Anda di halaman 1dari 30

Hubungan Input-Output

DR. R. Abd. Djamali

Hubungan input-output adalah penting untuk memahami persoalan alokasi sumberdaya di bidang pertanian. Proses produksi berlangsung jika sejumlah input dikombinasikan Konsep dasar dalam ekonomi adalah fungsi produksi Fungsi produksi adalah hubungan teknik antara sejumlah input variabel yang digunakan dengan produk yang dihasilkan yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi dengan produk.

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau hubungan teknik antara macam dan jumlah korbanan yang digunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut : Y = f (X1, X2, X3,. Xn) Dimana Y adalah jumlah total produk fisik yang dihasilkan. X1, X2, X3,. Xn adalah macam input yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut

Hubungan fisik antara input dan output dapat berupa suatu fungsi sebagai berikut : a. Y = a + bx (fungsi produksi linear) b. Y = a + b1 x1+ b2 x2 (fungsi produksi linear) c. Y = a + b1 x1+ b2 x22 (fungsi produksi kuadratik) d. Y = a x1b1X2b2 ( fungsi produksi CobbDouglass)

Hubungan antara satu input variabel dengan output suatu produk memiliki bentuk salah satu atau kombinasi dari tiga bentuk yang mungkin terjadi yaitu :

1. Kenaikan hasil yang tetap (constant physical productivity) Apabila penambahan tiap satu satuan faktor produksi menyebabkan kenaikan hasil yang tetap, maka hubungan antara faktor produksi dengan produksi itu mempunyai bentuk kenaikan hasil yang tetap. Keadaan ini jarang terjadi dalam bidang usaha pertanian Contoh : Y=3X1

Fungsi Produksi Fisik dengan Kenaikan Hasil Yang Tetap

2. Kenaikan Hasil yang Bertambah (increasing phisical productivity)


Apabila penambahan tiap satu satuan faktor produksi menyebabkan kenaikan hasil yang yang terus bertambah, maka hubungan antara faktor produksi dengan produksi itu mempunyai bentuk kenaikan hasil yang bertambah. Fenomena ini menggambarkan bahwa terjadi penambahan hasil yang meningkat pada pemberian input tambahan berikutnya. Contoh: Y = 3X1 + 0.05 X12

Fungsi Produksi Fisik dengan Kenaikan Hasil Yang Bertambah

3. Kenaikan Hasil yang Menurun (decreasing phisical productivity)


Fenomena ini sering terjadi dalam proses produksi pertanian. Apabila penambahan tiap satu satuan faktor produksi menyebabkan kenaikan hasil yang terus berkurang, maka hubungan antara faktor produksi dengan produksi itu mempunyai bentuk kenaikan hasil yang berkurang. Contoh: Y = 3X1 - 0.05 X12

Fungsi Produksi Fisik dengan Kenaikan Hasil Yang Berkurang

4. Kombinasi dari kenaikan hasil yang menurun dan kenaikan hasil yang bertambah (combination of decreasing and increasing physical productivity)
Kombinasi ini merupakan fenomena produksi pertanian dan dinyakan dalam hukum kenikan hasil yang menurun atau the law deminishing of return. Hukum ini menyatakan bahwa apabila berturut-turut ditambahkan satuan-satuan dari satu faktor produksi variabel kepada faktor-faktor produksi tetap dalam suatu proses produksi, suatu saat akan dicapai keadaan, dimana penambahan produk yang disebabkan oleh penambahan satu-satuan faktor produksi variabel itu akan menurun

Hubungan antara faktor produksi dan produk mempunyai 5 karakteristik yang perlu diperhatikan : Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah (garis 0A) dimana produk marjinal menjadi semakin besar Titik balik (inflection point) A, dimana pada saat fungsi produksi mencapai titik maksimum, maka produk marginal mrncapai titik maksimum Sesudah titik balik A, terdapat kenaikan hasil yang berkutang (garis AB), dimana produk marginal mulai menurun Pada titik maksimum B, produk marginal sama dengan nol, dan Sesudah titik maksimum B tercapai, terdapat kenaikan hasil yang negatif, dimana produk marginal juga menjadi negatif

Fungsi Produksi Fisik dengan kombinasi Kenaikan Hasil Yang Berkurang dan kenaikan hasil yang bertambah

Kurva Produksi
Dalam mempelajari hubungan antara penggunaan input dengan produk dalam suatu proses produksi ada tiga buah kurva yang penting untuk dipelajari yaitu : a. Kurva Total Physical Product (TPP) Kurva yang menunjukkan hubungan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan disebut kurva Total Physical Product (TPP) yang disimbolkan Y. Apabila produk total dinyatakan dalam satuan fisik seperti kilogram, kuintal, ton, karung, keranjang dan lain-lain disebut kurva produk fisik total. Apabila produk total yang dihasilkan dinyatakan dalam nilai uang, maka kurvanya disebut kurva nilai produk total (Total Revenue Curve)

b.

Kurva Average Physical Product (APP) Kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah input yang digunakan dengan produk rata-rata pada berbagai macam tingkat penggunan input dalam suatu proses produksi disebut kurva Average Physical Produk. Apabila produk rata-rata dinyatakan dalam satuan fisik misalkan kilogram, kuintal, ton, karung, keranjang dan lain-lain disebut kurva produk fisik rata-rata. Apabila produk total yang dihasilkan dinyatakan dalam nilai uang, maka kurvanya disebut kurva nilai produk rata-rata (Average Revenue Curve). Produk Fisik Rata-Rata merupakan ratio antara jumlah produksi dengan jumlah input yang digunakan dalam berbagai kombinasi
dimana : Y = adalah output X = adalah input

Y APP X

c.

Kurva Marginal Physical Product (MPP) Kurva yang menunjukkan hubungan antara penggunaan input dengan produk marginal pada berbagai tingkat penggunaan input disebut kurva produk fisik marginal (Marginal Physical Product). Produk marginal adalah adalah tambahan output akibat tambahan satu satuan input. Produk marginal dinyatakan dalam bentuk fisik misalkan kilogram, kuintal, ton, karung, keranjang dan lain-lain disebut kurva produk fisik marginal. Apabila produk total yang dihasilkan dinyatakan dalam nilai uang, maka kurvanya disebut kurva nilai produk marginal (Marginal Value Product Curve).

dimana : Y = penambahan output X = penambahan input

Y MPP X

Hubungan Antara Produksi Fisik Total, Produksi Fisik Rata-Rata, dan Produksi Fisik Marginal

Kurva produksi yang menunjukkan hubungan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan merupakan visualisasi dari fungsi produksi. Bentuk kurva produksi rata-rata, kurva produksi marginal ditentukan oleh kurva produksi total. Apabila ada perubahan dalam hubungan antara input dan output dalam kurva produk total maka otomatis kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal akan berubah juga

a b TPP I c d MPP APP Ep>= 1 II 1>=Ep >=0 III Ep<=0

Stage I (Irrational)

Stage I I (Rational)

Stage III X (Irrational)

Gambar 1. Hubungan Kurva Produk Fisik Total, Kurva Produk Fisik Marginal, dan Kurva Fisik Rata- Rata

Hubungan kurva produk fisik total dengan kurva produk fisik marginal sebagai berikut: a. Pada saat kurva produk fisik total (TPP) naik, maka kurva produk fisik marginal selalu positif (titik oc) b. Pada saat kurva produk fisik total (TPP) (titik a) mencapai maksimum, maka kurva produk fisik marginal sama nol, kurva APP terus positif, setelah TPP mencapai titik maksimum selanjutnya MPP bernilai negatif sedangkan APP terus selalu positif, maka TPPmax = MPPsama dengan 0 c. Pada saat TPP turun maka MPP akan negatif, APP masih terus menaik samapi mencapai titik maksimum (titik d) dan masih berada di bawah produk marginal, pada saat APP mencapai titik maksimum di titik d dimana kurva APP berpotongan dengan kurva MPP, dan setelah titik d produk rata-rata terus menurun dan berada di atas MPP d. Pada saat TPP (titik bc) mengalami kenaikan hasil yang berkurang, MPP mulai menurun, APP terus meningkat sebentar sampai mencapai

Hubungan antara kurva produk fisik marginal dengan kurva produk fisik rata-rata sebagai berikut : a. Pada saat kurva produk fisik marginal dan kurva produk fisik rata-rata sama-sama naik, maka kurva MPP selalu ada di atas kurva APP, pada saat itu APP akan terus menaik b. Pada saat MPP dan APP sama-sama turun maka APP berada di atas MPP c. Pada saat MPP = APP maka APP mencapai titik maksimum. Hubungan di atas dapat pula diartikan bahwa untuk menaikkan atau menurunkan PR maka tambahan yang dipakai untuk menghitung produk rata-rata baru harus di atas atau di bawah rata-rata semula

Fungsi produksi atau kurva total produksi tersebut dapat dibagi ke dalam tiga fase atau daerah yaitu : a.Stage I adalah fase atau daerah yang meliputi dari input sama dengan nol sampai produk rata-rata maksimum atau saat MPP=APP. b.Stage II adalah daerah yang dimulai dari APP maksimum sampai MPP sama dengan nol, atau TPP mencapai maksimum. c.Stage III adalah daerah yang dimulai pada saat MPP negatif atau pada saat TPP turun secara absolut.

Elastisitas Produksi
Konsep produk fisik yang keempat yang penting dalam ekonomi produksi yaitu konsep elestisitas produksi. Ada dua elastisitas dalam ekonomi produksi yaitu elastisitas faktor (elastisitas produksi parsiil) dan koefisien fungsi (elastisitas produksi total). Elastisitas faktor Ep, untuk fungsi produksi dengan input variabel tunggal f(x), didefinisikan sebagai : Ep= % perubahan output = dy / y dy . x % perubahan input dx / x dx y 1 MPP
MPP APP APP

Ep lebih besar dari 1 yaitu suatu perubahan tingkat input akan menghasilkan perubahan atau kenaikan output yang lebih besar. Dimana MPP>APP artinya penambahan penggunaan input sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk yang lebih besar dari 1%. Ep < 1 proporsi kenaikan outputnya lebih kecil dari pada input. Dimana MPP<APP, artinya penambahan penggunaan input sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk yang lebih kecil dari 1%. Ep=1 proporsi kenaikannya akan sama. Dimana MPP=APP, artinya penambahan penggunaan input sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk yang sebesar 1%. Ep=0 proporsi kenaikannya sama dengan nol. Dimana MPP=0, artinya penambahan penggunaan input sebesar 1% tidak menyebabkan kenikan output.

Berdasarkan nilai Ep tersebut di atas para ahli ekonomi produksi membagi kurva produksi menjadi tiga daerah (stage/phase) produksi yaitu : 1. Stage I dengan Ep > 1 sampai dengan Ep = 1 Dalam daerah ini penambahan input sebesar 1% cenderung akan meningkatkan produksi sebesar lebih 1% sampai dimana penambahan input 1% sama dengan penambahan output sebesar 1% juga. Dalam daerah ini MPP terus meningkat diikut dengan APP terus meningkat. Pada saat APP mencapai titik maksimum berpotongan dengan MPP. Dalam rentang fase ini seorang petani masih terus dapat meningkatkan intensitas penggunaan input guna meningkatkan produksi selama produk rata-rata belum akan mencapai titik maksimum, karena pendapatan masih selalu dapat diperbesar. Oleh karena itu daerah ini dinamakan daerah yang tidak rasional (irrational region or irrational stage of production) atau dikenal dengan Daerah I dari produksi. Dikatakan sebagai daerah yang tidak rasional karena dalam pengusahaan proses produksi tidak dicapai titik keuntungan yang maksimum dengan menggunakan sejumlah faktor produksi tertentu.

2. Stage II dengan Ep = 1 sampai Ep = 0 Dalam daerah ini penambahan input akan mencapai penambahan produksi titik maksimum dan paling rendah sebesar 0%. Karena pada saat Ep=1 itu produk rata-rata mencapai titik maksimum dan pada saat produk total mencapai titik maksimum produk marginal mencapai titik 0 (atau tidak ada penambahan produksi walaupun dilakukan penambahan penggunaan input). Dalam daerah ini akan dicapai titik keuntungan yang maksimum, hal ini tergantung harga input dan harga output. Oleh karena itu daerah ini dikenal dengan daerah yang rasional atau Daerah II dari produksi (rational region or irrational stage of production). Daerah ini menjadi pusat perhatian pengusaha karena di daerah ini yang akan dicapai titik keuntungan maksimum.

3. Stage III, Ep = 0 sampai Ep < 0 Dalam daerah ini penambahan penggunaan input ternyata menyebabkan penurunan produksi yang berkibat menurunnya pendapatan yang akan diperoleh pengusaha. Oleh karena itu daerah ini dikenal sebagai daerah irrational (irrational region or irrational stage of production) atau dikenal dengan Daerah III.

Anda mungkin juga menyukai