Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah Statistika Rekayasa, Keandalan, dan Resiko Jurusan Teknik Kelautan FTK ITS 2011

Konsep Dasar Probabilitas


Bab ini terbagi menjadi tiga sub-bab sebagai berikut: Konsep dan Definisi Dasar

Probabilitas Peristiwa Majemuk

Teknik Enumerasi (pencacahan)

3.1.1. Eksperimen Probabilitas, Ruang Sampel, Peristiwa


Eksperimen Probabilitas segala kegiatan dimana hasil yg diperoleh dapat berupa: keluaran/outcome, tanggapan/response, ukuran/measurement Ruang Sampel (S) himpunan yg memuat seluruh kemungkinan keluaran, tanggapan, dan ukuran dari eksperimen.
Peristiwa/Kejadian /event adalah segala himpunan bagian dari suatu ruang sampel.

Pengertian di atas sering diilustrasikan dg menggunakan bantuan diagram venn.

Gb.1. Diagram Venn Probabilitas Peiistiwa A

3.1.2. Definisi Probabilitas


A. DEFINISI KLASIK Probabilitas peristiwa A yg terjadi sebanyak f kali dari total kejadian N . . . . . . . . (1) Syarat: - setiap kejadian bersifat mutually exclusive - setiap kejadian memiliki kesempatan yg sama Probabilitas tidak terjadinya peristiwa A (komplemen A) ....... (2) Contoh yg sering digunakan adalah probabilitas terpilihnya sisi uang koin atau dadu

Gb.2.kepingan koin dan . dadu

Contoh...
Dalam satu set pelat baja yg akan digunakan dalam sebuah galangan, terdapat 50 buah pelat tidak memenuhi kriteria ketebalan yg ditentukan dari total pelat 1700 buah.
Probabilitas digunakannya pelat yg tidak memenuhi kriteria ketebalan jika dipilih satu buah pelat secara acak adalah: P = 50 / 1700 = 0,03 Dengan f=50 dan N=1700

B. DEFINISI FREKUENSI RELATIF Probabilitas peristiwa A yg terjadi sebanyak f kali dari total kejadian N mendekati tak hingga P(A) = lim f / N . . . . . . . (3)
N

Gb.3. Gelombang

Contoh: Probabilitas terjadinya tinggi gelombang signifikan sebesar 3 meter pada perairan X, maka cukup diambil sampel yg representatif untuk menentukan frekuensi relatif tersebut.

C. DEFINISI SUBJEKTIF (INTUITIF) Probabilitas terjadinya peristiwa A lebih mengarah pada

@& #$% @(*!

derajat keyakinan pengamat ,baik karena ruang sampel yg terlalu besar maupun karena sulit dilakukan pegambilan sampel (sampling) pada populasinya.

Contoh:
Penilaian dari ahli (expert judgement) pada suatu pertandingan sepak bola.

3.2.1. Definisi Peristiwa Majemuk


Peristiwa Majemuk adalah peristiwa yg merupakan gabungan/kombinasi

B c

dua atau lebih peristiwa


sederhana (simple event)

Peristiwa majemuk

Gb. 4. ilustrasi peristiwa majemuk

3.2.2. Probabilitas Bersyarat


Probabilitas Bersyarat (conditional probability) adalah probabilitas dari sebuah peristiwa yg akan terjadi jika sebuah peristiwa lainnya telah terjadi.

AnB

AB

Gb. 5. probabilitas bersyarat terjadinya peristiwa B setelah terjadinya peristiwa A

3.2.3. Peristiwa Saling Bebas


2 peristiwa dikatakan Independent jika kejadian keduanya tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan pada peristiwa Dependent berlaku sebaliknya.

(Independent)

Peristiwa saling berlaku jika :

bebas

Sehingga berlaku pula: Pr(B) = Pr (B|A) Begitu pula sebaliknya untuk probabilitas peristiwa A. Pr(A) = Pr (A|B)

3.2.4. Peristiwa Mutually Exclusive


(Saling Meniadakan)
Mutually exclusive (disjoint events) : Jika terjadinya salah satu peristiwa mencegah terjadinya peristiwa lainnya dalam satu eksperimen. Dengan demikian,berlaku: Artinya juga Pr(A|B) = Pr(B|A) = 0

Gb. 6. Diagram Venn peristiwa Mutually Exclusive

3.2.5. Hukum-hukum Probabilitas Majemuk

3.2.5.1. HUKUM PERKALIAN a. Peristiwa Saling Bebas berlaku: Pr (AnB) = Pr(A) . Pr(B)
b. Peristiwa Tidak Saling Bebas berlaku:

begitu juga Pr (AnB) = Pr(A).Pr(B|A)

3.2.5.2. HUKUM PENJUMLAHAN Hukum penjumlahan pada peristiwamajemuk :

Untuk peristiwa mutually exclusive Pr (AnB)=0 sehingga Pr(AuB) = Pr(A) + Pr(B)

3.2.6. Formulasi Bayes


Andaikan terdapat sekelompok peristiwa B1,B2,B3,.....Bn dalam suatu ruang sampel yang bersifat mutually exclusive dan menyeluruh., Kemudian dalam ruang sampel tersebut terdapat peristiwa A yang mana beririsan dengan peristiwa Bi. Maka untuk menentukan probabillitas terjadinya peristiwa Bi setelah terlebih dahulu terjadi peristiwa A dijelaskan persamaan di samping.
S B3 A B1 B2 Bn

3.3.1. Pohon Probabilitas


A1 B1 B2 B3 P(B1|A1) P (A1 n B1) P(B2|A1) P (A1 n B2) P(B3|A1) P (A1 n B3)

A2

B1 B2 B3

P(B1|A2) P (A2 n B1) P(B2|A2) P (A2 n B2) P(B3|A2) P (A2 n B3)

Persamaan probabilitas: P(A1 n B1) = P(A1).P(B1|A1) P(A1 n B2) = P(A1).P(B2|A1) ......dan seterusnya.

3.3.2. Analisis Kombinatorial


3.3.2.1. Prinsip Dasar Jika sebuah peristiwa dapat terjadi dengan salah satu dari

n cara berlainan dan apabila


masing-masing cara bisa
terjadi dengan m carayang berlainan pula, maka banyaknya cara yg mungkin bagi peristiwa tersebut untuk terjadi adalah

n.m

3.3.2.2. PERMUTASI Permutasi adalah suatu cara penyusunan r objek dari n objek dengan memperhatikan urutasn susunannya. Didefinisikan:
P(n,r) n(n 1)(n 2)...(n (r 1)) n(n 1)(n 2)...(n (r 1)) . (n - r)(n - (r 1)) ... (3) (2) (1) (n - r)(n - (r 1)) ... (3) (2) (1) n! (n - r)!

3.3.2.3. KOMBINASI Dalam kombinasi, r obyek yang terpilih urutannya tidak diperhatikan.

Dengan demikian bila dari n obyek berbeda dipilih r obyek, akan diperoleh :

kombinasi (pasangan)
Contoh: 6 angka yg dipilih dari 49 angka menghasilkan kombinasi sebanyak:

Anda mungkin juga menyukai