Anda di halaman 1dari 28

HIPERTENSI DAN STROKE PADA LANSIA

HIPERTENSI PADA LANSIA


Penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi. Pada umumnya tekanan darah akan bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Risiko yang paling penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler, strok dan penyakit ginjal.

EPIDEMIOLOGI DAN ETIOLOGI

prevalensi hipertensi pada orang-orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%. Berdasarkan etiology dibagi 2
Hipertensi Primer atau esensial Tidak diketahui penyebabnya( 90-95%) Hipertensi Sekunder penyebab diketahui

KLASIFIKASI JNC VII


Sistolik Normal Pre Hipertensi Hipertensi Stage I Hipertensi Stage II < 120 120-139 140-159 160 Diastolik < 80 80-89 90-99 100

FAKTOR RESIKO
Tidak dapat diubah Riwayat keluarga, Umur (Pria> 55 thn, wanita> 65 thn/ pasca menopause) Dapat diubah

PATOFISIOLOGI HIPERTENSI PADA LANSIA


Peningkatan tekanan darah sisitolik, beban kerja jantung meningkat Hipertrofi ventrikel kiri

Peningkatan Sensivitas terhadap Natrium

Hipertensi

Perubahan pengendalian simpatis

Peningkatan resistensi PD perifer.

Aterosklerosis

Efek Hipertensi
Efek pada sistem kardiovaskular Hipertrofi ventrikel kiri Angina pektoris,m Murmur,Gallop Iskemi ,Infark Efek Neurologik Retinopati hipertensi Vertigo, tinitus,sinkope, oklusi vaskuler Efek pada Ginjal Penurunan tingkat filtrasi glomerulus Disfungsi tubuler, proteinuria,hematuria mikroskopik Gagal ginjal

Gejala, Tanda dan Diagnosis


Sering tidak menimbulkan gejala Sakit kepala, epistaksis, pusing, migren, mudah marah,sakit kepala, telinga berdengung,sukar tidur , rasa berat ditengkuk, mudah lelah dan mata berkunang-kunang. Peningkatan tekanan darah merupakan tanda klinis diagnosis hipertensi yg essensial

Cara mengukur Tekanan Darah


Tidak minum kopi/ merokok 30 menit sebelumnya Cukup istirahat ( 5 menit berbaring) Lengan tidak tertutup pakaian Manset melengkari lengan,bagian bawah 2 cm diatas fossa cubiti. Dipompa 20-30 mmHg diatas sistolik Diturunkan 2-3 mmHg per detik Tekanan sistolik bunyi 1, diastolik bila tidak terdengar lagi.

PENATALAKSANAAN
TD sistolik 120-139 mmHg dan diastolik80-89 mmHg dengan non farmakologis Modifikasi gaya hidup Target TD tak tercapai( <140/90 mmHg) untuk DM atau GGK (<130/80 mmHg) Terapi Farmakologis.

Non farmakologis
Jaga berat badan ideal, turunkan bila IMT27 Membatasi alkohol Olahraga teratur sesuai dengan kondisi tubuh Kurangi konsumsi garam Konsumsi K,Ca,Mg yg cukup Stop merokok Kurangi makanan berkolesterol dan lemak jenuh tinggi.

Farmakologis
Diuretik Penghambat adrenergik Vasodilator Penghambat enzim konversi Angiotensin Antagonis kalsium Antagonis reseptor angiotensin II(ARB)

Prinsip pengobatan pada lansia


Dimulai dengan 1 macam obat dengan dosis kecil (START LOW GO SLOW) Penurunan tekanan darah sebaiknya secara perlahan, untuk penyesuaian autoregulasi guna mempertahankan perfusi ke organ vital. Regimen obat harus sederhana dan dosis sebaiknya sekali sehari Antisipasi efek samping obat-obat antihipertensi Pemantauan tekanan darah untuk evaluasi efektivitas pengobatan Setelah tercapai target maka pemberian obat harus disesuaikan kembali untuk maintenance.

Stroke Pada LAnsia


Gangguan mendadak suplai darah ke otak Salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama di indonesia. Harus ditangani secara cepat, tepat dan cermat.

Definisi
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.

