertimbangan pertimbangan manfaat manfaat praktis praktis. .
ranenburg ranenburg
van van der der Pot Pot
vegting vegting
3 3
VAN VAN VOLLNHOVN VOLLNHOVN
- - Hukum Tata Negara Hukum Tata Negara
Pertama Pertamatama menentukan apa/mana saja masyarakat hukum atasan dan bawahan tama menentukan apa/mana saja masyarakat hukum atasan dan bawahan
dengan jenjang tingkatannya, kemudian merumuskan lingkup peranan terhadap dengan jenjang tingkatannya, kemudian merumuskan lingkup peranan terhadap
wilayah serta warganya selanjutnya menentukan kekuasaan macam apa yang wilayah serta warganya selanjutnya menentukan kekuasaan macam apa yang
diserahkan kepada aneka lembaga dalam tiap masyarakat hukum diserahkan kepada aneka lembaga dalam tiap masyarakat hukum
(hukum tentang pendistribusian kekuasaan (fungsi (hukum tentang pendistribusian kekuasaan (fungsifungsi negara kepada lembaga fungsi negara kepada lembaga
lembaga negara lembaga negara))
- - Hukum Administrasi Negara Hukum Administrasi Negara
Administrasi Negara adalah kumpulan ketentuan yang wajib ditaati oleh lembaga Administrasi Negara adalah kumpulan ketentuan yang wajib ditaati oleh lembaga
kekuasaan/pejabat atasan maupun bawahan, setiap kali melasanakan karya/peranan kekuasaan/pejabat atasan maupun bawahan, setiap kali melasanakan karya/peranan
berdasarkan Hukum Tata Negara berdasarkan Hukum Tata Negara
(hukum yang mengatur cara bekerjanya lembaga (hukum yang mengatur cara bekerjanya lembagalembaga tersebut dalam lembaga tersebut dalam
menggunakan fungsi menggunakan fungsifungsi yang diberikat dalam HTN) fungsi yang diberikat dalam HTN)
4 4
"PPNH!N "PPNH!N
HTN:
- Hukum Tata Negara
mengatur negara dalam
keadaan diam/ tidak
bergerak (de staat in
rush)
- arena yang menjadi inti
permasalahannya
(mengungkap ihwal)
adalah:
- status
- role
HAN:
- Hukum Administrasi
Negara adalah hukum
negara dalam keadaan
bergerak (de staat in
beweging)
- arena yang menjadi inti
permasalahannya adalah
- roleplaying (sikap tindak
negara)
5 5
].H.A. L"CNANN ].H.A. L"CNANN
HUKUM TATA NEGARA DALAM ARTI SEMPIT HUKUM TATA NEGARA DALAM ARTI SEMPIT
Persoonsleer Persoonsleer (ajaran tentang peribadi atau (ajaran tentang peribadi atau status status) )
Mempelajari tentang masalah Mempelajari tentang masalah- -masalah manusia sebagai masalah manusia sebagai
subyek hukum yang mempunyai kewajiban, manusia sebagai subyek hukum yang mempunyai kewajiban, manusia sebagai
subyek hukum yang mepunyai hak, personiIikasi, perwakilan, subyek hukum yang mepunyai hak, personiIikasi, perwakilan,
timbul dan hilangnya kepribadian, hukum atau hak organisasi, timbul dan hilangnya kepribadian, hukum atau hak organisasi,
pembatasan wewenang. pembatasan wewenang.
Gebledleer Gebledleer (ajaran tentang lingkup laku) (ajaran tentang lingkup laku)
Mempelajari tentang permasalahan mengenai batasan Mempelajari tentang permasalahan mengenai batasan- -batasan batasan
cara cara- -cara, waktu dan lingkup wilayah pribadi atau kelompok cara, waktu dan lingkup wilayah pribadi atau kelompok
pribadi (sebagai subyek hukum) dalam bersikap tindak atau pribadi (sebagai subyek hukum) dalam bersikap tindak atau
berprilaku menurut kaedah berprilaku menurut kaedah- -kadah yang berlaku. kadah yang berlaku.
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
leer de rechsbetrekking leer de rechsbetrekking (ajaran mengenai hubungan hukum) (ajaran mengenai hubungan hukum)
Mempelajari jenis, bentuk, serta akibat hukum yang dilakukan Mempelajari jenis, bentuk, serta akibat hukum yang dilakukan
oleh pejabat dalam melakukan tugasnya. oleh pejabat dalam melakukan tugasnya.
6 6
Karenenburg Karenenburg
Perbedaan HTN dengan HAN itu tidak bersiIat azasi, Perbedaan HTN dengan HAN itu tidak bersiIat azasi,
pemisahan antara keduanya hanya disebabkan karena pemisahan antara keduanya hanya disebabkan karena
pertumbuhan hukum korporatiI dari masyarakat hukum pertumbuhan hukum korporatiI dari masyarakat hukum
teritorial dan juga disebabkan karena HTN meliputi teritorial dan juga disebabkan karena HTN meliputi
susunan, tugas, wewenangan dan cara badan susunan, tugas, wewenangan dan cara badan- -badan badan
menjalankan tugas dalam HAN. menjalankan tugas dalam HAN.
Van der Pot Van der Pot
Perbedaan prinsipiil itu tidak menimbulkan suatu akibat Perbedaan prinsipiil itu tidak menimbulkan suatu akibat
hukum. Diadakannya pembedaan hanya penting bagi ilmu hukum. Diadakannya pembedaan hanya penting bagi ilmu
pengetahuan, sehingga para ahli hukum mendapatkan pengetahuan, sehingga para ahli hukum mendapatkan
suatu gambaran tentang sistem yang bermanIaat. suatu gambaran tentang sistem yang bermanIaat.
Vegting Vegting
HTN dan HAN mempunyai lapangan penyelidikan yang HTN dan HAN mempunyai lapangan penyelidikan yang
sama, perbedaannya hanya terletak pada cara pendekatan sama, perbedaannya hanya terletak pada cara pendekatan
yang digunakan oleh masing yang digunakan oleh masing- -masing ilmu pengetahuan. masing ilmu pengetahuan.
Cara pendekatan yang dilakukan oleh HTN ialah untuk Cara pendekatan yang dilakukan oleh HTN ialah untuk
mengetahui organisasi dari pada negara, serta badan mengetahui organisasi dari pada negara, serta badan- -
badan lainnya. Sedangkan HAN menghendaki bagaimana badan lainnya. Sedangkan HAN menghendaki bagaimana
caranya negara serta organ caranya negara serta organ- -organ melakukan tugasnya. organ melakukan tugasnya.
7 7
SUMBER HUKUM TATA SUMBER HUKUM TATA
NEGARA NEGARA
8 8
Sub Pokok Pembahasan Sub Pokok Pembahasan
Pengertian Sumber Hukum Pengertian Sumber Hukum
Sumber Hukum Tata Negara Sumber Hukum Tata Negara
Sumber Hukum dalam arti Formal dan Sumber Hukum dalam arti Formal dan
sumber Hukum dalam arti Naterial sumber Hukum dalam arti Naterial
onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan
Traktat / Perjanjian Traktat / Perjanjian
Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia
Tata rutan Peraturan Perundang Tata rutan Peraturan Perundangundangan di undangan di
!ndonesia !ndonesia
9 9
PENGERTIAN SUMBER HUKUM PENGERTIAN SUMBER HUKUM
Menurut Menurut Kamus Kamus Besar Besar Bahasa Bahasa Indonesia Indonesia
Sumber Sumber hukum hukum adalah adalah segala segala sesuatu sesuatu yang yang berupa berupa tulisan, tulisan,
dokumen, dokumen, naskah, naskah, dsb dsb yang yang dipergunakan dipergunakan oleh oleh suatu suatu bangsa bangsa
sebagai sebagai pedoman pedoman hidupnya hidupnya pada pada masa masa tertentu tertentu
Menurut Menurut Zevenbergen Zevenbergen
Sumber Sumber hukum hukum adalah adalah sumber sumber terjadinya terjadinya hukum hukum;; atau atau sumber sumber
yang yang menimbulkan menimbulkan hukum hukum..
Menurut Menurut Achmad Achmad Ali Ali
Sumber Sumber hukum hukum adalah adalah tempat tempat di di mana mana kita kita dapat dapat menemukan menemukan
hukum hukum.. Namun Namun perlu perlu diketahui diketahui pula pula bahwa bahwa adakalanya adakalanya
sumber sumber hukum hukum juga juga sekaligus sekaligus merupakan merupakan hukum, hukum, contohnya contohnya
putusan putusan hakim hakim..
3 3
..S S..TT.. Kansil Kansil
Sumber Sumber hukum hukum ialah ialah segala segala apa apa saja saja yang yang menimbulkan menimbulkan
aturan aturan- -aturan aturan yang yang mempunyai mempunyai kekuatan kekuatan yang yang bersiIat bersiIat
memaksa, memaksa, yakni yakni aturan aturan- -aturan aturan yang yang kalau kalau dilanggar dilanggar
mengakibatkan mengakibatkan sanksi sanksi yang yang tegas tegas dan dan nyata nyata..
yang yang dimaksudkan dimaksudkan dengan dengan segala segala apa apa saja saja,, adalah adalah Iaktor Iaktor- -
Iaktor Iaktor yang yang berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap timbulnya timbulnya hukum hukum..
Sedang Sedang Iaktor Iaktor- -Iaktor Iaktor yang yang merupakan merupakan sumber sumber kekuatan kekuatan
berlakunya berlakunya hukum hukum secara secara Iormal Iormal artinya artinya dari dari mana mana hukum hukum
itu itu dapat dapat ditemukan ditemukan,, dari dari mana mana asal asal mulanya mulanya hukum, hukum, di di
mana mana hukum hukum dapat dapat dicari dicari atau atau di di mana mana hakim hakim dapat dapat
menemukan menemukan hukum hukum sebagai sebagai dasar dasar dari dari putusannya putusannya..
31 31
sumbersumber yang bersifat hukum
sumber yang diakui oleh hukum itu sendiri
sehingga secara langsung bisa melahirkan
atau menciptakan hukum.
sumbersumber yang bersifat sosial.
