Khairunnisa Anggrainie I 0209047 Jurusan Arsitektur FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010
CHAPTER 1
PENDAHULUAN
"lingkungan akan memberikan segala apa yang diinginkan dan dibutuhkan manusia, apabila manusia mengerti, menghormati, dan menyayanginya". (Mc. Harg, Ian L., Design with Nature : 1967)
Pada umumnya, sebuah bangunan menyerap energi dari lingkungan secara paksa (misalnya melalui penebangan pohon maupun pembebanan tapak akibat building coverage). Sementara itu, keluarannya hanya berupa energi yang tidak terbarui; diantaranya air kotor, sampah rumah tangga maupun energi buangan akibat peralatan mekanis). Akibatnya, dapat terjadi penurunan kualitas lingkungan.
EKOLOGI ARSITEKTUR
Istilah ekologi pertama diperkenalkan oleh Ernst Haeckel, ahli ilmu hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk hidup dan lingkungannya. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah tangga atau cara bertempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu atau ilmiah. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar makhluk hidup maupun dan lingkungannya. Ekologi arsitektur atau eko-arsitektur merupakan pembangunan secara holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan ), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya atau pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya.
Prinsip-Prinsip Desain Ekologis Memikirkan cara kreatif mengharmoniskan hubungan antara budaya dan alam Mengurangi arus pemakaian energi dan material Membiarkan alam bekerja secara alami Menjaga aspek-aspek yang kritis seperti tanah, tumbuh-tumbuhan, binatang,iklim, topografi, aliran air dan manusia Memajukan tujuan manusia dengan bentuk siklus dan aliran milik alam
CHAPTER 2
kesadaran terhadap alam dan lingkungan adalah modal dasar dalam membangun peradaban dan menjaga masa depan dari kepunahan. Arsitek mempunyai kontribusi besar dalam melakukan sesuatu agar alam ini bisa lebih sustainable, tentunya dengan kapasitas dan kompetensi arsitekturnya (Rachmat Fauzi, 2008)
4.
5.
6.
Aspek-aspek yang menjadi capaian green building yang berprinsip pada ramah lingkungan
(1) penempatan dan efisiensi desain struktur; (2) efisiensi energi; (3) efisiensi air; (4) efisiensi material; (5) peningkatan kualitas lingkungan dalam ruang; (6) optimalisasi operasional dan perawatan; dan (7) pengurangan sampah.
Efisiensi energi
Ditempuh dengan langkah-langkah: Pemanfaatan penghawaan alami udara luar melalui bukaan kusen memanfaatkan terang langit dan pencahayaan alami sinar matahari untuk mengurangi penggunaan listrik di siang hari; maupun penggunaan panel surya penggunaan ventilasi serta penghawaan silang untuk mengurangi penggunaan AC Penggunaan energi alternatif (solar sel, turbin air, angin, tekanan udara dll)
Efisiensi air
Ditempuh dengan langkah-langkah: Pemanfaatan air hujan untuk keperluan air bersih Pengolahan kembali greywater (air bekas KM, dapur, cucian) untuk penyiraman tanaman sekitar dan pendinginan AC
Efisiensi material
Ditempuh dengan langkah-langkah: Penggunaan material daur ulang / yang mudah didaur ulang Penggunaan material multifungsi
Ditempuh dengan langkah-langkah: Pengurangan dampak material beracun dalam ruang Optimalisasi sistem HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning) Optimalisasi pencahayaan alami di siang hari
Gambar 7 . ruang dalam yang nyaman dengan mengoptimalkan sumber daya secara efisien
Gambar 8 . bangunan dengan desain efisien berdampak pada tingkat operasional dan perawatan rendah
Pengurangan sampah.
Ditempuh dengan langkah-langkah: Penggunaan material yang efisien dan tepat guna Daur ulang sampah anorganik menjadi material baru Daur ulang sampah organik untuk mendukung lansekap Manajemen pengelolaan sampah yang sistematis dan efisien
Gambar 9. Pemanfaatan sampah non organik sebagai material bangunan yang berdaya guna
Peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.
Bangunan harus tanggap terhadap hujan. Untuk menyiasati masalah ini, perlu dipersiapkan saluran dan resapan air hujan dari atap dan halaman yang diperkeras. Meskipun demikian, harus menyisakan minimal 30% lahan bangunan terbuka untuk penghijauan dan tanaman.
Dalam usaha untuk mengurangi kenaikan suhu pada bangunan,kita dapat membuat lahan terbuka hijau di sektar bangunan. Yang paling ideal adalah menerapkan komposisi 60 : 40 antara bangunan rumah dan lahan hijau, membuat atap dan dinding dengan konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Tujuan utama dari green architecture adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.
Pada umumnya manfaat roof garden adalah sebagai berikut (Green Rooftops, 2008; Holladay, 2006): 1. Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu merubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya melalui proses reoksigenasi. 2. Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek panas radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah. 3. Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien. 4. Mengurangi polusi suara/ kebisingan. 5. Menampilkan keindahan, pada aspek bangunan (estetika), samadengan fungsi taman pada umumnya, taman atap (green roof) bangunan sehingga tampak lebih hidup, asri, dan nyaman.
Daftar pustaka
http://www.imagebali.net/detail-artikel/159-konsep-greenarchitecture-arsitektur-hijau-secara-umum
http://ismiy.wordpress.com/2010/10/20/bangunanarsitektur-ramah-lingkungan-4
http://properti.kompas.com/index.php/read/2011/11/24/13 161116/Enam.Aspek.Penting.Bangunan.Ramah.Lingkung an
http://jaenudinarc92.blogspot.com/2011/10/arsitekturramah-lingkungan.html http://www.rekakita.com/2011/05/prinsip-dasar-bangunanhijau.html