Anda di halaman 1dari 74

PENDIDIKAN KARAKTER

Edy kuntjoro

Secara internasional, ada dua hal yang dijadikan indikator kualitas pendidikan pada suatu negara, yaitu human development index (HDI) dan hasil dari programme for international student assessment (PISA).

HDI (UNDP) mengukur capaian rata-rata sebuah negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu: (1)harapan hidup (2)tingkat baca tulis dan (3) standar kehidupan yang layak diukur dengan produk domestik bruto kekuatan beli dalam dollar Amerika Serikat.

PISA (OECD) mengukur : kemampuan membaca, matematika, sains, dan problem-solving untuk usia sekitar 15 tahun.

Posisi Indonesia dilihat dari capaian HDI


Th. 2000 urutan 109 dari 174 negara Th. 2007 urutan 107 dari 178 negara Th. 2009 urutan 111 dari 182 negara Sepuluh besar HDI ditempati oleh Norway, Australia, Iceland, Canada, Ireland, Netherlands, Sweden, France, Switzerland, dan Japan

Posisi Indonesia berdasarkan hasil pengukuran PISA


Th. 2003 (41 negara): peringkat 38 untuk IPA, matematika & kemampuan membaca menempati urutan ke 39, problem solving menempati urutan 40 Th. 2006 (57 negara): peringkat 50 untuk IPA, peringkat 44 untuk membaca, peringkat 49 untuk matematika, dan peringkat 52 untuk problem solving

Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu

Contohnya negara Mesir, yang umurnya lebih dari 5000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (miskin)

Singapura, Kanada, Australia & New Zealand negara yang umurnya kurang dari 150 tahun bagian dari negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin

Ketersediaan sumber daya alam suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin

Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan

Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara industri terapung yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya

.Negara Swiss Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Hanya 11% daratannya yang bisa ditanami.

Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia).

Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

Bukti Empirik
Resource-POOR Countries
South Korea Taiwan Singapore Hongkong Israel Denmark

1970 GDP per capita


1,954 2,987 4,438 5695 8102 12,658

1998 GDP per capita


12,125 15,012 22,643 20,193 15,152 22,123

Resource-RICH Countries

1970 GDP per capita

1998 GDP per capita


3,070 * 1,232 3,893 (Rusia) 8,225 8,965

Indonesia 1,194 Nigeria 1,233 Former USSR 5,569 Source : A Maddison, The World Economy : A Millenneal Perspective Saudi Arabia 7,624 * Venezuela Desember 2004, sekitar USD 900/ capita 10,672

Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan

Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negaranegara maju/kaya di Eropa

Lalu. apa perbedaannya?

Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.

Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsipprinsip dasar kehidupan sebagai berikut.

Prinsip Dasar Kehidupan


1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari

2. Kejujuran dan integritas


3. Bertanggung jawab 4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat

5. Hormat pada hak orang/warga lain


6. Cinta pada pekerjaan 7. Berusaha keras untuk menabung & investasi

8. Tepat waktu
9. Disiplin dan Kerja keras

Di negara terbelakang/miskin/ berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut

mayoritas tidak patuh

minoritas

Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.

Masalah disekitar kita


Remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah
62,7% 21,2% 93,7% 97,0% Siswi SMP pernah melakukan Remaja pernah Aborsi Remaja SMP dan SMA pernah melakukan ciuman dan oral seks Remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno
Sumber: Komnas Pelindungan Anak, PKBI, BKKBN (Media Indonesia, 18 Jan. 2009)

Masalah
Pengguna Narkoba
4.000.000 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia 20,0% Dari 4 juta pengguna narkoba adalah pelajar 70,0% Siswi SMP dan SMA di 12 Kota Besar pernah pendapatkan tawaran narkoba dari temannya 83.000 Pelajar pengguna narkoba (SD,SMP,SMA) di 12 Kota Besar

Sumber: Badan Narkotika Nasional (ismi.com, 27/06/08 dan Detik.com, 25/06/06)

Inikah karakter?

smp: sekolah menengah perkelahian

SMA: Sekolah Membakar Api

STM: Sekolah Tawuran Massal

SMR: sekolah menarik rok

PT: Pokok-e Tawuran.....