>>Nenurut Nenurut Satjipto %ahardjo Satjipto %ahardjo: :
Sumber Hukum adalah sumber yang melahirkan
hukum. Berdasarkan sifatnya digolongkan dari
dua kategori, yaitu:
3 3
Menurut Menurut Edward Jenk Edward Jenk, terdapat tiga sumber hukum yang biasa , terdapat tiga sumber hukum yang biasa
ia sebut dengan istilah ' ia sebut dengan istilah '1orms o1 law 1orms o1 law yaitu yaitu
Statutory (undang-undang);
Judiciary;
Literaty
sedangkan menurut sedangkan menurut G.W. Keeton G.W. Keeton, sumber hukum terbagi atas , sumber hukum terbagi atas
. . Binding Sources Binding Sources (Iormal), terdiri atas (Iormal), terdiri atas
- - Custom Custom;;
- - Legislation Legislation;;
- - Judicial precedents Judicial precedents
2. 2. Persuasive Sources Persuasive Sources (materiil), terdiri atas (materiil), terdiri atas
- - Principles o1 morality or equity Principles o1 morality or equity;;
- - Pro1essional opinion. Pro1essional opinion.
33 33
- -van Apeldoorn van Apeldoorn, perkataan sumber hukum , perkataan sumber hukum
dipakai dalam pengertian: dipakai dalam pengertian:
konteks sejarah konteks sejarah
konteks filsafat konteks filsafat
konteks sosial konteks sosial
- -alam alam figh !slam figh !slam, yang dianggap sebagai , yang dianggap sebagai
sumber hukum: sumber hukum:
Al AlQur'an, Qur'an,
al al sunnah, sunnah,
!jtihad, !jtihad,
34 34
Menurut Sudikno Mertokusumo, Sumber Hukum itu Menurut Sudikno Mertokusumo, Sumber Hukum itu
terbagi atas dua hal: terbagi atas dua hal:
. Sumber Hukum Materiil adalah tempat dari mana materi itu
diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan Iaktor yang
membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial,
hubungan kekuatan politik, situasi sosial ekonomis, tradisi
(pandangan keagamaan, kesusilaan), hasil penelitian ilmiah,
perkembangan internasional, keadaan geograIis, dll.
2. Sumber Hukum Formal merupakan tempat atau sumber dari
mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal ini
berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu Iormal berlaku. Yang diakui umum
sebagai sumber hukum Iormal ialah UU, perjanjian antar
negara, yuris prudensi dan kebiasaan.
35 35
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang Sumber hukum adalah segala sesuatu yang
dijadikan bahan rujukan dalam membuat huku, dijadikan bahan rujukan dalam membuat huku,
berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb, yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb, yang
dipergunakan oleh suatu negara sebagai pedoman dipergunakan oleh suatu negara sebagai pedoman
hidupnya. hidupnya.
- - Pada umumnya para pakar (termasuk di Pada umumnya para pakar (termasuk di
!ndonesia) membedakan sumber hukum ke !ndonesia) membedakan sumber hukum ke
dalam kriteria Sumber hukum materiil, dan dalam kriteria Sumber hukum materiil, dan
Sumber hukum formal. Sumber hukum formal.
- - Tempat dimana asal Tempat dimana asalmuasal norma atau nilai muasal norma atau nilai
tertentu berasal tertentu berasal
36 36
Sumber Sumbersumber Hukum Tata Negara tidak sumber Hukum Tata Negara tidak
terlepas dari pengertian Sumber Hukum terlepas dari pengertian Sumber Hukum
menurut pandangan ilmu hukum pada menurut pandangan ilmu hukum pada
umumnya. Sumber Hukum Tata Negara umumnya. Sumber Hukum Tata Negara
mencakup dua hal, yaitu: mencakup dua hal, yaitu:
- -sumber hukum dalam arti formil, dan sumber hukum dalam arti formil, dan
- -sumber hukum dalam arti materiil sumber hukum dalam arti materiil
37 37
Sumber Hukum Tata Negara Sumber Hukum Tata Negara
- - Sumber Hukum dalam arti Formal Sumber Hukum dalam arti Formal
dan sumber Hukum dalam arti dan sumber Hukum dalam arti
Nateriil Nateriil
- - onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan
- - Traktat / Perjanjian Traktat / Perjanjian
38 38
Sumber Hukum dalam arti Formal dan Sumber Hukum dalam arti Formal dan
sumber Hukum dalam arti Nateriil sumber Hukum dalam arti Nateriil
- - Sumber Hukum dalam arti materiil Sumber Hukum dalam arti materiil
sumber hukum yang menentukan isi hukum. sumber hukum yang menentukan isi hukum.
Nelihat faktor Nelihat faktorfaktor yang membentuk hukum, misalnya faktor yang membentuk hukum, misalnya
faktor sosiologis, faktor historis, faktor filosopis. faktor sosiologis, faktor historis, faktor filosopis.
- - Sumber Hukum dalam arti Formal Sumber Hukum dalam arti Formal
Sumber hukum yang telah dirumuskan ke dalam bentuk Sumber hukum yang telah dirumuskan ke dalam bentuk
tertentu, yang menyebabkan berlaku, mengikat dan tertentu, yang menyebabkan berlaku, mengikat dan
ditaati. ditaati.
misalnya: peraturan perundang misalnya: peraturan perundangundangan, jurisprudensi, undangan, jurisprudensi,
doktrin hukum tata negara. doktrin hukum tata negara.
39 39
A.V. DCY A.V. DCY
- - Hukum Tata Negara ( Hukum Tata Negara (the law of the constitutions the law of the constitutions) )
yang terbagi atas: yang terbagi atas:
Hukum Tatanegara tertulis ( Hukum Tatanegara tertulis (Statute law Statute law))
Hukum Tatanegara tidak tertulis ( Hukum Tatanegara tidak tertulis (Common law Common law) )
yang terdiri atas putusan yang terdiri atas putusanputusan hakim ( putusan hakim (judge judge
made maxims made maxims) dan ketentuan ) dan ketentuanketentuan yang ketentuan yang
dapat disimpulkan dari kebiasaan, serta adat turun dapat disimpulkan dari kebiasaan, serta adat turun
temurun ( temurun (tradition tradition). ).
- - ebiasaan ebiasaankebiasaan ketatanegaraan ( kebiasaan ketatanegaraan (convention convention
of the constitution of the constitution))
4 4
onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan
- - Peristilahan Peristilahan
Convention Convention > > ebiasan ketatanegaraan ebiasan ketatanegaraan
- - Arti konvensi Arti konvensi
perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang
dilakukan berulang kali sehingga ia diterima dan ditaati dilakukan berulang kali sehingga ia diterima dan ditaati
dalam praktek ketatanegaraan, walaupun ia bukanlah dalam praktek ketatanegaraan, walaupun ia bukanlah
hukum. hukum.
elaziman elazimankelaziman yang timbul dalam praktek kelaziman yang timbul dalam praktek
kehidupan ketatanegaraan". kehidupan ketatanegaraan".
- - %uang lingkup %uang lingkup
1. 1. Custom (kebiasaan). Custom (kebiasaan).
2. 2. xpediency (epatutan, kelayakan) xpediency (epatutan, kelayakan)
3. 3. xpress agreement (persetujuan yang xpress agreement (persetujuan yang
dinyatakan) dinyatakan)
41 41
SNB% HN TATANCA%A SNB% HN TATANCA%A
!N"NS!A !N"NS!A
- - Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia dalam arti Sumber Hukum Tata Negara !ndonesia dalam arti
material: material:
inti dari segala faktor di !ndonesia adalah Pancasila. inti dari segala faktor di !ndonesia adalah Pancasila.
Naka, sumber hukum tatanegara tidak dapat lain Naka, sumber hukum tatanegara tidak dapat lain
Pancasila Pancasila
- - Sumber Hukum Tatanegara dalam arti formiil Sumber Hukum Tatanegara dalam arti formiil
1. 1. 134S dan Peraturan perundang 134S dan Peraturan perundangundangan undangan
dibawahnya. dibawahnya.
2. 2. onvensi etatanegaraan onvensi etatanegaraan
3. 3. Traktat (perjanjian internasional) Traktat (perjanjian internasional)
4 4
- - Sumber Hukum !ndonesia dalam arti Sumber Hukum !ndonesia dalam arti
formiil tidak terlepas dari sejarah tata formiil tidak terlepas dari sejarah tata
urutan perundang urutan perundangundangan yang pernah undangan yang pernah
berlaku di indonesia, sebagai landasan berlaku di indonesia, sebagai landasan
hukum dalam penyelenggaraan negara hukum dalam penyelenggaraan negara
(Bentuk dan Tata rutan Peraturan (Bentuk dan Tata rutan Peraturan
Perundang Perundangundangan %epublik undangan %epublik
!ndonesia) !ndonesia)
43 43
TAP NP%S No.XX/NP%S/1366 TAP NP%S No.XX/NP%S/1366
1. 1. 134S, 134S,
2. 2. etetapan NP% (TAP NP%), etetapan NP% (TAP NP%),
3. 3. ndang ndangndang/ Peraturan Pemerintah Pengganti ndang/ Peraturan Pemerintah Pengganti
ndang ndangundang (Perpu), undang (Perpu),
4. 4. Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah,
S. S. eputusan Presiden, eputusan Presiden,
6. 6. Peraturan Peraturanperaturan Pelaksanaan lainnya seperti : peraturan Pelaksanaan lainnya seperti :
Peraturan Nenteri, Peraturan Nenteri,
!nstruksi Nenteri, !nstruksi Nenteri,
dan lain dan lainlainnya. lainnya.
44 44
Pasal 2 TAP NP% No.!!!/NP%/2000 Pasal 2 TAP NP% No.!!!/NP%/2000
1. 1. %!, %!,
2. 2. etetapan (TAP) NP%, etetapan (TAP) NP%,
3. 3. ndang ndangndang (), ndang (),
4. 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Peraturan Pemerintah Pengganti
ndang ndangundang (Perpu), undang (Perpu),
S. S. Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Pemerintah (PP),
6. 6. eputusan Presiden (eppres), dan eputusan Presiden (eppres), dan
7. 7. Peraturan aerah (Perda). Peraturan aerah (Perda).
45 45
Pasal 7 ayat (1) Nomor 10 tahun 2004 Pasal 7 ayat (1) Nomor 10 tahun 2004
- - 134S 134S
- - /Peraturan Pemerintah Pengganti /Peraturan Pemerintah Pengganti
ndang ndangndang ndang
- - Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah
- - Peraturan Presiden Peraturan Presiden
- - Peraturan aerah Peraturan aerah
KONSTITUSI
Sejarah onstitusi Sejarah onstitusi
Pengertian onstitusi Pengertian onstitusi
Nilai dan Sifat onstitusi Nilai dan Sifat onstitusi
Tujuan dan Hakekat onstitusi Tujuan dan Hakekat onstitusi
Perubahan onstitusi Perubahan onstitusi
onstitusi !ndonesia onstitusi !ndonesia
Sub Pokok Pembahasan: Sub Pokok Pembahasan:
Terminologi lasik Terminologi lasik
Politea Politea (Yunani uno) (Yunani uno)
Constitutio Constitutio (Latin) (Latin)
Warisan Yunani uno dipengaruhi Pemikiran Plato dan Aristoteles Warisan Yunani uno dipengaruhi Pemikiran Plato dan Aristoteles
diantara diantara yang membedakan istilah yang membedakan istilah Politea dan nomoi Politea dan nomoi
Politea Politea memiliki cakupan yang lebih luas dari sekedar memiliki cakupan yang lebih luas dari sekedar nomoi nomoi
(aturan tertulis) (aturan tertulis)
Warisan %omawi uno yang dipengaruhi pemikiran Cicero Warisan %omawi uno yang dipengaruhi pemikiran Cicero
%e publica %e publica dan dan re legibus re legibus
%ex %egia %ex %egia: perjanjian rakyat dengan Caesar : perjanjian rakyat dengan Caesar
Sejarah Peradaban !slam Sejarah Peradaban !slam
Piagam Nadinah ( Piagam Nadinah (Nadinah Charter Nadinah Charter))
Cagasan Nodern Cagasan Nodern
Naskah tertulis Naskah tertulis
Sejarah Konstitusi Sejarah Konstitusi
Pengertian Pengertian Konstitusi Konstitusi
Herman Heller Herman Heller: :
Konstitusi mencerminkan kehidupan politik masyarakat Konstitusi mencerminkan kehidupan politik masyarakat. Nasih . Nasih
dalam pengertian sosiologis dan politis, belum merupakan pengertian dalam pengertian sosiologis dan politis, belum merupakan pengertian
hukum ( hukum (die politische verfassung als gesellshaftliche Wirklichkeit die politische verfassung als gesellshaftliche Wirklichkeit). ).
Konstitusi dalam pengertian unsur Konstitusi dalam pengertian unsur unsur norma sebagai kesatuan unsur norma sebagai kesatuan
kaedah atau kaedah atau rechtverfassung rechtverfassung, dalam pengertian ini keputusan , dalam pengertian ini keputusan
keputusan masyarakat dijadikan perumusan yang keputusan masyarakat dijadikan perumusan yang normative normative melalui melalui
abstaksi, yang kemudian harus berlaku ( abstaksi, yang kemudian harus berlaku (die verselbstandigte die verselbstandigte
rechtverfassung rechtverfassung). ).
Konstitusi sebagai suatu naskah hukum. Konstitusi sebagai suatu naskah hukum. Pengertian ini adalah suatu Pengertian ini adalah suatu
hukum yang tertulis sebagai ndang hukum yang tertulis sebagai ndangundang yang tertinggi belaku dalam undang yang tertinggi belaku dalam
negara. yang tertinggi itu sebagai hukum dasar atau ndang negara. yang tertinggi itu sebagai hukum dasar atau ndangundang undang
asar. asar.
|engan demikian ndang |engan demikian ndangundang dasar adalah salah satu bagian dari undang dasar adalah salah satu bagian dari
pengertian konstitusi menurut Herman Heller] pengertian konstitusi menurut Herman Heller]
KONST!TUS! SANA DENCAN KONST!TUS! SANA DENCAN
UUD UUD
Perkataan adalah Perkataan adalah
terjemahan yang sesuai terjemahan yang sesuai
dengan kebiasaan orang dengan kebiasaan orang
belanda yaitu belanda yaitu Croundwet Croundwet
ground ground = dasar dan = dasar dan
wet wet = undang = undangundang undang
i Belanda menurut i Belanda menurut
Prof. Sri Soemantri Prof. Sri Soemantri Croundwet Croundwet
memiliki padanan kata engan memiliki padanan kata engan
constitutie constitutie
KONST!TUS! NEN!L!K! KONST!TUS! NEN!L!K!
PENCERT!AN YANC BERBEDA PENCERT!AN YANC BERBEDA
DENCAN UUD DENCAN UUD
Hermann Heller: Hermann Heller:
onstitusi memilki pengertian onstitusi memilki pengertian
yang lebih luas dari karena yang lebih luas dari karena
konstitusi bukan hanya bersifat konstitusi bukan hanya bersifat
yuridis semata, melainkan juga yuridis semata, melainkan juga
sosiologis dan politis. ]adi, sosiologis dan politis. ]adi,
hanya merupakan sebagian dari hanya merupakan sebagian dari
penegertian konstitusi yakni penegertian konstitusi yakni
konstitusi yang ditulis. konstitusi yang ditulis.
PENCERT!AN PENCERT!AN KONST!TUS! KONST!TUS!
alam pengertian yang luas ,konstitusi adalah alam pengertian yang luas ,konstitusi adalah
keseluruhan dari ketentuan keseluruhan dari ketentuanketentuan dasar atau ketentuan dasar atau
hukum dasar ( hukum dasar (droit constituonelle droit constituonelle), baik yang ), baik yang
tertulis ataupun tidak tertulis maupun campuran tertulis ataupun tidak tertulis maupun campuran
keduanya keduanya
alam pengertian sempit (terbatas), onstitusi alam pengertian sempit (terbatas), onstitusi
berarti piagam dasar atau ndang berarti piagam dasar atau ndangndang asar ndang asar
((Loi constitutionelle Loi constitutionelle), ialah suatu dokumen ), ialah suatu dokumen
lengkap mengenai peraturan lengkap mengenai peraturanperaturan dasar peraturan dasar
negara. negara.
LAS!F!AS! LAS!F!AS! "NST!TS! "NST!TS!
K. Wheare: K. Wheare:
onstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. onstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis.
((Written constitution Written constitution dan dan non nonwritten constitution written constitution))
onstitusi fleksibel dan konstitusi kaku. onstitusi fleksibel dan konstitusi kaku.
((Flexible constitution Flexible constitution dan dan rigid constitution rigid constitution))
onstitusi derajat tertinggi dan konstitusi bukan derajat tertinggi. onstitusi derajat tertinggi dan konstitusi bukan derajat tertinggi.
((Supreme constitution Supreme constitution dan dan non supreme constitution non supreme constitution))
onstitusi kesatuan dan konstitusi serikat. onstitusi kesatuan dan konstitusi serikat.
((nitary constitution nitary constitution dan dan federal constitution federal constitution))
onstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan onstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan
parlementer. parlementer.
((Presidential executive constitution Presidential executive constitution dan dan parliamentary executive constitution parliamentary executive constitution))
Nilai Nilai Keberlakuan sebuah konstitusi Keberlakuan sebuah konstitusi
arl Loewenstein: arl Loewenstein:
onstitusi bernilai onstitusi bernilai normative normative, artinya secara hukum diakui dan , artinya secara hukum diakui dan
semua ketentuan yang ada secara murni dan konsekuen semua ketentuan yang ada secara murni dan konsekuen
dilaksanakan. dilaksanakan.
onstitusi memiliki nilai onstitusi memiliki nilai nominal nominal, artinya bahwa secara hukum , artinya bahwa secara hukum
konstitusi tersebut diakui kedudukannya sebagai konstitusi di konstitusi tersebut diakui kedudukannya sebagai konstitusi di suatu suatu
Negara, namun tidak semua ketentuan di dalamnya dilaksanakan, Negara, namun tidak semua ketentuan di dalamnya dilaksanakan,
ada beberapa pasal yang dikesampingkan. ada beberapa pasal yang dikesampingkan.
Sedangkan konstitusi yang memilki nilai Sedangkan konstitusi yang memilki nilai semantik semantik apabila secara apabila secara
yuridis diakui namun dalam prakteknya tidak dilaksanakan.hanya yuridis diakui namun dalam prakteknya tidak dilaksanakan.hanya
dijadikan hiasan konstitusional. dijadikan hiasan konstitusional.
Tujuan dan Hakekat Konstitusi Tujuan dan Hakekat Konstitusi
onstitusi sebagai Hukum Tertinggi onstitusi sebagai Hukum Tertinggi
sebuah Negara: sebuah Negara:
Pembatasan kekuasaan negara, Pembatasan kekuasaan negara,
eadilan, eadilan,
etertiban dan keteraturan, etertiban dan keteraturan,
Perwujudan nilai Perwujudan nilainilai ideal lainnya nilai ideal lainnya
sebagaiman negara dibentuk, sebagaiman negara dibentuk,
misalkan: ebebasan, esejahteraan dsb.. misalkan: ebebasan, esejahteraan dsb..
Sifat Konstitusi Sifat Konstitusi
1. 1. Bagaimana membentuknya dan merobahnya? Bagaimana membentuknya dan merobahnya?
2. 2. Substansi yang diatur? Substansi yang diatur?
3. 3. Hubungannya dengan perkembangan zaman? Hubungannya dengan perkembangan zaman?
dapat dikategorikan: dapat dikategorikan:
Formil dan materiil, Formil dan materiil,
Tertulis dan tidak tertulis, Tertulis dan tidak tertulis,
%igid (kaku) Flexible (luwes) %igid (kaku) Flexible (luwes)
ara perubahan konstitusi Menurut Strong: ara perubahan konstitusi Menurut Strong:
oleh kekuasaan legislatif ( oleh kekuasaan legislatif (by ordinary legislative but by ordinary legislative but
under certain restrictions) under certain restrictions)
oleh rakyat melalui referendum ( oleh rakyat melalui referendum (by the people by the people
th thr rough of referendum ough of referendum) )
oleh sejumlah Negara bagian ( oleh sejumlah Negara bagian (by a major of all unit by a major of all unit
of a federal states of a federal states) )
dengan konvensi ketatanegaraan ( dengan konvensi ketatanegaraan (by spescial by spescial
convention convention) )
PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS!
PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS!
ara perubahan konstitusi ara perubahan konstitusi menurut .C. Wheare, menurut .C. Wheare,
melalui: melalui:
Some primari forces Some primari forces (Beberapa kekuatan penting), (Beberapa kekuatan penting),
]udicial interprations ]udicial interprations (Penafsiran judisial) (Penafsiran judisial)
Formal amandement Formal amandement (Formal amandemen) (Formal amandemen)
sages and conventions sages and conventions (kebiasan dan adat (kebiasan dan adat
istiadat) istiadat)
Menurut 1elllinek melalui: Menurut 1elllinek melalui:
'er1assungs an derung 'er1assungs an derung
cara perubahan undang cara perubahan undang- -undang dasar sengaja atau undang dasar sengaja atau
ditentukan dalam undang ditentukan dalam undang- -undang dasar tersebut; undang dasar tersebut;
'er1assungs swandlung 'er1assungs swandlung
cara perubahan undang cara perubahan undang- -undang dasar di luar atau undang dasar di luar atau
melalui cara melalui cara- -cara istimewa seperti revolusi, cara istimewa seperti revolusi, coup coup
detat, detat, dsb dsb
PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS!
Menurut Sri Soemantri, yang dimasud dengan Menurut Sri Soemantri, yang dimasud dengan
perubahan yakni perubahan yakni
Nenjadikan lain bunyi kalimat dari konstitusi, Nenjadikan lain bunyi kalimat dari konstitusi,
Nenambah sesuatu yang baru, Nenambah sesuatu yang baru,
etentuan (materi muatan) konstitusi dilaksanakan tidak etentuan (materi muatan) konstitusi dilaksanakan tidak
sesuai dengan yang tercantum di dalamnya. sesuai dengan yang tercantum di dalamnya.
PERUBAHAN KONST!TUS! PERUBAHAN KONST!TUS!
ENTUK SUSUNAN NEGARA ENTUK SUSUNAN NEGARA
1. Negara Kesatuan, negara yang , negara yang
merdeka dan berdaulat dimana di merdeka dan berdaulat dimana di
seluruh wilayah negara, yang berkuasa seluruh wilayah negara, yang berkuasa
hanyalah satu pemerintahan pusat yang hanyalah satu pemerintahan pusat yang
mengatur seluruh daerah. mengatur seluruh daerah.
. Negara serikat, negara yang terdiri negara yang terdiri
dari negara dari negara- -negara bagian, urusan negara bagian, urusan
terperinci diberikan kepada pemerintah terperinci diberikan kepada pemerintah
federal, dan sisanya menjadi urusan federal, dan sisanya menjadi urusan
negara bagian. negara bagian.
ENTUK SUSUNAN NEGARA LAINNYA ENTUK SUSUNAN NEGARA LAINNYA
. . Negara dominion, negara yang semula bekas jajahan Inggris, Negara dominion, negara yang semula bekas jajahan Inggris,
yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ratu yang setelah merdeka dan berdaulat tetap mengakui Raja/ratu
Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Contoh Kanada, Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Contoh Kanada,
Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India, dan Malaisya. Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India, dan Malaisya.
2. 2. Negara protektorat, negara yang berada di bawah lindungan Negara protektorat, negara yang berada di bawah lindungan
negara lain, yaitu soal hubungan luar negeri dan pertahanan. negara lain, yaitu soal hubungan luar negeri dan pertahanan.
Contoh Geuyana (Inggris), Geuyana (Prancis). Contoh Geuyana (Inggris), Geuyana (Prancis).
3. 3. Uni, dua negara atau lebih yang masing Uni, dua negara atau lebih yang masing- -masing merdeka dan masing merdeka dan
berdaulat akan tetapi mempunyai satu kepala negara yang berdaulat akan tetapi mempunyai satu kepala negara yang
sama. sama.
a. Uni riel, jika negara a. Uni riel, jika negara- -negara tsb memiliki alat perlengkapan negara tsb memiliki alat perlengkapan
bersama yang mengurus kepentingan bersama. Contoh Uni bersama yang mengurus kepentingan bersama. Contoh Uni
Austria Austria- -Hongaria th Hongaria th - -, uni Swedia , uni Swedia- -Norwegia th Norwegia th
- -, Serbia dan Monte Negro. , Serbia dan Monte Negro.
b. Uni personal, jika hanya kepala negaranya saja yang sama. b. Uni personal, jika hanya kepala negaranya saja yang sama.
Contoh Uni Belanda Contoh Uni Belanda- -Luxemburg th 3 Luxemburg th 3- -, Uni Inggris , Uni Inggris- -
Skotlandia th 3 Skotlandia th 3- -
PRBANDNAN NARA SATUAN DNAN PRBANDNAN NARA SATUAN DNAN
NARA SRAT NARA SRAT
Negara Serikat Negara Serikat
. . Negara bagian memiliki Negara bagian memiliki
wewenang membuat UU wewenang membuat UU
sendiri dan wewenang sendiri dan wewenang
mengatur organisasi mengatur organisasi
sendiri. sendiri.
2. 2. UU pusat mengatur hal UU pusat mengatur hal- -
hal tertentu telah hal tertentu telah
terperinci satu persatu terperinci satu persatu
dalam konstitusi federal. dalam konstitusi federal.
Negara Kesatuan Negara Kesatuan
. . Organisasi bagian Organisasi bagian- -bagian bagian
negara secara garis negara secara garis
besarnya telah ditetapkan besarnya telah ditetapkan
oleh pembentuk UU pusat oleh pembentuk UU pusat
2. 2. UU pusat ditetapkan UU pusat ditetapkan
dalam rumusan umum, dalam rumusan umum,
dan wewenang dan wewenang
pembentuk UU yang lebih pembentuk UU yang lebih
rendah tergantung pada rendah tergantung pada
badan pembentuk UU badan pembentuk UU
pusat pusat
HUUNGAN PEMERINTAHAN DALAM HUUNGAN PEMERINTAHAN DALAM
ENTUK NEGARA KESATUAN ENTUK NEGARA KESATUAN
Sistem sentralisasi Sistem sentralisasi
dimana segala sesuatu dalam negara dimana segala sesuatu dalam negara
langsung diatur dan diurus oleh langsung diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat dan daerah tinggal pemerintah pusat dan daerah tinggal
melaksanakan. melaksanakan.
Sistem desentralisasi Sistem desentralisasi
dimana kepada daerah diberikan dimana kepada daerah diberikan
kesempatan untuk mengatur dan kesempatan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri. mengurus rumah tangganya sendiri.
PENGERTIAN NEGARA KESATUAN PENGERTIAN NEGARA KESATUAN
REPULIK INDONESIA (NKRI) REPULIK INDONESIA (NKRI)
Sesuai dengan pasal UUD berbunyi Sesuai dengan pasal UUD berbunyi
Negara Indonesia adalah Negara Indonesia adalah negara kesatuan negara kesatuan
yang berbentuk Republik. yang berbentuk Republik.
Negara kesatuan yang dipilih adalah Negara kesatuan yang dipilih adalah
negara kesatuan dengan sistem negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi. desentralisasi.
Desentralisasi diartikan penyerahan Desentralisasi diartikan penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah wewenang pemerintahan oleh pemerintah
pusat kepada daerah otonom dalam pusat kepada daerah otonom dalam
kerangka negara kesatua RI kerangka negara kesatua RI
TUJUAN NEGARA KESATUAN TUJUAN NEGARA KESATUAN
REPULIK INDONESIA REPULIK INDONESIA
. . Melindungi segenap bangsa Melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia darah Indonesia
2. 2. Memajukan kesejahteraan umum Memajukan kesejahteraan umum
3. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa Mencerdaskan kehidupan bangsa
. . Ikut melaksanakan ketertiban dunia Ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian yang berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial abadi dan keadilan sosial
enurut eriam Budiardjo, negara enurut eriam Budiardjo, negara
memiliki fungsi yaitu : memiliki fungsi yaitu :
. . Melaksanakan penertiban untuk Melaksanakan penertiban untuk
mencapai tujuan bersama dan mencegah mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan bentrokan- -bentrokan dalam masyarakat. bentrokan dalam masyarakat.
2. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan Mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya. kemakmuran rakyatnya.
3. 3. Pertahanan, untuk menjaga serangan Pertahanan, untuk menjaga serangan
dari luar. dari luar.
. . Menegakkan keadilan melalui badan Menegakkan keadilan melalui badan- -
badan pengadilan badan pengadilan
Konstitusi !ndonesia Konstitusi !ndonesia
|Hukum Tata Negara !ndonesia] |Hukum Tata Negara !ndonesia]
>>Sejarah onstitusi !ndonesia Sejarah onstitusi !ndonesia
>>Sistematika onstitusi !ndonesia Sistematika onstitusi !ndonesia
>>Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan dan Sistem Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan dan Sistem
Pemerintahan Pemerintahan
>>Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara
>>Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara
>>Asas Asasasas etatanegaraan !ndonesia asas etatanegaraan !ndonesia
>>Hak onstitusional Hak onstitusional
>>Perubahan onstitusi Perubahan onstitusi
S]A%AH S]A%AH "NST!TS! !N"NS!A "NST!TS! !N"NS!A
Konstitusi yang berlaku di !ndonesia: Konstitusi yang berlaku di !ndonesia:
UUD 134S (!) UUD 134S (!) |18 Agustus 134S |18 Agustus 134S -- ]]
Konstitusi R!S Konstitusi R!S |27 esember 1343 |27 esember 1343 -- ]]
UUDS 13S0 UUDS 13S0 |27 Agustus 13S0 |27 Agustus 13S0 -- ]]
UUD 134S (!!) UUD 134S (!!) |S ]uli 13S3 |S ]uli 13S3 -- ]]
>>Nasa "rde Lama/"rLa (Pemerintahan Sukarno) Nasa "rde Lama/"rLa (Pemerintahan Sukarno)
>>Nasa "rde Baru/"rBa (Pemerintahan Suharto) Nasa "rde Baru/"rBa (Pemerintahan Suharto)
UUD 134S era Reformasi UUD 134S era Reformasi
>>Amandemen 1 (13 "ktober 1333) Amandemen 1 (13 "ktober 1333)
>>Amandemen 2 (18 Agustus 2000) Amandemen 2 (18 Agustus 2000)
>>Amandemen 3 (3 November 2001) Amandemen 3 (3 November 2001)
>>Amandemen 4 (10 Agustus 2002) Amandemen 4 (10 Agustus 2002)
Sistematika onstitusi !ndonesia Sistematika onstitusi !ndonesia
>>Pembukaan Pembukaan
Nakna yg terkandung dalam Pembukaan 134S Nakna yg terkandung dalam Pembukaan 134S
Nilai yang terkandung dalam Pembukaan Nilai yang terkandung dalam Pembukaan
134S 134S
>>Batang Tubuh (ketentuan dalam pasal Batang Tubuh (ketentuan dalam pasalpasal) pasal)
>>Penutup Penutup
Aturan Peralihan Aturan Peralihan
Aturan Tambahan Aturan Tambahan
Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan
dan Sistem Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan
>>Bentuk Negara Bentuk Negara
Negara esatuan Negara esatuan
>>Bentuk Pemerintahan Bentuk Pemerintahan
%epublik onstitusional %epublik onstitusional
>>Sistem Pemerintahan Sistem Pemerintahan
Presidensil Presidensil
Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara Fungsi ekuasaan Pemerintahan Negara
>> Fungsi ekuasaan Negara Fungsi ekuasaan Negara
Trias politika: legeslatif, eksekutif, dan Trias politika: legeslatif, eksekutif, dan
yudikatif yudikatif
Cabang ekuasaan Negara di !ndonesia: Cabang ekuasaan Negara di !ndonesia:
Cabang Legeslatif Cabang Legeslatif
Cabang ksekutif Cabang ksekutif
Cabang Yudikatif Cabang Yudikatif
Cabang Lainnya Cabang Lainnya
Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara
Lembaga Negara tama Lembaga Negara tamaNasional Nasional
((Primary "rgans Primary "rgans): ):
- -Parlemen/ Legislatif (NP%, P%, P S Parlemen/ Legislatif (NP%, P%, P S
P%) P%)
- -Pemerintah/ ksekutif (Presiden, Wakil Pemerintah/ ksekutif (Presiden, Wakil
Presiden S ementerian Negara) Presiden S ementerian Negara)
- -Peradilan/ Yudikatif (NA S N) Peradilan/ Yudikatif (NA S N)
Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara
Lembaga Negara Pendukung ( Lembaga Negara Pendukung (Supporting Supporting
"rgans "rgans): ):
- - Pemeriksa keuangan negara (BP) Pemeriksa keuangan negara (BP)
- - Penyelenggara rekrutmen Hakim Agung S pengawas integritas Penyelenggara rekrutmen Hakim Agung S pengawas integritas
Hakim (Y) Hakim (Y)
- - Penyelenggara Pemilu/Pilkada (P) Penyelenggara Pemilu/Pilkada (P)
- - Bank Sentral (B!) Bank Sentral (B!)
