Bronkopneumonia
Ernawati 201020401011161
Pendahuluan
Pneumonia infeksi akut mengakibatkan adanya konsolidasi sebagian dari salah satu atau kedua paru (Soedarmo SS dkk, 2008). Bronkopneumonia gangguan pada sistem pernafasan bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru (Pusponegoro HD, dkk, 2004). Bronkopneumonia >>bayi dan anak kecilrespon imunitas belum berkembang dengan baik bakteri sebagai penyebab tersering bronkopneumonia pada bayi dan anak Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae (Hasan R, dkk, 2002).
Etiologi
Virus
RSV (<3th)
Bakteri
S. pneumoniae (<3bln) 3 bln- 5 Haemophylus influenzae th Streptococcus haemolyticus Mycoplasma pneumoniae > 5 tahun Chlamydia pneumoniae Staphylococcus aureus
Patofisiologi
Faktor PenyebabBronchopneumonia masuk kedalamsaluran pernafasan.
Bila penyebaran kuman sudah mencapaialveolus maka komplikasi yang terjadiadalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisemadan atelektasis
Akibat Virus
>> RSV Infeksi saluran pernapasan bawah >> musim dingin RSV >>bayi Puncaknya 2 dan 3 tahun Manifestasi klinis: Rinitis, batuk Demam Takipnea Retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal NCH, otot pernapasan tambahan Infeksi berat sianosis
Diagnosis: Ro infiltrat difus, hperinflasi Penatalaksanaan: Rawat inap Oksigenasi Amantadin oral Ribavirin aerosol
Akibat Bakteri
Patogenesis Organisme aspirasi dr sal.napas atas/nasofaring perifer paru proliferasi organisme & penyebaran ke bag.paru edema reaktif, konsolidasi dareah paru. Manifestasi klinis: Bayi: hidung tersumbat, rewel, nafsu makan , demam 39 C/> tinggi, gelisah, distres respirasi, sesak, >> sianosis, grunting, NCH, retraksi suprasternal, interkostal, subkostl, takipnea, takikardi Auskultasi rh krepitasi sisi yang terkena, perkusi redup, perut kembung, dilatasi lambung ok udara/ileus
Anak: ISPA-A ringan dingin menggigil, demam 40,5 C, batuk kering, mengigau, sianosis (sekeliling mulut) Retraksi, NCH,, perkusi redup, hilangnya fremitus, rh halus + krepitasi pd sisi yang terkena Perubahan tanda fisik konsolidasi hari ke 2+3 perkusi redup, fremitus , rh hilang Penyembuhan rh basah +, batuk produktif lendir & bercak darah >>
Lab: WBC 15.000-40.000 sel/mm3 Sampel darah arteri hipoksemia DD Bronkiolitis Bronkitis Aspirasi BA
Prognosis
Antibiotik tepat angka mortalitas bayi & anak < 1%, morbiditas jk lama rendah
Penatalaksanaan
Penisilin (100.000 U/kgBB/24 jam) oksigenasi
Streptokokus
Patologi: Infeksi streptokkus sal.napas bawah lesi nekrosis muksa trakeobronkial Pleuritis >>, serosa, purulen encer Manifestasi klinis Mendadak, demam menggigil, distres respirasi Kadang tersembunyi sakit ringan, batuk, demam ringan Lab: Lekositosis Ro bronkopneumonia difusa, >> efusi pleura
Penatalaksanaan
Penisilin G (100.000 U/kgBB/24 jam). Awal parenterl-> 2-3 mgg po
Stafilokokus
Patogenesis:
bersifat unilateral atau lebih menonjol pada satu sisi dibandingkan dengan sisi yang lain. Ditandai nekrosis perdarahan , pembentukan rongga-rongga yang tidak beraturan. Permukaan pleura lapisan eksudat fibropurulen tebal abses yang mengandung koloni staphylococcus, lekosit, eritrosit dan debris nekrosis pecah trombus sepsis pada daerah-daerah yang mengalami kerusakan dan peradangan luas
Manifestasi klinis: >> bayi < 1th ISPA-A 1 mgg panas , batuk, distres pernapasan, grunting, retraksi sternum, subkosta, NCH, sianosis Lab: Lekositosis 20.000 sel/mm3 Ro: bercak-bercak dan terbatas dalam perluasannya dan melibatkan seluruh lobus paru. Perkembangan dari bronkopneumonia menjadi efusi atau empiema pneumonia staphylococcus
Penatalaksanaan methisilin dengan dosis 50 70 mg/kgBB/6 jam iv. Biakan staphylococcus + methicilin dihentikandiberikan penisilin G dosis 25.000 50.000 unit/kgBB/6 jam iv. Cefuroxime diberikan sebagai obat tunggal efektif untuk bronkopneumonia dengan dosis 75 mg/kgBB/hari
Haemophilus influenzae
>>anak-anak riwayat meningitis, otitis media, infeksi traktus respiratorius dan epiglotitis. Organisme patogen yang sering ditemukan adalah Haemophilus influenzae tipe b dan termasuk bakteri gram negatif Patogenesis
Penyebaran hematogen reaksi peradangan dengan sel-sel lekosit polimorfonuklear ataupun sel-sel limfosit disertai dengan penghancuran sel-sel epitel bronkiolus secara meluas edema +perdarahan.
