Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dasar Pemikiran 1. Persiapan masa depan yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM) telah menjadi perhatian serius setiap ideologi, negara dan institusi di dunia dalam menghadapi persaingan global. 2. Tarbiyah Islamiyah, dengan misinya yang khas dan menyeluruh, harus pula mempersiapkan diri menghadapi masa depan dengan baik agar dapat memelopori dan memimpin segenap perubahan yang ada sesuai fungsinya. 3. Tarbiyah Pelajar memiliki peran strategis dalam mempersiapkan SDM di masa depan bangsa. 4. Mengingat perannya yang besar dan strategis, Tarbiyah Pelajar memerlukan pedoman penyelenggaran yang jelas, sistematis dan terarah. 5. Dengan semakin besarnya kebutuhan jamaah akan kader inti muda dan berkualitas, maka Tarbiyah Pelajar memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
PENDAHULUAN
1.
Problem internal adalah problem disebabkan oleh faktor yang berasal dari Jamaah, seperti:
a. Perhatian khusus Jamaah terhadap Tarbiyah Pelajar yang belum optimal, Hal ini dapat dilihat dari lemahnya pengelolaan Tarbiyah Pelajar pada aspek (a) manhaj, (b) struktur, (c) personal. b. Mobilitas vertikal dan horisontal para aktifis Tarbiyah yang meningkat di berbagai sektor, sementara proses regenerasi yang akan kelanjutan tarbiyah terabaikan khususnya Tarbiyah Pelajar. c. Lemahnya Tarbiyah kampus lebih diakibatkan karena minimnya pasokan aktifis Tarbiyah Pelajar. Hal ini diakibatkan minimnya Kader Tarbiyah yang siap untuk menangani Tarbiyah Pelajar
2. Problem Eksternal: Problem/tantangan yang disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar Jamaah yang sangat berpengaruh bagi gerakan Tarbiyah sekolah, seperti a. Tantangan Pemikiran dan budaya yang bisa mempengaruhi aktifitas para pelajar seperti gerakan liberalisme dan feminisme dan aliran pemahaman yang mulai menyentuh para pelajar b. Demoralisasi yang parah meliputi fenomena musik hedonistik, narkoba, seks bebas dan tawuran di kalangan pelajar.
3. Adanya kedua problem internal dan eksternal tersebut di atas menyebabkan terjadinya penurunan aktifitas Tarbiyah secara signifikan khususnya dikalangan pelajar.
Landasan SyarI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dan siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang-orang yang berdakwah / mengajak manusia kepada Allah dan ia mengatakan bahwa sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (QS.33 :21) Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia, kalian memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran (QS. 3:110). Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan jalan yang terbaik. (QS. 16 : 125). Sesungguhnya mereka (ashabul kahfi) adalah para pemuda yang beriman kepada Rabbnya dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk / hidayah (QS. 18:13). Kisah Thalut yang diangkat oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin Bani Israil adalah dikarenakan memiliki 2 kekuatan kompetensi kepemudaan: ilmu/intelektualitas & keperkasaan fisik (QS.2 : 246 247). Al-Quran memerintahkan agar senantiasa mempersiapkan diri dengan segenap kekuatan apa saja yang kita miliki untuk menghadapi musuh (QS.8:60). Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur bagaikan bangunan yang sangat kokoh. (QS. 61 : 4).
Landasan Tandzimi
Prinsip Khusus
1. Dalam pelaksanaan Tarbiyah Pelajar, hendaknya memiliki penekanan yang kuat dalam aspek ruhiyah, disamping fikriyah dan jasadiyah. 2. Dalam proses Rekrutmen untuk tarbiyah nukhbawiyah, diprioritaskan kepada obyek dengan kriteria: (a) paling siap menerima dan menyambut seruan Tarbiyah, (b) potensial bagi Tarbiyah. 3. Tajnid Ikhwani hendaknya menjadi program utama yang akan menjadi penggerak Tarbiyah Pelajar
Peserta Tarbiyah
Peserta Tarbiyah Pelajar adalah Seseorang yang direkrut untuk mengikuti proses Tarbiyah dari lingkungan sekolah sesuai dengan marhalahnya
Rekruitmen
Rekrutmen adalah upaya pemantauan calon peserta Tarbiyah untuk membentuk halakoh tamhidi atau taklim Tarbawi melalui: 1. Rekruitmen Fardi :adalah rekrutmen yang dilakukan atas inisiatif pribadi atau atas rekomendasi dari halaqah Rekruitmen JamaI : adalah rekrutmen yang dilakukan oleh halaqah struktur yang lebih tinggi secara kolektif atau dilaksanakan oleh unit sekoh. Mentoring : adalah suatu upaya untuk membentuk halakoh tamhidi Melalui kegitan formal yang dilaksanakan oleh organisasi ektra/intra kurikuler ataupun lembaga sekolah jangka waktu tertentu
2.
3.
