Anda di halaman 1dari 58

1

Hantaran Elektrolit
Resistivitas dan Konduktivitas:
Tahanan (R) konduktor listrik berbanding
lurus dengan panjang, l, dan berbanding
terbalik dengan luar permukaan, a
a
l
R
2
atau
p = tetapan yang disebut resistivitas konduktor
Satuan p = satuan tahanan x satuan panjang
Contoh :
Kawat tembaga dengan panjang 0,2 m dan luas
permukaan 10
-4
m
2
mempunyai tahanan 3,45 x 10
-5
O.
Tentukan resistivitas kawat tersebut.
(1)
a
p l
R =
3
Jawab :
Dalam hantaran elektrolit, hantaran lebih
mendapat perhatian dibandingkan tahanan.
m 10 x 1,725
m 0,2
m 10 x 10 x 3,45

8 -
2 -4 -5
O =
O
= =
p
a
l R
p
Hantaran merupakan kebalikan dari tahanan,
sehingga konduktivitas (k) juga merupakan
kebalikan dari resistivitas.
(2)
a
l p
R =
4
Satuan konduktivitas :
(satuan tahanan)
-1
(panjang)
-1

Material Konduktivitas (O
-1
cm
-1
)
Perak 6,33 x 10
5

Tembaga 5,80 x 10
5

NaCl 3,30
KCl (aq) 0,1 M 1,29 x 10
-2

NaOH (aq) 0,1 M 2,21 x 10
-2

CH
3
COOH (aq) 0,1 M 5,20 x 10
-4

Air 4,00 x 10
-8

Sulfur 2,50 x 10
-16

Tabel 1. Konduktivitas beberpa material pada 25
o
C
5
Konduktivitas dapat diekspresikan berdasarkan
hubungannya dengan tahanan dengan
menggabungkan persamaan (1) dan (2)
Berdasarkan Hukum Ohm
sehingga
I
U
R =
U/l
/a

U a
l

I I
= = k
(3)
R a
l
= k
6
I/a = arus per satuan luas permukaan = densitas
arus = j
U/l = potensial per satuan panjang = gradien
potensial = E
sehingga
(4)
E
j
= k
Konduktivitas dapat diangap sebagai arus yang
mengalir sepanjang satuan luas permukaan per
satuan gradien potensial.
7
Pada pengukuran hantaran elektrolit, sifat
yang biasanya ditentukan adalah tahanan,
konduktivitas diperoleh dari persamaan (3).
Pengukuran Hantaran Elektrolit
Larutan elektrolit dimasukkan ke dalam sel
hantaran yang merupakan salah lengan
dari rangkaian jembatan Wheatstone.
8
Contoh sel hantaran :
Sel hantaran terdiri atas bejana kaca yang
mengandung 2 elektroda yang dipasang pada
jarak tertentu.
9
Tahanan sejumlah volume larutan yang terdapat
diantara elektroda diukur.
Tahanan larutan dengan daya hantar yang lemah
ditentukan dengan menggunakan elektroda yang
mempunyai luas permukaan besar yang
dipisahkan hanya oleh jarak yang kecil.
Untuk larutan dengan daya hantar yang kuat,
tahanan ditentukan menggunakan elektroda-
elektroda yang lebih kecil dan yang dipisahkan
pada jarak yang jauh.
10
Penggunaan arus d.c untuk penukuran tahanan
larutan elektrolit dengan elektroda inert tidak
memungkinkan karena elektrolisis akan terjadi,
produk terakumulasi pada elektroda dan
mengganggu pengukuran.
Oleh karena itu, arus a.c sebanyak 1000 Hz
digunakan sehingga sejumlah kecil elektrolisis yang
terjadi pada salah satu setengah siklus secara
sempurna dibatalkan pada setengah siklus yang
berlawanan.
11
Untuk mereduksi gangguan, elektroda platina yang
diplatinisasi digunakan.
Prinsip rangkaian jembatan Wheatstone yang
sempurna ditunjukkan pada gambar berikut :
Kimia Fisika BabII-3 12
Tahanan variabel, R diatur hingga nilai tertentu
yang berada pada orde dari tahanan sel, kemudian
jembatan diseimbangkan dengan menggeser
kontak yang bergerak sepanjang kawat xz.
Detektor yang digunakan : earphone tahanan
rendah.
Keseimbangan tercapai jika intensitas suara dari
earphone minimum.
Jika kesetimbangan tercapai pada y, maka
tahanan, R diperoleh dari persamaan:
(5)
yz
xy
R'
R
=
13
Tetapan Sel
Konduktivitas larutan dihubungkan dengan
tahanannya melalui persamaan (3).
Pada pengukuran hantaran, l diambil sebagai jarak
antara elektroda dari sel dan a sebagai luas
permukaan elektroda.
Untuk sel yang digunakan, l dan a konstan,
sehingga l/a merupakan tetapan sel
14
Tetapan sel dapat diukur secara langsung, tetapi
biasanya tetapan tersebut dideduksi dengan
mengukur tahanan elektrolit yang resistivitasnya
diketahui dengan pasti.
Elektrolit yang sering digunakan : KCl
Misalkan larutan KCl dengan konduktivitas k
o

