2. 3.
4.
Kestabilan dan tak tercampurkan proses laju umumnya adalah sesuatu yang menyebabkan ketidak aktifan obat melalui penguraian obat, atau melalui hilangnya khasiat obat karena perubahan bentuk fisik dan kiniayang berkurang diinginkan dari obat tersebut. Disolusi.. Disini yang diperhatikan terutama kecepatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat menjadi bentuk larutan tersebut. Proses absorpsi, distribusi dan eliminasi. Beberapa proses ini berkaitan dengan laju absorpsi obat ke dalam tubuh, laju distribusi obat dalam tubuh dan laju pengeluaran onat setelah proses distribusi dengan berbagai faktor, seperti metabolisme penyimpanan dalam organ tubuh, dan melalui jalur-jalur penglepasan. Kerja obat pada tingkat molekular. Obat dapat dibuat dalam bentuk yang tepat dengan menganggap timbulnya respon dari obat merupakan suatu proses laju.
LAJU.
Laju atau kecepatan suatu reaksi diberikan sebagai +
dC/dt artinya terjadi penambahan (+) atau pengurangan (-) konsentrasi C dalam selang waktu dt. Menurut hukum aksi massa, laju suatu reaksi kimia sebanding dengan hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan angka yang menunjukkan jumlah molekul dari zat-zat yang ikut serta dalam reaksi. Laju = k [A]a [B]a dimana k adalah konstanta laju
Orde Reaksi
Dari hukum aksi massa, suatu garis lurus didapat bila laju
reaksi diplot sebagai fungsi dari konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan bilangan tertentu. Orde reaksi dari keseluruhan adalah jumlah pangkat konsentrasi-konsentrasi yang menghasilkan sebuah garis lurus. Orde bagi tiap reaktan adalah pangkat dari tiap konsentrasi reaktan. Suatu reaksi yang orde keseluruhannya diukur sering dianggap terjadi melalui beberapa tahap reaksi disebut Molekularita. Tetapan Laju Spesifik secara umum, tetapan laju untuk orde reaksi ke n mempunyai satuan (konsentrasi)-1 (waktu)-1
t1/2 = 0,693 k
t1/2 =
1 ak
t1/2 1 a n-1
1. 2. 3. 4. 5.
Dekomposisi farmasetika dapat diklasifikasikan sbb: hidrolisis, oksidasi, isomerasi, epimerasi, dan fotolisis proses-proses ini dapat mempengaruhi stabilitas obat baik dlm bntuk sediaan cairan, padatan maupun semisolid.
Doxorubicin masih dipakai melawan berbagai neoplasma manusia dalam 20 tahun terakhir. dekomposisi mengikuti orde reaksi satu pada suhu konstan dan kekuatan ion pada nilai pH yang beragam. maksimal stabil dengan pH 4,5.
Kloramphenikol dekomposisi rejadi melalui perpecahan hidrolitik dari ikatan amida yg bereaksi. stabilitas maksimumnya terjadi pada pH 6 di suhu kamar, waktu paruhnya dibawah kondisi ini mendekati 3 tahun. dibawah pH 2, hidrolisis klorampenikol dikatalisis oleh ion hidrogen. dalam larutan alkali, penguraian dipengaruhi baik oleh katalis asam basa umum maupun spesifik. energi aktivasi untuk hidrolisis pada pH 6 adalah 24kkal/mol, dan waktu paruhnya pada pH 6 dan suhu 25C adalah 2,9 tahun.
Eritromisin
suatu antibiotik yang bekerja melawan bakteri gram positif dan beberapa negatif. Ini merupakan suatu kerugian untuk proses degradasi dalam lingkungan asam, seperti ditemukan pada sakit perut; berbagai metode disarankan untuk melindungi obat ketika melewati jalur gastrointestinal. Di antara perlakuan perlindungan yang paling baru adalah mengkonversi eritromisin menjadi ester sekunder. Hal ini diketahui sebagai prodrugs karena mereka (ester eritromisin) tidak aktif sampai eritromisin dilepas dari dari ester oleh hidrolisis secara enzimatik dalam tubuh. sangat stabil dalam buffer fosfat dan kurang stabil dalam buffer sodium asetat.
perubahan kekuatan ion menunjukan pengaruh yg kecil bagi laju eritromisin. Data log k-pH diperoleh pada rentang pH 2-5 and menunjukan linieritas dengan kemiringan mendekati 1, ini menandakan katalis asam spesifik dlm dekomposisi eritromisin pada suhu 22C. Katalis basa spesifik terjadi nilai pH lebih tinggi, basa eritromisin paling stabil pada pH 7 7,5
Stress testing
Tujuan menerangkan stabilitas intrinsik dari unsur obat, yang merupakan bagian dari strategi pengembangan. Secara khas meliputi efek dari suhu, yaitu: - dalam range 10C (misal: 50C-60C) - di atas suhu tadi, digunakan untuk uji akselerasi, misalnya kelembaban (pada 75C) dimana sesuai dengan oksidasi, dan fotolisis dari unsur obat. dikerjakan untuk menilai efek dari kondisi jenuh pada produk obat.