Anda di halaman 1dari 35

Termodinamika

Termodinamika
Ilmu yang mempelajari perubahan bentuk energi berkenaan dengan proses perubahan-perubahan fisis dan atau kimia dari suatu sistem.

Untuk apa belajar Termodinamika ?


Untuk memberi jawaban atas 3 masalah umum bidang kimia yaitu: Perubahan energi apa yang terjadi dalam suatu proses kimia dan berapa besarnya?HK TD I Apakah suatu reaksi kimia yang kita tinjau berlangsung spontan atau tidak ? ( G dan S) Seberapa jauh suatu reaksi yang dimaksud akan tercapai ?( Hub G dan K )

Konsep-Konsep dasar : 1. Sistem


Bagian dari alam yang punya batas-batas tertentu (sifat-sifat yang dapat diatur)yang diperlakukan sebagai objek pengamatan (diluar sistem disebut lingkungan); Ada 4 macam sistem :
materi materi materi materi kalor energi energi energi kerja

Terbuka

Terisolasi

Tertutup

Adiabatik

2. Keadaan sistem dan fungsi keadaan


Keadaan sistem kondisi dimana sistem punya sifat-sifat tertentu yang tak berubah terhadap waktu, ditentukan oleh sejumlah parameter /variabel sistem, spt: suhu (T), tekanan (P), volume (V),jumlah zat, dsb. Fungsi keadaan : Besaran atau variabel yang hanya bergantung pada keadaann sistem(keadaan awal dan akhir ) dan tak tergantung pada bagaimana keadaan itu tercapai, Spt : T,P,V, U,dan E. Secara matematis biasanya dinyatakan sebagai fungsi dari 1 set variabel, spt: V=V(n,T,p) ; P=P(n,T,V)

Hukum Termodinamika I dan Termokimia


Hukum Termodinamika I identik dengan Hukum Kekekalan Energi Setiap energi yang hilang selalu diikuti oleh lahirnya bentuk energi lain dalam jumlah setara Total energi yang dikandung suatu sistem tersekat (materi dan energi tak bisa keluar masuk sistem) adalah konstan.

Rumus Hukum Termodinamika I

U =

q +

dimana : U = selisih energi dalam q = kalor w = kerja|

Ada beberapa macam proses yang mungkin terjadi:


1. Proses dengan volume konstan (isochor); dV = 0 sehingga w = - pdV =0, maka : U = qv untuk gas qv = n cv 2. Proses dengan suhu konstan (isotherm). Dalam hal ini suhu sepanjang proses konstan atau setelah proses suhu dikembalikan pada T seperti semula . A. Proses isoterm pada expansi daan kompresi gasi ideal dilakukan tanpa efek kalor, (q = 0; U = 0) Memakai hukum Boyle P1V1 = P2V2 B. Proses tranformasi fasa; Rumus : U = q + w dimana : q = kalor laten ( c ) dan W = - Pl .dV

3. Proses Adiabatik: Tidak terjadi aliran kalor; q = 0 sehingga : U=w dimana: U = - w (expansi) U = + w (kompresi) Dalam hal ini kerja yang terjadi dari hasil perubahan energi dalam yang menimbulkan perubahan suhu

4. Proses dengan tekanan konstan(isobar) ini merupakan proses yang paling banyak dipakai dalam proses kimia, karena praktis. dimana tekanan biasanya Pl = 1 atm Rumus: U =q+w dan w = -Pl dV sehingga : U = q - Pl.dV disini Psistem = Pl (konstan)

TERMOKIMIA
TERMOKIMIA Bagian dari Termodinamika yang mempelajari perubahan energi (kalor) dalam peristiwaperistiwa kimia KALOR REAKSI Kalor yang terlibat dalam suatu reaksi kimia (kalor pembakaran, kalor pembentukan, dlsb)

