Anda di halaman 1dari 6

TEMA POKOK, UPAYA MEMBANGUNKAN BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA Upload September 16, 2013 A.

Lahirnya Gagasan 1. Berbagai fenomena negatif yang terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia yang pada dasarnya hampir tak kunjung mengalami perubahan, nampaknya harus dicermati dengan penuh mawas diri, bahwa perilaku dan budaya kerja di kalangan bangsa kita sudah jauh tertinggal dibanding dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju, dimana kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan untuk terus berlanjut dan mutlak harus dicarikan solusinya menuju perubahan. 2. Terkait kondisi tersebut di atas, Penulis terinspirasi oleh pengalaman dalam mempelajari sistem HRM khususnya tentang sistem penilaian kinerja, yakni di sebuah lembaga petihan di Perancis tahun 1992, yakni di Thosnom CSF Cooperation anak perusahaan Thomson. Walaupun pengetahuan itu sangat sederhana dan didapatkan melalui pelatihan singkat, namun sangat esensil untuk dipakai rujukan dalam upaya pengembangan sistem pembinaan sumberdaya manusia, sebagai salah satu terapi dalam menghadapi kondisi bangsa selama ini. 3. Tulisan ini dimaksudkan sebagai gambaran yang berupa resume dalam proses penyiapan materi Program Pelatihan Kinerja yang telah selesai ditangani oleh Penulis selaku penggagas, yang berupa Program Pelatihan Kinerja dengan tema pokok : upaya membengunkan bangsa dari ketertinggalan dalam budaya kerja. B. Latar Belakang Pemikiran 1. Istilah kinerja yang bahasa sehari-harinya mengandung arti hasil kerja, adalah merupakan proses budidaya dalam dunia kerja, atau tepatnya disebut hasil proses budaya kerja. Tinggi rendahnya nilai kinerja bisa dikaitkan dengan nilai kemajuan suatu bangsa. Karenanya rendahnya tingkat kinerja suatu bangsa, menunjukkan ciri ketertinggalan bangsa itu dari bangsa-bangsa lain yang telah maju. 2. Yang dimaksud dengan budaya kerja adalah sikap mental atau perilaku dalam dunia kerja yang landasan filosofinya ditujukan pada upaya peningkatan hasil kerja dan perbaikan etika kerja,

INFO PELATIHAN KINERJA 10c #


RESUME PROSES PENYIAPAN MATERI PROGRAM PELATIHAN KINERJA
Penulis : Widjaja Kartadiredja/Letkol. Purn. Rujukan : 1. 2. Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja Buku Presentasi Pelatihan Kinerja

KATA PENGANTAR Hendaknya tulisan ini dimaknai sebagai Surat Terbuka yang ditujukan kepada mereka yang punya kepedulian terhadap masa depan anak bangsa pada generasi mendatang terkait masalah mentalitas dan budaya kerja. Teristimewa tulisan ini ditujukan kepada pejabat publik yang punya keterkaitan kepentingan dengan masalah pembinaan sumberdaya manusia di negeri ini, yaitu yang terhormat : Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara & Reformasi; Menteri Dalam Negeri R.I. Pemerintah daerah (Gubernur/Bupati/ Walikota); Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga R.I.; Organisasi Kepemudaan & Mahasiswa; Para Manajer HRM Perusahaan; lembaga Donor Pengembangan Kemanusiaan. Mudah-mudahan beliau pada alamat di atas sempat membaca tulisan ini melaui tebaran tautan di Facebook atau Twitter dan berkenan merespon. 1