- - uta S onsul uta S onsul
- - ewan Pertimbangan Presiden (WanTimPres) ewan Pertimbangan Presiden (WanTimPres)
- - Tentara Nasional !ndonesia (TN!) Tentara Nasional !ndonesia (TN!)
- - epolisian Negara %! epolisian Negara %!
- - ejaksaan ejaksaan
Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara
etatanegaraan aerah etatanegaraan aerah
Pemerintahan Provinsi Pemerintahan Provinsi
>>Cubernur S Wakil Cubernur Cubernur S Wakil Cubernur
>>P% Provinsi P% Provinsi
Pemerintahan abupaten/ota Pemerintahan abupaten/ota
>>Bupati/Walikota |S Wakil Bupati/Walikota] Bupati/Walikota |S Wakil Bupati/Walikota]
>>P% abupaten/ota P% abupaten/ota
Pemerintahan aerah husus/!stimewa Pemerintahan aerah husus/!stimewa
Pemerintahan esa Pemerintahan esa
Catatan: eberadaan Wakil Cubernur S Wakil Bupati/ Walikota diatur di Catatan: eberadaan Wakil Cubernur S Wakil Bupati/ Walikota diatur di
tapi tidak disebut di tapi tidak disebut di
Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara
Lembaga Negara Tambahan ( Lembaga Negara Tambahan (Auxiliary "rgans Auxiliary "rgans))
- - Yang dibentuk dengan , al: Yang dibentuk dengan , al:
omNas HAN (omisi Nasional Hak Azasi Nanusia), omNas HAN (omisi Nasional Hak Azasi Nanusia),
P (omisi Pemberantasan orupsi), P! (omisi P (omisi Pemberantasan orupsi), P! (omisi
Penyiaran !ndonesia), PP (omisi Pengawas Penyiaran !ndonesia), PP (omisi Pengawas
Persaingan saha), % (omisi ebenaran S Persaingan saha), % (omisi ebenaran S
%ekonsiliasi), omNas Anak (omisi Perlindungan %ekonsiliasi), omNas Anak (omisi Perlindungan
Anak !ndonesia), omisi epolisian Nasional, omisi Anak !ndonesia), omisi epolisian Nasional, omisi
ejaksaan, ewan Pers, ewan Pendidikan, PPAT ejaksaan, ewan Pers, ewan Pendidikan, PPAT
(Pusat Pelaporan S Analisis Transaksi euangan), (Pusat Pelaporan S Analisis Transaksi euangan),
ewan Pertahanan Nasional, LPS (Lembaga ewan Pertahanan Nasional, LPS (Lembaga
Perlindungan Saksi S orban), LPS (Lembaga Perlindungan Saksi S orban), LPS (Lembaga
Penjamin Simpanan) . dst Penjamin Simpanan) . dst
Lembaga Lembagalembaga Negara lembaga Negara
- - Yang dibentuk dengan PP/epPres/PerPres, al: Yang dibentuk dengan PP/epPres/PerPres, al:
"N (omisi "mbudsman Nasional), HN (omisi "N (omisi "mbudsman Nasional), HN (omisi
Hukum Nasional), omNas Perempuan (omisi Hukum Nasional), omNas Perempuan (omisi
Nasional Anti ekerasan terhadap Perempuan), NN Nasional Anti ekerasan terhadap Perempuan), NN
(ewan Naritim Nasional), N (ewan konomi (ewan Naritim Nasional), N (ewan konomi
Nasional), PN (ewan Pengembangan saha Nasional), PN (ewan Pengembangan saha
Nasional), %N (ewan %iset Nasional), P!S (ewan Nasional), %N (ewan %iset Nasional), P!S (ewan
Pembina !ndustri Strategis), BN (ewan Buku Pembina !ndustri Strategis), BN (ewan Buku
Nasional), PA (omisi Penanggulangan Aids), omisi Nasional), PA (omisi Penanggulangan Aids), omisi
Banding Nerek, ewan Pengupahan, ewan Sumber Banding Nerek, ewan Pengupahan, ewan Sumber
aya Air Nasional . dst aya Air Nasional . dst
LENBACALENBACA NECARA DALAN S!STEN KETATANECARAAN
REPUBL!K !NDONES!A |Sebelum Perubahan UUD 134S]
NPR
Lembaga Tertinggi Negara
Lembaga Tinggi Negara
DPR Presiden/ Wapres NA DPA BPK
Kementerian
Negara
Pemerintahan Daerah
LENBACALENBACA NECARA DALAN S!STEN KETATANECARAAN
REPUBL!K !NDONES!A |Pasca Perubahan UUD 134S]
UUD 134S
BPK Presiden/ Wapres DPR NPR DPD NA NK KY
KPU B!
PSAT
A%AH
P:
Tingkat provinsi,
Tingkat abupaten/ ota
Tingkat PPS
Perwakilan BPK Provinsi
Kementerian
Negara
Dewan
Pertimbangan
TN!/ POLR!
Pemda Provinsi
Pemda Kab/ Kota
Pemerintah Desa
DPRD Provinsi
DPRD Kab/ Kota
BPD
Badanbadan lain
yang fungsinya berkaitan
dengan kekuasaan
kehakiman
Lingkungan Peradilan
Peradilan mum
Peradilan Neliter
Peradilan Agama
Peradilan TN
Asas Asasasas etatanegaraan !ndonesia asas etatanegaraan !ndonesia
>> Tipe Tipe Nagara Nagara !ndonesia !ndonesia
>> Tujuan Tujuan Negara !ndonesia Negara !ndonesia
>> Asas Asas Negara Negara Hukum Hukum
>> edaulatan edaulatan Negara Negara
>> Asas Asas emokrasi emokrasi
>> Hubungan Hubungan antar antar Cabang Cabang ekuasaan ekuasaan Negara Negara
Horizontal | Horizontal |Cabang Cabang kekuasaan kekuasaan Negara Negara oleh oleh Lembaga Lembaga
Pemerintahan Pemerintahan
vertikal vertikal ||Pemerintah Pemerintah Pusat Pusat dan dan Pemerintah Pemerintah aerah aerah
>> Asas Asas Pewarganegaraan Pewarganegaraan
>> Perlindungan Perlindungan HAN HAN
>> Atribut Atribut dan dan Simbol Simbol enegaraan enegaraan
>> Perubahan Perubahan onstitusi onstitusi
Hak onstitusional Hak onstitusional
Cakupan Hak onstitusional dilihat dari Cakupan Hak onstitusional dilihat dari
keberlakuannya. keberlakuannya.
Pembedaan tersebut terhadap: Pembedaan tersebut terhadap:
Penduduk, Penduduk,
Warga Negara Warga Negara
(pasal 26 134S) (pasal 26 134S)
>>HA WA%CA NCA%A (HWN), HA WA%CA NCA%A (HWN),
>>HA ASAS! NANS!A (HAN) HA ASAS! NANS!A (HAN)
Penduduk Penduduk: :
>>Warga Negara !ndonesia, dan Warga Negara !ndonesia, dan
>>Warga Negara Asing Warga Negara Asing
No. 12 Tahun 2006 Tentang ewarganegaraan No. 12 Tahun 2006 Tentang ewarganegaraan
>>alam Negeri, alam Negeri,
>>Luar Negeri. Luar Negeri.
WN (Warga Negara ndonesia) WN (Warga Negara ndonesia)
Pasal 28 A s. d 28 !, Pasal 28 A s. d 28 !,
meliputi: meliputi:
>> Hak ntuk Hidup dan Hak ntuk Hidup dan
elangsungan Hidup, elangsungan Hidup,
>> Hak Sipil Hak Sipil
>> Hak konomi Hak konomi
>> Hak Sosial Hak Sosial
(( No. 33 Tahun. 1333) No. 33 Tahun. 1333)
>> Dalam Pembukaan UUD 134S (alinea ke Dalam Pembukaan UUD 134S (alinea ke 4) 4)
|bandingkan dengan konsep welfare state] |bandingkan dengan konsep welfare state], ,
>> Pasal 27 mencakup: Pasal 27 mencakup:
Persamaan edudukan di muka hukum dan Persamaan edudukan di muka hukum dan
pemerintahan, pemerintahan,
Pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pekerjaan dan penghidupan yang layak,
paya pembelaan negara. paya pembelaan negara.
>> Pasal 28 (ebebasan berserikat dan berkumpul, Pasal 28 (ebebasan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan) mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan)
Nisalkan dalam Nisalkan dalam UU UU He. s 7obu tsss tetog 0rmot He. s 7obu tsss tetog 0rmot
o:o| 1: o:o| 1:
Orqon|:o:| kemo:yorohoton berhewoj|bon : Orqon|:o:| kemo:yorohoton berhewoj|bon :
o. o. memunyo| Anqqoron Do:or don Anqqoron Rumoh memunyo| Anqqoron Do:or don Anqqoron Rumoh
1onqqo, 1onqqo,
b. b. menqhoyot|, menqomo|hon, don menqomonhon menqhoyot|, menqomo|hon, don menqomonhon
onco:||o don Undonq onco:||o don Undonq- -Undonq Do:or I94s, Undonq Do:or I94s,
c. c. meme||horo er:otuon don he:otuon bonq:o. meme||horo er:otuon don he:otuon bonq:o.