Sesuai dengan proses yang terjadi

KALOR PEMBAKARAN Kalor reaksi yang berkaitan dengan pembakaran 1 mol suatu zat Reaksi Pembakaran : Reaksi oksidasi dengan O2 (tidak semua reaksi oksidasi merupakan reaksi pembakaran, tapi semua reaksi pembakaran adalah reaksi oksidasi Contoh : Reaksi pembakaran & oksidasi C + O2 p CO2 Reaksi oksidasi tapi bukan reaksi pembakaran HCOH + H2O2 p HCOOH + H2O

KALOR PEMBENTUKAN Kalor reaksi dari reaksi pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsur pembentuknya dalam keadaan standar Reaksinya ada 2 macam Contoh : N2 + 2 H2 + Cl2 p NH4Cl (Reaksi pembentukan) Reaksi Eksoterm Reaksi Endoterm

SO2 + O2 p SO3 (Bukan reaksi pembentukan karena tidak terdiri dari unsurunsur pembentuknya) 3 C + 4 H2 p CH4 + C2H4 (Bukan reaksi pembentukan karena terbentuk 2 jenis senyawa)

Dalam suatu reaksi kimia kalor reaksi dinyatakan sbb: (Hreaksi = 7Hoproduk 7Horeaktan dimana : Ho = entalpi molar (1 mol) absolute suatu zat Kandungan secara mutlak entalpi dari setiap macam zat tak bisa diketahui, sehingga dicari nilai realtifnya untuk dapat menentukan nilai selisihnya.

Cara menentukan (Ho reaksi ada 2 : 1. Menggunakan rumus (Ho reaksi 2. Berdasarkan Hukum Hess Cara I menggunakan rumus (H reaksi Contoh : Reaksi pembentukan K2SO4 2K + S + 2 O2 p K2SO4

(Horeaksi = (Hof = Hofproduk - Hofreaktan = (Hof K2SO4 ( 2 (Ho K + (Ho S + 2 (Ho O2)

Cara II : Menggunakan Hukum Hess Hukum Hess Kalor ybs dari suatu jenis reaksi adalah selalu konstan dan besarnya tak tergantung pada jalan yang ditempuh kearah reaksi yang dimaksud, asalkan T dan P konsatan (karena (H fungsi keadaan) Contoh : 1. C + O2 p CO2 2. C + O2 p CO + O2 p CO2 Kedua reaksi di atas (H nya sama.

Soal 1. Diketahui : C + O2 p CO2 CO + O2 p CO2

(Ho = - 393,5 kJ (Ho = -283 kJ

Jawab : susun reaksi yang diketahui untuk mendapat reaksi yang ditanya C + O2 p CO reaksi yang ditanya

C + O2 p CO2 (Ho = -393,5 kJ CO2 p CO + O2 (Ho = +283 kJ ----------------------------------------------------------------------- + C + O2 p CO (Ho = - 110,5 kJ

ENERGI DISSOSSIASI IKATAN Energi pemutusan dan pembentukan ikatan 1 mol senyawa dari unsur-unsur pembentuknya. Contoh: X---Y p X + Y Rumus: (Ho = D Do = energi pemutusan ikatan energi pembentukan ikatan Contoh: H-H (Ho = D = energi dissossiasi ikatan

Cl-Cl

2 H-Cl energi pembentukan ikatan

energi pemutusan ikatan

(Ho = Do pemutusan ikatan Do pembentukan ikatan = (DoCl-Cl + DoH-H) - (2 DoH-Cl) = {(1 mol x 243kJ/mol) + (1mol x 436kJ/mol)}{2mol x 432kJ/mol} = -185 kJ

Contoh 2 : CH4(g) + 3 Cl2(g) p CHCl3(g) + 3 HCl(g) H H - C-H H Bila diketahui : energi pemutusan ikatan : + 3 Cl-Cl H + Cl- C-Cl Cl 3H-Cl

C-H : Cl-Cl : energi pembentukan ikatan: C-Cl : H-Cl :

Do = 410 kJ/mol Do = 243,6kJ/mol Do = 330kJ/mol Do = 432 kJ/mol

Maka : (Ho = Do pemutusan ikatan - Do pembentukan ikatan = ( 3 DoCl-Cl + 3 DoC-H ) (3 DoH-Cl + 3 DoCl-Cl) = {( 3mol x 243kJ/mol) + (3 mol x 410kJ/mol)} {(3mol x 432kJ/mol) + (3mol x 330kJ/mol)} = - 327 kJ