Pemantauan Peserta
Apakah calon peserta tersebut : 1. Berkepribadian hanif. 2. Siap mendengarkan dawah. 3. Memiliki kecenderungan untuk merubah diri dan merubah orang lain. 4. Memiliki potensi tertentu yang dapat bermanfaat bagi dawah 5. Melaksanakan ibadah-ibadah wajib. 6. Simpati pada persoalan Islam dan keislaman.
Untuk kelas 3:
1. Halaqoh dengan muatan 30% nilai/isi materi yang disampaikan, 40 % contoh-contoh aplikatif, 30% Hayatus Shahabah atau salafussholeh 2. Sarana-sarana halaqoh 3. Semua aktifitas kegiatan disuaikan dengan usia peserta
3. a. b. c. d.
Pertumbuhan 1. Pengertian :
Tahap Pertumbuhan adalah fase mulai tumbuhnya para peserta tarbiyah dimarhalah tamhidi, sebagai akibat keberhasilan mentoring dan kegiatan lainnya di sekolah. 2. a. b. c. d. 3.
Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan Tarbiyah dengan marhalah tamhidi hingga mencapai 10 % dari seluruh siswa muslim kelas 3 di sebuah sekolah Teroptimalisasi pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS oleh peserta Tarbiyah dalam menjalankan berbagai program dakwah. ATS Siswa mulai memainkan peranan penting dalam dakwah formal pada lembaga-lembaga siswa: OSIS, ekstra kurikuler, dsb. ATS Siswa memiliki keseimbangan bekal diniyah, dakwiyah, jasadiyah, fanniyah dan akademis.
Strategi :
Optimalisasi program Tarbiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon ADS Murabbi, baik dari kalangan siswa maupun alumni. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan sebagi penunjang aktifitas tarbiyah dan dakwah sekolah. Memperhatikan prestasi akademis dan bakat para ATS dan Simpatisan. Perambahan dakwah pada lembaga formal siswa untuk meningkatkan peran dakwah Sekolah. Optimalisasi berbagai LSM terkait yang ada.
Pematangan 1. Pengertian 2.
: Tahap Pematangan adalah fase mulai matangnya Tarbiyah di suatu sekolah SLTP yang ditandai dengan semakin banyaknya peserta tarbiyah dan simpatisan yang massal sebagai akibat kematangan individu ADS maupun lembaga dakwahnya.
Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan peserta Tarbiyah marhalah tamhidi hingga mencapai 20 % dari seluruh siswa muslim di sekolah SLTP kelas 3. Mulai efektifnya kualitas Tarbawiyah dalam mencapai target muwashofat di marhalah tamhidi sesuai dengan manhaj. Tercapainya pertumbuhan simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami hingga mencapai 60 % dari seluruh siswa muslim disuatu sekolah SLTP. Mulai terlihat fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah tersebut yang tampak dari berbagai parameter seperti: maraknya jilbab, salam, shalat jamaah, kegiatan Islam dan berbagai tampilan akhlak Islami lainnya, Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, Pengurus kelas dan Ekstra Kurikuler Mulai matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan Peserta tarbiyah. Mulai ekspansi dakwah kepada SLTP sekitarnya.
Strategi :
Optimalisasi program Tarbawiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon Murabbi dari kalangan alumni dengan marhalah minimal muayid dan calon mentor dari kalangan siswa untuk menangani mentoring kelas 1 dan 2. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Manajemen SDM ATS yang optimal. Pengarahan SDM ATS Siswa dalam berbagai aktifitas dakwah formal. Mengembangkan Pelatihan-pelatihan. Penekanan pada berbagai variasi dakwah ammah. Penggunaan parameter terukur dalam mengevaluasi perkembangan dakwah ammah. Optimalisasi Unit Sekolah.
3. a. b. c. d.
Pertumbuhan 1. Pengertian
2. a. b. c. d. 3.
: Tahap Pertumbuhan adalah fase mulai tumbuhnya para peserta tarbiyah dimarhalah tamhidi, sebagai akibat keberhasilan mentoring dan kegiatan lainnya di sekolah.
Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan Tarbiyah dengan marhalah tamhidi hingga mencapai 10 % dari seluruh siswa muslim kelas 1 di sebuah sekolah atau 15% untuk seluruh siawa muslim yang ada di sekolah itu dalam marhalah tamhidi dan muayid Teroptimalisasi pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS oleh peserta Tarbiyah dalam menjalankan berbagai program dakwah. ATS Siswa mulai memainkan peranan penting dalam dakwah formal pada lembaga-lembaga siswa: OSIS, ekstra kurikuler, dsb. ATS Siswa memiliki keseimbangan bekal diniyah, dakwiyah, jasadiyah, fanniyah dan akademis.
Strategi :
Optimalisasi program Tarbiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon ADS Murabbi, baik dari kalangan siswa maupun alumni. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan sebagi penunjang aktifitas tarbiyah dan dakwah sekolah. Memperhatikan prestasi akademis dan bakat para ADS Siswa dan Simpatisan. Perambahan dakwah pada lembaga formal siswa untuk meningkatkan peran dakwah ammah. Optimalisasi berbagai LSM terkait yang ada.
Pematangan 1. Pengertian 2.
: Tahap Pematangan adalah fase mulai matangnya Tarbiyah di suatu sekolah SLTA yang ditandai dengan semakin banyaknya peserta tarbiyah dan simpatisan yang massal sebagai akibat kematangan individu ATS maupun lembaga dakwahnya.
Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan peserta Tarbiyah marhalah tamhidi hingga mencapai 15 % untuk seluruh siswa muslim kelas 1 atau 30 % dari seluruh siswa muslim di sekolah SLTA tersebut dengan marhalah tamhidi dan muayid. Mulai efektifnya kualitas Tarbawiyah dalam mencapai target muwashofat di marhalah tamhidi dan muayid sesuai dengan manhaj. Tercapainya pertumbuhan simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami hingga mencapai 60 % dari seluruh siswa muslim disuatu sekolah SLTA. Mulai terlihat fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah tersebut yang tampak dari berbagai parameter seperti: maraknya jilbab, salam, shalat jamaah, kegiatan Islam dan berbagai tampilan akhlak Islami lainnya, Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, Pengurus kelas dan Ekstra Kurikuler Mulai matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan Peserta tarbiyah. Mulai ekspansi dakwah kepada SLTA dan SLTP sekitarnya.
Strategi :
Optimalisasi program Tarbawiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon Murabbi dari kalangan alumni dengan marhalah minimal muayid dan calon mentor dari kalangan siswa untuk menangani mentoring kelas 1. Dilibatkannya kader inti dalam penangan tarbiyah pelajar Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Manajemen SDM ATS yang optimal. Pengarahan SDM ATS Siswa dalam berbagai aktifitas dakwah formal. Mengembangkan Pelatihan-pelatihan sebagi penunjang aktifitas tarbiyah dan dakwah sekolah. Penekanan pada berbagai variasi dakwah ammah. Penggunaan parameter terukur dalam mengevaluasi perkembangan dakwah ammah. Optimalisasi Unit Sekolah.
Tahap Perluasan Pengertian : Tahap Perluasan adalah fase ekspansi Tarbiyah ke remaja lingkungan dan para pelajar sekolah lain yang berdekatan.
Parameter Utama :
Tercapainya pertumbuhan Tarbiyah hingga mencapai 40 % dari seluruh siswa muslim di sebuah sekolah Terpetakannya jenjang marhalah bagi aktifis tarbiyah disekolah tersebut. Mualai tumbuhnya kader inti dari kalangan pelajar yang dilahirkan dari Tarbiyah Pelajar tersebut Mulai efektifnya kualitas Tarbiyah dalam mencapai target muwashofat dan marhalah tarbawiyah Tercapainya pertumbuhan simpatisan dakwah yang menerapkan akhlak Islami hingga mencapai 80 % dari seluruh siswa muslim. Semakin kuatnya fenomena kebangkitan Islam secara signifikan dalam sekolah. Pematangan pengelolaan lembaga dakwah khusus seperti Mushalla/Masjid Sekolah dan Kerohanian Islam (Rohis) OSIS dengan progam yang semakin cermat dan efektif serta struktur dan personil yang kuat dan regeneratif. Penguasaan dan optimalisasi dakwah pada lembaga formal siswa seperti OSIS, ketua kelas dan Ekstra Kurikuler. Semakin matangnya potensi kepemimpinan, prestasi akademis dan ketrampilan di kalangan ATS. Semakin efektifnya struktur & harmonisasi program berbagai lembaga pendampingan dakwah sekolah seperti lembaga alumni, LSM, Ormas, dsb. Semakin matangnya Tarbiyah di berbagai SLTP & SLTA disekitarnya akibat ekspansi tarbiyahnya. Terwujudnya berbagai ekspansi dakwah, remaja llingkungan, remaja masjid disekitar lingkungan ATS dan lingkungan sekolah dsb.
Strategi :
Optimalisasi program tarbiyah dengan memanfaatkan perangkat Manhaj Tarbiyah dan dukungan struktur jamaah yang ada. Memperkuat kaderisasi dan regenerasi calon ATS Murabbi, baik dari kalangan siswa maupun alumni. Memperbanyak variasi program intensifikasi kader. Manajemen SDM ATS yang optimal. Pengarahan SDM ADS Siswa dalam berbagai aktifitas dakwah formal. Pelatihan sebagai sarana pendukung bagi ATS. Penekanan pada berbagai variasi dakwah ammah. Penggunaan parameter terukur dalam mengevaluasi perkembangan dakwah ammah. Inovasi berbagai manuver-manuver ekspansi dakwah. Optimalisasi LSM dan Ormas Pelajar. Optimalisasi Unit Sekolah.