Edy kuntjoro
Secara internasional, ada dua hal yang dijadikan indikator kualitas pendidikan pada suatu negara, yaitu human development index (HDI) dan hasil dari programme for international student assessment (PISA).
HDI (UNDP) mengukur capaian rata-rata sebuah negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu: (1)harapan hidup (2)tingkat baca tulis dan (3) standar kehidupan yang layak diukur dengan produk domestik bruto kekuatan beli dalam dollar Amerika Serikat.
PISA (OECD) mengukur : kemampuan membaca, matematika, sains, dan problem-solving untuk usia sekitar 15 tahun.
Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu
Contohnya negara Mesir, yang umurnya lebih dari 5000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin)
Singapura, Kanada, Australia & New Zealand negara yang umurnya kurang dari 150 tahun bagian dari negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin
Ketersediaan sumber daya alam suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin
Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan
Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara industri terapung yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya
.Negara Swiss Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Hanya 11% daratannya yang bisa ditanami.
Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia).
Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.
Bukti Empirik
Resource-POOR Countries
South Korea Taiwan Singapore Hongkong Israel Denmark
Resource-RICH Countries
Indonesia 1,194 Nigeria 1,233 Former USSR 5,569 Source : A Maddison, The World Economy : A Millenneal Perspective Saudi Arabia 7,624 * Venezuela Desember 2004, sekitar USD 900/ capita 10,672
Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan
Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negaranegara maju/kaya di Eropa
Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.
Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsipprinsip dasar kehidupan sebagai berikut.
8. Tepat waktu
9. Disiplin dan Kerja keras
Di negara terbelakang/miskin/ berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut
minoritas
Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.
Masalah
Pengguna Narkoba
4.000.000 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia 20,0% Dari 4 juta pengguna narkoba adalah pelajar 70,0% Siswi SMP dan SMA di 12 Kota Besar pernah pendapatkan tawaran narkoba dari temannya 83.000 Pelajar pengguna narkoba (SD,SMP,SMA) di 12 Kota Besar
Inikah karakter?
DPR?
Realitas Kita
Schools Are...
If you asked high school kids to describe school in one word, what word would they choose?
G3n3r4si M4y4
Pre-Baby Boom (lahir pada 1940-an dan sebelumnya) The Baby Boom (lahir pada 1946-1960) The Generation X (lahir pada 1960-1970) The Generation Y (lahir pada 1970-1990) Generation Net (lahir pada 1990 hingga sekarang)
CIRI CIRI : 1. Ingin segalanya cepat 2. Mereka cuek dan egois 3. Dunia di jempol tangan 4. Cara berpikir tidak berurutan
41
42
PT
SMA/MA
13.86
8.43 2.72
59.62 2.25
13.13
SLMP/MTs
SD/MI
Tdk/Blm tmt SD
0%
Sumber : Susenas, 2002
20%
40%
60%
80%
100%
Karakter: Tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang
(Kamus Poerwadarminta)
Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved.
Helen Keller, 1880-1968
Simon Philips (2008): karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan
Winnie: Karakter menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia
Karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Jadi, orang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk.
Peterson dan Seligman, mengaitkan secara langsung character strength dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues).
DASAR HUKUM
1. 2. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 4. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan 5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi 6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan 7. Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014 8. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014 9. Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 - 2014
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.
TUJUAN
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas.
DIRI SENDIRI
Moral Knowin g
SESAMA
KARAKTER
NilaiNilai
Moral Action
Moral Feeling
NilaiNilai
KEBANGSAAN
LINGKUNGAN
NilaiNilai
Nilai-nilai Karakter
EKSTRA KURIKULER
PEMBELAJARAN
Perilaku Berkarakter
HABITUASI
PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku kepentingan.
56
Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran (CTL)
Siswa Berkarakter
Evaluasi
Pelaksanaan Pembelajaran
INTERVENSI C o n t e x t u a l Te a c h i n g a n d L e a r n i n g
Pendahulua n
Penutup
HABITUASI
Tes Lisan Tes Kinerja Penugasan individual atau kelompok Observasi Penilaian portofolio Jurnal Penilaian diri Penilaian antarteman
Pekerjaan rumah Proyek Lembar observasi/lembar pengamatan Lembar penilaian portofolio Buku catatan jurnal Lembar penilaian diri/kuesioner Lembar penilaian antarteman
Nilai-Nilai Karakter
SI, SKL, Pembelajaran Pendidik & Tng Kependdkan Sarana dan prasarana Kesiswaan Pendanaan
Siswa Berkarakter
Nilai-Nilai Karakter
Siswa Berkarakter
1. Mengapa harus karakter ? 2. Sudahkah semua orang di sekolah kita sadar akan pentingnya karakter ? 3. Apakah pendidikan karakter adalah sesuatu yang mahal ? 4. Apakah sudah terfikir untuk menjadikan sekolah kita menjadi sekolah yang bermutu sekaligus berkarakter? 5. Dari mana karakter siswa dibangun ?
3.
4.
Adakah karakter yang dijaminkan pada lulusan sekolah anda ? Adakah standar karakter yang ditetapkan sekolah untuk dicapai bersama ? Adakah kesamaan visi semua personal tentang karakter yang mau dicapai siswa ? Adakah benang merah yang bisa ditarik dari setiap program sekolah dengan karakter yang akan dijaminkan pada siswa ?
2.
JIKA ADA SEKOLAH YANG TIDAK BERMUTU DAN BERKARAKTER: YANG DIUSAHAKAN UNTUK BERMUTU DAN BERKARAKTER KEPALA SEKOLAHNYA DULU atau GURUNYA DULU ? JIKA ADA SEKOLAH YANG ANDA PIMPIN TIDAK BERMUTU SERTA TIDAK BERKARAKTER ASUMSI DASAR ANDA : GURUNYA YANG TIDAK BERMUTU atau KEPALA SEKOLAHNYA YANG TIDAK BERMUTU ?
PERAN GURU
Di mana waktu anak banyak dihabiskan ketika mereka berada di sekolah ? Dengan siapa mereka ? Jika ada sekolah tidak berkualitas dan tidak berkarakter maka sesungguhnya yang tidak berkualitas gurunya atau muridnya ? Pada umumnya pelajaran itu sulit kemudian tidak menyenangkan atau tidak menyenangkan kemudian menjadi sulit ?
GOODWILL MANAGEMENT TAHAPAN BAIK & BENAR TARGET JELAS & TERUKUR MASTERY LEARNING WAKTU MEMADAI QUALITY CONTROL RASIO GURU & SISWA PROGRESS REPORT
1. 2.
3.
4. 5.
Mulailah dari niat para pimpinan sekolah, niat untuk menjadi sekolah yang bermutu dan berkarakter Rumuskan Visi yang benar Tetapkan jaminan mutu lulusan Standarisasi guru Jadikan ibadah sebagai misi utama sekolah
niatkan Jika kita ingin sekolah kita menjadi sekolah terbaik / bermutu maka hendaklah diniatkan sejak awal, agar Allah memberi kemudahan jalan untuk mencapai apa yang kita niatkan Apakah logis jika kita tak pernah berniat untuk menjadi sekolah bermutu kemudian Allah memberi kita jalan mencapai mutu Dalam agama Islam niat baik saja kita sudah dapat satu kebaikan terlebih jika kita sungguh-sungguh mewujudkannya
BP & IBU PERGI KE PENGANTEN, DAN BERJALAN DI HALAMAN TANAH BASAH. BEKAS SEPATU SIAPA YG LB DALAM??