Etiology
Infark Otak (80%) Perdarahan Intraserebral (15%) Perdarahan Subarakhnoid (5%) Penyebab lain( dapat menimbulkan infark atau perdarahan)

Faktor Resiko
Kondisi medis tertentu Dapat dikontrol dengan pola hidup Tidak dapat dikontrol dengan pola hidup.

Klasifikasi
Transient ischemic attack (TIA) RIND Stroke in evolution Infark lakuner Stroke iskemik Stroke hemoragik Perdarahan subaraknoid

Gejala Stroke
Baal pada wajah, lengan dan tungkai pada satu sisi Tiba-tiba bingung, bicara ngacau atau tidak paham pembicaraan Mendadak penglihatan terganggu pada satu atau kedua mata Tiba-tiba jalan ngacau, puyeng, keseimbangan dan koordinasi terganggu Tiba-tiba sakit kepala hebat tanpa diketahui kausanya.

Diagnosis Stroke
Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik lengkap Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan darah lengkap CT-scan kepala merupakan golden standard untuk menentukan apakah stroke iskemik atau pendarahan. MRI, Angiogram serebral Ultrasound Karotis (Doppler Karotis) Transcranial Doppler (TCD),MRA (Magnetic Resonance Angiogram( melihat pembuluh darah otak)

Penatalaksanaan
Stroke iskemik akut - Tindakan pemulihan sirkulasi dan perfusi jar. otak (reperfusi) - Obat-obat yang bisa menghancurkan emboli atau trombus pada pembuluh darah (anti koagulan, anti platelet)

Stroke Hemoragik
Mengobati penyebabnya Menurunkan tekanan intrakranial yang meninggi Neuroprotektor dapat diberikan Tindakan bedah, dengan pertimbangan usia dan skala koma Glasgow (>4)

Penatalaksanaan Umum Menurut Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia 1999, yaitu :
Posisi kepala dan badan atas 20-30, posisi lateral dekubitus kiri bila disertai muntah, boleh dimulai mobilisasi bertahap bila hemodinamik stabil. Bebaskan jalan napas dan usahakan ventilasi adekuat, bila perlu berikan oksigen 1-2 L/menit sampai ada hasil gas darah. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten.

Penatalaksanaan Umum
Hiper/hipoglikemi harus dikoreksi Suhu tubuh harus dipertahankan normal Nutrisi peroral setelah hasil tes fungsi menelan baik. Bila kesadaran menurun, melalui selang nasogastrik. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan Pemberian cairan IV berupa cairan kristaloid atau koloid, hindari yang mengandung glukosa murni atau hipotonik. Bila ada dugaan trombosis vena dalam, diberikan heparin/heparinoid.

Penatalaksanaan komplikasi
Kejang diatasi dengan diazepam atau antikonvulsan lain Ulkus stres diatasi dengan antagonis H2, antasida atau inhibitor pompa proton Pneumonia dpat dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan antibiotik spektrum luas

Penatalaksanaan komplikasi
1. 2. 3. 4. Tekanan intrakranial yang meninggi pada stroke dapat diturunkan dengan salah satu atau gabungan berikut ini : Manitol bolus 1 g/kgBB dalam 20-30 menit kemudian dilanjutkan dengan dosis 0,25-0,5 g/kgBB setiap 6 jam sampai maksimal 48 jam. Target osmolaritas 300-320 mosmol/L Gliserol 50% oral 0,25-1 g/kgBB setiap 4-6 jam atau gliserol 10% IV 10 mg/kgBB dalam 3-4 jam (untuk edema serebri ringan-sedang) Furosemid 1 mg/kgBB IV Intubasi hiperventilasi terkontrol dengan oksigen hiperbarik sampai PCO2 29-35 mmHg Steroid tidak diberikan secara rutinmasih kontroversial Tindakan kraniotomi dekompresif

5. 6.

Terapi
Pemberian antikoagulan pada stroke iskemik akut, obat yang diberikan adalah heparin/heparinoid. Pengobatan antiplatelet pada stroke akut(aspirin) Terapi neuroproteksi Menanggulangi faktor resiko Fisioterapi Speech therapy bila dijumpai adanya afasia.

Anda mungkin juga menyukai