mempunyai tahanan R
o
dalam sel yang digunakan.
a R
l
o
o

= k
l/a = k
o
R
o

15
Jika R = tahanan larutan yang lain dalam sel
yang sama, maka konduktivitas, k diberikan oleh
Konduktivitas Molar
Konduktivitas elektrolit sangat bergantung pada
konsentrasi.
(6)
R
R
a R
l
o o
k
k = =
Perbandingan tahanan berbagai elektrolit lebih
bermanfaat jika konsentrasi dipertimbangkan
sehingga istilah baru didefinisikan.
16
Konduktivitas KCl pada konsentrasi 10 mol m
-3

adalah 1,29 O
-1
m
2
pada 25
o
C. Konduktivitas
molar dari larutan ini diberikan oleh :
A = k/c (7)
Satuan dasar dari konduktivitas molar :
O
-1
m
2
mol
-1

Contoh :
Konduktivitas molar, A didefinisikan sebagai :
17
Pengaruh Konsentrasi terhadap Konduktivitas Molar
1 - 2 1
1 - 2 1 2 -
3 - 2
-1 -1
mol cm 129
mol m 10 x 1,29

m mol 10
m 29 , 1

O =
O =
O
= A
Konduktivitas molar bertambah dengan
berkurangnya konsentrasi atau bertambahnya
pengenceran dan kenaikan konduktivitas molar ini
terjadi hingga nilai batas yang disebut konduktivitas
molar batas (A

)
18
Tabel 2. Konduktivitas molar berbagai larutan
dalam air pada 25
o
C
C Elektrolit
Mol dm
-3
HCl KCl NaCl AgNO
3
ZnSO
4
NiSO
4
HAc
0,0005 422,7 147,8 124,5 131,4 121,4 118,7
0,001 421,4 147,0 123,7 130,5 114,5 113,1 48,63
0,005 415,8 143,6 120,7 127,2 95,5 93,2 22,80
0,01 412,0 141,3 118,5 124,8 84,9 82,7 16,20
0,02 407,2 138,2 115,8 121,4 74,2 72,3 11,57
0,05 399,1 133,4 111,1 115,2 61,2 59,2 7,36
0,10 391,3 129,0 106,7 109,1 52,6 50,8 5,20
19
Variasi konduktivitas molar dengan pengenceran
Pada beberapa kasus, untuk larutan encer,
hubungan antara konduktivitas molar dan
konsentrasi dapat diekspresikan melalui
persamaan empiris.
20
k = tetapan
Plot A terhadap c akan menghasilkan
grafik garis lurus dengan slope = - k dan
intersep = A

.
A = A

- k c (8)
21
22
Teori Ionisasi
Arhenius (1887) menyatakan bahwa dalam larutan
elektrolit, ion2 selalu berada dalam kesetimbangan
dengan molekul2 yang tidak terionisasi.
Untuk elektrolit biner BA:
Dengan bertambah encernya larutan,
kesetimbangan bergeser ke arah kanan dan
ionisasi menjadi lebih mudah sampai sempurna
pada pengenceran tak terhingga.
23
A

, yang merupakan hantaran (konduktivitas) molar


batas pada pengenceran tak terhingga merupakan
ukuran jumlah total ion2 yang dapat dihasilkan .
A, konduktivitas molar pada konsentrasi tertentu (c),
jumlah ion yang ada pada konsentrasi tersebut.
Jika kecepatan ion-ion tidak berubah dengan
berubahanya konsentrasi, maka rasio A terhadap
A

akan sama dengan derajat ionisasi.


24
dimana o = fraksi molekul terlarut yang telah
terionisasi.
Ostwald (1888) mengaplikasikan hukum
kesetimbangan pada ionisasi elektrolit.
(9) =
A
A

Misalkan elektrolit biner, BA, menghasilkan ion B


+
dan ion A
-
dalam larutan dimana konsentrasi BA = c.
25
Jika fraksi o dari BA terionisasi sehingga konsentrasi
BA yang tidak terionisasi = c(1 - o) dan konsentrasi
ion B
+
dan A
-
masing-masing = oc
dimana K = tetapan

(10) K
BA] [
] [A ] [B
-
=
+
K
) - (1 c
c c
=
o
o o
26
atau
Jika nilai o yang diturunkan dari pengukuran
hantaran benar, maka substitusi pada ruas kiri
persamaan (11) harus menghasilkan nilai yang
tetap.
Nilai o
2
c/(1-o) untuk asam asetat diberikan pada
Tabel 3.
(11) K
) - (1
c
2
=
o
o
27
Tabel 3. Nilai o
2
c/(1-o) untuk asam asetat pada
25
o
C, A

= 397,7 O
-1
cm
2
mol
-1
C (mol dm-
3)
A
(O
-1
cm
2
mol
-1
)
o 10
5
o
2
c/(1-o)
Mol dm
-3
0,0001 48,63 0,1245 1,77
0,05 22,80 0,05835 1,81
0,01 16,20 0,04150 1,80
0,02 11,57 0,02963 1,81
0,05 7,36 0,01884 1,81
0,10 5,20 0,01331 1,80
Hasil yang serupa diperoleh untuk elektrolit
lemah lainnya dan menunjukkan bahwa teori
Arrhenius sesuai untuk kelompok ini.

28
Tabel 4. Nilai o
2
c/(1-o) untuk kalium klorida pada
25
o
C, A

= 149,86 O
-1
cm
2
mol
-1
C (mol dm-
3)
A
(O
-1
cm
2
mol
-1
)
o o
2
c/(1-o)
Mol dm
-3
0,0001 147,0 0,981 0,0506
0,05 143,6 0,958 0,1093
0,01 141,3 0,943 0,1561
0,02 138,3 0,923 0,2214
0,05 133,4 0,890 0,3600
0,10 129,0 0,861 0,5330
Data untuk elektrolit kuat diberikan pada Tabel 4.

29
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa untuk
elektrolit kuat, A

/A = o
Penelitian lebih lanjut, yang mengembangkan teori
atom dan pengetahuan struktur kristal,
menunjukkan bahwa zat-zat yang merupakan
elektrolit kuat terionisasi sempurna bahkan dalam
keadaan padat.
Sebagai contoh, kristal NaCl terdiri atas ion-ion
natrium dan klorida yang terikat oleh gaya
elektrostatik antara ion-ion. Jika kristal dilarutkan
dalam air, ion-ion dipisahkan sat terhadap yang lain
dan disosiasi sempurna pada semua konsentrasi.
30
Kenapa ion-ion terionisasi dengan mudah jika NACl
ditambahkan ke dalam air padahal ikatan ion-ion
pada kristal sangat kuat (dibuktikan dengan tingginya
titik cair, misalnya titik cair NaCl = 801
o
C)?
Pertanyaan ini dijawab dari gaya Coulomb antara
muatan-muatan yang berlawanan.
Gaya antara dua muatan, q
1
dan q
2
berbanding
lurus dengan hasil kali muatan-muatan dan
berbanding terbalik dengan jarak berpangkat dua
antara kedua muatan.
31
atau
dimana c = tetapan permitivitas.
Nilai c untuk udara = 1/80 kali untuk air.
2
2 1
r
q q
F
2
2 1
r 4
q q
F=
Jadi dalam air, gaya antara ion-ion jauh lebih kecil
dan akibatnya jauh lebih kecil kerja diperlukan untuk
memisahkan ion-ion tersebut.
32
Jika kristal ditempatkan dalam air, ion-ion terhidrasi
dan sistem kehilangan sejumlah energi bebas, cukup
untuk memisahkan ion-ion
Jadi, teori Arrhenius tidak menjelaskan variasi
konduktivitas molar dengan variasi konsentrasi
yang diamati pada elektrolit kuat.
Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan
elektrolit kuat dimulai oleh Milner (1912).
Distribusi ion-ion dalam larutan elektrolit kuat
dihitung.
33
Teori yang lebih baik dikembangkan oleh Debye dan
Hckel (1923)
Teori Debye- Hckel merupakan dasar dari
pandangan modern tentang elektrolit kuat.
Pertimbangkan hantaran elektrolit kuat yang
terionisasi sempurna seperti NaCl.
Ion Na
+
dan ion Cl
-
tidak akan terdistribusi secara
acak ke dalam pelarut.
Setiap ion Na
+
akan menarik ion Cl
-
dan cenderung
menolak ion Na
+
yang lain.
34
Gaya elektrostatik akan menjadi lebih luas dengan
adanya gerakan ion-ion, tetapi pada kesetimbangan
setiap ion Na
+
akan dikelilingi oleh awan ion yang
mengandung lebih banyak ion Cl
-
daripada ion Na
+
.
Sebaliknya, ion Cl
-
akan dikelilingi oleh awan ion
yang mengandung lebih banyak ion Na
+
daripada
ion Cl
-
.
Jika arus mengalir, ion Na
+
akan bergerak ke arah
katoda dikelilingi oleh awan iondan awan ion akan
bergerak ke arah sebaliknya.
35
Awan ion mula-mula rusak dan awan baru muncul.
Dalam praktek, waktu yang singkat diperlukan untuk
menyelesaikan proses ini, dan waktu ini dikenal
sebagai waktu relaksasi.
Jadi, sebelum awan ion mula-mula rusak, ion Na
+