HUKUM TERMODINAMIKA II
Pada proses spontan entopi total dari suatu sistem dan lingkungan selalu meningkat (S total = (S sistem + (S lingkungan

menunjukkan arah spontanitas reaksi fungsi termodinamika yang memberi petunjuk arah berlangsungnya suatu reaksi entropi (S)

ENTROPI
besaran yang menunjukkan tingkat ketidak teraturan molekul suatu sistem Makin tak teratur susunan molekul suatu sistem entropi makin besar Merupakan fungsi keadaan seperti U dan H Setiap proses di alam cendrung pada peningkatan entropi ((S meningkat) Setiap sistem mempunyai entropi, dan setiap perubahan entropi sistem((S) selalu diikuti perubahan entropi sekitarnya/lingkungannya ((S) . Catatan : (S = entropi sistem, merupakan fungsi keadaan (S = entropi lingkungan,bukan fungsi keadaan

Berdasarkan hukum kekalan energi :

(S

(S

(St

Untuk proses reversibel : (St = 0 dimana : (S = - (S Untuk proses irreversibel : (S tidak sama dengan (S sehingga (St : (St > (St < 0 0 p p proses spontan proses tak spontan

Rumus entropi

qrev (S = T
(St = (S Soal 1 :

(Hosistem dan (S = T
+ (S

Zn(s) + H2SO4 (aq) p ZnSO4(aq) + H2(g) Pada kondisi standar (H = -151,88 kJ dan qrev = -4,85 kJ Ditanya: (U dan (St

Jawab: T n (H -151,88 (U (S = ( 25 + 273 ) K = 298 K = 1-0=1 = (U + (n.R.T = (U + 1 . 8,314 x 298 = -15435,572 J = 15,44 kJ = qrev - 4,85 kJ/mol = = 16,275 J/mol K 298 K 151,88 kJ/mol = = 509,66 J/mol K 298 K + 509,66 J/mol K

T (H (S = T

(St = (S + (S = -16,275 J/mol K = 493,36 J /mol K

Soal 2 : Zat So (J/K) A 98 B -14,8 86 Y -58,6 56 Z -69,4 44 (Hfo (kJ/mol) -23,9

Bila reaksi : A + 2B p Y + Z Apakah dalam keadaan standar reaksi tersebut berlangsung spontan atau tidak ? Jawab : (Ho = (Ho = Ho produk ( Hfo(Y) + Ho reaktan Hfo(Z) ) ( Hfo(A) - 2 Hfo(B))

= (-58,6 69,4 ) - (-23,9 - (-14,8)) = -74,5 kJ

(So =

So produk -

So reaktan

= (56 + 44) - (98 + 2. (86) ) = - 170 J /K (S = q rev/ T (S = - (Hsistem /T

Karena (H sistem =berharga negatif (-74,5 J), maka (H lingkungan menjadi positif (+ 74,5 kJ) Maka : (S = 74,5 kJ/298 = 74500 J/298K = 250 J/K (St = (S + (S = -170 J/K + 250 J/K = 80 J/K Karena harga (S positif, maka reaksi berlangsung spontan.

ENERGI BEBAS
Definisi: Rumus : Dimana : (G = (H - T. (S (S total (S lingkungan Jadi : (S total -T(Stotal pada T konstan

= (S sistem + (S lingkungan -(H sistem = T (H sistem = (S sistem T = (H - T(Ssistem (G

-T(Stotal

= (G

Bila (G < 0 p proses spontan (proses eksergonik) (G > 0 p proses non spontan (proses endergonik) (G = 0 p proses setimbang termodinamik Berbagai variasi keadaan proses reaksi:
(H + + + (S + + + (G = (H T (S + + + Spontanitas Reaksi Spontan untuk semua suhu Spontan pada suhu rendah sehingga (H > T (S T( Non spontan pada T tinggi sehingga T (S > (H Non spontan untuk semua suhu Spontan pada T tinggi sehingga T (S > (H Non spontan pada T rendah sehingga (H > T (S T(

Soal 1 : Fe2O3 (s) + 3 H2 (g) p 2 Fe (s) + 3 H2O (g) (Ho = + 98,8 kJ dan (So = + 141,5 J/K Dit: a. Tentukan apakah reaksi spontan pada 25oC b. Tentukan T agar reaksi spontan . Jawab : a. Pada 25 C ( 298 K ) (Go = (Ho - T (So = 98,8 kJ - (298 K ) ( 0,1415 kJ/K ) = 98,8 kJ - 42,2 kJ = 56,6 kJ Jadi pada 25oC reaksi non spontan ((Go positf ) b. Agar reaksi spontan (Go harus berharga negatif, pada (Ho positif, maka T(So harus lebih besar dari (Ho. Jadi T harus besar.

(Go < 0, maka (Ho T (So < 0 T(So > (Ho T > (Ho/(So T > 98,8kJ/0,1415 kJ/K T > 698 K Jadi pada T = 698 K reaksi mulai spontan Soal 2 : Fe2O3 (s) + 3 CO(g) p 2 Fe(s) + 3 CO2 (g) Fe2O3(s) (Hfo (kJ/mol) 824,2 So (J/K mol) 87,4 CO(g) -110,5 197,6 Fe(s) 0 27,3 CO2(g) -393,5 213,6

Dit : a. Apakah reaksi spontan pada 25 C ? b. Apakaah reaksi sebaliknya spontan pada suhu lebih tinggi?

Jawab: a. (Ho = {2 (Hf o(Fe) + 3 (Hfo(CO2)}- {(Hfo(Fe2O3) + 3 (Hfo(CO)} = -24,8 kJ (So = {2 (So(Fe) + 3 (So(CO2)} {(So(Fe2O3 ) + 3 (So(CO)} = + 15,0 J/K Sehingga : (Go = (Ho T (So = - 24800 J/K - 298.15,0 J/K = - 29300 J Karena (Go negatif pada 25oC, maka reaksi spontan pada suhu tsb. b. Karena (Ho negatif dan (So positif, maka (Go < 0 untuk semua suhu. Jadi reaksi ke kanan berlangsung spontan untuk semua suhu dan reaksi ke kiri tak spontan pada suhu yang lebih tinggi.

Pada reaksi kimia di dalam tubuh ( biokimia ) konsep energi bebas eksergonik dan edergonik sering digunakan .Konsep ini dapat dilihat pada tabel berikut:

A eksergonik D G

panas

Energ kimia endergonik C A+ C B + B D + panas

Hubungan energi bebas dengan Konstanta kesetimbangan reaksi K : Pada model reaksi A berlaku : G = Go + RT ln [C] [D] + B C + D

 

 

[A] [ B ] A

Pada keadaan setimbang

G = 0

maka : [C][D]

Go

- RT ln

[C] [D] [A] [ B ]

Karena :

K = [A] [ B ]

Maka

Go = - RT ln K

HUKUM TERMODINAMIKA III:


Entropi dari suatu zat dalam keadaan struktur kristal sempurna (0 K) adalah = 0 J/K.mol pada T = 0 K (disebut entropi absolut) Gambar:

Note : So tidak sama dengan So dimana So = entropi absolut So = entropi standar (pada 25C) Rumus : (S = ST - So = So produk - So reaktan Bila : a A + b B p c C + d D maka: (S = {c S(C) + d S(D)} {a S(A) + b S(B)}

Soal : Reaksi : N2O4 (g) p 2 NO2(g) Bila diketahui : So NO2 = 240 J/Kmol So N2O4 = 304,2 J/K.mol Berapakah : (So = ? Jawab : (S = 2 So (NO2) So (N2O4) = 2 mol ( 240,0 J/K.mol) -1 mol ( 304,2 J/K.mol ) = 175,8 J/K

Anda mungkin juga menyukai