Pasal 28A s.d 28 ! ( Pasal 28A s.d 28 ! (don hhu:u: o:o| 2s D Hoh untuh don hhu:u: o:o| 2s D Hoh untuh
memero|eh he:emoton yonq :omo do|om memero|eh he:emoton yonq :omo do|om
emer|ntohon) emer|ntohon)
>> Pasal 31 (bidang pendidikan) Pasal 31 (bidang pendidikan)
>> Hak WN bidang sosial (yang khusus sifatnya (pasal 34 Hak WN bidang sosial (yang khusus sifatnya (pasal 34
134S) 134S)
Hak Warga Negara: Hak Warga Negara: Hak Asasi Nanusia: Hak Asasi Nanusia:
Perubahan onstitusi Perubahan onstitusi
Nenyangkut: Nenyangkut:
>>Bagaimana cara perubahan dan merubahnya? Bagaimana cara perubahan dan merubahnya?
>>Siapa yang merubahnya? Siapa yang merubahnya?
>>Nateri apa yang dirubah? Nateri apa yang dirubah?
Cara merubahnya: Cara merubahnya:
>>Cara !stimewa, Cara !stimewa,
>>alam etentuan tersendiri yaitu ketentuan alam etentuan tersendiri yaitu ketentuan
tentang perubahan, tentang perubahan,
Pasal 37: Pasal 37:
sul perubahan pasal sul perubahan pasalpasal dapat diagendakan dalam sidang pasal dapat diagendakan dalam sidang
NP% apabila diajukan oleh sekurang NP% apabila diajukan oleh sekurangkurangnya 1/3 dari jumlah kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota NP% anggota NP% ||Pasal 37 Pasal 37 Ayat Ayat (1) (1)**** ****] ]
Setiap usul perubahan pasal Setiap usul perubahan pasalpasal diajukan secara tertulis dan pasal diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya alasannya |Pasal 37 |Pasal 37 Ayat Ayat (2) (2)**** ****] ]
ntuk mengubah pasal ntuk mengubah pasalpasal , sidang NP% dihadiri oleh pasal , sidang NP% dihadiri oleh
sekurang sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota NP% kurangnya 2/3 dari jumlah anggota NP% |Pasal 37 |Pasal 37
(3) (3)**** ****] ]
Putusan untuk mengubah pasal Putusan untuk mengubah pasalpasal dilakukan dengan pasal dilakukan dengan
persetujuan sekurang persetujuan sekurangkurangnya S0 + 1 anggota dari seluruh kurangnya S0 + 1 anggota dari seluruh
anggota NP% anggota NP% |Pasal 37 (4) |Pasal 37 (4)**** ****] ]
Kewenangan Merubah Konstitusi di Indonesia Kewenangan Merubah Konstitusi di Indonesia
"leh: Najelis Permusyawaratan %akyat: "leh: Najelis Permusyawaratan %akyat:
Najelis Permusyawaratan %akyat berwenang mengubah dan Najelis Permusyawaratan %akyat berwenang mengubah dan
menetapkan ndang menetapkan ndangndang asar" ndang asar"|Pasal 3 ayat (1) ***]" |Pasal 3 ayat (1) ***]"
NP% terdiri atas anggota ewan Perwakilan %akyat dan anggota NP% terdiri atas anggota ewan Perwakilan %akyat dan anggota
ewan Perwakilan aerah |Pasal 2 ayat (1)****] ewan Perwakilan aerah |Pasal 2 ayat (1)****] 134S" 134S"
]adi ]umlah anggota NP% = (P% + P): ]adi ]umlah anggota NP% = (P% + P):
P% (periode 2003 P% (periode 20032014 berjumlah S60 orang) 2014 berjumlah S60 orang)
P (periode 2003 P (periode 20032014 berjumlah 132 orang) 2014 berjumlah 132 orang)
]umlah NP% = 632 "rang ]umlah NP% = 632 "rang
Nekanisme Perubahan Nekanisme Perubahan
>> Usul perubahan Usul perubahan oleh oleh oleh sekurang oleh sekurang- -kurangnya dari jumlah anggota kurangnya dari jumlah anggota
MPR MPR;;
dari dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 2 orang Anggota MPR Usul 692 orang Anggota MPR lebih dari 2 orang Anggota MPR Usul
diajukan secara tertulis diajukan secara tertulis dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya beserta alasannya;;
>> !embahasan !erubahan !embahasan !erubahan dihadiri oleh sekurang dihadiri oleh sekurang- -kurangnya kurangnya 2 dari jumlah 2 dari jumlah
anggota MPR anggota MPR
2 dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR 2 dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR
>> Ketentuan Ketentuan Materi yang dirubah Materi yang dirubah mendapat persetujuan mendapat persetujuan sekurang sekurang- -kurangnya kurangnya
50 anggota dari seluruh anggota MPR 50 anggota dari seluruh anggota MPR
50 50 dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR dari 692 orang Anggota MPR lebih dari 46 orang Anggota MPR
NEGARA HUKUM
Cagasan Negara Hukum dalam leteraturliteratur
barat dimulai sejak Plato dengan konsepnya
bahwa penyelenggaraan negara yang baik ialah
yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang
baik yang disebutnya istilah Nomoi (yang lazim
diterjemahkan oleh kebanyakan kalangan sarjana
hukum sebagai ).
Pada perkembangannya penyelenggaraan negara
yang berdasarkan Hukum (Nomokrasi) erat
hubungan dengan gagasan pemerintahan rakyat
(demokrasi)
Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum (yang populer
dengan #echtsstaat), memiliki ciri-ciri syarat-syarat sbb
Adanya perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia.
Adanya pembagian kekuasaan negara.
Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
Adanya suatu Peradilan tata usaha Negara.
Sementara itu, A.V. Dicey Negara Hukum (yang populer dengan
The #ule o1 Law) mengemukakan syarat sebuah negara hukum itu
- Supremasi hukum dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan
sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum
(Supremacy o1 Law)
- Kedudukan yang sama di depan hukum baik bagi rakyat biasa maupun bagi
pejabat (Equality be1ore the law);
- Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang dan keputusan-
keputusan pengadilan (Constitution based on Individual #ight).
Negara Hukum Socialis
Socialist Legality adalah suatu konsep yang dianut di
negaranegara komunis/sosialis. !nti dari Socialist Legality,
bahwa hukum adalah alat untuk mencapai sosialisme, hak
perorangan dapat disalurkan kepada prinsipprinsip
sosialisme, meskipun hak tersebut patut mendapat
perlindungan. alam socialist Legality ada suatu jaminan
konstitusional tentang propaganda anti agama yang
memang merupakan watak dari negara komunis/sosialis
yang diwarnai doktrin komunis bahwa agama adalah candu
bagi rakyat. Sebagaimana diketahui komunisme
mengajarkan sikap anti Tuhan.
Nenurut !nternational Commission of ]urists
%umusan dan syaratsyarat (ciriciri) suatu pemerintahan
demokratis yang %ule of Law adalah:
- Perlindungan konstitusional
artinya selain menjamin hakhak individu konstitusi harus
pula menentukan cara prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hakhak yang dijamin itu.
- Badan ehakiman yang bebas dan tidak memihak.
- Pemilihan mum yang bebas.
- ebebasan menyatakan pendapat.
- ebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
- Adanya pendidikan tentang kewarganegaraan
Menurut Franz Magnis Suseno, 5 (lima) ciri negara
hukum sebagai salah satu ciri demokrasi adalah sbb
Iungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yg
bersangkutan sesuai dgn ketetapan sebuah UUD;
UUD menjamin HAM yg paling penting, krn tanpa
jaminan tersebut, hukum menjadi sarana penindasan ;
badan-badan negara menjalankan kekuasaannya dan
hanya taat pada dasar hukum yg berlaku;
terhadap tindakan badan negara, masyarakat dapat
mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan
dilaksanakan oleh badan negara; serta
badan kehakiman yang bebas & tidak memihak.
Menurut Jimly Asshiddiqie, terdapat 2 prinsip pokok yang
menjadi pilar-pilar utama sebuah Negara Hukum sbb
. Supremasi Hukum Supremacy o1 Law).
Adanya pengakuan normatiI dan empirik akan prinsip supremasi
hukum, yaitu bahwa semua masalah diselesaikan dengan hukum
sebagai pedoman tertinggi.
2. Persamaan dalam Hukum Equality be1ore the Law).
Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan
pemerintahan, yang diakui secara normatiI dan dilaksanakan
secara empirik.
. Asas Legalitas ue Process o1 Law).
Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas
legalitas dalam segala bentuknya (due process oI law), yaitu
bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas
peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis.
4. Pembatasan Kekuasaan Negara
Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara
dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara
vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal.
5. Organ-Organ Independen
Dalam rangka membatasi kekuasaan itu, di zaman sekarang
berkembang pula adanya pengaturann kelembagaan
pemerintahan yang bersiIat independent.
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak
Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent
and impartial fudiciary).
7. Peradilan Tata Usaha Negara
Dalam setiap Negara Hukum, harus terbuka kesempatan bagi
tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat
administrasi Negara dan dijalankannya putusan hakim tata usaha
negara (administrative court) oleh pejabat administrasi negara.
8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court):
Di samping adanya pengadilan tata usaha negara yang diharapkan
memberikan jaminan tegaknya keadilan bagi tiap-tiap warga negara,
Negara Hukum modern juga lazim mengadopsikan gagasan
pembentukan mahkamah konstitusi dalam sistem
ketatanegaraannya.
9. Perlindungan Hak Asasi anusia:
Adanya perlindungan konstitusional terhadap hak asasi manusia
dengan jaminan hukum bagi tuntutan penegakannya melalui proses
yang adil.
1. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat):
Dianut dan dipraktekkannya prinsip demokrasi atau kedaulatan
rakyat yang menjamin peran serta masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan kenegaraan, sehingga setiap peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan dan ditegakkan
mencerminkan perasaan keadilan yang hidup di tengah masyarakat.
