REFERAT
Disusun Oleh: Sendy Aditya Nugraha S.Ked Monica Dyane T, S.Ked Kirnia Tri Wulandari S.Ked Ayyu Aula Saidah S.Ked
J 500 060 060 J 500 060 054 J 500 060 005 J 500 060 020
PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
DEFINISI PREEKLAPSIA
Definisi
kumpulan gejala atau sindroma yang mengenai wanita hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu dengan tanda utama berupa adanya hipertensi dan proteinuria.
Oliguria (urine 400 mL/24jam) Keluhan serebral, gangguan penglihatan Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia Edema pulmonum, sianosis Gangguan perkembangan intrauterine Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia
ETIOLOGI PREEKLAPSIA
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigrafiditas, kehamilan ganda, hidramnion dan mola hidatidosa 2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan 3. Sebab terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus 4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya 5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
Disfungsi Endotel
Imunologi : Keseimbangan antara respon imun maternal dan genotip fetus dapat mengatur proses invasi trofoblas yang diperlukan pada plasenta yang normal.
Sitotoksik : Diduga pada penderita preeklampsia beredar zat toksik yang menyebabkan kerusakan dan disfungsi endotel.
Peroksidase lemak
Secara spesifik peroksidasi lemak plasenta beserta produk primer terlepas ke dalam sirkulasi. Radikal bebas dan peroksidasi lemak sangat reaktif dalam merusak sel endotel. Bila endotel mengalami kerusakan, maka jaringan subendotel akan terpapar. Hal ini akan merangsang adhesi dan agregasi trombosit serta pengaktifan faktor-faktor pembekuan darah yang menyebabkan pembentukan fibrin. Pada kerusakan endotel juga akan menghasilkan zat vasokonstriktor yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya hipertensi.
Faktor Angiogenik
Vascular endothelial growth factor (VEGF) adalah suatu
glikoprotein dimeric yang sangat penting untuk pertumbuhan endotel vaskuler dengan menginduksi angiogenesis dan proliferasi sel-sel endotel serta memainkan peran penting dalam proses vaskulogenesis. VEGF merangsang mitogenesis sel-sel endotel dan juga meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
VEGF berperan dalam merangsang sel-sel endotel untuk meningkatkan pelepasan nitrit oxide (NO) yang
merupakan suatu vasodilator yang poten yang produksinya meningkat sejak awal kehamilan
Faktor Angiogenik
Peningkatan NO lokal akan meningkatkan aliran darah dalam ruang intervili, menurunkan jumlah platelet dan adhesi leukosit terhadap sel-sel trofoblas. Hambatan terhadap VEGF menyebabkan penurunan kadar NO yang menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah ibu Efek penghambatan ini akan menghilang sesudah persalinan, hal ini menandakan bahwa faktor-faktor tersebut dihasilkan oleh plasenta. Hal ini mendukung pendapat bahwa efek antiangiogenik dari serum penderita PE dihasilkan oleh blokade VEGF dan PlGF oleh
sVEGFR-1
KOMPLIKASI PREEKLAMPSI
Solusio plasen ta hipofib rinoge nemia Perdar ahan otak Kelain an mata
Sindro m HELL P
hemolisi s
Nikrosi s hati
Kelain an ginjal
Prema turitas
JENIS PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik.. Penelitian deskriptif analitik bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan pre eklampsi berat yang ada di RSUD Kabupaten Karanganyar. Kemudian menganalisa pengaruh karakteristik ibu hamil (umur, paritas, jarak kehamilan dan riwayat PEB) sebagai faktor risiko terjadinya preeklampsia berat.
Seluruh data pasien dengan PEB di RSUD Karanganyar Periode Januari 2011 Desember 2012
LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di bagian Obstetri Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar.
POPULASI PENELITIAN
Sebagai populasi penelitian adalah semua pasien obstetri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar pada bulan Januari 2010 - Desember 2011
SAMPLE PENELITIAN
semua pasien obstetri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar pada bulan Januari Desember 2010 dan 2011 dengan preeklampsia berat (PEB)
KRITERIA RESTRIKSI
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Pasien obstetri dengan preeklampsia berat Tekanan darah > 160/110 mmHg Proteinuria > +2 Edema anasarka Pasien obstetri tidak dengan preeklampsia berat. Tekanan darah < 160/110 mmHg Proteinuria < +2
Sampel (sample, study population) merupakan sebuah subset yang dicuplik dari populasi, yang akan diamati atau diukur peneliti (Murti, 2006). Sedangkan teknik sampling adalah cara atau teknikteknik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya (Notoadmojo, 2005).
Besar sampel dalam penelitian ini adalah total pasien yang didiagnosis preeklampsia berat selama dua tahun (1 Januari 2010 s.d. 31 Desember 2011) di RSUD Karanganyar
TEKNIK SAMPLING
VARIABLE BEBAS
VARIABLE TERIKAT
VARIABLE BEBAS
SUMBER DATA
Sumber data primer diperoleh dari rekam medik pasien obstetri dengan PEB selama dua tahun (1 Januari 2010 s/d 31 Desember 2011) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar.
Data yang diperoleh dianalisis dan perbedaan antara variabel penelitian akan ditentukan dengan uji analisis statistik Chi Square dengan program SPSS versi 15.0.
Lanjutan
TEKNIK ANALISIS DATA Uji analisis Chi Square digunakan pada tes data kualitatif atau binominal, namun dapat digunakan pula pada tes terhadap tes multinominal serta dapat menjawab pertanyaan apakah terdapat asosiasi antara suatu variabel dengan outcomes (Chandra, 2000).
Lanjutan
Pre-eklamsia merupakan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal ini terjadi. Pre-eklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan retensi cairan yang berlebihan dengan mengakibatkan edema dan peningkatan berat-badan. ( Hamilton, P.M, 1995)
Penyebab pasti pre-eklamsia sampai saat ini belum diketahui, teori yang banyak dikemukakan ialah terjadinya iskemia plasenta . Teori lain menjelaskan bahwa ciri tipikal pasien diantaranya nulipara, preeklamsia merupakan penyakit primer bagi kehamilan pertama. Ciri lain adanya sosial ekonomi yang rendah, umur ibu yang ekstrim yaitu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, adanya riwayat hipertensi penyakit ginjal, adanya riwayat keluarga dengan preeklamsia, multiple pregnansia dan diabetus melitus.
Dari beberapa faktor yang telah dilakukan penelitian terdapat beberapa faktor yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan besar risiko berbeda-beda yaitu faktor umur, paritas, jarak kehamilan, dan riwayat preeclampsia. Tetapi setelah dilakukan analisis, yang mempunyai hubungan secra signifikan dengan preeklamsi berat adalah jarak kehamilan.
Hasil penelitian Agung Supriandono dan Sulchan Sofoewan menyebutkan terdapat 50,9% kasus preeklampsia berat mempunyai riwayat preeklampsia, dan pada kelompok kontrol terdapat 7,3% mempunyai riwayat preekalmpsia berat, dengan risiko sampai 13 kali untuk terjadi preeklampsia berat bagi ibu hamil yang mempunyai riwayat keturunan dalam keluarga.
Usia 20 30 tahun adalah periode paling aman untuk hamil / melahirkan, akan tetapi di negara berkembang sekitar 10% 20% bayi dilahirkan dari ibu remaja yang sedikit lebih besar dari anakanak. Padahal daru suatu penelitian ditemukan bahwa dua tahun setelah menstruasi yang pertama, seorang wanita masih mungkin mencapai pertumbuhan panggul antara 2 7 % dan tinggi badan 1 %.28) Dampak dari usia yang kurang, dari hasil penelitian di Nigeria, wanita usia 15 tahun mempunyai angka kematian ibu 7 kali lebih besar dari wanita berusia 20 24 tahun. 29) Faktor usia berpengaruh terhadap terjadinya
Hubungan peningkatan usia terhadap preeklampsia dan eklampsia adalah sama 31) dan meningkat lagi pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun.7,17) Usia 20 30 tahun adalah periode paling aman untuk melahirkan, akan tetapi di negara berkembang sekitar 10% sampai 20% bayi dilakirkan dari ibu remaja yang sedikit lebih besar dari anak-anak. Padahal dari suatu penelitian ditemukan bahwa dua tahun setelah mestruasi yang pertama, seorang anak wanita masih mungkin mencapai pertumbuhan panggul antara 2 7% dan tinggi badan 1%.
Hasil penelitian Agung Supriandono dan Sulchan Sofoewan menyebutkan bahwa terdapat 83 (50,9%) kasus preeklapmsia mempunyai riwayat preeklapmsia, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 12 (7,3%) mempunyia riwayat preeklampsia berat.
Catatan statistik menunjukkan dari seluruh incidence dunia, dari 5%-8% pre-eklampsia dari semua kehamilan, terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravidae.18) Faktor yang mempengaruhi preeklampsia frekuensi primigravida lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. 32) Persalinan yang berulangulang akan mempunyai banyak risiko terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga adalah persalinan yang paling aman. Pada The New England Journal of Medicine tercatat bahwa pada kehamilan pertama risiko terjadi preeklampsia 3,9% , kehamilan kedua 1,7%, dan kehamilan ketiga 1,8%.
Anna RD, et al. First trimester serum PAPP-A and NGAL in the prediction. In: Anna RD, et al, editor. John Wiley & Sons Ltd. 2009; 20: 1066-68.
Awi Muliadi Wijaya. Kondisi Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL). 2007
Bonar L. Tobing. Luaran Ibu Dan Anak Pada Persalinan Terdaftar Dan Tidak Terdaftar Di Rsup H. Adam Malik Dan Rs. Dr. Pirngadi Medan. Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2002 BPS dan ORC. Macro Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003, Claverton, Maryland, USA; ORC Macro, 2003 . www.makalah-angka-kematian-bayi-baru-lahir.html Cunningham, Mac Donald, Gant; William Obstetri; Alih bahasa: Joko Suyono, Andry Hartono; Ed. 18; 1995 Derek Lewellyn-jones, Dasar-dasar obstetric dan ginekologi, Alih bahasa;Hadyanto, Ed.6 Jakarta, 2001
Girsang E. Analisa Tekanan Darah dan Proteinuria sebagai Faktor Prognosa. Kematian Maternal dan Perinatal pada Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Tesis Bagian Obgin FK USU RSW. H. Adam MalikRSUD Dr. Pigadi Medan, 2004 GOI & UNICEF. Laporan Nasional Tindak Lanjut Konfrensi Tingkat Tinggi Anak (Draff) 2000. Manuaba Ida Bagus Gede; Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan & Keluarga berencana untuk pendidikan bidan, Editor: Seriawan, Ed. I, Jakarta, EGC,1998 Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, Kelompok Kerja Penyusunan Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI Edisi Kedua, 2005 Prawirohardjo Sarwono, Ed. Kedua. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 1981. hal. 237. Rochjati P, Soedarto, Prabowo RP. Pola kasus kehamilan risiko tinggi di RSUD Dr Soetomo Surabaya, MOGI, 1986; 12: 230-248 Rahmawan, Ahmad. Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu. Bagian/Smf Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Fk Unlam Rsud Ulin Banjarmasin. November, 2009
Rozikhan. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat Di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Program Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro Semarang. 2007 Sofoewan S. Preeklampsia - Eklampsia di beberapa Rumah Sakit di Indonesia, Patogenesis dan Kemungkinan Pencegahannya. MOGI 2003; 27: 141-51 Standar Pelayanan Kebidanan, Buku I, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ; September 1999 Wiknyosastro Hanifa, Abdul Bari Saifudin, Trijatmi Rochimhadhi; Ilmu Kebidanan. Ed.3, Jakarta, 1994 Wim T Pangemanan. Pencegahan Preeklampsia. Departemen Obstetri Dan Ginekologi FK Universitas Sriwijaya / RSMH Palembang. 2008