Anda di halaman 1dari 34

PASAL 8

Sejarah

membuktikan yang tidak mudah untuk menghidupkan dan mempertahankan hidup yang baik, murni dan utuh.
Peralihan zaman, perkembangan dan

kemajuan teknologi canggih serta penemuan-penemuan baru mempengaruhi gaya hidup. Kekayaan, kemewahan, dan kemakmuran bisa menjurus ke arah hidup asusila.

Kemiskinan dan kemelaratan bisa

mendesak dan mendorong orang untuk menjual diri demi kelanjutan hidup. Ketidak cocokan suami istri dan perceraian cenderung memaksa orang untuk mencari kepuasan di luar pernikahan yang syah.

Demosthenes

menguraikan kebiasaan sebagai peraturan hidup orang Yunani:


Kita memelihara pelacur guna kepelesiran. Kita memelihara gundik untuk kebutuhan

jasmani. Kita memelihara istri untuk menjadi ibu dan pelindung bagi anak-anak. Hubungan seks sebelum dan sesudah pernikahan lumrah dan sudah dianggap sebagai bagian dari hidup.

Wanita

tidak mempunyai kedudukan hukum dan diperlakukan bukan sebagai manusia melainkan sebagai benda. Tidak ada proses perceraian. Kalau suami ingin menceraikan istrinya, ia hanya cukup menyuruh istrinya pergi. Seneca mengatakan bahwa wanita dikawinkan untuk diceraikan dan diceraikan untuk dikawinkan lagi. Martial menceritakan seorang wanita yang sedang hidup bersama dengan semua kesepuluh.

Juvenal, pujangga Roma, menceritakan

seorang wanita yang sudah mempunyai delapan suami dalam tempo 5 tahun. Irene menceritakan rekor tak tertandingi yaitu kasus seorang wanita yang sudah menikah dengan suaminya yang ke dua puluh tiga kali, dan wanita tersebut menjadi istri yang ke dua puluh satu dari pria tersebut.

Juvenal menceritakan tentang Messalina,

permaisuri kaisar Kaudius. Dia akan menunggu sampai Kaisar tertidur, baru ia akan pergi dengan dayang-dayangnya ke rumah pelacuran. Dia memasuki sebuah ruangan dan menerima bayaran dari setiap orang yang mencemarinya. Dia yang terakhir meninggalkan tempat pelacuran dengan pipi yang kotor dan kembali ke istana dengan bau busuk kemabukan.

Pelanggaran

susila total tidak terdapat dikalangan masyarakat Yahudi.


Suami dapat menceiraikan istrinya apabila

didapati hidup istrinya tidak senonoh dengan memberikan surat cerai (Ul 24:1-4). Yesus dan Paulus melarang perceraian kecuali karena perzinahan dan percabulan (Mat 5:32; 19:9; Markus 10:11,12; Lukas 16:18; I Kor 7:10,11).

Hidup

tidak senonoh mempunyai dua tafsiran:


Menurut Shammai, perceraian diijinkan hanya

dengan alasan perzinahan, persis seperti pandangan Yesus. Menurut Hillel,perceraian diijinkan apabila sang istri bepergian dengan rambut tidak terurai, mondar-mandir di jalanan, berbicara dengan lelaki lain, menjelek-jelekkan mertuanya di depan suaminya dan sering memaki-maki sehingga suaranya terdengar tetangga.

Karena beratnya tuntutan tersebut, maka

para gadis Yahudi takut menikah karena tidak adanya jaminan kelanjutan pernikahan mereka.
Orang-orang

homoseksual dan banji sudah ada pada zaman Paulus.


Istri atau suami lumrah melakukan

kemesuman dengan jenis kelamin yang sama (Roma 1:26,27; I Kor 6:9; I Tim 1:10). Banci dikategorikan dengan pencuri, pemabuk, dll, yang tidak masuk surga.

Seorang banci di interview. Waktu

mendaftar jenis kelamin apa yang anda ditulis, Pria. Waktu ke kamar mandi, ke WC mana anda pergi, Ya ke WC perempuan dong. Waktu Plato memperbincangkan soal cinta, maksudnya adalah cinta banci. Dari 15 orang kaisar Romawi pertama, 14 orang adalah banci.

Etika

keluarga tidak pernah sepihak. Setiap hak atau kesempatan harus dibarengi dengan tanggung jawab.
Kalau istri dituntut untuk tunduk kepada

suami, maka suami terikat kewajiban mengasihi istri. Dan kalau sang anak diharuskan menghormati orang tua, maka orang tua wajib memelihara, mendidik, dan tidak menyakiti hati anak-anaknya (Ef 5:1-6; Kol 3:18-4:1)

Beberapa

nasihat kepada orang tua sehubungan dengan ikatannya terhadap anak-anaknya.


Orang tua harus mengingat yang zaman selalu

berubah dan dia harus menyesuaikan pengajaran dan bimbingannya dengan waktu. Paulus menasihatkan orang tua untuk tidak menyakiti hati anak-anaknya supaya mereka tidak tawar hati (Kol 3:21). Apa yang sangat dibutuhkan anak dewasa ini adalah dorongan bukan omelan mengingat beban yang mereka hadapi setiap hari.

Anak juga harus tahu berterima kasih untuk

membalas jasa orang tuanya. Hanya kasih dapat membalas kasih, tetapi sering kita menyakiti hati orang yang seharusnya paling kita cintai. Banyak orang yang menyesali masa lalunya dengan berkata, Kalau sekiranya aku sudah buat begini dan begitu kepada orang tuaku, maka tidak akan terjadi. Ruman tangga harus menjadi tempat dari mana anak dibekali untuk terjun ke gelanggang masyarakat dan ke mana dia akan selalu kembali.

Banyak orang tua yang lupa pada tugas

utamanya yaitu mempersiapkan anak-anak mereka untuk dapat hidup secara mandiri. Apabila anak-anak dibimbing sebagaimana mestinya, maka mereka merasa senang meninggalkan rumah dan selalu rindu untuk pulang. A home that always pray together will stick together.

Rumus

pernikahan tidak pernah berubah yaitu seorang pria dan seorang wanita (Kej 2:18,21-24; Markus 10:6-8).
Ikatan pernikahan berlaku seumur hidup

(Markus 10:9) dan hanya dapat diceraikan dengan alasan percinahan (Mat 5:32). Kalau dua sejoli telah mengikat pernikahan melalui sumpah pernikahan, mereka terikat kewajiban untuk saling mengasihi seumur hidup.

Yang terutama dalam pernikahan adalah

kasih. Kasih sejati tidak mudah luntur dan harus dibina dan dipupuk selama mereka berdua hidup.

Penemuan-penemuan

obat baru memungkinkan mengadakan hubungan seks sebelum dan diluar pernikahan. Orang lebih cepat dewasa dari pada dulu.
Dulu seorang gadis mendapatkan

menstruasi umur 17 thn, sekarang umur 12 tahun sudah mendapatkannya.

menunda pernikahan karena alasan menuntut ilmu, pada hal nafsu birahinya sedang dalam keadaan memuncak. Sudah banyak alat kontarsepsi. Tidak perlu memperoleh anak kalau tidak diinginkan. Pengguguran kandungan sudah hampir lazim. Ada undang-undang yang mengizinkan:
Orang

Hubungan sejenis Perceraian senang sama senang Hidup bersama tanpa menikah secara resmi

sebagai mahasiswa.

Rasa

takut kalau ketahuan, rasa takut kejangkitan penyakit kelamin dan rasa takut terhadap kehamilan tidak menghantui lagi.
Sudah tahu cara menghindari kehamilan Sudah tahu obat antiobiotik untuk menghindari

terjangkit penyakit kelamin. Takut tertular juga sudah hilang karena sudah banyak orang yang tahu bagaimana caranya agar tidak tertular dan menulari orang lain. Gereja dan negara bungkam,malam mendukung seks aman pakai kondom.

Kebebasan

hubungan seks mengakibatkan malapetaka yang hebat.


Berjuta-juta orang terjangkit penyakit kelamin

dan aids yang menjadi aib dan beban pada keluarga bahkan masyarakat. Banyak anak lahir dengan anggota tubuh yang tidak sempurna akibat hubungan seks bebas.
Antibiotik

sudah tidak mampu lagi membasmi penyakit kelamin ini.


Sampai sekarang tidak ada obat untuk aids.

Percabulan

atau hubungan seks dengan orang yang belum menikah dikutuk 18 kali.
Orang kafir yang sudah menjadi Kristen harus

meninggalkan percabulan (Kis 15:20; I Kor 6:18). Sebutan tentang percabulan hendaknya tidak terdengar (Ef 5:3).

Perzinahan

yaitu hubungan seks dengan orang yang sudah menikah dikutuk 15 kali.
Dosa seperti ini berasal dari pikiran yang jahat

(Mat 15:19). Pesan Yesus kepad wanita yang tertangkap, Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi. Yesus mengharapkan agar wanita itu tidak mengulang dosa yang sama lagi.

Tidak

ada bukti yang Yesus sebagai penunjang masyarakat yang bersikap memberi peluang terhadap perbuatan maksiat atau mesum secara liar. Kita tidak dapat mempertahankan wibawa kita sebagai orang Kristen kalau kita mendukung perlakuan hubungan seks sebelum dan di luar pernikahan yang syah oleh menentang ajaran Yesus.

Kalau hubungan seks sebelum dan di luar

pernikahan bertentangan dengan ajaran Yesus, maka hal itu bukan saja berbahaya tetapi memang benar-benar salah.

Hubungan

seks mempunyai dua fungsi: reproduksi dan cinta.


Para penganut moralitas baru ini berusaha

memperdebatkan bahwa kalau alat-alat kontrasepsi dapat menghindarkan kehamilan, maka tidak ada alasan untuk tidak mengizinkan orang yang sudah jatuh cinta satu sama lain, walaupun belum menikah, untuk bermain cinta.

Tetapi

etika Kristen menekankan bahwa perbuatan menggunakan seseorang sebagai benda bukan manusia selalu dianggap salah.
Menggunakan atau memakai seseorang hanya

sebagai alat pemuas nafsu atau mendapatkan kepelesiran juga dianggap salah. Oleh sebab itu setiap hubungan seks yang tujuannya menjurus kepada kepuasan keinginan seks sama sekali dianggap salah.

Itu

sebabnya pernikahan yang didasarkan pada keinginan saja akan menemui kegagalan, karena kedua insan itu saling menggunakan atau memakai sesamanya sebagai benda pemuas nafsu.

Mempunyai

keunikan potensial, karena melaluinya seorang anak dapat dilahirkan ke dunia ini. Dapat melakukan sesuatu kepada seorang wanita yang tidak bisa dikembalikan kepada keadaan semua karena selaput daranya sudah dikoyakkan oleh kelamin pasangannya.

Tidak ada pengalaman seindah pengalaman

bermain cinta karena keunikan potensil dan keunikan pengaruhnya. Kenikmatan bermain cinta mencapai puncak apabila keduanya saling menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada pasangannya dalam arti mereka bukan lagi dua orang melainkan sudah menjadi satu daging (Kej 2:24; Mat 19:15). Alkitab menyamakan pengalaman bersetubuh dengan istri itu sama dengan mengenalnya (Kej 4:1) yaitu suatu pengalaman timbal balik yang unik sebagai penyerahan diri sepenuhnya.

Anak adalah lambang dan bukti penyerahan

diri yang permanen. Kesalahan hubungan seks sebelum pernikahan itu terletak pada tuntutannya pada kesempatan tanpa tanggung jawab. Artinya, menuntut hak tanpa kewajiban atau pengabdian. Tanpa adanya tanggung jawab maka tindakan itu dianggap salah. Kesempatan utama hanya dapat diberikan bilamana ada pertanggung jawaban sepenuhnya. Oleh sebab itu hal yang suci tidak dapat dianggap sebagai hal biasa.

Karena

sudah jelas yang hubungan seks sebelum dan di luar pernikahan itu salah, maka penggunaan pil kontrasepsi itu juga salah. Karena naluri seks adalah pemberian Tuhan, maka adalah lebih menguntungkan apabila pendidikan seks dimulai di dalam rumah tangga dan dilanjurkan di sekolah.

dengan cara ini nikmatnya dapat dirasakan dan bahayanya dapat dihindarkan. Keluarga dan sekolah harus bekerja sama untuk memberikan pendidikan seks. Kalau keluarga mengajarkan idealnya (cita-citanya) maka sekolah harus mengajarkan faktanya.
Hanya

Gereja

akan kehilangan eksistensi atau martabatnya apabila ia berusaha berkompromi dengan dunia. Persekutuan dan penyesuaian diri dengan dunia sama dengan membunuh diri. Apa yang gereja perlukan untuk mengembalikan anggota-anggotanya ke dalam sidang bukan kompromi, melainkan berita kesucian atau keutuhan yang tidak mengenal istilah kompromi.

Anda mungkin juga menyukai