akan berada di luar pusat dan gaya balik total akan
muncul.
Kecepatan ion Na
+
akan berkurang lebih lanjut.
Efek ini disebut efek relaksasi atau efek asimetri.
36
Karena awan ion mengandung molekul air, ion Na
+

dipengaruhi oleh gaya viskos yang bertambah karena
molekul-molekul pelarut bergerak ke arah yang
berlawanan.
Hal ini menimbulkan gaya tahan pada ion Na
+
, yang
menururunkan kecepatannya. Efek ini disebut efek
elektroforetik
Dengan pengenceran larutan, ion-ion dipisahkan
lebih jauh satu terhadap yang lain dan densitas dari
awan ion berkurang.
Gaya tarik menurun dan kecepatan ion bertambah.
37
Akibatnya, muatan ditransfer dengan laju yang lebih
besar.
Arus menjadi lebih besar dan konduktivitas molar
bertambah
Efek ini akan berlanjut sampai pada pengenceran
tak terhingga, ion-ion terpisah pada jarak yang tak
terhingga dan efek antar ionik menjadi nol.
Pada keadaan ini, konduktivitas molar menjadi
maksimum.
38
Berdasarkan teori ini, Debye dan Hckel dapat
menurunkan persamaan yang menghubungkan
konduktivitas molar yang diamati, A, pada konsentrasi
c terhadap konduktivitas molar tak terhingga, A

.
Perhitungan dimodifikasi lebih lanjut oleh Onsager
dan hasilnya dikenal sebagai persamaan Debye-
Hckel-Onsager atau secara singkat disebut
persamaan Onsager.
A = A

- (A + BA

)\c (12)
dimana A dan B = tetapan yang dideduksi secara
teoritis yang bergantung pada suhu dan sifat dari
pelarut.
39
Persamaan Onsager cukup akurat untuk larutan
dengan konsentrasi sampai 10
-3
mol dm
-3
dan akurat
sampai beberapa persen untuk konsentrasi sampai
10
-2
mol dm
-3
untuk elektrolit uni-univalensi.
Tetapi persamaan Onsager tidak dipenuhi oleh
larutan yang pekat, dan larutan encer dari beberapa
elektrolit multivalensi.
Kecepatan ion-ion berubah dengan berubahnya
konsentrasi, dan variasi rasio A/A

merupakan
ukuran variasi kecepatan ionik dengan berubahnya
konsentrasi untuk elektrolit kuat.
40
Sehingga rasio A/A

disebut rasio hantaran.


Hanya pada larutan elektrolit lemah rasio dapat
dianggak sebagai derajat ionisasi.
Konduktivitas Molar Batas dari Ion-ion
Persamaan Onsager memberikan metode yang
cocok untuk menentukan A

untuk elektrolit kuat.


Jika hasil dari penentuan ini untuk berbagai
pasangan-pasangan elektrolit dipertimbangkan,
beberapa kenyataan menarik muncul.
41
Tabel 5. Data hantaran untuk berbagai elektrolit
pada 25
o
C
Pasangan
elektrolit
A
(O
-1
cm
2

mol
-1
)
Perbedaan
(O
-1
cm
2

mol
-1
)
Pasangan
elektrolit
A
(O
-1
cm
2

mol
-1
)
Perbedaan
(O
-1
cm
2

mol
-1
)
KCl 149,86
23,41
KCl 149,86
4,90
NaCl 126,45 KNO
3
144,96
KNO
3
144,96
23,41
NaCl 126,45
4,90
NaNO
3
121,55 NaNO
3
121,55
KI 150,32
23,41
BaC
l
2 139,94
4,90
NaI 126,91 Ba(NO
3
)
2
135,04
42
Berdasarkan Tabel 5, Kohlrausch mengpostulasikan
hukum migrasi ionik independen:
Tiap ion memberikan kontribusi jumlah tertentu
pada konduktivitas molar batas total yang dapat
dinyatakan dalam bentuk.
A

= A
+

+ A
-

(13)
dimana A
+

dan A
-

= konduktivitas molar batas


kation dan anion.
43
Tabel 6. Konduktivitas molar batas 25
o
C

Kation A
+

(O
-1
cm
2

mol
-1
)
Anion A
-

(O
-1
cm
2

mol
-1
)
H
+
349,8 OH
-
197,6
Na
+
50,11 Cl
-
76,34
K
+
73,52 NO
3
-
71,44
Ag
+
61,92 SO
4
2-
80
Mg
2+
53,06 CH
3
COO- 40,9
Ca
2=
59,50 I
-
76,8
44
Konduktivitas molar dari ion : ukuran jumlah arus
yang dapat dibawa.
Karena arus adalah laju transfer muatan listrik,
perbandingan konduktivitas molar berbagai ion lebih
signifikan jika konduktivitas molar yang digunakan
semuanya mengacu pada jumlah ion-ion yang
membawa muatan yang sama.
Jadi lebih berarti untuk membandingkan A(Na
+
)
dengan A(Mg
2+
) daripada A(Mg
2+
).
Dalam hal ini, konduktivitas molar dari jumlah
muatan yang ekivalen dibandingkan.
45
Tabel 6 memperlihatkan bahwa
Jika mol ion magnesium merujuk pada Mg
2+
maka
Jadi,
A

( Mg
2+
)= 53,06 O
-1
cm
2
mol
-1
A

(Mg
2+
)= 106,12 O
-1
cm
2
mol
-1
A

( Mg
2+
) = A

(Mg
2+
)
A

(2 Cl
-
) = 2 A

(Cl
-
)

46
Sebagaimana disebutkan di atas, perbandingan
konduktivitas molar ion-ion sebaiknya dilakukan
antara ion-ion yang membawa sejumlah muatan
yang sama.
Cara yang paling sederhana adalah dengan
membagi konduktivitas molar untuk sejumlah ion
tertentu dengan jumlah muatan sebagai A
i
/z
i
yang
disebut konduktivitas ekivalen.
Contoh:
A

(Ag
+
) = 61,92 O
-1
cm
2
mol
-1
z = 1
A

(Ag
+
)/z
i
= 61,92 O
-1
cm
2
mol
-1

47
A

(SO
4
2-
) = 160 O
-1
cm
2
mol
-1
z = 2
A

(SO
4
2-
)/z
i
= 80 O
-1
cm
2
mol
-1

Konduktivitas ionik molar harus mengacu pada
jumlah ion yang terkandung dalam sejumlah
elektrolit yang ditentukan.
Contoh:
Untuk magnesium klorida
A

( MgCl
2
) = A

( Mg
2+
) + A

(Cl
-
)

A

( MgCl
2
) = 53,06 + 76,34

= 129,40 O
-1
cm
2
mol
-1

48
atau
Secara umum untuk
A

(MgCl
2
) = A

(Mg
2+
) + 2 A

(Cl
-
)