11. Berfungsi sebagai Sarana ewujudkan Tujuan
Bernegara (Welfare Rechtsstaat):
Hukum adalah sarana untuk mencapai tujuan yang
diidealkan bersama. Cita-cita hukum itu sendiri, baik
yang dilembagakan melalui gagasan negara demokrasi
(democracy) maupun yang diwujudkan melalaui
gagasan negara hukum (nomocrasy) dimaksudkan
untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
1. Transparansi dan ontrol Sosial:
Adanya transparansi dan kontrol sosial yang terbuka
terhadap setiap proses pembuatan dan penegakan
hukum, sehingga kelemahan dan kekurangan yang
terdapat dalam mekanisme kelembagaan resmi dapat
dilengkapi secara komplementer oleh peran serta
masyarakat secara langsung (partisipasi langsung)
dalam rangka menjamin keadilan dan kebenaran
Bentuk-bentuk Negara Hukum
No No Sistem Hukum Sistem Hukum Negara Hukum Negara Hukum Wilayah Wilayah
Civil Law System Civil Law System #echtsstaat #echtsstaat Eropa Barat Eropa Barat
(Kontinental) (Kontinental)
22 Common Law System Common Law System The #ule o1 Law The #ule o1 Law Anglo Saxon Anglo Saxon- -
Anglo America Anglo America
Socialist Law System Socialist Law System Socialist Legality Socialist Legality Eropa Timur Eropa Timur
44 Islamic Law System Islamic Law System Nomocraci Islam Nomocraci Islam Arab Arab- -Islam Islam
55 Indonesian Law Indonesian Law
System System
Pancasila Pancasila Indonesia Indonesia
PENBATASAN
KEKUASAAN NECARA
Sebuah adagium terkenal dari Lord Acton
bsolutely power tends to corrupt, but
absolute power corrupts absolutely.
Untuk itu kekusaan negara harus dibatasi
(limitation o1 power)
Pertanyaannya
Apa yang dapat membatasi kekuasaan
negara?
Bagamana cara membatasinya?
ekuasaan negara harus dibatasi oleh
hukum
ekuasaan tersebut tidak
terkonsentrasi/ tersentral pada satu
orang atau kelompok orang atau satu
lembaga dengan cara dipisah ke
dalam cabangcabang kekuasaan
negara (separation of power) atau
dibagi/ dipencarkan dalam bidang
bidang tertentu (division of power)
]ohn Locke membagi kekuasaan
negara kedalam 3 fungsi yaitu:
Fungsi Legislatif sebagai pembuat undang
undang,
Fungsi ksekutif sebagai pelaksana dari
undangundang,
Fungsi federatif menyangkut fungsi
pertahanan (defencie) dan fungsi
hubungan dengan negara lain
(diplomacie).
Nenurut Nontesquie membagi kekuasaan
negara kedalam 3 Cabang kekuasaan yaitu:
ekuasaan membuat undangundang (kekuasaan
legislatif),
ekuasaan untuk melaksanakan undangundang
(kekuasaan eksekutif),
ekuasaan untuk menghakimi (kekuasaan
yudikatif)
alam klasifikasi Nontesquie inilah dikenal
pembagian kekuasaan negara dalam tiga fungsi
yaitu: the legislative function, the executive or
administrative function, dan the judicial function
sebagai trias politika.
van vollenhoven membagi kekuasaan
negara ke dalam empat fungsi:
%egeling (pengaturan) yang kurang lebih
identik dengan fungsi legislatif menurut
Nontesquie
Bestuur yang identik dengan fungsi
administratur atau eksekutif
%echtspraak (peradilan), dan
Politie yang menurutnya merupakan fungsi
untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat
(social order) dari kehidupan bernegara.
Frank Coodnow membedakan kekuasaan
negara ke dalam dua fungsi yaitu:
fungsi pembuatan kebijakan (policy making)
pelaksanaan kebijakan (policy executing)
Nenurut Coodnow, policy making dijalankan oleh policy
makers yaitu orang yang menetapkan kebijakansanaan
negara, tujuantujuan kenegaraan dalam waktu tertentu
untuk masyarakat. Sedangkan policy executing dijalankan
oleh eksekutor yaitu orangorang yang berusaha mencapai
apa yang telah diputus oleh policy makers
Teori Coodnow ini dapat dinamakan sebagai teori 'duo
politica'. Sering pula disebut sebagai teori administrasi.
Sistem Perwakilan
Nenurut ]imly Ashiddiqie, sifat representasi dari
hubungan lembaga perwakilan (Parlemen) dengan
rakyat, sistem perwakilan dapat dibedakan ke dalam
2 bentuk yaitu:
>%epresentation in presence,
yaitu keterwakilan secara formal atau
bentuk. %akyat sudah diwakili oleh lembaga
perwakilannya melalui pemilihan umum
(secara resmi)
>%epresentation in idea,
yaitu keterwakilan secara substantif atas
dasar aspirasi.
Sistem Perwakilan
alam praktiknya, dikenal adanya tiga bentuk sistem
perwakilan pada beberapa negara, yaitu:
Sistem perwakilan politik (political representation),
Sistem perwakilan ini didasarkan atas keterwakilan
aspirasi politik rakyat oleh wakil mereka dalam
penyelenggaraan negara
Sistem Perwakilan Teritorial (territorial atau regional
representation),
Sistem ini didasarkan pada keterwakilan aspirasi daerah
atau negara bagian di pemerintahan.
Sistem perwakilan fungsional (functional representation)
Sistem perwakilan ini merupakan kategori perwakilan
golongangolongan fungsional dalam negara, misalkan
dari kelompok profesi, perguruan tinggi dan fungsional
lainnya.
Sistem Perwakilan
alam hubungannya dengan lembaga
perwakilan (Parlemen), sistem perwakilan ini
terwujut dalam beberapa kamar (cameral)
>> Parlemen yang hanya memiliki satu kamar ( Parlemen yang hanya memiliki satu kamar (unicameral unicameral
Perliament System Perliament System), fungsi tersebut terlembagakan dalam satu ), fungsi tersebut terlembagakan dalam satu
lembaga perwakilan. Biasanya tercermin dalam struktur lembaga perwakilan. Biasanya tercermin dalam struktur
parlemen satu kamar. parlemen satu kamar.
>> Parlemen yang terdiri dari dua kamar ( Parlemen yang terdiri dari dua kamar (Bicameral Parliament Bicameral Parliament
System System) dari perwakilan politik dan perwakilan teritorial, ) dari perwakilan politik dan perwakilan teritorial,
contohnya Amerika: Perwakilan politik ( contohnya Amerika: Perwakilan politik (The House of The House of
%epresentatives) %epresentatives) dan perwakilan tetitorial/ Negara Bagian ( dan perwakilan tetitorial/ Negara Bagian (The The
Senate) Senate)
!nggris: Perwakilan politik ( !nggris: Perwakilan politik (The House of Commons The House of Commons) dan ) dan
perwakilan fungsional ( perwakilan fungsional (The House of Lords The House of Lords) dari kalangan ) dari kalangan
bangsawan. bangsawan.
!rlandia memiliki perwakilan funsional ( !rlandia memiliki perwakilan funsional (Sienad !eramm Sienad !eramm) yang ) yang
berasal dari kalangan kelompok profesi selain dari lembaga berasal dari kalangan kelompok profesi selain dari lembaga
perwakilan rakyatnya dari parpol. perwakilan rakyatnya dari parpol.
Sistem Perwakilan
SNT%AL!SAS!
Pada Prinsipnya esentralisasi adalah lawan Pada Prinsipnya esentralisasi adalah lawan
dari Sentralisasi. dari Sentralisasi.
Hakekatnya tujuan dari desentralisasi Hakekatnya tujuan dari desentralisasi
adalah: adalah:
Tidak terjadi penumpukan atau pemusatan kekuasaan Tidak terjadi penumpukan atau pemusatan kekuasaan
Sebagai wahana pendemokratisasian penyelenggaraan Sebagai wahana pendemokratisasian penyelenggaraan
negara negara
Nenciptakan suatu pemerintahan yang lebih efektif dan Nenciptakan suatu pemerintahan yang lebih efektif dan
efisien efisien
Nembuka peluang partisipasi masyarakat dalam Nembuka peluang partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan kemandirian di daerah mengembangkan kemandirian di daerah
an sebaginya an sebaginya
DESENTRALISASI
PBB telah membagi desentralisasi dalam dua bentuk PBB telah membagi desentralisasi dalam dua bentuk
dekonsentrasi dekonsentrasi yang juga disebut sebagai yang juga disebut sebagai
desentralisasi administrasi, dan desentralisasi administrasi, dan
devolusi devolusi yang juga lazim disebut sebagai yang juga lazim disebut sebagai
desentralisasi demokrasi atau desentralisasi politik. desentralisasi demokrasi atau desentralisasi politik.
Nawhood misalnya mendefinisikan desentralisasi Nawhood misalnya mendefinisikan desentralisasi
sebagai devolusi kekuasaan dari pemerintah pusat sebagai devolusi kekuasaan dari pemerintah pusat
ke pemerintah daerah, ke pemerintah daerah, the devolution of power the devolution of power
from central to local government from central to local government . .
DESENTRALISASI
]imly Asshiddiqie mengelompokan ]imly Asshiddiqie mengelompokan
desentralisasi itu kedalam 2 (dua) kelompok desentralisasi itu kedalam 2 (dua) kelompok
besar yaitu: besar yaitu:
>>desentralisasi yang merupakan desentralisasi yang merupakan ambtelijke decentralisatie ambtelijke decentralisatie atau atau
desentralisasi administratif atau ketatausahanegaraan dan desentralisasi administratif atau ketatausahanegaraan dan
>>staatskundigde decentralisatie staatskundigde decentralisatie atau desentralisasi politik atau atau desentralisasi politik atau
desentralisasi ketatanegaraan. desentralisasi ketatanegaraan.
esentralisasi dalam pengertiannya dapat dibedakan kedalam 3 (tiga) esentralisasi dalam pengertiannya dapat dibedakan kedalam 3 (tiga)
pengertian, yaitu: pengertian, yaitu:
desentralisasi dalam arti dekonsentarasi desentralisasi dalam arti dekonsentarasi
merupakan pelimpahan beban tugas atau beban kerja dari pemerintah merupakan pelimpahan beban tugas atau beban kerja dari pemerintah
pusat pada wakil pusat pada wakil pemerintah pusat di daerah tanpa diikuti pelimpahan pemerintah pusat di daerah tanpa diikuti pelimpahan
kewenangan untuk mengambil keputusan kewenangan untuk mengambil keputusan
desentralisasi dalam arti pendelegasian kewenangan desentralisasi dalam arti pendelegasian kewenangan
pengertian dalam arti pendelegasian kewenangan adalah pengertian dalam arti pendelegasian kewenangan adalah
kebalikannya yaitu berisikan penyerahan kewenangan untuk kebalikannya yaitu berisikan penyerahan kewenangan untuk
mengambil keputusan. dan mengambil keputusan. dan
desentralisasi dalam arti devolusi atau penyerahan fungsi dan desentralisasi dalam arti devolusi atau penyerahan fungsi dan
kewenangan. kewenangan.
merupakan penyerahan fungsi pemerintah pusat dan kewenangan merupakan penyerahan fungsi pemerintah pusat dan kewenangan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
DESENTRALISASI
Nenurut Bhenyamin Hoessein, desentralisasi
adalah pembentukan daerah otonom
dan/atau penyerahan wewenang tertentu
kepadanya oleh pemerintah pusat.
