Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK II

ANDI PRATAMA NIMATULLAH T SOFIHARA AL HAZMY

BUDAYA TAHLILAN Apa itu tahlilan?


(Definisi tahlilan dari berbagai sumber)

Bagaimana asal muasal tahlilan?


(Sejarah tahlilan)

Seperti apa tahlilan dalam sudut pandang agama?


(Pandangan ulama mengenai hukum tahlilan)

Pengertian Tahlilan
Sebenarnya, apa Itu tahlilan? Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia, tahlil berarti pengucapan kalimat laa ilaha ilallah, juga merupakan nyanyian pujian. Sedangkan Tahlilan berarti pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran untuk memohonkan ampunan bagi arwah yang meninggal.

Ajarah agama Hindu ???


Dalam upacara Pinda Pitre Yajna, ada keyakinan bahwa manusia setelah mati, sebelum memasuki karman, menjelma kedunia menjadi dewa, manusia, binatang bahkan menjelma menjadi batu, 1-7 hari roh tersebut masih berada dilingkungan rumah keluarganya. Pada hari ke 40, 100, 1000 dari kematiannya, roh tersebut datang lagi ke rumah keluarganya. Pada hari-hari tersebut harus diadakan upacara saji-sajian dan bacaan mantera-mantera serta nyanyian suci untuk memohon kepada dewa-dewa agar rohnya si fulan menjalani karma menjadi manusia yang baik, jangan menjadi yang lainnya.

Bagaimana Nu dan Muhammadiyah Memandang Tahlilan?


Kaum Muhammadiyah

menganggap bahwa tahlilan adalah sesuatu yang bidah dan harus ditinggalkan, karena menurut mereka masalah tahlilan itu tidak ada dalil yang kuat yang dijelaskan dalam Al-Quran.

Kaum NU berpendapat bahwa: 1. Tahlilan dilakukan untuk menyebar syiar islam, karena sebelum dilakukantahlilan seorang imam melakukan ceramah keagamaan. 2. Isi dari tahlilan adalah dzikir dan doa dengan kata lain tahlilan berarti mendoakan kepada yang meninggal dunia. 3. Menghibur keluarga yang ditinggalkan dengan kata lain. Jadi walau tidak ada pada Al-Quran dan Hadist, NU masih tetap mengajalkan karena tidak bertentangan dgn kedua hal ini.

Seputar Tahlilan Dalam Perspektif Islam Ahlussunnah Waljamaaah


Pendekatan Imam Syafii
Sebenarnya, kegiatan kunjungmengunjungi rumah duka untuk

bersilaturrahmi, menghibur hati empunya rumah agar tidak terlalu bersedih, dan memberi makan selama 7 hari merupakan kegiatan yang baik dan telah ada pada masa shalafusshalih sebagaimana kesaksian Imam al-Hafidz Jalaluddin as- Suyuthi asy-Syafii rahimahullah: "sesungguhnya sunnah memberikan makan selama 7 hari, telah sampai kepadaku (Imam al-Hafidz Jalaluddin as- Suyuthi asy-Syafii) bahwa amalan ini berkelanjutan dilakukansampai sekarang (yaitu masa Alhafidz sendiri) di makkah dan madinah. Maka secara dhahir amalan ini tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat Nabi hingga kini (masa Alhafidz) dan sesungguhnya generasi yang datang kemudian telah mengambil amalan ini dari shalafusshalih hingga generasi awal islam. Di dalam kitab-kitab tarikh ketika menuturkan tentang para imam, mereka mengatakan manusia (umat islam) menegakkan amalan diatas dengan membaca quran selama 7 hari di kubur (kitab alhawialfatawi lil imam as-suyuthi 2/234).

Apakah Doa-Doanya Sampai?


Imam Syafii memiliki dua pendapat mengenai sampai tidaknya pahala bacaan Quran untuk orang meninggal, yang pertama mengenai sampainya bacaan pahala tersebut dan yang kedua tidak sampainya pahala tersebut, namun yang terpakai dalam madzhab Syafii adalah pendapat yang pertama yaitu sampai pahalanya.

Jadi Apakah Tahlilan Bagus Dikerjakan Atau Tidak?

Semua kami kembalikan kepada keyakinan para hadirin masing-masing

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai