Anda di halaman 1dari 21

GEOMETRIK JALAN (SI-2246 / 2 SKS)

Perencanaan Jalan Raya merupakan salah satu bagian dalam proses Perencanaan Transportasi: AMAN, NYAMAN, CEPAT, MURAH, AKRAB LINGKUNGAN (khusus di Bali: SUCI LETEH)

Usulan alternatif Perencanaan Jaringan Jalan dan Perencanaan Ruas, menggunakan kriteria: Teknis, Ekonomi, Keuangan (Financial), Lingkungan

Perencanaan Jalan Raya:

Struktur Jalan Raya (Klas Jalan) Kekuatan Jalan menahan beban gandar kendaraan Fungsi Jaringan Jalan (Fungsi Jalan) Menampung arus lalu lintas atau volume lalu lintas Lingkup Geometrik Jalan: penekanan pada aspek teknis; aman, nyaman dalam berlalu lintas

Rekayasa Lalu-lintas di Perkotaan


Jaringan jalan mempunyai dua fungsi yang sangat berbeda


100 80

Fungsi Arus (mengalirkan arus lalu-lintas kendaraan) Fungsi Akses (mencapai pekarangan rumah)
Cul-de-sac Jalan Lokal

Fungsi Akses
60

Jalan Kolektor

20 0 20 60

Jalan Arteri Jalan bebas hambatan


80

100

Fungsi Arus

Gambar : Klasifikasi Fungsional Jalan

Secara umum transportasi dicirikan dengan digunakannya berbagai moda transportasi oleh manusia untuk melakukan mobilitas dalam rangka memenuhi kegiatannya, yang secara fisik meliputi transportasi darat, laut, udara, dan sungai.

Sistem Jaringan Jalan Primer Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal - Kecepatan min. - Kecepatan min. - Kecepatan min. 60 km/jam 40 km/jam 20 km/jam - Lebar badan jalan - Lebar badan jalan - Lebar badan jalan minimal 8 meter minimal 7 meter minimal 6 meter - Kap. lebih besar - Kap. > volume - Jalan tidak terpudari vol.lalin.rata2 vol.lalin.rata2 tus walaupun memasuki desa - Jumlah jalan - Jumlah jalan masuk dibatasi masuk dibatasi

Jalan Arteri - Jumlah jln.masuk dibatasi

Jalan Kolektor - Jumlah jln.masuk dibatasi

Jalan Lokal - Jalan tidak terputus walaupun mesuki desa

Sistem Jaringan Jalan Sekunder Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal - Kecep.minimum - Kecep.minimum - Kecep.minimum 30 km/jam 20 km/jam 10 km/jam - Lebar badan jalan - Lebar badan jalan - Lebar badan jalan tdk.kurang dr. 8 m. tdk.kurang dari tdk.kurang dari - Kapasitas > vol. 7 m. 5 m. lalu lintas rata-rata - Bukan diperuntuk- Persimpangan mekan untuk roda 3 menuhi kecepatan atau lebih rata-rata

Selain itu klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan, terdiri dari: Jalan Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota, Desa, dan Jalan Khusus. Sedangkan menurut kelas jalan dapat dilihat sesuai tabel berikut ini :
Tabel Klasifikasi Jalan Antar Kota

Fungsi Arteri Kolektor

Lokal

Kelas I II III A III A III B III C

Muatan Sumbu Terberat > 10 ton 10 ton 8 ton 8 ton

8 ton

Sumber : PPGJAK No. 038/T/BM/1997

Tabel Klasifikasi Jalan Perkotaan Jalan tipe I ( Pengaturan Jalan Masuk : Penuh ) Fungsi PRIMER : Arteri Kolektor SEKUNDER : Arteri Kelas I II II

Sumber : Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan - 1988

Jalan tipe II ( Pengaturan Jalan Masuk : Sebagian atau Tanpa Pengaturan ) Fungsi Volume Lalin. (dalam Kelas SMP) PRIMER : --I Arteri > 10.000 I < 10.000 II Kolektor

Fungsi
SEKUNDER: Kolektor Jl.Lokal Arteri

Volume Lalin. (dalam SMP)


> 20.000 < 20.000 > 6.000 < 6.000 > 500 < 500

Kelas
I II II III III IV

Sumber : Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan - 1988

Tabel Klasifikasi Jalan Kabupaten


FUNGSI VOL.LALIN (dalam SMP) KELAS KECEP. (km/jam) MEDAN

SEKUNDER : Jalan Lokal

> 500 201 500 50 200 < 50

III A III B1 III B1 III C

D 50 40 40 30

B 40 30 30 30

G 30 30 30 20

Sumber : Petunjuk Perencanaan Teknis Jalan Kabupaten - 1992 Dirjen.Bina Marga

Karateristik lalu lintas : Hal yang menjadi parameter pada perencanaan geometrik jalan raya merupakan karakteristik suatu jalan antara lain : kendaraan rencana, kecepatan rencana, volume lalu lintas, tingkat pelayanan jalan, kapasitas jalan. Selain itu perencanaan jalan dalam kota dan luar kota sangat dipengaruhi oleh parameter yang ada sehingga dapat berfungsi optimal dan memberi kepuasan pemakai jalan, demikian juga halnya dengan lebar perkerasan, lajur jalan, hambatan samping serta yang lainnya.

Kondisi lingkungan jalan : Lingkungan berupa medan jalan, sosial, adat istiadat, pemotongan tebing, pengurugan lembah dan pelintasan hutan sangat perlu diperhatikan, karena hal ini akan menjamin kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan (lebih2 lagi ada daerah Suci).

BUKU ACUAN / REFERENSI 1. Dep.Perhubungan R.I., U.U. R.I. No.38 th. 2004, Tentang Jalan, Jakarta. 2. Dep.Perhubungan Rep.Indonesia, U.U. R.I. No.22 tahun 2009 , Tentang Lalin. dan Angkutan Jalan, Jakarta. 3. Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota, No.038/T/BM/1997.

BUKU ACUAN / REFERENSI 4. Ditjen. Bina Marga Dep.P.U., Produk Standar u/ Jalan Perkotaan, 1987, Penerbit: Perentjana Jaya, Jkt.

5. Ditjen. Bina Marga Dep.P.U., Manual Kapasitas Jl. Indonesia (MKJI), 1997, Jakarta.
6. Hamirhan Saodang, Konst. Jalan Raya I Geometrik Jalan, 2004, Penerbit: Nova, Bandung.

BUKU ACUAN / REFERENSI 7. Silvia Sukirman, Dasar-dasar Perenc.Geometrik Jalan, 1994, Penerbit: Nova, Bandung. 8. Sugondo Soetrisno, Bahan Perkuliahan Perencanaan Geometrik Jalan, Pasca Sarjana Jalan Raya PUTL-ITB 19761977.

Anda mungkin juga menyukai