Anda di halaman 1dari 16

KINETIKA

Prinsip dan Proses Laju . . .


1.

2. 3.

4.

Kestabilan dan tak tercampurkan proses laju umumnya adalah sesuatu yang menyebabkan ketidak aktifan obat melalui penguraian obat, atau melalui hilangnya khasiat obat karena perubahan bentuk fisik dan kiniayang berkurang diinginkan dari obat tersebut. Disolusi.. Disini yang diperhatikan terutama kecepatan berubahnya obat dalam bentuk sediaan padat menjadi bentuk larutan tersebut. Proses absorpsi, distribusi dan eliminasi. Beberapa proses ini berkaitan dengan laju absorpsi obat ke dalam tubuh, laju distribusi obat dalam tubuh dan laju pengeluaran onat setelah proses distribusi dengan berbagai faktor, seperti metabolisme penyimpanan dalam organ tubuh, dan melalui jalur-jalur penglepasan. Kerja obat pada tingkat molekular. Obat dapat dibuat dalam bentuk yang tepat dengan menganggap timbulnya respon dari obat merupakan suatu proses laju.

LAJU.
Laju atau kecepatan suatu reaksi diberikan sebagai +

dC/dt artinya terjadi penambahan (+) atau pengurangan (-) konsentrasi C dalam selang waktu dt. Menurut hukum aksi massa, laju suatu reaksi kimia sebanding dengan hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan angka yang menunjukkan jumlah molekul dari zat-zat yang ikut serta dalam reaksi. Laju = k [A]a [B]a dimana k adalah konstanta laju

Orde Reaksi
Dari hukum aksi massa, suatu garis lurus didapat bila laju

reaksi diplot sebagai fungsi dari konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan bilangan tertentu. Orde reaksi dari keseluruhan adalah jumlah pangkat konsentrasi-konsentrasi yang menghasilkan sebuah garis lurus. Orde bagi tiap reaktan adalah pangkat dari tiap konsentrasi reaktan. Suatu reaksi yang orde keseluruhannya diukur sering dianggap terjadi melalui beberapa tahap reaksi disebut Molekularita. Tetapan Laju Spesifik secara umum, tetapan laju untuk orde reaksi ke n mempunyai satuan (konsentrasi)-1 (waktu)-1

Orde Reaksi Nol


Persamaan Laju . . . ko = - dA dt

Waktu Paruh (t1/2) t1/2 = A0 2 k0

dimana waktu paruh adalah waktu yang diperlukan untuk

hilangnya setengah konsentrasi zat.

Orde Reaksi Satu

Persamaan Laju . . . k = 2,303 log [D]o dt [D] Waktu Paruh (t1/2)

t1/2 = 0,693 k

Orde Reaksi Dua

Persamaan Laju . . . kt = 2,303 log b(a - x) (a - b) a(b - x) Waktu Paruh (t1/2)

t1/2 =

1 ak

Penentuan Orde Reaksi 1. Metode Substitusi..data yang terkumpul dari hasil


pengamatan jalannya suatu reaksi disubstitusikan ke dalam persamaan berbagai orde reaksi.

2. Metode Grafik..data yang dibuat hubungan (plot)


dalam bentuk grafik, dapat digunakan untuk mencari orde reaksi.

3. Metode Waktu Paruh..Path umumnya waktu paruh


suatu reaksi yang seluruh raktan sama konsentrasinya adalah :

t1/2 1 a n-1

Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

1. 2. 3. 4. 5.

Konsentrasi Suhu Pelarut (solven) Katalisator, dan Cahaya

Dekomposisi dan stabilitas dari bahan obat.

Dekomposisi farmasetika dapat diklasifikasikan sbb: hidrolisis, oksidasi, isomerasi, epimerasi, dan fotolisis proses-proses ini dapat mempengaruhi stabilitas obat baik dlm bntuk sediaan cairan, padatan maupun semisolid.

Contoh-contoh obat dengan karakteristik dan stabilitasnya


Ampisilin diteliti gerak dan mekanisme degradasi hidrolitiknya dalam bentuk larutan pada suhu 35C dan 0,5 kuat ion. dekomposisi diteliti pada pH antara 8 10, mengikuti reaksi orde satu dan telah dipengaruhi oleh katalisis asam basa yg spesifik maupun yang umum. tingkat pH yang memperlihatkan batas stabil maksimum dalam larutan buffer adalah 5,85. Tingkat degradasi bertambah oleh adanya penambahan berbagai karbohidrat seperti sukrosa sampai larutan yg mengandung air dari ampisilin. alur Arrhenius menunjukan aktivasi energi, Ea, menjadi 18 kkal/mol pada pH 5 untuk hidrolisis pada ampisilin. Waktu paruh untuk degradasi ampisilin dalam larutan air yg diasamkan pada 35 C adalah 8 jam, dalam larutan alkohol 50% waktu paruhnya adalah 13 jam.

Doxorubicin masih dipakai melawan berbagai neoplasma manusia dalam 20 tahun terakhir. dekomposisi mengikuti orde reaksi satu pada suhu konstan dan kekuatan ion pada nilai pH yang beragam. maksimal stabil dengan pH 4,5.
Kloramphenikol dekomposisi rejadi melalui perpecahan hidrolitik dari ikatan amida yg bereaksi. stabilitas maksimumnya terjadi pada pH 6 di suhu kamar, waktu paruhnya dibawah kondisi ini mendekati 3 tahun. dibawah pH 2, hidrolisis klorampenikol dikatalisis oleh ion hidrogen. dalam larutan alkali, penguraian dipengaruhi baik oleh katalis asam basa umum maupun spesifik. energi aktivasi untuk hidrolisis pada pH 6 adalah 24kkal/mol, dan waktu paruhnya pada pH 6 dan suhu 25C adalah 2,9 tahun.

Eritromisin

suatu antibiotik yang bekerja melawan bakteri gram positif dan beberapa negatif. Ini merupakan suatu kerugian untuk proses degradasi dalam lingkungan asam, seperti ditemukan pada sakit perut; berbagai metode disarankan untuk melindungi obat ketika melewati jalur gastrointestinal. Di antara perlakuan perlindungan yang paling baru adalah mengkonversi eritromisin menjadi ester sekunder. Hal ini diketahui sebagai prodrugs karena mereka (ester eritromisin) tidak aktif sampai eritromisin dilepas dari dari ester oleh hidrolisis secara enzimatik dalam tubuh. sangat stabil dalam buffer fosfat dan kurang stabil dalam buffer sodium asetat.

perubahan kekuatan ion menunjukan pengaruh yg kecil bagi laju eritromisin. Data log k-pH diperoleh pada rentang pH 2-5 and menunjukan linieritas dengan kemiringan mendekati 1, ini menandakan katalis asam spesifik dlm dekomposisi eritromisin pada suhu 22C. Katalis basa spesifik terjadi nilai pH lebih tinggi, basa eritromisin paling stabil pada pH 7 7,5

Stress testing
Tujuan menerangkan stabilitas intrinsik dari unsur obat, yang merupakan bagian dari strategi pengembangan. Secara khas meliputi efek dari suhu, yaitu: - dalam range 10C (misal: 50C-60C) - di atas suhu tadi, digunakan untuk uji akselerasi, misalnya kelembaban (pada 75C) dimana sesuai dengan oksidasi, dan fotolisis dari unsur obat. dikerjakan untuk menilai efek dari kondisi jenuh pada produk obat.

Anda mungkin juga menyukai