Anda di halaman 1dari 67

Referat

PENYAKIT DAN KELAINAN PADA PELPEBRA


Pembimbing : dr.Chairunnisa Ferdiana, Sp.M dr. Sigit Wibisono, Sp.M

Disusun oleh : FAJAR ASH-SHIDDIQI 2061210020


LABORATORIUM ILMU PENYAKIT MATA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2012

ANATOMI PALPEBRA
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).

ANATOMI PALPEBRA

HORDEOLUM

Pengertian
Hordeolum : peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak mata.

Klasifikasi
Hordeolum internum atau radang kelenjar meibom, dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum eksternum atau radang kelenjar zeis atau moll, dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak

Gambar Hordeolum internum

Gambar Hordeolum Eksternum

Etiologi Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum. Patofisiologi H. externum timbul dari blokade & infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. H. internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.

Gejala Klinis
Gejala :
Pembengkakan Rasa nyeri pada kelopak mata Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata Riwayat penyakit yang sama

Tanda :
Eritema Edema Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata Seperti gambaran absces kecil

Pengobatan
Kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkatan bulu mata drainase nanah Antibiotik lokal bila berbakat rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar aurikel. Antibiotik sistemik bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain.

Pengobatan
Pada nanah dan kantong nanah tidak dapat keluar dilakukan insisi.
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra. Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase.

Komplikasi Penyulit hordeolum adalah selulitis palpebra.

Prognosis
Hordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Hordeola Internal terkadang berkembang menjadi kalazion, yang mungkin memerlukan steroid topikal atau intralesi atau bahkan insisi dan kuretase.

KALAZION

Pengertian
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Awalnya dapat berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum-dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut.8

Gambar Kalazion

Patofisiologi
Kerusakan lipid tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri jaringan granulasi inflamasi.
o Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya.

Etiologi
Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.

Gejala Klinis
Adanya keluhan pada palpebra diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu.

Pengobatan
Menggunakan kompres hangat selama kira-kira 15 menit, 2 - 4 kali sehari Injeksi steroid untuk mengurangi inflamasi Tindakan bedah jika gumpalan tersebut tidak dapat hilang.

Penatalaksanaan
Penanganan konservatif : kompres air hangat 15 menit (4 kali sehari). Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi penyebabnya. Injeksi steroid untuk mengurangi inflamasi, jika tidak ada bukti infeksi Komplikasi dari penyuntikan steroid meliputi hipopigmentasion, atropi, dan potensial infeksi. Pembedahan : Eksisi dan Ekskokleasi

Gambar Eskokleasi Kalazion

Komplikasi
Rusaknya sistem drainase trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea.

Prognosis
Terapi biasanya berhasil dengan baik. Kalazion yang tidak diobati kadang-kadang terdrainase secara spontan, namun biasanya lebih sering persisten menjadi inflamasi akut intermitten.

BLEFARITIS

Blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.

Blefaritis

dapat disebabkan infeksi staphylococcus, dermatitis seboroik, gangguan kelenjar meibom, atau gabungan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi staphylococcus atau dermatitis seboroik yang menyerang bulu mata.

BLEFARITIS BAKTERIAL 1.Blefaritis superfisialinfeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus 2.Blefaritis Seboroikbiasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. 3.Blefaritis Skuamosablefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.

4.Blefaritis UlseratifMerupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. 5.Blefaritis angularismerupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. 6.Meibomianitis Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut.

BLEFARITIS VIRUS 1. Herpes ZosterVirus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraf trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. 2. Herpes SimplexVesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir merupakan tanda herpes simplex kelopak.

BLEFARITIS JAMUR 1. Infeksi superfisial 2. Infeksi jamur dalam 3. Blefaritis pedikulosis : kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

Gejala : 1.Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. 2.Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.

3. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata, jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.

Tanda : Skuama pada tepi kelopak Jumlah bulu mata berkurang Obstruksi dan sumbatan duktus meibom Sekresi Meibom keruh Injeksi pada tepi kelopak Abnormalitas film air mata

Pemeriksaan Fisik Visus Pemeriksaan (loupe, slit lamp) : permukaan konjungtiva, kornea, COA, Iris dan pupil Palpasi : Odema kelopak mata, kejang kelopak mata.

Pemeriksaan Penunjang Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya: a. Uji Laboratorium b. Radiografi - Fluorescein Angiografi - Computed Tomografi - Pemeriksaan dengan slit lamp

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.

Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. Bisa digunakan sampo bayi atau pembersih khusus. Untuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline). Jika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata.

Syndrome

mata keringkondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. KonjungtivitisIni terjadi ketika ada bakteri didalam kelopak mata. Kista meibomAdalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu kelenjar meibom meradang dan menyebabkan blefaritis. Bintil pada kelopak mata / hordeolum

Bisa menyebabkan komplikasi dan terjadi kekambuhan. Namun, blefaritis tidak menyebabkan kerusakan pandangan dan penglihatan.

LASERASI KELOPAK MATA

Yang disebut sebagai laserasi kelopak mata merupakan rudapaksa pada kelopak mata akibat benda tajam yang mengakibatkan luka robek/laserasi.

Berbagai

mekanisme trauma seperti kecelakaan mobil, perkelahian, gigitan binatang, dan berbagai mekanisme lain dapat merusak kelopak mata dan sistem drainase air mata.

Kerusakan pada kelopak mata diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan lokasi: Untuk pasien muda (tight lids) - Small 25-35% - Medium 35-45% - Large > 55% Untuk pasien yang lebih tua (lax lids) - Small 35-45% - Medium 45-55% - Large > 65%

Trauma

Tumpul Echimosis dan edema termasuk dalam manifestasi klinis trauma tumpul.

Trauma

Tajam Secara umum disebabkan benda-benda tajam. Trauma tajam palpebra tergantung kedalaman dan lokasi cedera

1 Evaluasi Preoperative Dan Pendekatan Diagnostik A. Stabilisasi Sistemik Evaluasi luka periorbital dimulai setelah pasien trauma telah stabil dan cedera yang mengancam hidup ditangani. B. Riwayat Penyakit Sebuah riwayat penyakit yang lengkap diperoleh untuk menentukan waktu kejadian dan mekanisme cedera.

C.Pemeriksaan Oftalmologi Penilaian ketajaman visual adalah wajib dan dilakukan sebelum setiap upaya rekonstruksi. D. Evaluasi Laboratorium dan Radiografi E. Profilaksis Infeksi F. Timing of Repair Setiap upaya harus dilakukan untuk merekonstruksi jaringan terluka sesegera mungkin setelah pasien telah sepenuhnya dievaluasi dan data pemeriksaan penunjang tambahan telah diperoleh.

2. Teknik operasi A. Partial-Thickness Eyelid Injuries Partial-thickness eyelid injuries, laserasi kelopak mata dangkal yang tidak melibatkan margin palpebra dan yang sejajar dengan garis kulit dapat distabilkan dengan skin tape.

B. Eyelid Margin Lacerations Jenis trauma adnexa membutuhkan pendekatan kelopak mata yang paling teliti, yang harus tepat untuk menghindari notching kelopak mata dan malposisi margin palpebra. Semua bagian tarsal yang iregular di tepi luka harus dibuang untuk memungkinkan pendekatan tarsal-ke-tarsal yang lebih baik pada margin palpebra yang diperbaiki.

Gambar Teknik penjahitan pada laserasi yang melibatkan margin palpebra

Pentupan margo palpebra dapat dilakukan dengan 2 atau 3 jahitan untuk mensejajarkan tepi luka. Untuk menghindari kerusakan pada epitelkornea jahitan tarsal tidak boleh meluas sampai dipermukaan konjungtiva, terutama pada palpebra superior.

C. Eyelid Injuries with Tissue Loss Merupakan tekhnik menjahit Luka kelopak mata yang diakibatkan kehilangan jaringan D. Full-Thickness Eyelid Lacerations Merupakan tekhnik menjahit yang tidak melibatkan margin kelopak mata mungkin terkait dengan kerusakan internal yang signifikan dari struktur palpebra dan perforasi bola mata.

A.Akibat kegagalan dalam memperbaiki laserasi khususnya jika melibatkan margin palpebra, dapat berupa: Epifora kronis Konjungtivitis kronis, konjungtivitis bakterial Exposure keratitis Abrasi kornea berulang Entropion/ ektropion sikatrikal

B. Akibat teknik pembedahan yang buruk, terutama dalam hal akurasi penutupan luka, dapat berupa: Jaringan parut Fibrosis Deformitas palpebra sikatrikal C. Keadaan luka yang memburuk akibat adanya infeksi atau karena penutupan luka yang tertunda D. Laserasi dekat canthus medial dapat merusak sistem nasolacrimal.

Prognosis

sangat tergantung pada luasnya laserasi atau kerusakan palpebra serta lokasi dan ketebalan jaringan yang rusak.

RETRAKSI KELOPAK MATA

Penyimpangan

dari posisi normal dari atas atau margin kelopak mata bawah sehubungan dengan limbus mata.

Retraksi

kelopak mata bagian atas sering merupakan salah satu tanda terjadinya Graves Oftalmopati juga dikenal dengan Tyroid Associated Ophtalmopathy (TAO), muncul secara unilateral atau bilateral pada sekitar 90 % pasien.

Retraksi

dapat terjadi karena kontraktur fibrotik dari levator berhubungan dengan adhesi terhadap jaringan orbital yang mendasari retraksi palpebra. Retraksi palpebra superior dicurigai jika batas palpebra sejajar atau diatas limbus superior sehingga sklera dapat terlihat, dimana batas palpebra superior normalnya berada pada 2 mm dibawah limbus dan batas palpebra inferior sejajar dengan limbus inferior.Rektraksi palpebra dapat disertai atau tidak dengan proptosis.

Tanda spesifik dari retraksi palpebra adalah: 1. Tanda Von Graef: Palpebra superior tak dapat mengikuti gerak bola mata, bila penderita melihat ke bawah. Palpebra superior tertinggal dalam pergerakannya. 2. Tanda dari Dalrymple: Sangat melebarnya fissura palpebra, sehingga mata menjadi melotot 3. Tanda dari Stellwag: Frekuensi kedipan berkurang dan tak teratur. 4. Tanda Mobius: Kekuatan korvergensi menurun

5. Tanda dari Gifford: timbulnya kesukaran untuk mengangkat palpebra superior, oleh karena menjadi kaku. 6. Tanda Kocher sign: mata melotot dan menakutkan yang utamanya ditandai dengan pandangan yang terfiksasi

Gejala

Mata yang merah dan iritasi adalah temuan paling sering, namun reaksi inflamasi yang berakibat kerusakan penglihatan yang permanen cukup jarang ditemukan (< 1% kasus). Tanda dan gejala lain yang mungkin timbul antara lain penglihatan ganda, dry eye, lakrimasi, peningkatan tekanan intraokuler, fotofobia, dan pembengkakan kelopak mata.

1. Pengobatan medis. Pengobatan medis mencakup kontrol adekuat terhadap hipertiroidisme sebagai tindakan primer. Kasus-kasus parah dengan gejala hilangnya penglihatan, edema diskus, atau ulserasi kornea harus segera diterapi dengan kortikosteroid dosis tinggi.

2. Operasi Menurut Small, hipertrofi otot levator memegang peranan penting dalam terjadinya retraksi kelopak mata atas. Atas dasar ini, maka teknik operasi yang dianjurkan Small adalah teknik levator proksimal, dimana dilakukan diseksi otot levator proksimal ke ligament Whitnall dan fiksasi kelopak mata atas dengan jahitan. Teknik ini diharapkan dapat mengurangi timbulnya retraksi kelopak mata atas.

3. Radiasi. Sering dilakukan pada penderita oftalmopati Graves yang aktif dengan protrusis berat.

Erosi

epitel permukaan kornea Mata yang merah dry eye lakrimasi peningkatan tekanan intraokuler, fotofobia, dan pembengkakan kelopak mata.

Prognosis

ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya usia, ras, jenis kelamin, dan onset penyakit.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai