Anda di halaman 1dari 20

TEORI PEMISAHAN

KOLOM KROMATOGRAFI

M. Hatta Prabowo
Prinsip Dasar Pemisahan

Prinsip pemisahan dalam kolom kromatografi
untuk setiap jenis kromatografi secara umum
relative sama.
Proses pemisahan dalam kolom kromatografi
mirip dengan proses ekstraksi .
Afinitas cuplikan terhadap fasa diam
menentukan berapa lama cuplikan tersebut
dapat bertahan dalam fasa diam.
Partisi
Prinsip proses partisi mengikuti hukum
distribusi Nernst yang dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
K = Cs/Cm
Keterangan:
K = koefisien partisi
Cs = stationary phase concentration (molar)
Cm = mobile phase concentration (molar
Mekanisme pemisahan
Secara umum mekanismenya ada 2 yaitu :
1.Berdasarkan volatilitas senyawa
2. Berdasarkan polaritas senyawa
Faktor mempengaruhi interaksi
Dipole-dipole interaction:
Induction Forces
Dispersion Forces
Hydrogen bonding
Pembentukan kompleks

Waktu Retensi (tR)

Merupakan ukuran waktu mulai diinjeksikan
cuplikan hingga kompone tersebut keluar dari
kolom.
Faktor Kapasitas/Retensi (kA)
Merupakan ukuran kekuatan interaksi suatu
komponen dengan fasa diam




KA = Koefien distribusi zat A
VS = volume of stationary phase
VM = volume of the mobile phase
M
S A
A
V
V K
k = '
Faktor Kapasitas/Retensi (kA)

Interpretasi factor
retensi
Jika kA < 1; elusi
terlalu cepat
Jika kA > 10; elusi
terlalu lambat
Harga ideal kA
antara 1 5.
M
M R
A
t
t t
k

= '
Selektivitas ()
Selektivitas merupakan ukuran keterpilihan dua
campuran yang dipisahkan
harga () = 1 maka zat a tersebut tidak
terpisahkan dengan zat b. Oleh karena itu harga
harus () > 1 dan semakin besar () makain baik
pemisahannya.
M A R
M B R
A
B
t t
t t
k
k

= =
) (
) (
'
'
o
Efisiensi
Efisiensi dapat dijelaskan dengan teori plat (N).
sehingga semakin banyak interaksi makin
sempurna ekstraksinya.
Semakin besar harga N semakin efisien pula
pemisahannya.
N = L/H
N = jumlah interaksi dalam kolom
H= jarak tempuh solute dalam plat (cm)
L = panjang kolom
HETP
L
H
2
o
=
Efisiensi
W = lebar pita (in
units of time)
tM = tR of an
unretained solute
tR = retention time of
the solute
2
16
|
.
|

\
|
=
W
t
N
R

Resolusi
B A
A R B R
S
W W
t t
R
+

=
] ) ( ) [( 2
Pelebaran Pita
Kromatgram ideal akan menghasilka peak-
peak yang simetris dan runcing sehingga
satu sama lain tidak tumpang tindih
Chromatogram
0 5 10
15
20
Time (minutes)
A
b
u
n
d
a
n
c
e

A
B
C
D
E
Difusi eddy

solut memiliki jarak tempuh
yang berbeda sehingga
ada solut yang memasuki
Difusi eddy ini disebabkan
ukuran partikel fasa diam
yang digunakan tidak sama
bentuk dan ukurannya
untuk mencegah digunakan
fasa diam yang homogen.
Difusi longitudinal
Solut mempunyai kecenderungan berdifusi
ke segala arah.
Semakin lama berada dikolom maka makin
besar kecenderungan untuk berdifusi
Bentuk gas lebih besar difusinya daripada
cair.
Untuk meminimalkan terjadinya difusi ini
perlu dilakukan peningkatan kecepatan
fasa gerak.
Transfer massa
Sebagian besar solut dalam berada dalam
fasa gerak dan sebagaian lagi berada
dalam fasa diam.
Bila fasa gerak mengalir dengan cepat
maka sebagian molekul solut tidak dapat
keluar dari fasa diam sehingga terlambat
keluar dari kolom.
Untuk memperbaikinya dengan cara
mengatur menurunkan kecepatan fasa
gerak/flow.
Teori Kelajuan
Studi teoritis terhadap pelebaran pita di
jelaskan oleh van Deemter sebagai berikut :
H = A + B/u + Cu
Cara meningkatkan efisiensi kolom
Meningkatkan jumlah N dan menurunkan
Ukuran partikel diperkecil
Mengurangi Film Thickness sehingga
kecepatan difusi menjadi cepat
Mengurangi Viscosity fase gerak
Meningkatkan suhu
Kecepatan yang linier dari fase gerak
Kolom diperpanjang

Anda mungkin juga menyukai