Dari hasil diatas terlihat bahwa tegangan tembus trafo cenderung menurun berbanding lurus dengan nilai keasaman dan biasanya ditandai juga oleh indikasi DGA buruk. Mengacu pada pemeliharaan trafo di negara Korea, mereka mengamati mutu minyak trafo rata-rata setiap 13-15 tahun sekali. (Bukan setahun sekali)
Minyak trafo KG233-2 warna kuning, kandungan asam 0,042 mg KOH / g Oil
Minyak trafo KG234-2 warna Jernih, kandungan asam 0,08 mg KOH / g Oil
Minyak trafo KG37-1 warna Hitam, kandungan asam 0,922 mg KOH / g Oil
KESIMPULAN
Dalam melakukan rencana menuju pola operasi trafo yang handal keputusan pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengamatan pola mutu operasi trafo (Assesment), sebagai penentu FAILURE MODE. Selanjutnya penentuan jenis dan macam kegiatan pemeliharaan akan ditentukan berdasarkan data pola operasi sehingga kegiatan tersebut tepat dan efisien secara waktu dan biaya, selain resiko kegagalan menjadi kecil (mis: treatment, perbaikan gardu, perbaikan komponen panas, atau tidak perlu dipelihara) Sebagai contoh kegiatan pemeliharaan yang keliru adalah dilakukannya Treatment Minyak Isolasi pada trafo tanpa data yang cukup, seperti yang dilakukan selama ini.