Manifestsi klinis Batuk kering, demam serta tanda kesukaran bernafas. pemeriksaan fisik suara redup yang terlokalisasi saat perkusi Penatalaksanaan Antibiotika pilihan kloramfenikol dosis 100 mg/kgBB/hari. Kloramfenikol efektif karena obat sangat aktif mengatasi produksi bakteri ini yaitu berupa beta laktamase dan tidak menimbulkan efek pada cairan serebrospinal serta memberikan efek bakterisidal yang lebih bagus dibanding dengan ampicillin atau cefomandole
Klasifikasi WHO
Bayi < 2 bln: Pneumonia berat : takipnea/retraksi berat Pneumonia sangat berat : tdk mau netek/mi, kejang, letargis, demam/hipotermi, bradipnea/napas ireguler
Anak 2 bln-5 tahun Pneumonia ringan : takipnea Pneumonia berat : retraksi Pneumonia sangat berat: tdk dpt mi/ma, kejang, letargis, malnutrisi
Penatalaksanaan umum
Kriteria rawat inap: Bayi
Saturasi O2 92 %, sianosis RR >60x/menit Distres napas, apnea intermitten, atau grunting Tdk mau mi/netek Keluarga tdk bsa merawat di rumah
Anak:
Saturasi O2 <92%, sianosis RR >50x/mnt Distres napas, grunting Tanda dehidrasi Keluarga tdk bsa merawat di rumah
Px satursi O2 92 %:
Tx O2 dg kanul nasal/sungkup saturasi > 92% obs tiap 4jam Berat asupan per iv Antipiretik Nebulasi 2 agonis
Anak < 5 th Amoksilin po ok S.pneumoniae Anak M.pneumoniae, C.pneumoniae gol.makrolid S. aureus makrolid, atau komb. Flucloxacillin + amoksisilin Px tdk bsa minum po/kasus berat iv ampisilin, klorampenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, cefotaxime
Neonatus 2 bln Ampisilin +Gentamisin > 2 bln: Lini I Ampisilin 3hr tetap + klorampenikol Lini II Seftriakson
Nutrisi
Distress napas asupan po dihindari NGT/iv Pemantauan balans cairan
Kriteria pulang
Gx & tanda menghilang Asupan po adekuat Antibiotik po Keluarga mengerti & setuju tx & kontrol Kondisi rumah menungkinkan utk rawat jalan
Identitas: Nama: Oki Syahputra Usia : 3 bulan Jenis kelamin: laki-laki BB : 5,9 kg Staus gizi baik > 80% -2SD+2SD Alamat: Ngetrep
Anamnesis
KU: panas dan batuk RPS: Panas sejak 5 hari yll, panas terus tinggi. Selain itu pasien juga menderita batuk 4 hari yll, dahak +/- warna putih, darah -, pilek 4 hari yll engan sekret putih kental, sesak +. BAB biasa, BAK , mi/ sejak 2 hari ini, gatal-gatal di badan 1 bln. RPD : RPK : Kakek ikut pengobatan rutin di PKM dg dx penyakit paru (tidak tinggal serumah) 2 tahun
RPSos : post masase 2 hr yll R.ma/mi : PASI SGM +, ASI R.Imunisasi : BCG
Pemeriksaan Fisik
KU : letargis, GCS : 456 somnolen TTV : HR= 108x/mnt, RR= 80x/mnt, t= 38,1 C Kepala: Mata= isokor, cowong Anemi/icterus/cyanosis/d yspnea= -/-/+/+ Napas cuping hidung Leher: kulit leher gatal papul eritema
Thorax: Simetris , retraksi suprasternal, intercostal Sonor-redup Rh bsah kasar +/+, wh / Kutis mamorata + Takipnea
Abd: Distended, keras Meteorismus + Kutis mamorata Turgor BU Ektremitas: Akral hangat +/+/+/+
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap 31-5-2011 jam 19.00 Lekosit 21,1 Eritrosit 4,35 Hb 11,9 Hct 34 Trombo 55,3
Saturasi O2 76%
Ro thorax Gambaran bronkopneumoni Kultur sputum & pengecatan gram
Problem List
Initial Dx
Bronkopneumonia
Bronkopneumonia
Penatalaksanaan
Rawat inap Infus D5 % NaCl : 100 ml/kgBB/hr = 5,9 kgBB X 100 ml/kgBB/hr = 590 ml/hr = 25 ml/jam Tetesan (mikro) = 25 ml/1jam 25 tpm 8 tpm makro Oksigenasi sungkup 4-5L Agonis 2 salbutamol 0,1 mg/kgBB/nebul 0,59 mg Ampisilin (100mg/kgBB/hr) 590mg/hr147,5 mg tiap 6 jam
SOAP
tanggal
1-6-2011
S
Se sak + Batuk ++ Panas badan
KU=CM, 456 Bronkopneumoni Pasang sonde RR= 78x/mnt a Terapi lanjutkan HR= 118x/mnt Inf.N4: t= 38C 8 tpm makro Kepala: Oksigenasi Mata a/i-/-, sungkup 4-5L masih cowong Agonis 2 Leher salbutamol 0,1 faring/tonsil dbn mg/kgBB/nebul Toraks simetris +/+, retraksi 0,59 mg suprasternal, Ampisilin intercostal, rh/wh (100mg/kgBB/hr) +/ Abdomen supel, 590mg/hr147,5 meteorismus +, mg tiap 6 jam hepar lien dbn Ekstremitas Parasetamol hangat 10mg/kgBB/x 59 mg Planning Dx saturasi O2
tanggal
2-6-2011
S
Sesak +, tp Batuk grok-grok >> BAB/BA K normal
KU= Cm 456 Bronkopneumonia Saturasi O2 100% RR= 44x/mnt Sonde terpasang HR= 100x/mnt susu formula per t= 37,8C sonde Kepala: Terapi lanjutkan Mata a/i-/-, masi Inf.N4: cowong 8 tpm makro Leher dbn Torak simetris Oksigenasi +/+, retraksi nasal 2L supraster + Agonis 2 intercostal, rh/wh salbutamol 0,1 +/mg/kgBB/nebul Abdomen supel, 0,59 mg meteorismus +, hepar lien dbn Ampisilin Ekstremitas (100mg/kgBB/hr) hangat 590mg/hr147,5 mg tiap 6 jam
tanggal
3-6-2011
S
Sesak + Batuk grok2 terus Sudah mi/susu gumoh
P
Terapi lanjutkan Inf.N4: 8 tpm makro Oksigenasi nasal 2L Agonis 2 salbutamol 0,1 mg/kgBB/nebu l 0,59 mg Ampisilin (100mg/kgBB/ hr) 590mg/hr14 7,5 mg tiap 6 jam
KU= CM 456 Bronkopneumonia RR= 44x/mnt HR= 108x/mnt t= 37,5C Kepala: Mata a/i-/-, cowong Leher dbn Torak simetris, intercostal, rh/wh +/abdomen supel, meteorismus +, hepar lien dbn Ekstremitas hangat
Tanggal
4-6-2011
S
Batuk Sesak BAB/BAK normal Minum susu + Panas -
KU = CM 456 Bronkopneumonia Lepas sonde RR= 34x/mnt per oral bagus HR= 112x/mnt Inf.N4: T= 37,2C 8 tpm makro Kepala: Agonis 2 Mata a/i-/-, masi salbutamol cowong 0,1 Leher dbn Torak simetris, mg/kgBB/nebu rh/wh -/l 0,59 mg Abdomen supel, Ampisilin meteorismus -, (100mg/kgBB/ hepar lien dbn hr) Ekstremitas 590mg/hr14 hangat 7,5 mg tiap 6 jam
tanggal
5-6-2011
S
Batuk masih Pilek Panas Minum peroral bagus BAB/BAK biasa
KU= CM, 456 Bronkopneumonia Minum per RR= 32x/mnt oral lanjutkan HR= 120x/mnt Inf.N4: T= 36C 8 tpm makro Kepala: Ampisilin Mata a/i-/-, masi (100mg/kgBB/ cowong hr) Leher dbn Torak simetris, 590mg/hr14 rh/wh -/7,5 mg tiap Abdomen supel, 6 jam meteorismus -, Planning hepar lien dbn lepas infuse Ekstremitas hangat
tanggal
6-6-2011
S
Sesak Batuk Pilek GumohMinum per oral bagus BAB/BAK biasa
O
RR= 34x/mnt HR= 128x/mnt T= 37C Kepala: Mata a/i-/-, masi cowong Leher dbn Torak simetris, retraksi -, rh/wh -/abdomen supel, meteorismus -, hepar lien dbn Ekstremitas hangat
A
Bronkopneumonia KRS
Daftar Pustaka
Asri, Riri Ayusha, 2010, Referat-Bronkopneumonia, diakses tanggal 7 Juni 2011) (http://www.scribd.com/doc/7688175/ReferatBronkopneumonia). Behrman, Richard E, et al, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 Vol 2 Bab 170 Pneumonia Halaman 883-889, EGC, Jakarta. Pudjiadi, Antonius H, Pedoman Pelayanan Medis Halaman 250-256, 2010, Ikatan Dokter Indonesia. Sanusi, Anwar, 2008, Bronchopneumonia, diakses tanggal 7 Juni 2011 (http://www.scribd.com/doc/51573139/Bronchopneumonia). Sudarmo, Subijanto Darmo. Pedoman Diagnosis dan Terapi Halaman 51-57, 2008, RSU DR. Soetomo, Surabaya.