DPR?

Suasana kelas dan pembelajaran di sebuah daerah di negeri kita tercinta

Realitas Kita

Schools Are...

If you asked high school kids to describe school in one word, what word would they choose?

G3n3r4si M4y4
Pre-Baby Boom (lahir pada 1940-an dan sebelumnya) The Baby Boom (lahir pada 1946-1960) The Generation X (lahir pada 1960-1970) The Generation Y (lahir pada 1970-1990) Generation Net (lahir pada 1990 hingga sekarang)

CIRI CIRI : 1. Ingin segalanya cepat 2. Mereka cuek dan egois 3. Dunia di jempol tangan 4. Cara berpikir tidak berurutan

Top 10 skills in order of level of development


Oral com m unication Research skills Written com m unication Presentation skills Critical thinking Team w ork Analytical ability IT skills Managing one's ow n learning Coping w ith m ultiple tasks 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Research by: Transferable Skills Project

In the 21st century students will be:


Selling to the world Buying from the world Working for international companies Managing employees from other countries and cultures Competing with people on the other side of the world for jobs and markets Working with people all over the world in joint ventures and global work teams Solving global problems such as AIDS, avian flu, environmental problems, and resolving conflicts

ARE THEY READY?

41

What is International / Global Competence?


Knowledge of other world regions, cultures, and global/international issues Skills in communicating in languages other than English, working in global or cross-cultural environments, and using information from different sources around the world Values of respect and concern for other cultures and peoples

42

STATUS PEKERJAAN TAMATAN SMA


Sendiri Dibantu buruh tidak tetap Dibantu buruh tetap Buruh/Karyawan Pekerja bebas Pekerja keluarga

PT

SMA/MA

13.86

8.43 2.72

59.62 2.25

13.13

SLMP/MTs

SD/MI

Tdk/Blm tmt SD

0%
Sumber : Susenas, 2002

20%

40%

60%

80%

100%

PENDIDIKAN KARAKTER YANG BERKARAKTER

Karakter: Tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang
(Kamus Poerwadarminta)

Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved.
Helen Keller, 1880-1968

Simon Philips (2008): karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan

Winnie: Karakter menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia

Karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Jadi, orang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk.

Peterson dan Seligman, mengaitkan secara langsung character strength dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues).

DASAR HUKUM
1. 2. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 4. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan 5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi 6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan 7. Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014 8. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014 9. Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 - 2014

Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter


Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.

Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

TUJUAN
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas.

Nilai-Nilai Karakter untuk Siswa


TUHAN Y M E
NilaiNilai NilaiNilai

DIRI SENDIRI

Moral Knowin g

SESAMA

KARAKTER
NilaiNilai

Moral Action

Moral Feeling

NilaiNilai

KEBANGSAAN

LINGKUNGAN
NilaiNilai

Skema Pendidikan Karakter


Agama, Pancasila, UUD 1945, UU No. 20/2003 ttg Sisdiknas

PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN INTERVENSI

MANAJEMEN Teori Pendidikan, Psikologi, Nilai, Sosial Budaya

Nilai-nilai Karakter

EKSTRA KURIKULER

PEMBELAJARAN

Perilaku Berkarakter

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan best practices

HABITUASI

PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen pemangku kepentingan.

56

Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran


Perencanaan

Nilai-Nilai Karakter

Penyusunan Silabus RPP Bahan Ajar

Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran (CTL)

Siswa Berkarakter

Evaluasi

Pelaksanaan Pembelajaran
INTERVENSI C o n t e x t u a l Te a c h i n g a n d L e a r n i n g

Pendahulua n

Kegiatan Inti: Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi

Penutup

HABITUASI

Evaluasi melalui Authentic Assessment


Teknik Penilaian Tes Tertulis Bentuk Instrumen Pilihan ganda Benar-salah Menjodohkan Daftar pertanyaan Tes tulis keterampilan Tes identifikasi

Pilihan singkat Uraian

Tes Lisan Tes Kinerja Penugasan individual atau kelompok Observasi Penilaian portofolio Jurnal Penilaian diri Penilaian antarteman