TEMA POKOK, UPAYA MEMBANGUNKAN BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA yang subjeknya dapat berupa bangsa atau insitusi sebagai lembaga, dan aparat atau tenaga kerja sebagai individu. 3. Kenyataan yang tak bisa dipungkiri, bahwa siapa pun warga negara yang masih merasa mencintai bangsa dan negaranya, akan merasa prihatin terhadap kondisi bangsa saat ini yang dalam dunia kerja sangat jauh tertinggal dibanding dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju. Sudah selayaknya keprihatinan ini dapat memberikan dorongan kearah lahirnya prakarsa untuk mengadakan upaya perubahan. 4. Karenanya suatu keniscayaan yang harus bangkit di kalangan bangsa kita saat ini, adalah kemauan dan kreativitas positif untuk membangun wawasan baru dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia yang landasan filosofinya diorientasikan pada masalah mentalitas dan budaya kerja, yang tujuan utamanya untuk membekali kesiapan generasi mendatang agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dari generasi sekarang, dimana pembekalan ini harus dilakukan lewat lintas generasi. Artinya dilakukan melalui pewarisan nilainilai dari generasi ke generasi, karena pada dasarnya pembangunan mentalitas adalah penanaman nilai-nilai positif menjadi sebuah budaya yang prosesnya membutuhkan waktu dalam jangka panjang. Untuk tercapainya tujuan ke arah ini langkah awalnya harus dimulai sejak sedini mungkin, tegasnya sejak sekarang, yang pelaksanaannya harus didukung oleh kebijakan para pejabat publik dalam pemerintahan dan disambut baik oleh kalangan generasi muda sebagai pewaris generasi mendatang. C. Gambaran Kesiapan Program Pelatihan. 1. Persiapan program pelatihan kinerja yang telah selesai dilakukan oleh Penulis selaku penggagas dan yang nantinya sekaligus akan bertidak sebagai Pengajar, adalah : a. Penulis telah menyiapkan materi pokok pelatihan kinerja untuk digunakan dalam pelatihan singkat yang durasinya hanya 3 hari namun dilakukan secara berkelanjutan tanpa dibatasi limit waktu karena tak terbatasnya luas wilayah garapan pelatihan yang sifatnya nasional. 2 3) Untuk keperluan pemasaran pelatihan, telah dibuat : (1) Proposal Umum Program Pelatihan Kinerja (24 halaman). (2) Profil Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja (32 halaman). D. Gambaran Pelaksanaan Pelatihan dijelaskan b. Target yang ingin dicapai dalam program pelatihan dalam tahap 3 tahun pertama adalah: Pertama, menyiapkan 100 orang kader pelatih yang akan diambil dari mantan peserta pelatihan terbaik untuk dijadikan tim pengajar yang mobile. Kedua, target peserta dalam 3 tahun pertama l.k. 1.800 orang yang mayoritas berasal dari jajaran instansi pemerintahan yang tugas pokoknya dalam bidang pembinaan SDM. Target berikutnya dalam 3 tahun kedua dilaksanakan oleh kader-kader yang sudah dibentuk, hingga dalam waktu tertentu program pelatihan ini dapat diwujudkan secara merata di setiap wialayah regional/provinsi di negeri ini. c. Nampaknya program ini seperti hal yang mustahil, akan tapi dengan kesiapan materi yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh , Penulis/Penggagas, insya Allah program ini bisa diwujudkan. d. Nantinya di bawah bimbingan Penulis yang sekaligus sebagai Pengajar, kader pengajar harus dapat men-transfer ilmu yang didapat dalam pelatihan, lewat regional yang dibentuk di tiap Provinsi/Kabupaten/Kota, yang pelaksanaanya harus didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah dan kesediaan untuk menyelenggarakan pelatihan dalam bentuk in house training. 2. Materi pelatihan dibuat secara rinci, sistematis dan mudah difahami, yaitu berupa : 1) Buku Panduan Pelatihan Kinerja (140 halaman) untuk pegangan Peserta Pelatihan. 2) Buku Presentasi Pelatihan Kinerja (120 halaman), untuk pegangan Pengajar.

Gambaran pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :

1. Biaya Pelatihan. Program Pelatihan akan dilaksanakan dalam bentuk in house training (yaitu

TEMA POKOK, UPAYA MEMBANGUNKAN BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA pelaksanaan pelatihan didasarkan atas permintaan dari instansi pemerintah daerah sebagai calon pengguna jasa training, dengan kapasitas kelas 15 peserta, durasi pelatihan selama 3 (tiga) hari. Dana yang dibutuhkan jika program pelatihan ditangani oleh lembaga berdiri sendiri (tidak lewat in house training) yang terdiri dari biaya untuk infrastruktur, honor Pengajar dan biaya operasional untuk tahap 3 tahun pertama, mencapai Rp. 1,45 M karena sebagian besar dana digunakan untuk infrastruktur (data tertuang pada Naskah Proposal Umum Masalah Pendanaan). 2. Dalam proposal umum dijelaskan, jika kegiatan pelatihan dilaksanakan oleh lembaga berdiri sendiri, maka biaya pelatihan bisa mencapai Rp. 1.5 juta tiap peserta atau bahkan bisa lebih, yang akhirnya pelatihan ini akan berubah sifatnya menjadi komersial. Namun jika dilaksanakan melalui in house training dengan fasilitas yang dimiliki lembaga/instansi, maka biaya pelatihan peserta dan biaya penyelenggaraan pelatihan menjadi tanggunan instansi pengguna jasa training. Sementara konpensasi untuk Pengajar, biaya tranaportasi dan akomodasi Pengajar, diperkirakan sekitar Rp. 3 s/d 4,5 juta per-kelas a 15 peserta dalam 3 hari, ditanggung oleh pengguna jasa training. Biaya ini teramat murah, sekitar 70 prosent direduksi dari biaya yang berlaku pada umumnya. Karena itu kompensasi untuk Pengajar, transportasi, dan akomodasi selama mengajar, angka tersebut bahkan masih bisa dinego. 3. Keterangan penting lainnya. a. Penulis yang sekaligus akan bertindak sebagai Pengajar, dapat melaksanakan pelatihan 4 kali dalam sebulan dengan kapasitas kelas 15 Peserta, durasi pelatihan 3 hari. Dengan demikian dalam 1 bulan Pengajar dapat men-train trainee sebanyak 60 orang, dan dalam 1 tahun diperkirakan 600 orang, atau dalam tahap 3 tahun pertama 1.800 orang. Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan oleh Pengajar dengan kader atau tim pengajar yang sifatnya mobile yang akan disiapkan sebelumnya. b. Walaupun pelaksanaan pelatihan akan dilakukan melalui in house training, namun tidak menutup kemungkinan jika ada pemilik dana atau lembaga donor yang ingin bekerja sama dalam 3 penyelenggaraan pelatihan akan kami sambut dengan baik, agar nantinya Program Pelatihan Kinerja dapat direalisasikan secara luas dan merata di setiap regional di Provinsi-provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia. E. Peserta Pelatihan 1. Peserta pelatihan tidak ditekankan pada persyaratan akademis. Siapa saja karyawan Instansi Pemerintan dan Perusahaan yang tugasnya di bidang SDM bisa menjadi peserta, walau pun diutamakan yang posisinya sebagai direct supervisor, kecuali calon peserta yang bukan berasal dari Instansi. Peserta pelatihan bisa berasal dari: 1) Instansi pemerintah; 2) Perusahaan; 3) Organisasi Kepemudaan; 4) Mahasiswa sebagai calon pemimpin generasi mendatang. 2. Gambaran selengkapnya tentang Program Pelatihan Kinerja, tertuang pada buku Proposal Umum Program Pelatihan Kinerja dan Profil Buku Panduan Pelatihan Kinerja. F. Manfaat Program Pelatihan Kinerja

1. Manfaat yang akan didapat ada dua, yaitu yang bersifat wawasan dan yang bersifat aplikatif. Yang bersifat wawasan, dibutuhkan oleh institusi/lembaga untuk adanya bahan masukan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan sistem HRM dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berlandasan pada kebijakan manajemen yang menganut reward system yang adil, yang ada keterkaitan dengan masalah remunerasi (penggajian) dan pembinaan karir serta pengembangan potensi. 2. Yang bersifat aplikatif, dapat dijelaskan bahwa bagi lembaga yang belum memiliki sistem penilaian yang baku, sistem yang dirancang dalam pelatihan dapat digunakan sebagai contoh model perangkat sistem penilaian, sejalan dengan upaya menerapkan kebijakan sistem HRM di lembaganya. 3. Pelatihan dilakukan seminggu sekali (dengan durasi 3 hari, dengan kapasitas kelas 15 orang). Kalau lembaga/instansi memiliki 6 satuan kerja (tingkat Kabupaten atau Kota), maka dalam 6 minggu akan dilatih sebanyak 6 x 15 orang = 90 orang.

TEMA POKOK, UPAYA MEMBANGUNKAN BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA Mantan trainee ini insya Allah cepat atau lambat akan membawa misi perubahan di lingkungan regionalnya dalam bidang pembinaan sumberdaya manusia. 4. Lembaga/instansi pengguna jasa training tidak akan banyak mengeluarkan biaya, karena pelatihan hanya membutuhkan penyiapan fasilitas belajar berupa : ruangn belajar yang dapat menampung 15 orang peserta, dengan fasilitas berupa white board, sound system, alat presentasi berupa infocus, yang tentunya fasilitas tersebut sudah dimiliki oleh instansi yang bersangkutan. Sementara makan siang apeserta bisa saja tidak disediakan karena setiap karyawan (PNS) sudah mendapat tunjangan makan setiap hari kerja, dimana pelatihan itu sendiri dilaksanakan di hari kerja. 5. Biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna jasa training, adalah untuk : 1) konpensasi pengajar, 2) transportasi p.p. dari kota tempat tinggal pengajar ke kota tempat pelatihan dilaksanakan, 3) akomodasi untuk pengajar selama masa mengajar, 4) biaya untuk sanck, coffee break untuk peserta peltihan, ATK dan. Pembuatan Sertifikat. Sedangkan Buku Panduan dan bahan hand out, tanggungan Pengajar. 4. Kompensasi Pengajar, transportasi dari Bandung ke kota tujuan p.p. dan akomodasi selama masa mengajar 3 hari per-kelas, ditanggung oleh pengguna jasa training. Pembahasan Job Description (dan penetapan Job Requirement), berikut latihan cara membuatnya, 75 menit. Hari kedua Pokok Bahasan-4 (Menetapkan Faktor-faktor penilaian dalam membuat Rancangan Sistem Penilaian Kinerja), 60 menit. Mendesain Format Penilaian, 30 menit. Pokok Bahasan-5 (Membuat Petunjuk Cara Mengisi Format Penilaian), 90 menit. Pokok Bahasan-6 (Cara Melaksanakan Penilaian melalui Interview), 60 menit. Hari ketiga Pokok Bahasan-7 (Penggunaan Sistem Penilaian Kinerja yang Multiguna), 30 menit. Latihan membuat job description & menetapkan job requirement, 45 menit. Pokok Bahasan-10, tukar waktu (Dokumentasi Format Penilaian hasil rancangan sistem untuk aplikasi). 30 menit. Pokok Bahasan-8 (Peranan Manajer HRM / Manajer Personlia), 30 menit. Pokok Bahasan-9 (Penutup Materi),30 menit. Materi pelajaran penunjang dalam keilmuan lain jika diperlukan akan ditetapkan kemudian oleh user.

H. Himbauan Partisipasi :

G. Skedul & Materi Pokok Pelatihan Kierja

Lama pelatihan 3 (tiga) hari a 5 jam, pagi hari Pk. 08.00 -13.00 WIB (atau jikaterpaksa pelatihan dilakukan sore hari Pk. 13.15 - 17.45 WIB). Hari pertama Pokok Bahasan-1 (Tujuan Pelatihan & Pengenalan Profill Buku Panduan), 60 menit. Pokok Bahasan-2 (Dasar-dasar Kebijakan Implemetasi HRM), 60 menit. Pokok Bahasan-3 (Pengenalan Sistem Penilaian Kinerja), 75 menit. 4

Kepada lembaga/instansi pemerintah dan perusahaan yang ingin menyelenggarakan in house training atau bentuk kerjasama lainnya dalam penyelenggaraan program pelatihan ini, dapat menghubungi kami melalui : email : widiakertapranata@yahoo.co.id Kontak person : Widjaja Kartadiredja.

TEMA POKOK, UPAYA MEMBANGUNKAN BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA Catatan penting untuk pembaca blog ini : Penulis akan sangat berterima kasih kepada pembaca di website ini, apabilan berkenan (suka) menebarkan tautan blog ini melalui Facebok dan Twitter kepada teman/sahabat yang posisinya dapat mengakses program ini di lembaganya, atau yang dapat kontak dengan decision maker di lembaga itu, sebagai tanda partisipasi mendukung program ini. Mari kita sumbangkan tenaga dan fikiran untuk kepentingan bangsa menuju perubahan pembangunan di negeri ini. Anak-anak bangsa generasi mendatang akan sangat membutuhkan pembekalan untuk bangkit dari ketertinggalan dalam budaya kerja melalui kiprah generasi sekarang. Penulis yang sekaligus akan bertindak sebagai Pengajar sudah siap untuk melaksanakan pelatihan bagi lembaga yang bermaksud mengakses program ini melalui in house training di lembaganya.
purnabakti dari BUMNIS ditempatkan pada Advisory Staff Direktur. Pensiun dari TNI Angkatan Udara tahun 1995 dan Purnabakti dari BUMNIS tahun 1998; Pendidikan umum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta tahun 1964, pendidikan di TNI-AU a.l. Sekolah Dasar Kemiliteran Perwira TNI-AU (Milsuk), Sekolah Komando Kesatuan TNI-AU (SEKKAU) tahun 1980; Penataran Penyegaran Karyawan ABRI tahun1991. P Pengalaman khusus terkait Pembinaan SDM : Secara fungsional dalam kedudukan sebagai Staf Departemen menjadi anggota tim perumus perbaikan peraturan kepegawaian BUMNIS tahun 1983/1984; Mengajar dalam bidang manajemen di Pusat Pendidikan dan Latihan BUMNIS pada Kursus Manajemen Supervisi Tingkat Kepala Bagian/Kepala Biro dalam periode 1989 s/d 1992; Menjadi anggota Counterpart Penyusunan Master Plan Training Bidang Weaponry (sistem senjata) kerjasama antara BUMNIS tempat Penulis bekerja dengan sebuah lembaga pendidikan, Sodeteg Formation, anak Perusahaan Thomson di Perancis tahun 1992; Dalam rangka finalisasi pembuatan master plan training, Penulis bersama tim mengadakan misi survei ke beberapan lembaga pendidikan dan industri bidang weaponry weaponry di Perancis. Pada kesempatan tersebut secara terpisah dengan tim, Penulis mempelajari dasar-dasar kebijakan implementasi sistem HRM Thomson CSF Cooperation, walaupun dalam tempo yang singkat namun materi tersebut dapat diterima dengan baik; Pernah memberikan penataran P-4 Type A (Type 120 jam) Provinsi Jawa Barat pada pendalaman materi tahun 1991; Pernah mengikuti Seminar Internasional 6th International Seminar on Miracle of Al-Quran and As-Sunnah on Science and Technology di Bandung 29 Agustus s/d 1 September 1994. Dalam kapasitas sebagai Kepala Departemen General Affair menjadi Command Media Coordinator pengelolaan sistem dan prosedur terpadu BUMNIS; secara berkala terlibat dalam tim penggarapan Job Simplikasi Sistem HRM Perusahaan Boeing, A.S., untuk diterapkan di BUMNIS (tahun 1990-1996). Pengalaman dalam bidang sosial : Menulis lepas beberapa tulisan berupa feature, masalah pendidikan, dan agama pada Harian Umum Pikiran Rakyat dan Gala Media sebagai Pemerhati Masalah Sosial, antara lain pada tahun 2001, 2004, 2007, 2008; Menulis beberapa tulisan berbahasa Sunda pada Majalah Mangle dan Kujang; Menyusun Khutbah Jumat (45 judul) yang dihimpun menjadi buku berjudul Sampaikan Seruanku Walau hanya Satu Ayati, Pengalaman menjadi khatib khutbah Jumat di beberapa masjid jami di lingkungan tempat tinngal Penulis dalam periode 4 tahun sebulan sekali; Mengedarkan sejumlah tulisan berupa feature, masalah pendidikan & agama di Website

IDENTITAS : (Penulis, Penggagas, Penyusun Buku Panduan Program Pelatihan Kinerja).


Nama : H. Widjaja Kartadiredja (Letkol. Purnawirawan), lahir di Ciamis 14 Desember 1939. Saat berdinas aktif sebagai Anggota TNI-AU tugas di lingkungan organik TNI-Angkatan Udara selama 16 tahun dari 1965-1981; kemudian tugas diperbantukan pada sebuah BUMNIS (PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara) di Bandung selama16 tahun dari 1981-1997 dengan tugas terakhir sebagai Kepala Departemen General Affair Direktorat Sistem Senjata. Menjelang

TEMA POKOK, UPAYA MEMBANGUNKAN BANGSA DARI KETERTINGGALAN DALAM BUDAYA KERJA

Anda mungkin juga menyukai