DESENTRALISASI
EMOKRASI, !ARTAI
!OLITIK AN
!EMILIHAN UMUM
DEMOKRASI
Berasal dari kata demos (Rakyat) dan cratia atau cratein (atau pemerintahan).
Istilah demokrasi dikenal lebih lanjut dengan slogan pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat (by the people, 1rom the people, 1or the people).
Menurut Aristoteles, bahwa demokrasi merupakan suatu bentuk pemerosotan,
bahkan lebih lanjut beliau mengemukakan demokrasi sebagai 'the rule o1 the
mob
Menurut Maurice Duverger, sebetulnya arti demokrasi tidak pernah ada,
karena bertentangan dengan kodrat alam, tidak mungkin orang banyak
memimpin yang sedikit.
Menurut ProI. Sri Soemantri, pendapat Maurice tersebut hanya melihat
demokrasi dari segi Iormal (bentuk), karena demokrasi dapat dilihat dalam arti
materiil (isipelaksanaannya). Jadi menurutnya yang membedakan demokrasi
negara yang satu dengan yang lain adalah materinya, sedangkan dalam arti
Iormal pada umumnya sama.
Pembagian Demokrasi
Demokrasi dalam arti materiil isi biasanya dipengaruhi oleh
IalsaIah atau ideologi negara yang dianut, oleh karena itu sering
didengar tentang Demokrasi Liberal, Demokrasi Sosialis,
Demokrasi Pancasila dan sebagainya
Demokrasi dalam arti Iormalbentuk biasanya digunakan dalam
membicarakan demokrasi langsung atau tidak langsung. Sehingga
dengan demikian demokrasi dalam arti Iormal berkaitan dengan
bentuknya (langsung atau tidak langsung).
Perwujudan demokrasi pancasila dalam kehidupan ketatanegaraan
biasanya banyak berhubungan dengan tata cara pengisian jabatan
seperti pengisian jabatan dalam MPR, DPR, DPRD, dan lembaga
perwakilan lainnya, maupun lembaga-lembaga negara lainnya.
Demokrasi ditinjau dari pelaksanaannya
dibedakan menjadi
>Demokrasi Langsung (direct democracy)
merupakan suatu sistem politik yang memberikan hak
kepada rakyat secara langsung (tanpa melalui wakil-
wakilnya) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
kenegaraan.
contohnya pelaksanaan proses pembuatan undang-
undang melalui re1erendum (di Swiss).
dalam pelaksanaannya, #e1erendum seringkali
dibedakan menjadi
ReIerendum Wajib (obligatoir atau imperatiI).
misalnya meminta pendapat rakyat secara langsung
tentang setuju tidaknya suatu rancangan undang-undang
(RUU) tertentu yang akan dirancang untuk
diundangkan.
ReIerendum tidak wajib (IakultatiI)
misalnya meminta pendapat rakyat secara langsung
tentang setuju tidaknya sebuah UU yang telah berlaku.
Dalam hal ini, jika mayoritas rakyat berpendapat bahwa
UU ybs tetap berlaku seperti semula, maka UU tersebut
tetap berlaku. Begitupun sebaliknya.
ReIerendum optatiI (option)
misalnya meminta pendapat rakyat secara langsung
tentan setuju tidaknya sebuah rancangan UU
Pemerintah Federal di Negara Bagian.
> Demokrasi Perwakilan atau Demokrasi tidak Langsung
(#epresentative emocracy atau Indirect emocracy)
merupakan suatu sistem politik yang memberikan hak kepada
rakyat melalui wakil-wakilnya yang menduduki
lembaga-lembaga perwakilan atau jabatan-jabatan
negara secara politik.
melalui
- pemilihan umum melalui Partai Politik
- dengan pengankatan
- campuran (kombinasi) yaitu berdasarkan hasil
pemilihan dengan pengankatan.
> Pengetahuan tentang adanya dua lapisan masyarakat
dalam struktur Politik suatu negara menjadi dasar bagi
pemahaman lebih lanjut tentang teori kepartaian dan
sistem pemilihan umum.
> Karena partai politik yang berada pada lapisan inIra
struktur politik merupakan kesadaran masyarakat madani
(civil Society) menyebrang menuju Suptra Struktur
Politik. Dan mekanisme modern yang umum dipakai
untuk menyebrangkan masyarakat sipil itu adalah
pemilihan umum.
PARTAI POLITIK
Struktur Ketatanegaraan
> Suprastruktur (The Governmental political sphere atau
kehidupan politik pemerintahan) meliputi Interaksi penguasa
dengan negara, lembaga-lembaga negara yang ada, serta
hubungan kekuasaan tersebut satu dengan lainnya.
misalnya Lembaga LegislatiI (misalnya DPR, DPD), Lembaga
EksekutiI (misalnya Presiden-Wapres), Lembaga Yudisial (MA
dan MK)
> InIra Struktur (The Socio Political Sphere atau kehidupan
politik dalam masyarakat), umumnya ada lima unsur
pendukung
- Partai politik,
- kelompok kepentingan (interest group),
- kelompok Penekan (Pressure Group),
- Media Politik (Political Comunication), dan
- inIormal leaders (Political Figure)
Supra Struktur Ketatanegaran
>Struktur ketatanegaraan Iormal dan non Iormal
- Struktur Ketatanegaraan Iormal (org dan
kelengkapan negara)
- Struktur ketatanegaraan non Iormal
(susana kehidupan dalam masyarakat yang
mendukung struktur ketatanegaraan dapat
berjalan)
>Mengatur hub antara negara dengan WN
InIra Struktur Ketatanegaraan
InIra Struktur Ketatanegaraan maliputi
- Partai politik,
- kelompok kepentingan (interest group),
- kelompok Penekan (Pressure Group),
- Media Politik (Political Comunication),
- inIormal leaders atau tokoh politik
(Political Figure)
Kedua struktur politik tersebut diatas
menjadi dasar untk memahami lebih lanjut
tentang teori kepartaian dan Sistem
pemeilihan Umum. Parpol dalam InIra
struktur politik merupakan kendaraan untuk
menuju supra struktur politik yang
mekanisme dilalui melalui pemilu.
Teori tentang Sistem Kepartaian
>Sistem Multi Partai (banyak partai)
Yakni manakala mayoritas mutlak dalam lembaga pewakilan rakyat dibentuk
atas dasar kerjasama dua kekuatan politik atau lebih, atau kekuatan politik di
eksekutiInya tidak homogen (heterogen).
- Mayoritas mutlak tidak terwujud tanpa melalui kerjasama, koalisi
atau aliansi.
- Mayoritas demikian rawan karena selalu bersandar pada janji-janji
yang pada dasar tidak kuat atau non permanent.
- Mayaoritas pt ini mudah pecah akibat berbagai soal.
- Keputusan parlemen harus merupakan hasil komitmen antara pihak-
pihak tertentu.
- Pengaruh negatiI besar terhadap eksekutiI
Sistem multi tumbuh karena dua sebab yaitu
Kebebasan tanpa pembatasan (restriksi) dalam
pembentukan partai-partai politik.
Contohnya yang pernah terjadi di Indonesia dalam
Melalui Maklumat Pemerintah No. Nopember 945
tentang pembentukan partai politik sebanyak
banyaknya oleh rakyat).
Karena sistem pemilihan umum yang proposional.
Negara menganut sistem banyak partai diantaranya
Belanda, Perancis, Italia, Indonesia
>Sistem dua partai (dwi partai)
- Menurut Rusadi Kantaprawira sistem dua partai yaitu
bilamana mayoritas mutlak dalam lembaga perwakilan
rakyat didominasi oleh dua kekuatan partai politik besar.
Kemidian Salah satu dari dua kekuatan politik terbesar
tersebut biasanya menjadi pemenang secara bergiliran
menurut hasil pemilu.
- Sistem dua partai merupakan hasil implementasi dari
sistem pemilihan umum distrik.
- Contoh Negara yang didominasi oleh 2 Partai besar
antara lain Amerika serikat (oleh Partai Republik dan
Partai Demokrat), Inggris (oleh Partai Buruh dan Partai
KonservatiI).
>Sistem satu partai (sistem Partai tunggal)
Adalah sistem kepartaian dimana dalam negara hanya terdapat satu
partai atau satu-satunya terbesar yang menguasai mayoritas secara
terus menerus disamping partai-partai kecil lainnya.
Sistem ini terjadi karena dua sebab
Keharusan konstitusional dalam negara yang
bersangkutan
Kondisi atau konstalasi sosial politik dimana hanya
terdapat satu partai politik yang dominan terus
menerus (contohnya Turki pada saat pemerintahan
Kemal Ataturk melalui Partai rakyat Turki sebelum
9)
Corak pemerintahan cenderung diktator. Demokrasi yang
cenderung diktator perorangan atau diktator militer.
PEMILIHAN UMUM
Umumnya Sistem Pemilihan Umum dibedakan
menjadi
- Sistem mayoritas atau sistem pluralitas
atau sistem distrik; dan
- Sistem perwakilan berimbang atau
sistem proposional
Ciri umum Sistem Distrik
> Seluruh wilayah negara dibagi dalam jumlah distrik.
> Untuk sebuah distrik hanya diperbutkan kursi di lembaga
perwakilan rakyat.
> Pemenangnya adalah partai yang memperoleh suara terbanyak
(suara partai lain akan terbuang percuma.
> Jumlah distrik sama dengan jumlah kursi yang diperebutkan
dalam lembaga perwakilan.
> Yang berhak mewakili suatu distrik partai politik atau perorangan
adalah yang memperoleh mayoritas sederhana
Catatan Sistem distrik memiliki banyak variannya, misalkan saja di Indonesia disebut dengan sistem
distrik berwakil seperti dalam pemilihan calon anggota DPD
Ciri umum Sistem Perwakilan Berimbang
(Sistem Proposional)
>Jumlah kursi yang diperoleh oleh suatu kontestan
pemilihan adalah sesuai dengan suara yang diperoleh
dalam daerah pemilihan. Sebab setiap kursi ditentukan
dengan jumlah perolehan suara tertentu (misalnya
kursi 00.000 suara)
>Wilayah negara dianggap sebagai wilayah pemilihan
yang utuh
>Untuk menentukan yang berhak menjadi wakil, secara
Iormal dibuat daItar urutan calon yang diajukan oleh
kontestan
>adanya Bilangan Pembagi Pemilih
Catatan Sistem Proposional juga memiliki banyak varian

Anda mungkin juga menyukai