Tes simulasi Tes uji petik kerja

Pekerjaan rumah Proyek Lembar observasi/lembar pengamatan Lembar penilaian portofolio Buku catatan jurnal Lembar penilaian diri/kuesioner Lembar penilaian antarteman

Pembinaan Karakter Melalui MBS


Perencanaan Perencanaan Pelaksanaan Pelaksanaan.& ME Supervisi, Kemandirian Kemitraan/ Kerjasama Partisipasi Transparansi Akuntabilitas

Nilai-Nilai Karakter

SI, SKL, Pembelajaran Pendidik & Tng Kependdkan Sarana dan prasarana Kesiswaan Pendanaan

Siswa Berkarakter

Pembinaan Karakter melalui Ekstrakurikuler


Pembiasaan Akhlak Mulia; MOS; . OSIS Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah; Kepramukaan Upacara Bendera Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Pendidikan Berwawasan Kebangsaan UKS PMR Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Nilai-Nilai Karakter

Siswa Berkarakter

5 PERTANYAAN DASAR TENTANG KARAKTER

1. Mengapa harus karakter ? 2. Sudahkah semua orang di sekolah kita sadar akan pentingnya karakter ? 3. Apakah pendidikan karakter adalah sesuatu yang mahal ? 4. Apakah sudah terfikir untuk menjadikan sekolah kita menjadi sekolah yang bermutu sekaligus berkarakter? 5. Dari mana karakter siswa dibangun ?

INDIKATOR TRADISI KARAKTER


1.
2.

3.
4.

Adakah karakter yang dijaminkan pada lulusan sekolah anda ? Adakah standar karakter yang ditetapkan sekolah untuk dicapai bersama ? Adakah kesamaan visi semua personal tentang karakter yang mau dicapai siswa ? Adakah benang merah yang bisa ditarik dari setiap program sekolah dengan karakter yang akan dijaminkan pada siswa ?

3 HAL YANG BERPENGARUH PADA KARAKTER


1. KEPALA SEKOLAH YANG

BERKARAKTER 2. GURU YANG BERKARAKTER 3. SISTEM YANG YANG MENJAMIN KARAKTER

PERAN KEPALA SEKOLAH


1.

2.

JIKA ADA SEKOLAH YANG TIDAK BERMUTU DAN BERKARAKTER: YANG DIUSAHAKAN UNTUK BERMUTU DAN BERKARAKTER KEPALA SEKOLAHNYA DULU atau GURUNYA DULU ? JIKA ADA SEKOLAH YANG ANDA PIMPIN TIDAK BERMUTU SERTA TIDAK BERKARAKTER ASUMSI DASAR ANDA : GURUNYA YANG TIDAK BERMUTU atau KEPALA SEKOLAHNYA YANG TIDAK BERMUTU ?

PERAN KEPALA SEKOLAH ( 1 )


Studi di 13 negara maju dan 14 negara berkembang menunjukkan hasil yang konsisten bahwa sekitar sepertiga dari varians mutu pendidikan di sekolah ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah ( heineman & loxley, 1988 ) Perhatian kepala sekolah yang tinggi terhadap pembinaan mutu dan karakter, perilakunya yang terpuji dan sikap responsifnya dalam menangani persoalan yang timbul di sekolah secara signifikan menurunkan frekuensi perilaku tak terpuji pada siswa dan meningkatkan iklim kehidupan kondusif di sekolah ( walker, 1995 ) Kepala sekolah terbukti menunjukkan peranan kunci dalam menegakkan disiplin sekolah melalui kemampuannya dalam mengelola sekolah, memberikan teladan kepada siswa dan guru, serta melakukan teknik- teknik social rewards kepada siswa dan guru ( gaustad, 1992 ) Iklim kehidupan sekolah yang sehat berkaitan sangat erat dengan meningkatnya prestasi dan motivasi belajar siswa serta produktivitas dan kepuasan guru. Prakarsa ke arah terciptanya healthy school culture tersebut sebagian besar berada pada tangan kepala sekolah sebagai pemimpin ( stolp, 1994 ) ( dikutip dari buku MENGANGKAT CITRA DAN MARTABAT GURU, dedi supriadi, 1999 ) Dr.

PERAN KEPALA SEKOLAH ( 2 )


Ciri-ciri kehidupan sekolah yang mutunya baik dan mutunya kurang baik di sekolah dasar banyak berkaitan dengan mutu kepemimpinan kepala sekolah ( laporan PEQIP, 1996;syamsudin, 1998 ) Survei di puluhan SMA menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang mutunya baik dan memiliki preferensi yang tinggi di masyrakat memilki ciri-ciri yang berbeda dengan sekolah-sekolah yang mutunya biasa dalam hal gairah belajar siswa, motivasi guru, hasil belajar dan kepemimpinan kepala sekolah ( supriyadi, 1995 ) Penempatan kepala SMK yang dipilih secara ketat melalui prosedur yang standar menghasilkan perubahan yang berarti pada kehidupan SMK yang ditunjukkan oleh kinerja sekolah yang makin merningkat ( Direktorat Dikmenjur, 1997 ) Pertanyaan insipiratif untuk kepala sekolah : Perilaku kepala sekolah berpengruh pada perilaku guru atau perilaku guru berpengaruh pada perilaku kepala sekolah ? ( edy kuntjoro kepala sekolah ) ( dikutip dari buku MENGANGKAT CITRA DAN MARTABAT GURU, Dr. dedi spriadi, 1999 )

PERAN GURU

Di mana waktu anak banyak dihabiskan ketika mereka berada di sekolah ? Dengan siapa mereka ? Jika ada sekolah tidak berkualitas dan tidak berkarakter maka sesungguhnya yang tidak berkualitas gurunya atau muridnya ? Pada umumnya pelajaran itu sulit kemudian tidak menyenangkan atau tidak menyenangkan kemudian menjadi sulit ?

SISTEM YANG BERMUTU


1.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

GOODWILL MANAGEMENT TAHAPAN BAIK & BENAR TARGET JELAS & TERUKUR MASTERY LEARNING WAKTU MEMADAI QUALITY CONTROL RASIO GURU & SISWA PROGRESS REPORT

BAGAIMANA TRADISI KARAKTER DIBANGUN ?

1. 2.

3.
4. 5.

Mulailah dari niat para pimpinan sekolah, niat untuk menjadi sekolah yang bermutu dan berkarakter Rumuskan Visi yang benar Tetapkan jaminan mutu lulusan Standarisasi guru Jadikan ibadah sebagai misi utama sekolah

MULAILAH DARI NIAT


Apa yang kita dapatkan adalah gambaran apa yang kita

niatkan Jika kita ingin sekolah kita menjadi sekolah terbaik / bermutu maka hendaklah diniatkan sejak awal, agar Allah memberi kemudahan jalan untuk mencapai apa yang kita niatkan Apakah logis jika kita tak pernah berniat untuk menjadi sekolah bermutu kemudian Allah memberi kita jalan mencapai mutu Dalam agama Islam niat baik saja kita sudah dapat satu kebaikan terlebih jika kita sungguh-sungguh mewujudkannya

VISI yang BENAR

Berorientasi masa depan siswa

Intisari dan representasi dari seluruh kurikulum yang

ada di sekolah Menjadi sumber inspirasi dari semua orang disekolah

JAMINAN MUTU LULUSAN

Jaminan mutu setiap produk


Terukur Berbasis perubahan perilaku siswa Dibutuhkan setiap anak Diinginkan setiap orang tua yang baik Esensi dari program dan bidang pengajaran Dijadikan ukuran sukses kepala sekolah

BP & IBU PERGI KE PENGANTEN, DAN BERJALAN DI HALAMAN TANAH BASAH. BEKAS SEPATU SIAPA YG LB DALAM??

BEKAS SEPATU IBU.. MENGAPA BEGITU??


TUMIT SEPATU IBU LB RUNCING. MENGAPA BEGITU?? LUAS PERMUKAANNYA LB SEMPIT, MAKA LEBIH KUAT MENEKAN TANAH JADI, AGAR KUAT MENEKAN LUAS PERMUKAAN HRS KECIL.ITULAH KONSEP TEKANAN: P/A

Anda mungkin juga menyukai