A

(MgCl
2
) = 106,12 + 152,68

= 258,80 O
-1
cm
2
mol
-1

A

= v
+
A
+

+ v
-
A
-

(14)
49
Salah satu penggunaan berarti dari konsep migrasi
ionik independen: untuk menghitung A

untuk
elektrolit lemah.
A

(CH
3
COOH) = A

(H
+
) + A

(CH
3
COO
-
)
= 349,8 + 40,9 O
-1
cm
2
mol
-1
= 390,7 O
-1
cm
2
mol
-1

Untuk asam asetat:
50
Mobilitas Ion dan Hantaran Ion
Hantaran elektrolit: ukuran arus yang dapat dibawa
oleh elektrolit.
Arus : laju transfer muatan listrik
Muatan dibawa melalui elektrolit oleh ion-ion
sehingga hantaran elektrolit bergantung pada laju
dimana ion-ion dapat membawa muatan.
51
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju:
1. Jumlah muatan yang dibawa oleh ion
2. Konsentrasi ion, makin banyak ion, makin besar
laju pemindahan muatan
3. Kecepatan ion, makin cepat ion bergerak, makin
besar laju penimdahan muatan
52
Kecepatan ion bergantung pada :
1. Intensitas medan listrik- Arus mengalir melalui larutan
berdasarkan pemindahan muatan antara elektroda.
Perbedaan potensial timbul pada elektroda, dan
menyebabkan medan listrik pada larutan. Partikel
bermuatan dalam medan listrik mengalami gaya yang
sebanding dengan intensitas medan listrik.
2. Viskositas dari pelarut- jika hanya gaya pada ion yang
memberikan medan listrik, ion akan menjadi cepat.
Gaya viskos dari pelarut naik dengan naiknya
kecepatan melawan gaya percepatan. Setelah
beberapa saat, ion bergerak dengan kecepatan yang
sama.
53
3. Efek asimetri- Efek ini memperlambat ion,
besarnya bergantung pada konsentrasi.
4. Efek elektroforetik- Faktor ini memperlambat ion
dengan bertambahnya gaya viskos efektif dari
pelarut.
Hantaran elektrolit dapat dinyatakan sebagai fungsi
kecepatan ion.
Misalkan larutan elektrolit dengan konsentrasi c dan
derajat ionisasi o, konsentrasi kation dan anion = c
+

dan c
-

54
Gambar 5. Konduksi Elektrolit
Misalkan intensitas medan listrik yang diaplikasikan
secara eksternal = E dan kecepatan kation dan
anion dalam medan pada konsentrasi yang
diberikan = V
+
dan V
-
, luas bidang = A
55
Pada waktu t, setiap kation yang pada awalnya
berada pada bidang A akan berpindah dengan jarak
v
+
t ke arah katoda.
Jumlah muatan yang dipindah kan sepanjang A
pada waktu t oleh kation = jumlah muatan yang
dibawa oleh kation yang dibatasi oleh balok persegi
panjang dengan luas permukaan A dan panjang v
+
t.
Volume balok = v
+
t. Adan konsentrasi kation dalam
larutan c
+
.
Jumlah kation yang terkandung dalam balok
= c
+
v
+
t A
56
Muatan yang dibawa oleh 1 mol kation = hasil kali
jumlah muatan z
+
dan tetapan Faraday, F
Jumlah muatan yang dipindahkan sepanjang luas
permukaan A oleh kation pada waktu t
= c
+
v
+
t A z
+
F
Jumlah muatan yang dipindahkan sepanjang luas
permukaan A oleh anion pada waktu t
= c
-
v
-
t A |z
-
|F
57
Laju transfer muatan oleh kation dan anion diperoleh
dengan membagi c
+
v
+
t A z
+
F dan c
-
v
-
t A |z
-
|F
dengan t
Laju transfer muatan = arus.
Arus yang dibawa oleh kation = I
+
dan yang dibawa
oleh anion = I
-

I
+
= c
+
v
+
A z
+
F dan I
-
= c
-
v
-
A |z
-
|F (14)
Total Arus, I= I
+
+ I
-

Sehingga
58
Jika satu mol elektrolit menghasilkan v
+
kation dan v
-

anion, maka
c
+
= v
+
o c dan c
-
= v
-
o c
Sehingga :
I = v
+
o c V
+
A z
+
F + v
-
o c V
-
A |z
-
|F (16)
= o c F A (v
+
V
+
z
+
+ v
-
V
-
|z
-
|)
I = c
+
V
+
A z
+
F + c
-
V
-
A |z
-
|F (15)

Anda mungkin juga menyukai