BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Perencanaan pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong berada di kawasan perkotaan Ternate yang terletak di bagian timur laut dari pulau Ternate, dan berada di daerah kecamatan Ternate selatan di daerah pesisir dengan panjang ruas jalan tersebut 1691 km yang dimulai dari pasar kelurahan Kota Baru dan berakhir kelurahan Bastiong. salah satu tujuan dari pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong adalah mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur jalan Hasan Esa, Jalan raya Mangga Dua, dan jalan raya Bastiong dan khususnya di sekitar Mangga Dua yang terjadi karena adanya jenis lalu lintas campuran antara sepeda motor dan kendaraan roda empat dalam jumlah yang cukup banyak yang berada pada suatu panjang jalan tertentu antara pertigaan jalan didepan Takoma (jalan Hasan Esa) dan pertigaan lampu merah di Bastiong (jalan raya Bastiong) dengan kapasitas jalan yang sudah menurun sebagai akibat jumlah lalu lintas yang semakin meningkat tetapi panjang jalannya tidak ditingkatkan.
2. Masalah Penelitian
Bagaimana merencanakan tebal perkerasan pada Pembangunan jalan Pantai Kota Baru Bastiong.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk merencanakan ketebalan perkerasan pada pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong dengan menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian membahas mengenai masalah rencana tebal perkerasan jalan pada pembangunan jalan pantai Kota Baru Bastiong (Sta 0+000 s/d 0+400) menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga
2.1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Undang Undang no 13 Tahun 1980 jaringan jalan dikelompokan menurut fungsinya menjadi 3 kelompok yaitu :
1.Jalan Arteri
2.Jalan Kolektor 3.Jalan Lokal
JALAN PRIMER
JALAN SEKUNDER
2.2. Perkerasan Jalan Raya Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan - lapisan yang diletakan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. konstruksi perkerasan terdiri dari Lapisan Permukaan, Lapisan Pondasi atas, Lapisan Pondasi bawah, Lapisan tanah dasar.
Lapis Permukaan
Lapis Struktural
Agregat bergradasi, Pondasi Macadam, Pondasi Telford, Penetrasi Macadam, Aspal Beton Pondasi dan Stabilisasi Agregat bergradasi baik ( Kals A, Klas B Klas C), dan Stabilisasi - Lapisan Tanah Dasar, tanah galian - Lapisan tanah dasar, tanah timbunan - Lapisan tanah dasar, tanah asli
Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pembangunan Jalan Pantai Kota Baru Bastiong Kota Ternate.
3.2. Pengumpulan
Untuk data dalam penulisan penelitian penulis menggunakan data sekunder yang didapat dari instansi Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate dan Konsultan Perencana.
Data data yang diperoleh merupakan dasar untuk perancangan tebal lapisan perkerasan lentur menggunakan Metode Analisa Komponen Bina Marga.
Faktor Regional (FR) -Intesitas curah hujan -Kelandaian jalan -% kendaraan berat -Pertimbangan teknis
Beban Lalu lintas LER pada lajur rencana Konstruksi betahap atau tidak dan pentahapannya Indeks permukaan Awal IPo Akhir IPt Jenis Lapisan Perkerasan Ya
Tentukan ITP1 Tahap I Tentukan ITP1+2 Untuk tahap I Dan tahap II
DATA PERENCANAAN
: 0 + 000 s/d 0 + 400 : 400 m :8m : 10 tahun : 10% : < 900 mm per tahun
1.Secara Teoritis
ITP = a.1.D1 +a2.D2+a3.D3..Persamaan(1.7) 6.90 = 0.4.8 + 0.1.20+0.13.X X = 8.46 Cm. Maka didapat nilai LPB adalah : 8 Cm.
2. Secara Trial and Error Dicoba tebal lapis perkerasan Lapis permukaan Lapis Pondasi atas Lapis Pondasi Bawah
: 7.5 Cm : 10 Cm : 20 Cm
ITP = 0.4 x 8 + 0.14 x 10 + 0.13 x 20 ITP = 7 Kontrol : ITPAda > ITPPerlu 7 > 6.90..Ok
Kesimpulan
Diperoleh Komposisi Ketebalan dan bahan konstruksi perkerasan sebagai berikut : Lapis Permukaan Lapis Pondasi Atas Lapis Pondasi Bawah : HRS WC 3 Cm HRS Base 4, 5Cm : Agregat Klas A 10 Cm : Agregat Klas B 20 Cm
Saran
Pengambilan atau pengujian DCP, Lalu Lintas Harian Rata rata (LHR) harus dilakukan dengan teliti sehingga nantinyan diperoleh datayang akurat karena haltersebut berimplikasi pada komposisi perkerasan. Dikarenakan air sangat mempengaruhi konstruksi perkerasan maka perencanaan sistim drainase juga perlu perencanaan yang baik selain perencanaan perkerasan. Sumber daya yang kompetibel sangat dibutuhkan dalam melaksanakan perencanaan tebal perkerasan jalan raya sehingga dapat mencegah kegagalan perencanaan yang berimpimplikasi terhadap biaya perawatan.