Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Subnet Mask
UNIVERSITAS DEHASEN
Skema IP Addressing
IP Address terdiri 32 bits. Terbagi menjadi dua bagian Bagian networkID dan Bagian HostID, hal ini tergantung dari subnetmask (akan dibicarakan lebih lanjut).
IP Address
IP Address merupakan sekumpulan bilangan binner 32 bit yang terbagi menjadi 4 bagian di mana setipa bagiannya terdiri atas 8 bit (octet) dan dipisahkan dengan tanda titik atau selengkapnya dapat di rangkum sebagai berikut :
XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX.XXXXXXXX
Octet 1
Octet 2
Octet 3
Octet 4
Biner Desimal
1 128
1 64
1 32
1 16
1 8
1 4
1 2
1 255 1
Kelas A B C
Problem 2. Hierarki 2 tingkat tidak sesuai utk jaringan besar dg address Class A dan Class B
Fix#1: Subnetting
IP Dan Netmask
Pengalamatan Logik merupakan Gabungan antara IP dan Netmask Penulisan biasanya sbb :
IP : 202.95.151.129 Netmask : 255.255.255.0
Contoh
Contoh: ellington.cs.virginia.edu
Network id : 128.143.0.0 Host id : 137.144 Network mask : 255.255.0.0 atau ffff0000 Prefix Notation : 128.143.137.144/16 - Network prefix panjang 16 bit
Subnet Mask
Agar suatu jaringan mengetahui kelas mana yang dipakai serta untuk menentukan apakah suatu alamat IP termasuk kedalam satu jaringan atau jaringan lain, maka digunakan subnet mask. Subnet mask selalu berpasangan dengan IP Address. Setiap kelas memiliki subnet mask default seperti ditunjukkan pada tabel berikut :
Kelas A B C
255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnetting
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Contoh : Alamat IP 192.168.10.1 dengan subnet mask default 255.255.255.0 diidentifikasi sebagai kelas C yang berarti alamat IP tersebut tanpa subnetting hanya memiliki satu alamat network dengan 254 buah alamat IP yang dapat dibuat (192.168.10.1 s/d 192.168.10.254)
Sebelum subnetting IP Address : 192.168.10.1 Subnet Mask dalam biner : 11111111.11111111.11111111.00000000 Subnet Mask dalam desimal : 255.255.255.0
Subnetting
Setelah subnetting IP Address : 192.168.10.1 Subnet Mask dalam biner : 11111111.11111111.11111111.11000000 Subnet Mask dalam desimal : 255.255.255.192
Apa yang bisa dilakukan dari subnet mask baru tersebut ? 1. Berapa jumlah subnet (sub jaringan) yang terbentuk ? 2. Jumlah host persubnet ? 3. Rentang IP dan IP yang bisa dipakai ?
IP Addresses
Subnetting
Pertama : Menentukan Jumlah Subnet (sub jaringan) baru yang terbentuk Gunakan rumus 2n, dengan n adalah jumlah bit 1 pada host ID yang dimodifikasi (11000000), maka didapatkan 22 = 4. Jadi IP192.168.10.1 setelah dilakukan subnetting didapatkan 4 subnet baru. Kedua : Menentukan jumlah host per subnet Gunakan rumus 2h 2 dengan h adalah jumlah bit 0 pada host ID (11000000), maka didapatkan 26 2 = 62 host per subnet. Ketiga : Menentukan Blok subnet dan Rentang IP Address Blok subnet diperoleh dengan cara mengurangi 256 ( 28 ) dengan angka dibelakang subnetmask yang telah dimodifikasi, 256 192 = 64, setelah itu jumlahkan angka hasil pengurangan ini sampai sama dengan angka di belakang subnet mask sehingga di dapat 64 + 64 = 128, 128 + 64 = 192. Jadi : 192.168.10.0 s/d 192.168.10.63 192.168.10.64 s/d 192.168.10.127 192.168.10.128 s/d 192.168.10.191 192.168.10.192 s/d 192.168.10.254
Subnetting
Keempat : Menentukan IP Address yang bisa digunakan SubNet 1 Alamat Subnet : 192.168.10.0 Alamat Host Pertama : 192.168.10.1 Alamat Host Terakhir : 192.168.10.62 Alamat Broadcast : 192.168.10.63 SubNet 2 Alamat Subnet Alamat Host Pertama Alamat Host Terakhir Alamat Broadcast
Subnetting
Keempat : Menentukan IP Address yang bisa digunakan SubNet 3 Alamat Subnet : 192.168.10.128 Alamat Host Pertama : 192.168.10.129 Alamat Host Terakhir : 192.168.10.190 Alamat Broadcast : 192.168.10.191 SubNet 4 Alamat Subnet Alamat Host Pertama Alamat Host Terakhir Alamat Broadcast
Subnetting
Dari contoh soal di atas, ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting :
1.Mengurangi kepadatan lalulintas data 2.Meningkatkan kinerja jaringan 3.Penyederhanaan dalam pengelolaan
Subnetting
Menentukan nilai subnet mask : 1. 2. Berdasarkan jumlah subnet yang akan dibuat Berdasarkan jumlah host pada masing-masing subnet
Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Subnet Mask 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 Nilai CIDR /9 /10 /11 /12 Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0
255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0
/20
/21 /22 /23
255.248.0.0
255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 255.255.128.0
/13
/14 /15 /16 /17
255.255.255.0
255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240
/24
/25 /26 /27 /28
255.255.192.0
255.255.224.0
/18
/19
255.255.255.248
255.255.255.252
/29
/30
Konsep CIDR
(Classless Inter Domain Routing)
180.20.0.0/20
Tanda slash ( / ) dibelakang alamat IP tersebut dikenal dengan konsep CIDR, hal tersebut mengisyaratkan bahwa nilai subnet mask-nya diselubungi atau mengandung angka 1 sebanyak 20 buah, sehingga nilai subnet mask-nya adalah : Subnet Mask dalam biner : 11111111.11111111.11110000.00000000
Contoh CIDR
Notasi CIDR utk network address 192.0.2.0/18
18 menyatakan bhw 18 bit pertama adalah bagian network dari address (dan 14 bit tersedia untuk address host spesifik)
NetMask
Mengidentifikasi Network ID dan Host ID Mengecek suatu IP apakah termasuk dalam jaringan atau tidak
Soal
1. Sebuah kantor mendapatkan alamat dari ISP untuk koneksi ke internet dengan alamat 140.100.10.1 dan subnet mask-nya 255.255.192.0. Tentukan jumlah subnet, jumlah host per-subnet, rentang IP Addressnya dan IP Address yang bisa digunakan. 2. Sebuah jaringan memiliki alamat 180.20.0.0/24. Tentukan jumlah subnet, jumlah host persubnet, rentang IP Address, dan IP Address yang bisa digunakan.