Anda di halaman 1dari 19

Aborsi yang Tidak Aman

Oleh : Alfyani Kumala A

Definisi
aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) adalah aborsi yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berisiko tinggi, bahkan fatal, dilakukan oleh orang yang tidak terlatih atau tidak terampil serta komplikasinya merupakan penyebab langsung kematian wanita usia reproduksi. Dengan demikian, ada tiga kriteria aborsi yang tidak aman, yaitu metode berisiko tinggi, dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan komplikasinya merupakan penyebab langsung kematian ibu (WHO, 1995)

Masalah
Setiap tahun, ada sekitar 40 sampai 60 juta wanita yang berupaya mengakhiri kehamilan yang tidak mereka ingini. Di seluruh dunia, setiap tahun terjadi sekitar 40-70 kasus abortus per 1000 wanita usia reproduksi (WHO, 1995).
Frekuensi terjadinya aborsi di Indonesia sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu perawatan di Rumah Sakit. Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKKBN, ada sekitar 2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia

Macam-macam aborsi buatan

Legal

dilakukan menurut syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang

Ilegal

Pelaku
usia < 15 tahun 15-17 tahun 18-19 tahun 20-24 tahun jumlah 14200 154500 224.000 527.700 % 0,9 % 9,9 % 14.4% 33.9%

25-29 tahun 30-34 tahun


35-39 tahun 40 tahun keatas

334.900 188.500
90.400 23.800

21.5% 12.1%
5.8% 1.5%

Waktu

Usia janin

Kasus aborsi

13-15 minggu
16-20 minggu 21-26 minggu > 26 minggu

90.000 kasus
60.000 kasus 15.000 kasus 600 kasus

Factor-Factor
Status sosial ekonomi

Pendidikan
Tinggal di daerah perkotaan

Status perkawinan
Umur

Paritas

Komplikasi Utama
Perdarahan Sepsis kemandulan

Faktor Resiko Kematian Aborsi


Metode yang digunakan Kompetensi petugas pemberi pertolongan Usia kehamilan pada saat aborsi dilakukan Umur ibu Keadaan umum ibu Keberadaan pelayanan medis yang bermutu

Tindakan aborsi
Aborsi dilakukan sendiri Aborsi dilakukan orang lain

Aborsi dilakukan sendiri dengan cara memakan obat-obatan yang membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja ingin menggugurkan janin.

Aborsi dilakukan orang lain


Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan juga beragam. Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu : Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah / sungai, dikubur ditanah kosong, atau dibakar di tungku

Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melaksanakan aborsi dengan cara memberi ramuan obat pada calon ibu dan mengurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa janin dalam kandungannya

Resiko
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik 2. Resiko gangguan psikologis

Hukum aborsi
Wanita yang sengaja menggugurkan kandungan atau menyuruh orang lain untuk membantu melakukannya. (KUHP pasal 346, dengan hukuman maksimum 4 tahun) UU Kesehatan: Pasal 75 (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi. Pasal 76 : Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;

Analisa

Sebab

Akibat

Sikap Bidan
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja dan dewasa yang belum menikah tentang dampak negatif dari berhubungan seksual pranikah. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja dan dewasa yang belum menikah atau yang sudah menikah tentang kesehatan reproduksi. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya remaja dan dewasa tentang aborsi dan dampaknya. Memberikan pendidikan seksual yang positif kepada para remaja dan dewasa serta memberikan penjelasan tentang dampak seksual yang negative. Bekerjasama kepada pemuka agama atau tokoh masyarakat tentang kesehatan reproduksi (khususnya remaja dan dewasa).

Untuk didaerah perekonomian yang rendah, bentuk penyuluhannya sedikit berbeda dengan yang perekonomian standar ke atas. Menururt saya jika memberikan penyuluhan di daerah ini perlu adanya pengeluaran biaya untuk mengumpulkan masyarakat, contohnya pengeluaran biaya dalam bentuk makanan, minuman, sembako dll. Memberikan pendidikan terhadap pola hidup sehat untuk menghindari perilaku seksual yang negative. Misalnya : tidak menonton film-film yang berbau porno. Memberikan masukan kepada para orang tua untuk sangat memperhatikan sikap anak-anaknya terhadap kesehatan reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai