Anda di halaman 1dari 5

Anggraini Surya Putri 25010110120123 R1 B1

Tugas Dasar Pemberantasan Penyakit Infeksi Nosokomial

1. Jenis infeksi nosokomial apa yang sering terjadi? a. Infeksi Saluran Kemih Infeksi nosokomial di saluran kemis dihubungkan dengan penggunaan kateter urin, yang menyebabkan 3-10% risiko infeksi setiap harinya. Hampir 3% pasien dengan infeksi saluran kemih berkembang menjadi bakterimia. Antara infeksi nosokomial jenis lainnya, infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang sering terjadi atau sekitar 35% dari total infeksi nosokomial. Meskipun sering terjadi , jenis infeksi ini menyebabkan peningkatan biaya dan angka kematian yang paling kecil. Infeksi saluran kemih bertanggung jawab atas 10-15% perpanjangan waktu rawat di rumah sakit dan peningkatan biaya. Infeksi saluran kemih biasanya disebabkan oleh pathogen yang menyebar secara langsung ke area periuretral dari perineum pasien atau saluran cerna, cara penyebaran ini merupakan cara yang sering terjadi pada wanita. Selain itu infeksi saluran kemih juga disebabkan kontaminasi intraluminal kateter urin, biasanya akibat infeksi silang oleh tenaga medis yang melakukan irigasi kateter atau melakukan pengosongan kantung penampungan ini. b. Infeksi luka operasi Infeksi luka operasi merupakan efek smaping kedua yang paling sering terjadi di rumah sakit, juga merupakan jenis infeksi nosokomial kedua terbanyak. Secara umum , risiko terjadinya infeksi luka operasi

dipengaruhi oleh ketrampilan dokter bedah, penyakit yang diderita pasien, serta waktu pemberian antibiotic profilaksis yang kurang tepat. Factor risiko tambahan antara lain keberadaan drainase, perpanjangan waktu rawat paska operasi, perncukuran area operasi dengan pisau cukur satu hari sebelum operasi dan infeksi di lokasi tubuh lainnya. c. Infeksi sistemik Infeksi sistemik atau bakterimia mencakup kurang lebih 15% kejadian infeksi nosokomial. Meskipun lebih rendah dari kedua jenis infeksi nosokomial yang telah dibahas sebelumnya, infeksi jenis ini mengakibatkan kerugian materi yang lebih besar dan angka kematian pasien yang lebih tinggi. Infeksi kebanyakan berasal dari

mikroorganisme yang berada di kulit tempat masuknya kateter, dengan bakteri pathogen yang bermigrasi ke ekstraluminar kateter. d. Pneumonia Pneumonia akibat infeksi nosokomial biasanya terjadi setelah perawatan lebih dari 48 jam di rumah sakit dan pasien memperlihatkan tanda-tanda klinis pneumonia yang tidak didapatkan saat awal perawatan. Serupa dengan infeksi sistemik, pneumonia juga

menyebabkan peningkatan biaya dan angka mortalitas.

2. Apa dampak terjadinya Infeksi nosokomial bagi Rumah sakit? Fungsi rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan penderita sebagaimana yang diharapkan, nampak belum dapat

diselenggarakan secara optimal. Hal ini dapat menimbulkan dampak negative seperti terhambatnya proses penyembuhan dan pemulihan penderita, timbul pengaruh buruk pada petugas dan tercemarnya lingkungan yang menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Dampak negative ini menjadikan tujuan utama rumah sakit sebagai penyelenggara asuhan pasien yang berkualitas tinggi belum tercapai, akibatnya seringkali rumah sakit kehilangan citranya dan berubah fungsi menjadi tempat yang memberikan kesan tidak teratur, kotor, tidak nyaman, berbahaya dan sebagainya. Ketika rumah sakit kehilangan citra, maka akan

terjadi pengurangan minat masyarakat untuk mendapatkan pelayan kesehatan pada rumah sakit tersebut. Jika pada suatu rumah sakit tingkat terjadinya infeksi nosokomial sangat sering, maka rumah sakit tersebut harus membenahi cara-cara pencegahan penyebaran infeksi tersebut dengan lebih baik dan lebih serius.

3. Bagaimana pencegahan Infeksi nosokomial? a. Mengingat kembali tentangkemungkinan terjadinya infeksinosokomial akibat tingkah laku personil rumah sakit (medik dan

paramedik).Perawat dan dokter yang telah mengikuti Simposium Pengen-dalian Infeksi Nosokomial secara bergantian memberikan ilmuyang mereka peroleh lalu dilanjutkan dengan diskusi. b. Keharusan untuk mentaati prosedur pelayanan yang

telahditetapkan.Pemantauan pelaksanaan prosedur pelayanan. c. Peningkatan kemampuan opersonil.Pendidikan dan pelatihan dalam bidang infeksi nosokomial. d. Pemantauan terjadinya infeksi nosokomial.Dilakukan pengamatan tentang kemungkinan terjadinya. Infeksi nosokomial di Iantai-lantai perawatan dan ICU.Yang dicatat sebagai infeksi nosokomial adalah semua ka-sus infeksi yang terjadi sekurang-kurangnya setelah 3 x 24 jamdirawat di rumah sakit atau pada waktu masuk tidak

didapatkantanda-tanda klinik dari infeksi tersebut. Meskipun kultur tidak mendukung ke arah infeksi nosokomial, tetap dicatat sebagaiinfeksi nosokomial. e. Penelitian terhadap infeksi nosokomial. Bila terdapat kecurigaan adanya infeksi nosokomial, makadilakukan pemeriksaan laboratorium yang dianggap perlu. Selain itu secara teratur diadakan uji sterilitas ruangan dan peralat-an di RS.

4. Sebutkan Sumber Infeksi dari terjadinya Infeksi Nosokomial Sumber penyebab infeksi nosokomial yaitu manusia, benda, aliran udara, makanan , dan hewan. Yang terbanyak menjadi sumber mikroorganisme

yang pathogen adalah manusia. Kuman penyebab infeksi nosokomial secara umum dibedakan menjadi 3 tipe umum yaitu : a. Mikroorganisme yang konvensional, kuman penyebab penyakit pada orang sehat yang tidak memiliki kekebalan khusus seperti: virus influenza b. Mikroorganisme kondisional, kuman ini dapat menyebabkan

terjadinya infeksi secara klinis pada bagian tubuh tertentu apabila terdapat faktro-faktor presdisposisi seperti : pseudomonas sp, proteus sp c. Mikroorganisme oportunistik, kuman yang menyebabkan penyakit menyeluruh pada orang yang sakit seperti: mycobacterium sp, nocardia. Selain mikroorganisme tersebut, sumber infeksi nosokomial dapat dibagi dalam 4 bagian: a. Petugas rumah sakit (perilaku) Tindakan pemasangan infus, pembedahan, penyuntikan,

pemasangan kateter urine dll Kurang memahami cara penularan penyakit Kurang memperhatikan kebersihan Kurang atau tidak memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic Menderita penyakit tertentu Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan

b. Alat yang dipakai Kotor Rusak Penyimpanan kurang baik Dipakai berulang-ulang Kadaluarsa

c. Pasien Kondisi yang sangat lemah Kebersihan kurang Menderita penyakit kronis

Menderita penyakit menular Flora normal pasien

d. Lingkungan Tidak ada sinar matahari / penerangan yang masuk Ventilasi udara kurang baik Ruangan lembab Banyak serangga. Pengunjung RS Makanan & minuman dan sumber air mandi

Anda mungkin juga menyukai