Anda di halaman 1dari 13

Gagal ginjal kronik

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah terjadinya penurunan fungsi ginjal sehingga kadar kreatinin serum lebih 2 atau 3 kali normal untuk anak dengan jenis kelamin dan usia yang sama, atau bila laju filtrasi glomerulus(LFG) , 30 ml/menit/1,73 m2 sekurang2nya selama 3 bulan .

Gagal ginjal terminal ialah suatu keadaan yang ditandai dengan kadar kreatinin serum lebih 4 kali dari nilai normal untuk anak dengan usia dan jenis kelamin yang sama, atau LFG < 10 ml/menit/1,73 m2 selama minimal 3bulan Insufiensi ginjal kronik ialah keadaan LFG antara 30 50 ml/menit/1,73 m2. Pada keadaan ini perlu dilakukan upaya tertentu untuk mempertahankan fungsi ginjal semaksimal mungkin, agar penderita tidak jatuh ke dalam keadaan gagal ginjal terminal, yaitu keadaan penderita yang tidak bisa hidup tanpa terapi pengganti ginjal

Di Indonesia, antara 1984 1988 di 7 RS pendidikan ditemukan GGK sebanyak 2% dari 2889 anak yang dirawat dengan penyakit ginjal. Di RSCM didapatkan peningkatan jumlah penderita GGK dari 4,9 % dari 668 anak yang dirawat tahun 1991-1995, menjadi 13,3% DARI 435 pada anak tahun 1996 -2000 DIAGNOSIS :

Anamnesis : - Riwayat penyakit ginjal dan saluran kemih (penyebab terbanyak GGK ialah glomerulonefritis dan infeksi saluran kemih) - Gejala GGK tidak spesifik : sakit kepala, lelah, letargi, gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, polidipsi, poliuria, jumlah urin berkurang, dan edema

Pemeriksaan fisik - Kelainan yang bersifat kegagalan multi organ akibat sindrom uremik - Pucat, lemah, gangguan kesadaran, tekanan darah tinggi, pernafasa kusmaul, edema Pada keadaan lanjut : kelainan bentuk tulang, gangguan pertumbuhan (perawakan pendek), gangguanperdarahan, gangguan neurologi, gangguan jantung

Pemeriksaan penunjang Ureum dan kreatinin serum meningkat, LFG dapat dihitung mengunakan rumus Schawrtz atau dengan pemeriksaan klirens kreatinin dan klirens ureum Pemeriksaan urinalisis dapat ditemukan : proteinuria, leukosituria, hematuria, Gambaran darah tepi menunjukkan anemia normokrom normositik

Analisa gas darah : asidosis metabolik dengan anion gap meningkat. Pemeriksaan elektrolit : hipo/hipernatremia, hiperkalemia, hipokalsemia, dan hiperfosfatemia Pemeriksaan pencitraan adalah : foto toraks, foto tangan untuk melihat usia tulang, foto tulang panjang untuk melihat tanda osteodistrofi ginjal. USG ginjal untuk mencari etiologi dan menyingkirkan adanya obstruksi saluran kemih.

EKG untuk menilai keadaan jantung TATA LAKSANA Medikamentosa : - Koreksi asidosis metabolik dengan Na bikarbonat, 1 3 meq/kgbb/hari, disesuaikan dengan derajat asidosis Diuretika, furosemid 1 mg/kgbb/kali 2 kali

Sehari, dosis dpt ditingkatkan sampai 10 mg/kgbb/kali Mengatasi infeksi bila ada Pemberian suplemen kalsium (kalsium glukonat), fosfat binders ( CaCO3 50 mg/kgbb/hari), vitamin D aktif( 0,25 mikrogram/hari) Bila mungkin diberikan recombinant human

Eritropoetin 50 -150 mikrogram/kgbb/kali, 3 kali seminggu sampai kadar Hb 10 g/dL, dan recombinant human growth hormone 0,125 mg/kgbb/kali, 3 kali seminggu sampai epifisis menutup Terapi pengganti ginjal ; Dialisis peritoneal atau hemodialisis dilakukan bila : 1. terdapat keadaan darurat pada akut on chronic renal failure

2. gagal ginjal terminal 3. pasien menunggu transplantasi Indikasi absolut untuk tindakan awal dialisis kronik pada anak dengan GGK adalah : - hipertensi tidak terkendali - gagal jantung kongestif ( karsdiomiopati) -Neuropati perifer (parestesi, disfungsi motorik)

- osteodistropi ginjal ( kalsifikasi tersebar, deformitas tulang) - depresi sumsum tulang ( anemia berat, leukopenia, trombositopenia) Suportif : pemberian nutrisi yang adekuat sangat penting dalam tata laksana konservatif GGK. Pemberian transfusi sel darah merah harus dilakukan secara hati-2, transfusi dilakukan bila kadar Hb < 6 gr/dL, sebanyak 5

Sampai 10 ml/kgBB

Anda mungkin juga menyukai