Anda di halaman 1dari 39

PTK Bahasa Arab Judul

Penerapan Metode Ceramah Untuk Memperkaya Hafalan Mufradat siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Pangkatrejo Sugio Lamongan

Oleh : Nur Salim S.Pd Pangkatrejo sugio lamongan


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI memiliki fungsi yang penting dalam memberikan pondasi yang kuat dan dalam bagi siswa guna membentuk suatu konstruksi individu yang berakhlaq al-karimah di masa-masa mendatang . Di masa yang akan datang, suatu konstruksi individu yang berakhlaq al-karimah (mempunyai budi pekerti yang luhur) berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat . Dalam pembelajaran bidang studi Bahasa Arab bersandar pada kurikulum pembelajaran dan pengajaran Agama Islam yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Lingkungan oleh Departemen Agama. Proses pembelajaran bidang studi bahasa Arab adalah tidak bisa dilepaskan dari Kehidupan Agama Islam itu sendiri yang memberikan ajaran bagi umat manusia pemeluknya untuk mengedepankan dan mengutamakan kegiatan belajar. Dalam kepercayaan agama Islam, Allah Azza Wa Jalla akan meninggikan derajat manusia di mata manusia yang lain dan mata Allah SWT bagi orang-orang yang bertakwa dan berilmu. Kedudukan orang yang memiliki ilmu sebanding dengan orang-orang yang bertakwa. Bahkan, sesungguhnya belajar itu adalah bagian dari bentuk ibadah, dan satu barisan dengan orang-orang yang berjuang di jalan Allah Azza Wa Jalla. Allah hu Akbar, Allah Maha Besar. Sesungguhnya, orang yang sedang atau tengah menempuh pendidikan atau belajar, apabila ia mendapatkan musibah dan seandainya kematian datang padanya; sungguh kematiannya adalah kematian bagi orang-orang yang gugur di jalan Allah Azza Wa Jalla. Dengan izin Allah SWT, orang yang meninggal dalam upaya atau tengah dalam kegiatan mencari ilmu maka dirinya akan mati dalam keadaan syahid; sebagai syuhada. Proses pembelajaran Bahasa Arab memberikan kontribusinya yang besar guna membentuk siswa yang mempunyai budi pekerti yang luhur. Akan tetapi, realitas di lapangan ternyata menunjukkan kenyataan yang tidak jauh berbeda dengan proses pembelajaran di bidang studi yang lain yakni juga menemui kendala-kendala dan hambatan. Proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI juga menemui kendala dan hambatan yang dapat berkembang menjadi problematika tersendiri yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab itu sendiri. Kendala dan hambatan yang sering kali muncul dalam proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI di antaranya, meliputi : (i) Rendahnya motivasi belajar siswa (ii) Kurangnya perhatian dan pengawasan dari guru (iii) Minimnya variasi proses pembelajaran dalam bidang studi Pendidikan Agama

Islam (iv) Menurunnya kontrol orang tua pada aktivitas keagamaan siswa. (v) Budaya yang berkembang di masyarakat yang seringkali mengenyampingkan pembelajaran pendidikan agama bagi anak-anaknya. Berangkat pada realitas pengembangan dan proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI yang cukup memprihatinkan, guru pengajar bidang studi Bahasa Arab yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab yang penuh dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penentuan hasil atau produk yang berupa keterampilan dan prestasi belajar siswa pasca proses pembelajaran pada tahapan eveluatif. Apabila permasalahan tersebut tidak segera diambil tindakan penanggulangan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan yang erat dan mempunyai kewenangan (policy) dalam menentukan kebijakan dan kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran maka niscaya siswa akan menemui kesukaran dan tertinggal dalam mengikuti proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab. Lebih-lebih, pada siswa yang memang pada dasarnya mempunyai motivasi belajar yang rendah, mereka akan putus asa dan menjaga jarak dengan proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab. Sebuah realitas yang patut dicermati bersama. Guru sebagai salah satu pihak yang mempunyai kewenangan (policy) dalam menentukan kebijakan pendidikan terutama dalam proses pembelajaran langsung di lapangan mempunyai tanggung jawab yang besar guna mengatasi permasalahan atau problematika ini. Guru dituntut mempunyai kemampuan dan kreativitas tersendiri dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab. Guru juga hendaknya mempunyai ide-ide kreatif, inovatif, dan tepat sasaran dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab dalam kelas yang menjadi tanggung jawabnya, baik secara profesional maupun moralitas. Bentuk kepercayaan orang tua murid dan wali murid untuk menyerahkan anaknya menjadi siswa dan anak didik guru di sekolah merupakan sebuah kepercayaan yang sangat tinggi dan harus dipertanggungjawabkan secara profesional, terlebih secara moral kepada diri sendiri, masyarakat, dan kepada Allah Azza Wa Jalla. Pada momentum seperti ini, peneliti merasa tepat dan mantap untuk mengetengahkan serta mendeskripsikan proses dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang peneliti kerjakan di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006. Karena dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang peneliti lakukan dengan target keterampilan hafalan mufrodat dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan ini peneliti berusaha mendeskripsikan upaya-upaya yang peneliti lakukan agar keterampilan siswa dalam menghafalkan mufrodat dapat mengikat. dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan ini dapat meningkat. Kegiatan penelitian ini memiliki judul penelitian yaitu : Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penggunaan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Kemampuan Hafalan Mufrodat dalam Bidang Studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak.

1.2 Rumusan Masalah Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006 ini berjalan dalam kerangka pemikiran untuk memberikan sebuah deskripsi jawaban terhadap rumusan masalah seperti di bawah ini : (1) Bagaimanakah meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006 dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan ?. (2) Bagaimanakah usaha peningkatan kemampuan hafalan mufrodat siswa pada bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran

2005/2006 dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan menunjukkan hasil yang memuaskan ?. 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006 penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang langkah meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab dengan menggunakan strategi pembelajaran metode diskusi di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006. Sedangkan, secara khusus, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006 ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Peningkatan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab, khususnya pada keterampilan menghafalkan mufrodat pada siswa di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006. 2. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang menggunakan strategi pembelajaran metode ceramah dan penugasan dalam bidang studi Bahasa Arab, khususnya pada kemampuan menghafalkan mufrodat dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan. 3. Peningkatan profesionalisme guru dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006. 4. Peningkatan profesionalisme guru dalam menggunakan metode ceramah dan penugasan guna pengelolaan proses pembelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab khususnya peningkatan pemahaman materi rukun Islam pada siswa Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 ini meliputi : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Meningkatkan kemampuan dalam menyusun rancangan penelitian dan pengajaran (RP) dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan pada kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam bidang studi Bahasa Arab, yang mengacu pada peningkatan kemampuan hafalan mufrodat pada siswa Kelas V di Madarash Ibtidaiyah (MI). b. Bagi Siswa Meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat pada siswa kelas V MI dalam bidang studi Bahasa Arab sebagai salah satu tolak ukur tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang telah dilakukan bersama antara guru dan siswanya. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI dalam bidang studi Bahasa Arab serta pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran siswa pada kemampuan hafalan mufrodat dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan. c. Bagi Rekan Se-Profesi Sebagai salah satu inovasi penggunaan metode ceramah dan penugasan dalam upaya meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab pada siswa kelas V MI yang dapat diaplikasikan secara tepat guna dan berhasil guna di sekolah masing-masing. 2. Manfaat Teoritis Sebagai salah satu inovasi penggunaan metode ceramah dan penugasan dalam rangka

meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat pada siswa pada bidang studi Bahasa Arab yang bisa diterapkan pada siswa kelas IV di MI (Madarasah Ibtidaiyah). 1.5 Ruang Lingkup Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 ini dibatasi dalam sebuah ruang lingkup sebagai berikut : 1. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab ini dilaksanakan di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006. 2. Kegiatan pembelajaran difokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan menghafalkan mufrodat pada siswa kelas V MI pada bidang studi Bahasa Arab dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan. 3. Di sisi lain, juga meningkatkan pemahaman, penguasaan, dan prestasi pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab yang diberikan pada siswa kelas V di MI. 4. Kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab ini difokuskan pada upaya terkoordinasi dan sistematis yang mengacu pada penumbuhkembangan iklim kegiatan pembelajaran yang kondusif yang menyenangkan bagi siswa dan guru. Harapannya, adalah mutlak agar ketercapaian prestasi pembelajaran seperti yang diinginkan oleh semua pihak dapat terwujud. 1.6 Asumsi Dasar Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 ini berjalan dalam sebuah kerangka asumsi penelitian yang mendasar seperti berikut ini : 1. Siswa Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 cenderung mempunyai tingkat kemampuan menghafalkan mufrodat yang relatif kurang sehingga berpengaruh pada kelancaran dan hasil yang diraih dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab. 2. Guru pengajar dan guru kelas relatif belum memiliki kreativitas dalam penumbuh kembangan kemampuan hafalan mufrodat siswa pada bidang studi Bahasa Arab dan menggunakan beragam teknik pendekatan atau strategi pembelajaran yang inovatif dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM). 3. Peningkatan kemampuan hafalan mufrodat pada siswa dalam pembelajaran bidang studi Bahasa Arab dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan pada siswa merupakan sebuah upaya yang tepat sasaran guna membantu dan membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). 1.7 Batasan Istilah Penafsiran yang tidak tepat dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 dapat dihindari dan diminimalisasi dengan menyajikan batasan istilah-istilah yang menjadi kata kunci. Istilah-istilah yang dimaksud dalam Kegiatan Penelitian Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 ini adalah meliputi : 1. Kemampuan hafalan mufrodat adalah suatu bentuk keterampilan menghafalkan mufrodat dengan menggunakan pelafadzan yang baik dan benar berdasarkan kaidah-

kaidah ilmu tajwid. 2. Bidang studi Bahasa Arab adalah bidang studi yang menggunakan materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pengajaran bidang studi Bahasa Arab. 3. Metode ceramah dan penugasan merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan kaidah-kaidah prosedural pendekatan pembelajaran yang mengoptimalkan kegiatan ceramah sebagai metode penyampaian materi pembelajaran kepada siswa dan metode penugasan yang berfungsi sebagai piranti pengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan dalam bentuk-bentuk kemampuan dan keterampilan praktis, merujuk pada kompetensi dalam materi pembelajaran, secara efektif. 4. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan suatu pendekatan untuk memperbaiki proses dan hasil pendidikan melalui perubahan, dengan memotivasi agar mencermati Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terjadi menjadi tanggung jawabnya masing-masing, agar bersedia mengkritisi praktek mengajarnya itu dan merubahnya. BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Bidang Studi Bahasa Arab Proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab tidak dilepaskan dari karakteristik Agama Islam itu sendiri yang memberikan ajaran bagi umat pemeluknya untuk mengedepankan dan mengutamakan kegiatan belajar. Dalam kepercayaan agama Islam, Allah Azza Wa Jalla akan meninggikan derajat manusia di mata manusia lain dan di mata Allah SWT bagi orang-orang yang bertakwa dan berilmu. Kedudukan orang yang memiliki ilmu sebanding dengan orang-orang yang bertakwa. Bahkan, sesungguhnya belajar itu adalah bagian dari bentuk ibadah, dan satu barisan dengan orang-orang yang berjuang di jalan Allah Azza Wa Jalla. Allah Akbar, Allah Maha Besar. Sesungguhnya, orang yang sedang atau menempuh pendidikan atau belajar, apabila ia mendapatkan musibah dan seandainya kematian datang padanya; sungguh kematiannya adalah kematian bagi orang-orang yang gugur di jalan Allah Azza Wa Jalla. Dengan izin Allah SWT, orang yang meninggal dalam upaya atau di tengah kegiatan mencari ilmu maka dirinya akan mati dalam keadaan syahid; sebagai syuhada. Proses pembelajaran Bahasa Arab memberikan kontribusi yang besar guna membentuk siswa yang mempunyai budi pekerti yang luhur. Akan tetapi realitas di lapangan ternyata menunjukkan kenyataan yang tidak jauh berbeda dengan proses pembelajaran di bidang studi banding yang lain yakni juga menemui kendala-kendala dan hambatan. Proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI juga menemui kendala dan hambatan yang dapat berkembang menjadi problematika tersendiri yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab itu sendiri. Kendala dan hambatan yang seringkali muncul dalam proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI diantaranya, meliputi : a) Rendahnya motivasi belajar siswa. b) Kurangnya perhatian dan pengawasan dari guru. c) Minimnya variasi proses pembelajaran dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. d) Menurunnya kontrol orang tua pada aktivitas keagamaan siswa. e) Budaya yang berkembang di masyarakat yang seringkali mengesampingkan pembelajaran pendidikan agama bagi anak-anaknya. Berangkat dari realitas pengembangan dan proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI yang cukup memprihatinkan, guru pengajar studi Bahasa Arab yang

mempunyai kewenangan dan tanggung jawab yang penuh dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penentuan hasil atau produk yang berupa keterampilan dan prestasi belajar siswa pasca proses pembelajaran pada tahapan evaluatif. Apabila permasalahan tersebut tidak segera tidak segera diambil tindakan penanggulangan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan yang erat dan mempunyai kewenangan (policy) dalam menentukan kebijakan dan kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran maka niscaya siswa akan menemui kesukaran dan tertinggal dalam mengikuti proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab. Lebih-lebih, pada siswa yang memang pada dasarnya mempunyai motivasi pembelajaran bidang studi Bahasa Arab. Sebuah realitas yang patut dicermati bersama. Guru sebagai salah satu pihak yang mempunyai kewenangan (policy) dalam menentukan kebijakan pendidikan terutama dalam proses pembelajaran langsung di lapangan mempunyai tanggung jawab yang besar gua mengatasi permasalahan atau problematika ini. Guru dituntut mempunyai kemampuan dan kreativitas tersendiri dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab. Guru pengajar bidang studi Bahasa Arab harus bisa melakukan sebuah upaya pendekatan yang reflektif, mengingat bidang studi Bahasa Arab sangat dekat dengan pengertian kebenaran, sesuatu yang disepakati bersama sebagai sesuatu yang benar dan salah; sesuatu yang baik dan tidak. Pendekatan reflektif membantu siswa lebih memahami isi dan pesan dalam materi pembelajaran bidang studi Bahasa Arab secara mendalam dan tidak berhenti pada hal-hal yang bersifat fisik (syariat) semata, lebih lanjut lagi akan menyentuh ranah hakekat dari materi Agama Islam itu sendiri. Guru juga hendaknya mempunyai ide-ide yang kreatif, inovatif, dan tepat sasaran dalam mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab dalam kelas yang menjadi tanggung jawabnya, baik secara profesional maupun moralitas. Bentuk kepercayaan orang tua murid dan wali murid untuk menyerahkan anaknya menjadi siswa dan anak didik guru di sekolah merupakan sebuah kepercayaan yang sangat tinggi dan harus dipertanggungjawabkan secara profesional, terlebih moral kepada diri sendiri, masyarakat, dan kepada Allah Azza Wa Jalla. Dalam upaya menuju ke arah peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa, guru hendaknya mengembangkan sebuah strategi pembelajaran yang mengenai sasaran, berdaya guna dan berhasil guna, serta dapat memberikan persepsi baru bahwa bidang studi Bahasa Arab akan memberikan arahan yang jelas dan benar dalam aktivitas beragama dan bermasyarakat sehari-hari dalam lingkungan masyarakat. Sejalan dengan kerangka berfikir seperti di atas, guru hendaknya mampu secara reflektif memberikan penyadaran (katarsis) kepada siswa bahwa pada dasarnya bidang studi Bahasa Arab yang dalam proses pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian arahan yang jelas dan benar dalam aktivitas beragama dan bermasyarakat sehari-hari dalam lingkungan bermasyarakat di sekitarnya tidaklah berbeda jauh dengan bidang studi dan disiplin ilmu yang lain. Apabila siswa yang bersangkutan mempunyai motivasi yang rendah dalam proses pembelajarannya maka dirinya akan terus menerus menemui kesukaran dan tertinggal jauh dalam penguasaan materi pembelajaran bidang studi Bahasa Arab ini. 2.2 Kemampuan Hafalan Mufrodat Kemampuan hafalan mufrodat pada siswa merupakan salah satu bentuk keterampilan dasar yang menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab. Keterampilan yang mencakup kemampuan dasar siswa dalam pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab. Tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab tersebut memiliki pengaruh yang besar dan berimplementasi langsung pada prestasi belajar siswa. Suatu bentuk atau proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sering menemui kendala dan hambatan yang dapat berkembang menjadi sebuah problematika pembelajaran yang besar dapat mempengaruhi tingkat ketercapaian prestasi belajar siswa pasca proses pembelajaran.

Upaya-upaya untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang baik berimplementasi langsung pada upaya secara terus menerus dan menyeluruh pada peningkatan keterampilan dan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa; merupakan sebuah usaha yang dilakukan antara beberapa pihak yang terkait dalam pengembangan dan pengelolaan pendidikan, seperti guru, orang tua siswa (wali murid), dan pihak-pihak yang lainnya (Suryaman, 1990:12). Usaha peningkatan keterampilan dan prestasi belajar siswa tidak bisa dibebankan pada satu pihak semata. Usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan keterampilan dan prestasi belajar siswa hendaknya dilakukan secara bersama-sama, koordinatif, dan berkesinambungan; tidak terputus pada satu tahapan proses pembelajaran saja. Hal ini akan secara prinsipil mampu mengurangi kemunculan kendala dan hambatan yang dapat berkembang menjadi problematika tersendiri, yang dapat menyulitkan dan menyurutkan usaha untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Selain berhadapan dengan faktor guru dan lingkungan yang melatar belakangi siswa yang kurang memberikan dukungan serta minimnya fasilitas pendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM). Usaha meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar siswa dalam bidang studi Bahasa Arab juga berhadapan dengan faktor siswa itu sendiri. Rendahnya motivasi belajar pada siswa di sekolah MI menciptakan permasalahan tersendiri yang membuat banyak pihak, terutama guru sebagai institusi pertama yang berhadapan langsung dengan situasi dan kondisi tersebut. Pengaruh media elektronik; maupun media massa lainnya dan lingkungan yang kurang kondusif pada aktivitas-aktivitas keagamaan dan relijius memposisikan siswa di MI pada situasi dan kondisi yang kurang sehat bagi perkembangan kehidupan beragamanya, dampaknya secara luas dapat dicermati pada penurunan kegiatan keagamaan di sekolah-sekolah. 2.3 Metode Ceramah dan Penugasan Metode ceramah; merupakan suatu metode pendekatan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam operasional matematika yang menitikberatkan kegiatan pada penyampaian material pembelajaran yang dikemas dalam uraian dan penjelasan secara runtut, sistematis, jelas dan sederhana. Sedangkan, metode ceramah dan penugasan merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang mengoptimalkan kegiatan ceramah sebagai metode penyampaian materi pembelajaran kepada siswa dan metode penugasan yang berfungsi sebagai piranti pengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan dalam bentuk-bentuk kemampuan dan keterampilan praksis, merujuk pada kompetensi dalam materi pembelajaran, secara evaluatif. Gardner dan Amstrong (dalam Akbar, 2002 : 88) mengatakan bahwa ada delapan kecerdasan yang dimiliki setiap manusia yang disebut dengan multiple intelligences (kecerdasan majemuk), yang meliputi : a. Kecerdasan linguistic; kemampuan menggunakan kosa kata dalam kalimat yang efektif baik lisan maupun tertulis; b. Kecerdasan matematis-logis; kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar; c. Kecerdasan spasial; kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual-spasial, dan mengorientasikan diri secara matrik spasial; d. Kecerdasan kinetis-jasmani; keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, keterampilan tangan untuk menciptkan dan mengubah sesuatu; e. Kecerdasan musikal; kemampuan menangani bentuk-bentuk musical dengan cara mempersepsi, membedakan, menggubah, dan mengekspresikannya; f. Kecerdasan inter-personal; kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain; g. Kecerdasan intra-personal; kemampuan memahami diri secara akurat, kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperament, dan keinginan, serta kemampuan

berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri secara proporsional; 2.4 Indikasi Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Indikator tingkat keberhasilan yang menunjukkan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab yang terimplementasikan pada peningkatan kemampuan hafalan mufrodat pada siswa dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan yang terangkum dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 ini adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan Kemampuan Hafalan Mufrodat Pada Siswa Peningkatan kemampuan hafalan mufrodat pada siswa secara kualitas terlihat dalam kemampuan mengingat dan melafadzkan huruf ayat-ayat dalam kumpulan yang disebut sebagai mufrodat sesuai dengan kaidah-kaidah dalam ilmu tajwid dengan cepat dan tepat pada proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab. Tingkat kemampuan dan keterampilan siswa dalam melakukan aktivitas menghafalkan mufrodat memudahkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran bidang studi Bahasa Arab. Hal ini memberikan gambaran yang konkret pada peningkatan kemampuan yang berimplementasi pada prestasi belajar siswa dalam bidang studi Bahasa Arab 2. Tingkat Efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Efisiensi proses interaksi antara siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab yang berpusat pada kemampuan menghafalkan mufrodat pada siswa yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi interaksi pembelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab itu sendiri. BAB III METODE PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini secara prosedural mempergunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penggunaan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 ini didasari oleh realitas bahwa guru sebagai lembaga profesi dituntut untuk selalu mempunyai kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman, karena perubahan struktur sosial-masyarakat berdampak langsung pada perilaku siswa di sekolah dan keaktifannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab. 3.1 Rancangan Penelitian Secara prinsipil, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai tujuan yakni pengembangan format keterampilan-keterampilan baru atau suatu metode pendekatan yang baru guna memecahkan berbagai permasalahan (Problem Solving) yang ada dan berkembang di kelas selama kegiatan belajar mengajar (KBM); yang berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa melalui aplikasi secara prosedural penelitian dan evaluasi secara langsung di lingkungan profesi pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah pengkajian yang dilakukan terhadap permasalahan yang relatif sederhana dalam ruang lingkup yang sempit; yang memiliki hubungan dan keterkaitan dengan pola perilaku individu atau kelompok orang (group) di suatu lingkungan tertentu secara kausalitas. Penelitian peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode menghafal, pada prinsipnya, juga secara jelas mempergunakan aturan-aturan prosedural dan sistematis rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pada umumnya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini juga diikuti dengan aktivitasaktivitas pengkajian yang cermat dan teliti terhadap suatu strategi pendekatan tertentu dan mengkaji hingga sejauh mana dampak yang ditimbulkan oleh strategi pendekatan tersebut terhadap pola perilaku objek yang sedang diteliti secara terperinci dan holistic (Joyohadikusumo. 2001 : 20). Tingkat perubahan yang terjadi secara menyeluruh pada objek penelitian ini akan menjadi masukan data tersendiri yang pada proses selanjutnya akan dihubungkan dengan variabel penelitian yang berupa strategi pendekatan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan upaya kritis peneliti terhadap objek penelitian; termasuk diri peneliti tersebut. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru juga berperan sebagai praktisi, merupakan sebuah elemen bagian dari instrumen penelitian. Secara prinsipil, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki proses dan hasil pendidikan melalui perubahan, dengan motivasi guru agar mencermati kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing, agar bersedia mengkritisi praktek mengajarnya itu dan merubahnya. (Wibawa, 2003 : 56) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai makna sadar dan reflektif dan kritis terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM), dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap perubahan dan perbaikan mutu serta kualitas proses pembelajaran, baik yang bersifat evolusi maupun revolusi. Pada awalnya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan untuk mencari pemecahan dari masalah-masalah sosial, seperti pengangguran, kenakalan remaja, maupun anak jalanan, yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diawali dengan suatu kajian terhadap permasalahan tersebut secara sistematis. Hasil kajian dijadikan suatu formula untuk mengatasi permasalahan tersebut (Suriah, 2003 : 43). Dalam proses realisasi dari perencanaan, dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai materi refleksi atas apa yang terjadi di lapangan. Hasil dari refleksi kemudian menjadi landasan upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan ini dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai kualitas suatu tingkat keberhasilan tertentu dapat diwujudkan. Secara rinci, tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peningkatan pemahaman materi rukun Islam melalui penerapan metode diskusi dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006 dapat dicermati di bawah ini, yang meliputi : (1) Siklus Pertama; (i) Pemberian apersepsi. (ii) Penyampaian materi mufrodat. (iii) Guru memberikan penugasan pertama. (iv) Evaluasi pertama. (2) Siklus Kedua (i) Guru memberikan pengajaran remedial. (ii) Guru memberikan penugasan kedua. (iii) Evaluasi kedua. 3.2 Tempat Penelitian Kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006 ini dilaksanakan di Kelas V MI Bustanul Ulum Nglele Sumobito Kabupaten Jombang tahun pelajaran 2005/2006. Tempat penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan

untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang Bahasa Arab di Kelas V MI Bustanul Ulum Nglele Sumobito ini dipilih oleh peneliti berdasarkan pada pertimbangan bahwa : a. Siswa di kelas tersebut tingkat kemampuannya dalam menghafalkan mufrodat relatif rendah; b. Kondisi prestasi belajar siswa di kelas tersebut dalam mata pelajaran bidang studi Bahasa Arab juga relatif rendah sehingga perlu diambil tindakan pembelajaran yang nyata; c. Peneliti merupakan salah seorang pengajar dan bertanggung jawab penuh pada sekolah tersebut sehingga merasa mempunyai tanggung jawab secara moral. 3.3 Instrumen Penelitian Dalam sebuah kegiatan penelitian, instrumen penelitian menempati posisi yang sangat penting dalam menunjang validitas hasil dari penelitian itu sendiri. Data yang valid (dapat dibuktikan kebenarannya) akan menjamin prosentase yang besar dalam validitas hasil penelitian. Instrumen utama penelitian tindakan kelas (PTK) adalah peneliti itu sendiri, peneliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah guru merupakan orang atau elemen yang memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan pihak-pihak yang lain karena data kondisi dari objek penelitian yakni siswa adalah guru. Seluruh realitas data dan bagaimana upaya-upaya menyikapi dan menganalisisnya. Untuk mendukung dan melengkapi instrumen utama digunakanlah instrumen penunjang. Instrumen penunjang tersebut meliputi : (i) pedoman observasi; (ii) catatan lapangan; (iii) dokumentasi; dan (iv) foto. 3.4 Proses Analisis Data Data yang diperoleh dari pengamatan dan penilaian selama proses pembelajaran dan hasil pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan beberapa kelompok siswa dalam kelas yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Rofiudin dan Sukoco (2002 : 12) mengatakan bahwa data utama yang dianalisis adalah data verbal dari peneliti sendiri, yang berupa gambaran terperinci proses dan hasil belajar siswa. Sedangkan, data penunjang meliputi data dari hasil observasi, dan catatan lapangan. Langkah-langkah analisis data adalah mengkaji data yang terkumpul secara keseluruhan dari semua instrumen, mereduksi data dan menyimpulkan serta memverifikasinya kembali. Tindakan verifikasi mutlak diperlukan untuk melakukan pemeriksaan terakhir pada data yang telah ada melalui sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan, misalnya buku penunjang teori, data siswa, dan informasi serta tanggapan dari teman sejawat yang berkolaborasi mendukung kegiatan penelitian ini. Analisis data penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan beberapa pedoman yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam penganalisisan data hasil proses belajar siswa. Lebih lanjut tentang hal-hal yang bisa dan dapat digunakan sebagai indikator dan mengindikasikan tingkat keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab dengan menggunakan metode diskusi dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006. Proses penganalisisan data dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006. ini dilakukan dengan berpedoman pada beberapa kriteria keberhasilan proses pembelajaran. Pedoman analisis proses pembelajaran bidang studi Bahasa Arab dengan sasaran peningkatan keterampilan siswa dalam hafalan mufrodat dengan menggunakan tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Pedoman Analisis Proses Belajar Siswa Nama : No. Absen : No Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa dalam KBM Prosentase Keaktifan Siswa dalam KBM Ya Tidak 1. Siklus Pertama; Penyampaian Apersepsi Penyampaian materi pembelajaran Penguasaan pertama Evaluasi pertama 2. Siklus Kedua; Pengajaran Remedial Penugasan Kedua Evaluasi Kedua Simpulan reflektif Kegiatan penganalisan data dan penyimpulan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006 ini ditentukan dengan standar prosentase keberhasilan penelitian sebagai berikut : 1. Keterampilan siswa secara individual yang dinilai dari produk kegiatan menghafalkan pada siklus pertama dan siklus kedua dan pengamatan selama kegiatan pembelajaran sepanjang siklus berlangsung adalah sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 65 atau pencapaian nilai dari rata-rata sekurang - kurangnya 85 atau persentase pencapaian rata-rata 85 %. 2. Persentase keterlibatan aktif siswa dalam prosedur pembelajaran secara individual yang berlangsung sepanjang siklus, baik siklus pertama, kedua dan ketiga adalah sekurang-kurangnya 65 % atau persentase keberhasilan pencapaian dari masingmasing siswa rata-rata sekurang-kurangnya 85% 3. Persentase kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan secara individual sekurang-kurangnya 65 % atau persentase keberhasilan pencapaian dari masing-masing siswa rata-rata sekurang-kurangnya 85 %. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian Setelah melalui serangkaian tahapan proses penelitian, didapatkan seperangkat data yang dapat dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006. Berdasarkan pada kurikulum 2004 tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006. Ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh guru pengajar bidang studi Bahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam hafalan mufrodat dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan secara optimal Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006. Sedangkan, secara

khusus, kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini memiliki tujuan sebagai berikut : a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam hafalan mufrodat pada materi pembelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab; b) Meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi Bahasa Arab; c) Meningkatkan profesionalisme guru dalam membimbing dan meningkatkan keterampilan siswa dalam hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan. Berikut ini, rincian tahapan-tahapan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab yang terangkum dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini pada masing-masing siklus pembelajaran. Tahapan-tahapan pembelajaran tersebut meliputi : (1) Siklus Pertama Pada siklus pertama, pertemuan pertama, pada tahap awal pembelajaran, guru memberikan sosialisasi awal mengenai bentuk kegiatan belajar mengajar (KBM) yang akan dilalui oleh siswa dan guru satu jam pelajaran berikutnya. Pada tahapan ini, guru hendaknya memberikan motivasi atau dorongan serta stimulant agar siswa mampu berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tertarik untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya pada materi pembelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab melalui metode ceramah dan penugasan. Pada tahapan kedua, guru memberikan uraian materi pembelajaran mufrodat dengan jelas, mudah dipahami, menarik, dan tepat sasaran. Penyampaian uraian materi pembelajaran ini hendaknya dapat dipahami betul oleh siswa. Untuk mengetahui pemahaman siswa di dalam kelas secara umum, guru mengajak siswa secara bersama-sama membacakan ayat tersebut dengan pelafadzan yang baik dan benar. Pengucapan dan pembacaan mufrodat dalam tersebut yang kurang tepat dapat dibenahi pada tahapan ini. Pada tahapan ketiga, guru memberikan sedikit waktu bagi siswa untuk belajar sendiri sejenak dan kemudian dilanjutkan dengan penugasan pertama yaitu mempersilahkan siswa maju ke depan secara berkelompok dan membawakan secara mufrodat tersebut di depan kelas tanpa teks. Pada tahap keempat, guru melakukan penilaian secara evaluatif aktivitas siswa ketika membawakan secara lisan mufrodat di depan kelas. Aktivitas penilaian juga dilakukan dengan melakukan koreksi pada pengucapan lafadz surat yang kurang tepat. Pasca kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru ini, guru juga memberikan simpulkan untuk kegiatan pada siklus pertama ini. Bagian-bagian keterampilan hafalan mufrodat yang terlihat belum dikuasai siswa secara memadai, diulas kembali dan ditekankan pada siswa untuk dipelajari dengan sungguh-sungguh. Lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan pembelajaran dalam siklus pertama dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini, dapat dilihat secara rinci pada uraian di bawah ini : (a) Tahapan Pertama; Pada siklus pertama, pertemuan pertama, pada tahapan awal pembelajaran, guru memberikan sosialisasi awal mengenai bentuk kegiatan belajar mengajar (KBM) yang akan dilalui oleh siswa dan guru satu jam pelajaran berikutnya. Pada tahapan ini, guru hendaknya memberikan motivasi atau dorongan serta stimulant agar siswa mampu berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tertarik untuk

mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya pada materi pembelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab melalui metode ceramah dan penugasan. (b) Tahapan Kedua; Pada tahapan kedua guru memberikan uraian materi pembelajaran mufrodat dengan jelas, mudah dipahami, menarik, dan tepat sasaran. Penyampaian uraian materi pembelajaran ini hendaknya dapat dipahami betul oleh siswa. Untuk mengetahui pemahaman siswa di dalam kelas secara umum, guru mengajak siswa secara bersama-sama membacakan ayat tersebut dengan pelafadzan yang baik dan benar. Pengucapan dan pembacaan mufrodat tersebut yang kurang tepat dapat dibenahi pada tahapan ini. (c) Tahap Ketiga; Pada tahapan ketiga guru memberikan sedikit waktu bagi siswa untuk belajar sendiri sejenak dan kemudian dilanjutkan dengan penugasan pertama yaitu mempersilahkan siswa maju ke depan secara berkelompok dan membawakan secara mufrodat tersebut di depan kelas tanpa teks. (d) Tahap Keempat; Pada tahap keempat guru melakukan penilaian secara evaluatif aktivitas siswa ketika membawakan secara lisan mufrodat tersebut di depan kelas. Aktivitas penilaian juga dilakukan dengan melakukan koreksi pada pengucapan lafadz surat yang kurang tepat. Pasca kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru ini, guru juga memberikan simpulkan untuk kegiatan pada siklus pertama ini. Bagian-bagian keterampilan hafalan mufrodat yang terlihat belum dikuasai siswa secara memadai, diulas kembali dan ditekankan pada siswa untuk dipelajari dengan sungguh-sungguh. (2) Siklus Kedua Pada siklus kedua, pertemuan kedua, pada tahapan awal ini, guru memberikan pembelajaran remedial dengan sasaran siswa yang menunjukkan kemampuan, dan pemahaman yang terlihat kurang atau tertinggal dalam proses pembelajaran pada siklus sebelumnya. Pembelajaran remedial ini akan membantu siswa yang tertinggal atau kurang memahami dan menguasai materi pembelajaran cahaya dan penglihatan dengan baik. Pembelajaran remedial relatif diperlukan untuk modal menuju ke tahapan berikutnya yang membutuhkan kemampuan pemahaman dan penguasaan pada materi pembelajaran secara lebih mendalam. Pada tahapan kedua, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas dan melakukan kegiatan membawakan dengan lafadz yang baik dan benar mufrodat. Sama dengan kegiatan pada penugasan pertama di siklus pertama, guru juga melakukan koreksi apabila ditemukan pengucapan atau pembacaan yang kurang tepat pada siswa ketika membawakan mufrodat tersebut di depan kelas. Pada tahapan ketiga, guru juga melakukan penilaian secara evaluatif dan kriteriakriteria tertentu menunjukan indikasi keberhasilan proses pembelajaran meningkatkan hafalan mufrodat. Kriteria tersebut mencakup aspek pelafadzan masing-masing ayat dalam mufrodat. Lebih lanjut, tentang tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus kedua dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini diuraikan dalam pola pembelajaran di bawah ini : (a) Tahapan Pertama; Pada siklus kedua, pertemuan kedua, pada tahapan awal ini, guru memberikan pembelajaran remedial dengan sasaran siswa yang menunjukkan kemampuan, dan pemahaman yang terlihat kurang atau tertinggal dalam proses pembelajaran pada siklus sebelumnya. Pembelajaran remedial ini akan membantu siswa yang tertinggal atau kurang memahami dan menguasai materi pembelajaran cahaya dan penglihatan dengan baik. Pembelajaran remedial relatif diperlukan untuk modal menuju ke tahapan berikutnya yang membutuhkan kemampuan pemahaman dan penguasaan pada materi pembelajaran secara lebih mendalam.

(b) Tahapan Kedua; Pada tahapan kedua, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas dan melakukan kegiatan membawakan dengan lafadz yang baik dan benar tentang mufrodat. Sama dengan kegiatan pada penugasan pertama di siklus pertama, guru juga melakukan koreksi apabila ditemukan pengucapan atau pembacaan yang kurang tepat pada siswa ketika membawakan mufrodat tersebut di depan kelas. (c) Tahapan Ketiga; Pada tahapan ketiga, guru juga melakukan penilaian secara evaluatif dan kriteriakriteria tertentu menunjukan indikasi keberhasilan proses pembelajaran meningkatkan hafalan surat-surat pendek. Kriteria tersebut mencakup aspek pelafadzan masing-masing ayat dalam mufrodat. Berikut ini data yang menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan tersebut terlihat pada data analisis proses belajar siswa maupun data analisis nilai siswa yang dapat dicermati dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Data Analisa Proses Belajar Siswa (Siklus 1 & 2) No Nama Siklus Pertama Siklus Kedua (I) (II) (III) (IV) (V) (VI) 1 M. Safri Aldi M C B B A A C 2 Avivah Tuzzakiyah C C B B K C 3 Ella Rahmania A A C C C A 4 Erni Rahma Yuniati B K C B C C 5 Erna Dwi Septarini C C A B C K 6 M. Gusfinda B C C K B K 7 Handika Nuryanto B C K A A C 8 Shaidul Istighfar K B K B K C 9 Dia Ayu Novia Arini K B K C C A 10 Aimmatul Aliyah B A B B C C 11 Wenni Oktavia Rani C K C B C K 12 Tita Elisya Wibowo C K A K B K 13 Rika Nur Azizah C A A A A C 14 Roudhotul Hidayah A C C B K C 15 Qurrotul Aini A C C C C A 16 Putri Munazilla M C K A K B K 17 Nur Laili Saada C A A A A C 18 Nadia Imroatul H B A B B C C 19 M. Afif Kurniawan A A A B A A 20 M. Afif Ardiansyah A A A B A A 21 M. Aditya Pratama B A A A A A 22 M. Ulinnuha C C C B B B Keterangan : Ragam kriteria penilaian pada siklus pertama adalah : (I) = menyimak penjelasan guru; (II) = mengerjakan latihan soal secara kelompok; dan (III) = evaluasi. Sedangkan pada siklus kedua adalah : (IV) = pembelajaran remedial; (V) = mengerjakan latihan soal secara individu; dan (VI) penyimpulan. Penilaian diberikan dengan skor : K = 0, C = 1, B = 2, A = 3

Tabel 4.2 Data Analisis Nilai Belajar Siswa (Evaluasi I)

No Nama Kriteria Penilaian (Skor K-C-B-A) Pemahaman Materi Pemahaman Materi Peran Serta dalam Kelompok 1 M. Safri Aldi M C B B 2 Avivah Tuzzakiyah C C B 3 Ella Rahmania A A C 4 Erni Rahma Yuniati B K C 5 Erna Dwi Septarini C C A 6 M. Gusfinda B B B 7 Handika Nuryanto B C A 8 Shaidul Istighfar K C B 9 Dia Ayu Novia Arini C C C 10 Aimmatul Aliyah B A A 11 Wenni Oktavia Rani C C C 12 Tita Elisya Wibowo C C B 13 Rika Nur Azizah K K C 14 Roudhotul Hidayah A A A 15 Qurrotul Aini B A A 16 Putri Munazilla M C C C 17 Nur Laili Saada C C B 18 Nadia Imroatul H K K C 19 M. Afif Kurniawan A A A 20 M. Afif Ardiansyah A A A 21 M. Aditya Pratama B A A 22 M. Ulinnuha C C C

Tabel 4.3 Data Analisis Nilai Siswa Secara Individu (Hasil Evaluasi 2)

No Nama Kriteria Penilaian (Skor K-C-B-A) Pemahaman Materi Pemahaman Materi Pengayaan Materi 1 M. Safri Aldi M C B B 2 Avivah Tuzzakiyah C C K 3 Ella Rahmania A C B 4 Erni Rahma Yuniati K K C 5 Erna Dwi Septarini B B A 6 M. Gusfinda B B B 7 Handika Nuryanto B C A 8 Shaidul Istighfar K C B 9 Dia Ayu Novia Arini C C C 10 Aimmatul Aliyah B A A 11 Wenni Oktavia Rani C C C 12 Tita Elisya Wibowo C C B 13 Rika Nur Azizah K K C 14 Roudhotul Hidayah A A A 15 Qurrotul Aini B A A 16 Putri Munazilla M C C C

17 Nur Laili Saada C C B 18 Nadia Imroatul H K K C 19 M. Afif Kurniawan A A A 20 M. Afif Ardiansyah A A A 21 M. Aditya Pratama B A A 22 M. Ulinnuha C C C 4.2 Pembahasan Kegiatan proses penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini menurut hemat peneliti telah tepat mengenai sasaran. Pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sedikit banyak telah mampu meningkatkan dan menggairahkan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan baik. Siswa dengan penuh perhatian mendengarkan uraian penjelasan materi pembelajaran bidang studi Bahasa Arab. Ada motivasi yang tinggi dari dalam diri siswa untuk lebih memperhatikan uraian penjelasan dari guru pengajar bidang studi Bahasa Arab karena rasa keingintahuan yang untuk memahami lebih jauh tentang materi yang diuraikan oleh guru pengajar bidang studi Bahasa Arab. Kekhawatiran; : Apakah saya nanti bisa dengan tepat menghafal mufrodat yang harus bisa saya hafalkan dengan baik dan benar ? yang merupakan bagian dari materi dalam penugasan di setiap siklus ini memotivasi siswa untuk lebih sungguh-sungguh terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab dengan menggunakan ceramah dan penugasan ini. Keaktifan dan kesungguhan siswa ini memiliki implementasi secara langsung pada kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa dalam penugasan kedua di Kelas V MI Bustanul Ulum Nglele Sumobito jambang Tahun Pelajaran 2005/2006 secara garis besar telah mampu memahami dan menguasai materi mufrodat. Pemahaman, kemampuan dan keterampilan siswa tersebut terdeskripsikan dengan jelas khususnya pada kemampuan dan keterampilan menghafal mufrodat tersebut dengan baik dan benar. Kemampuan dan keterampilan siswa kelas V MI Bustanul Ulum Nglele Sumobito jambang tahun pelajaran 2005/2006 untuk memahami dan menguasai dengan benar materi pembelajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab ini mengisyaratkan bahwa secara umum siswa di kelas dan sekolah tersebut telah menunjukan peningkatan kemampuan dalam menghafalkan mufrodat secara memadai. Bertolak pada realitas selama kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak tahun pelajaran 2005/2006 ini maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti telah mencapai tujuan seperti yang diharapkan. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Sesuai dan sejalan dengan materi dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian, secara umum setelah melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini peneliti sampai pada suatu simpulan bahwa melalui penggunaan metode ceramah dan peny\ugasan sebagai salah satu dari sekian banyak ragam dan bentuk alternatif teknik pembelajaran dalam bidang studi Bahasa Arab kemampuan hafalan mufrodat berimplementasi langsung

pada hasil prestasi belajar siswa kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak dan telah menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Secara khusus, hasil penelitian tindakan kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini dapat disimpulkan : 1. Peningkatan kemampuan tampak pada peran serta aktif siswa pada tahapan siklus pembelajaran. Aktivitas-aktivitas siswa seperti (1) mendengarkan dengan sungguhsungguh uraian materi pelajaran dari guru; (2) mempersiapkan diri dengan sungguhsungguh untk kegiatan menghafal; (3) menghafalkan mufrodat dengan baik dan benar; dan (4) melakukan evaluasi bersama untuk mendapatkan simpulan yang tepat dari kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan merupakan suatu bentuk peran serta aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). 2. Peningkatan kemampuan dalam bidang studi Bahasa Arab juga terimplementasikan secara lengkap pada hasil yang nyata seperti kemampuan dan keterampilan menghafalkan mufrodat dengan baik dan benar. 5.2 Saran Berpijak pada pengalaman singkat peneliti dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan metode ceramah dan penugasan untuk meningkatkan kemampuan hafalan mufrodat dalam bidang studi Bahasa Arab di kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak pada tahun pelajaran 2005/2006 ini peneliti memiliki sedikit sumbangan kepada beberapa pihak, meliputi : 1. Kepada rekan-rekan yang ingin meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta prestasi belajar siswanya, apabila situasi dan kondisi yang berkembang di sekolah atau lingkungan pendidikannya relatif mempunyai kesamaan dengan apa yang ada di sekolah peneliti, maka disarankan untuk menggunakan metode ini sebagai strategi pembelajaran. 2. Kepada sekolah dan jajaran pengelola kebijakan sekolah, disarankan agar dapat memberikan fasilitas dalam sosialisasi implementasi metode pembelajaran ini, sejalan dengan signifikansi hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. 3. Kepada orang tua dan wali murid diharapkan mempunyai kepedulian yang tinggi dan pro aktif dengan proses pembelajaran yang sedang dilakukan sekolah. 4. Kepada siswa itu sendiri agar senantiasa tidak berhenti sampai pada tahapan pembelajaran ini apabila menginginkan kemampuan dan keterampilannya senantiasa terasah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Grasindo. Bahari, Abdullah dkk. 2000. Metode Belajar Anak Kreatif. Bandung : Dwi Pasha Press. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 : Standar Kompetensi Bidang studi Bahasa Arab Sekolah Dasar. Jakarta : Puskur, Balitbang, Depdiknas. Maarif, Samsoel. 1993. Peran Pendidikan Moral dan Agama. Yogyakarta : Mitra Pustaka. Markus, Alim. 1995. Manajemen Pendidikan Sekolah Terbuka; Representasi Sistem Pendidikan De-Birokratisasi. Yogyakarta : Mitra Pustaka. Prianto, Ahmad Joko. 1995. Media Pembelajaran, Suatu Model Penunjang Prestasi Siswa. Dibacakan dalam Seminar Sehari Peran Media belajar : Aplikasi dan Kreativitas Guru Tanggal 02 Agustus 1995 di Malang. Purwandaru, Setyawan, dan Esther Wahyudi Salim. Belajar Reaktif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sukuco, Padmo. 2002. Penleitian Kualitatif : Metodologi, Aplikasi, dan Evaluasi.

Jakarta : Gunung Agung. Suriah. N. 2003. Penelitian Tindakan. Malang : Bayu Media Publishing. Suryaman, Maman. 1990. Kerangka Acuan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. Bandung : Angkasa. Wibawa, B. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Pendidikan.

ABSTRAKSI

Moh. Faishol. S.Ag : Penggunaan Metode Ceramah dan Penugasan Untuk Meningkatkan Kemampuan Hafalan Mufrodat dalam Bidang Studi Bahasa Arab di Kelas V MI. Salafiyah Syafi'iyah Seblak Kata Kunci : Metode Ceramah, Hafalan Mufrodat, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pendidikan agama sejak dini memberikan landasan yang kokoh dalam membentuk budi pekerti, dan pemahaman yang kuat tentang agama Islam itu sendiri. Pemahaman yang kuat pada pengetahuan agama akan membantu siswa memberikan arah yang benar dalam pengembangan pendidikan. Dalam proses Pembelajaran bidang studi Bahasa Arab di MI, lebih spesifik lagi pada kelas V, kemampuan dan keterampilan hafalan Mufrodat siswa sangat penting untuk memberikan kemampuan dasar bagi pemahaman dan pengetahuan dalam bidang studi Bahasa Arab di MI. Metode yang digunakan dalam usaha pembelajaran ini adalah dengan metode ceramah dan penugasan. Penggunaan metode ceramah dan penugasan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI. Salafiyah Syafi'iyah Seblak diasumsikan akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan hafalan Mufrodat siswa secara lebih memadai. Penelitian ini secara prosedural menggunakan sistematika atau tata urutan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian ini sangat sejalan dengan peran dan fungsi guru yang senantiasa untuk melakukan tindakan kreatif pada setiap pasca kegiatan belajar mengajar (KBM). Permasalahan yang muncul dan berkembang dalam penelitian ini dirumuskan dalam sebagai berikut : (1) bagaimanakah meningkatkan kemampuan hafalan Mufrodat pada siswa di Kelas V MI. Salafiyah Syafi'iyah Seblak dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam bidang studi Bahasa Arab ? dan (2) apakah usaha peningkatan peningkatan kemampuan hafalan Mufrodat pada siswa di Kelas V MI. Salafiyah Syafi'iyah Seblak dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam bidang studi Bahasa Arab menunjukan hasil yang memuaskan ?. Simpulan, bahwa dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan ini guru dapat mengupayakan peningkatan hafalan Mufrodat pada siswa dalam bidang studi Bahasa Arab di Kelas V MI. Salafiyah Syafi'iyah Seblak Tahun Pelajaran 2005/2006. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, dan hidayah-Nya maka peneliti dapat menyelesaikan tugas penulisan karya tulis hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas : Penggunaan Metode Ceramah dan Penugasan Untuk Meningkatkan Kemampuan Hafalan Mufrodat dalam Bidang Studi Bahasa Arab di Kelas V MI Salafiyah Syafi'iyah Seblak ini. Karya tulis ini merupakan sumbangan pemikiran peneliti sebagai seorang guru yang senantiasa dituntut untuk meningkatkan profesionalitas dalam mengelola kegiatan belajar mengajar bidang studi Bahasa Arab.

Ungkapan rasa terima kasih juga peneliti persembahkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung usaha peneliti dalam penyelesaian karya tulis ini. Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan, petunjuk, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, tidak mungkin dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan baik. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Moh. Asrori Amar, S.Ag selaku Kepala Sekolah MI. Salafiyah Syafi'iyah Seblak. 2. Bapak / Ibu Guru MI. Salafiyah Syafi'iyah Seblak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. 3. Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu baik moral maupun materiil dalam penyelesaian kaya tulis ini. Semoga amal baik anda semua mendapatkan pahala dari Allah SWT. Peneliti menyadari sepenuhnya karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Maka peneliti sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang bersifat membangun. Peneliti berharap, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jombang, 12 Juni 2005 Peneliti DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Ruang Lingkup Kegiatan Penelitian 1.6 Asumsi Dasar 1.7 Batasan Istilah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama islam 2.2 Metode Diskusi 2.3 Peningkatan Pemahaman Materi Pendidikan Agama Islam 2.4 Indikasi Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat Penelitian Instrumen Penelitian Proses Analisis Data BAB IV ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.2 Pembahasan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL

3.1. Pedoman Analisis Proses Belajar Siswa 4.1 Data Analisis Proses Belajar Siswa (Siklus 1 & 2) 4.2 Data Analisis Nilai Belajar Siswa (Penugasan 1) 4.3 Data Analisis Nilai Belajar Siswa (Penugasan 2)

ZOOOO TUKOKNO ROOKKKOOOOO OOOOKKK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MATA PELAJARAN BAHASA ARAB GUNA MENINGKATKAN KETRAMPILAN KALAM SISWA KELAS VII

BAB I
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan dan masa depan suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju dan berperadaban. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasioanal BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Salah satu keberhasilan suatu pendidikan dalam sebuah negara adalah eksistensi guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaiknya-baiknya. Untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, guru harus kaya dengan berbagai model pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan anak didik. Sehingga nantinya proses pembelajaran tidak monoton dan membuat antusias anak didik dalam mengikuti materi pelajaran yang disampaikan. Dalam bahasa Arab dikenal empat kompetensi dasar yang harus dimiliki anak didik yaitu Istima', Kalam, Qiro'ah, Kitabah. Selama ini, seperti yang pernah penulis alami ketika duduk di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, kompetensi yang dipakai guru hanya sebatas pada kompetensi Qiro'ah dan kitabah saja. Padahal kompetensi Istima' dan Kalam juga merupakan satu rangkaian penting dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Tanpa adanya kompetensi Istima' dan Kalam, proses pembelajaran tersebut tidak akan seimbang, dalam artian anak didik pandai dalam Qiro'ah dan Kitabah, tapi lemah dalam Istima' dan Kalam. Padahal perkembangan bahasa apapun pada seorang anak (mulai balita hingga dewasa) berangkat dari kebiasaan subjek mendengar kosa kata baru dan kemudian berusaha untuk mengartikulasikan apa yang didengar. Sehingga perlu adanya konsentrasi pembelajaran anak didik pada pengembangan istima' dan kalam. Dalam upaya ini penulis berusaha melakukan penelitian tindakan kelas yang berkonsentrasi pada dua hal tersebut (istima' dan kalam) dengan menggunakan strategi pembelajaran role-play. Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolaholah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan. Berbagai alasan penggunaan role play dalam pembelajaran adalah: (i) untuk mendemonstrasikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang diperoleh. (ii) Mendemonstrasikan intregasi pengetahuan praktis. (iii) Membandingkan dan mengontraskan posisi-posisi yang diambil dalam pokok permasalahan. (iv)

Melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran yang langsung dan eksperensial. (v) Memberi feedback yang segera bagi dosen dan mahasiswa. Oleh karena itu, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian tindakan kelas. Namun, Dalam penelitian tindakan kelas berikut, penulis mengkerucutkan kompetensi istima' dan kalam untuk meneliti aspek kalam saja. Dalam hal ini penulis mengangkat topik: Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Guna Meningkatkan Ketrampilan Kalam Siswa Kelas VII MTs Darul Ulum Medali 2. Rumusan Masalah.

Dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah strategi pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan ketrampilan 2. Kalam siswa kelas VII MTs Darul Ulum Medali ? 3. Bagaimana strategi pembelajaran Role Playing diterapkan, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas VII MTs Darul Ulum Medali ? 3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan peningkatan penggunaan strategi pembelajaran Role Playing dalam ketrampilan Kalam siswa kelas VII MTs Darul Ulum Medali. 2. Menganalisis penerapan strategi pembelajaran Role Playing sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa siswa kelas VII MTs Darul Ulum Medali. 4. Hipotesis Tindakan 1. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka ketrampilan Kalam siswa kelas VII MTs Darul Ulum Medali dapat ditingkatkan. 2. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa arab, maka kualitas ketrampilan kalam siswa kelas VII MTs Darul Ulum Medali dapat ditingkatkan.

5.

Manfaat Penelitian. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan

kegunaan bagi: 1. Anak didik

Memberikan konstribusi langsung berupa praktek tentang materimateri yang sudah dipelajari. Memberikan anak didik perasaan senang terhadap materi pelajaran karena dikemas dengan Role Playing. 2. Guru Sebagai 3. Sekolah Sebagai bahan pertimbangan penggunaan informasi atau menentukan langkah-langkah penggunaan modul pembelajaran bahasa Arab khususnya dan materi pelajaran lain pada umumnya. 4. Pengembang Kurikulum Melihat berbagai kelemahan kurikulum sebagai pijakan pengembangan kurikulum. bahan pertimbangan guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

BAB II Kajian Pustaka


1. Metode Pembelajaran Role Playing

Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolaholah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan. Dalam role playing, anak didik diperlakukan sebagai subyek pembelajar yang secara aktif melakukan praktek-praktek berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Arab) bersama teman-teman sebayanya pada situasi tertentu. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri anak didik. Lebih lanjut prinsip pembelajaran bahasa menjelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa, anak didik akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan menggunakan bahasa dengan melakukan berbagai kegiatan bahasa. Bila mereka berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran siswa harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi. Bermain peran (role playing) adalah latihan yang baik bagi tumbuh kembang anak didik. Ketika anak didik berperan sebagai ibu misalnya, saat itu ia membayangkan dan meniru sikap sebagai seorang ibu dengan berkaca pada perilaku ibunya atau ibu idaman. Selain itu, ia juga mengembangkan sikap keibuan. Role Playing juga dapat membuat anak didik pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Ini bisa meningkatkan kemampuan verbal anak didik dalam pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam). Sebuah penelitian mengatakan bahwa metode pengajaran instruksional yang satu arah, yaitu guru mendominasi kelas, sudah ketinggalan zaman karena membuat anak menjadi pasif dan pada gilirannnya tidak melatih anak menjadi makhluk yang artikulatif ketika terjun ke masyarakat. Ada tiga aspek utama dari pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari yaitu: 1) Mengambil peran (role taking), yaitu tekanan ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemegang peran, contoh: berdasar pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan) atau berdasar tugas jabatan (bagaimana seorang agen polisi harus bertindak), dalam situasi-situasi sosial (Goffman, 1976)

2) Membuat peran (role making), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan. (Roberts, 1991) 3) Tawar-menawar peran (role negotiation), yaitu tingkat dimana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial. Dalam role play, peserta melakukan tawar menawar antara ekspektasiekspektasi social suatu peran tertentu, interpretasi dinamik mereka tentang peran tersebut, dan tingkat dimana orang lain menerima pandangan mereka tentang peran tersebut. Dalam role play peserta diminta; pertama untuk mengandaikan suatu peran khusus, apakah sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain. Kedua, masuk dalam situasi yang bersifat simulasi atau skenario, yang dipilih berdasar relevansi dengan pengetahuan yang sedang dipelajari anak didik atau materi kurikulum. Ketiga, bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orang yang diperankan dalam situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak seolah-olah peran-peran tersebut adalah peran mereka sendiri dan bertindak berdasar asumsi tersebut, dan keempat menggunakan pengalamanpengalaman peran yang sama pada masa lalu untuk mengisi gap yang hilang dalam suatu peran singkat yang ditentukan. Disamping tiga aspek utama dari pengalaman peran diatas, ada empat pokok pendekatan dalam role playyang seringkali digunakan, yaitu role play berbasis ketrampilan (skills based), berbasis isu (issues based), berbasis problem (problems based), dan berbasis spekulasi (speculative based). Role play pendekatan berbasis ketrampilan (skills-based approach) adalah siswa diminta untuk memperoleh ketrampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria kemudian melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada dan mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain, biasanya dengan tujuan penilaian atau evaluasi (Rowntree, 1987, 1994). Contohnya adalah menjadi model peran seorang dokter. Role play dengan pendekatan berbasis isu (issues-based approach) adalah anak didik secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mengandaikan peranperan dari manusia dalam kehidupan yang sesungguhnya yang berselisih satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya yang dilandasi seperangkat kepentingan-kepentingan pribadi yang jelas. Contoh dari pendekatan ini adalah membangun jalan bebas hambatan.

Role play dengan pendekatan berbasis problem (problems-based approach) adalah anak didik diminta untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuannya secara tepat. Disini guru boleh mengintervensi dengan memberikan informasi atau problem baru, krisis atau tantangan baru sementara role play tetap berjalan. Contohnya adalah perjuangan untuk mempertahankan hidup dari kecelakaan kapal laut. Role play dengan pendekatan berbasis spekulasi (speculative-based approach) adalah keterlibatan anak didik dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan lampau dan yang akan datang dengan menggunakan aspek yang diketahui dari wilayah subyek tertentu. Contohnya kematian karena kecelakaan misal dalam suatu konser musik yang kacau. 2. Ketrampilan Berbicara (Kalam)

Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian dan komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan, kemampuan mengucapkan, dan penguasaan kosa kata serta ungkapan yang memungkinkan anak didik dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya. Faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara ialah keberanian anak didik dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan dorongan kepada anak didik agar berani berbicara kendatipun dengan resiko salah. Pada tahap permulaan latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan menyimak akan tetapi tujuan akhir keduanya berbeda. Latihan berbicara menekankan kemampuan eskpresi atau mengungkapkan ide pikiran pesan kepada orang lain. Sedangan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak. Keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik. Pembelajar bahasa perlu menyadari bahwa ketrampilan berbicara

melibatkan tiga bidang pengetahuan, yaitu: 1) Mekanik (pengucapan, tata bahasa, dan kosakata); penggunaan kata-kata yang sesuai dengan susunan dan pengucapan yang benar. 2) Fungsi (transaksi dan interaksi); mengetahui kapan pesan yang jelas diperlukan (transaksi atau pertukaran informasi) dan kapan pemahaman yang tepat tidak diperlukan (interaksi atau membangun hubungan).

3) Norma dan aturan sosila budaya (pengalihan pembicara, kecepatan berbicara, lamanya berhenti anatara pembicara, peran aktif pembicara); pemahaman tentang siapa yang berbicara kepada siapa, dalam situasi yang bagaimana, tentang apa, dan untuk apa. Berikut ini model-model latihan berbicara yang digunakan dalam melatih ketrampilan kalam anak didik yaitu; 1) Latihan asosiasi dan identifikasi Dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam

mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya. 2) Latihan Pola kalimat A. Latihan Mekanis. Latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar. Ada bermacam-macam latihan mekanis diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4. Pengulangan sederhana Penggantian sederhana Penggantian berganda Tranformasi penggabungan kalimat dengan penambahan qowaid B. Latihan Bermakna. a) alat peraga: baik berupa benda-benda alamiah maupun gambar-gambar yang dipakai untuk memberikan makna pada kalimat-kalimat yang dilatihkan. b) Situasi kelas: benda-benda yang ada didalam kelas dapat dimanfaatkan untuk pemberian makna. C. Latihan komunikatif. Latihan ini menumbuhkan daya kreasi siswa dan merupakan latihan yang sebenarnya. 3) Latihan percakapan, model-model latihan percakapan itu adalah sebagai berikut: 1. 2. Tanya Jawab. Menghafalkan Dialog.

Guru memberikan suatu model dialog secara tertulis untuk dihafalkan oleh siswa di rumah masing-masing. Pada minggu berikutnya siswa diminta secara berpasangan untuk tampil di depan kelas untuk memperagakan dialog tersebut. 3. Guru Percakapan Terpimpin. menentukan situasi atau konteksnya, siswa diharapkan

mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan konteks atau situasi yang telah ditentukan. 4. Percakapan Bebas.

Guru hanya menentukan topik pembicaraan, siswa diberi kesempatan untuk melakukan percakapan mengenai topic tersebut secara bebas. Bercerita Diskusi, ada beberapa model diskusi yang bisa dilakukan di kelas kaitannya dengan latihan berbicara, yaitu: Diskusi kelas dengan dua kelompok berhadapan. Diskusi kelas bebas.

Guru menetapkan topik, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang menjadi topik pembicaraan tersebut secara bebas. Diskusi kelompok. Diskusi panel. Wawancara Drama Berpidato

BAB III METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian


1. Perencanaan Tindakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan ketrampilan kalam anak didik terhadap materi pembelajaran bahasa Arab adalah: Peneliti melakukan tes awal dengan meminta siswa untuk membuat ringkasan teks bacaan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal anak didik terhadap kemampuan mereka menggunakan kalam dan mengekspresikan kembali apa yang telah mereka dapatkan. Peneliti menyusun rencana pengajaran sekaligus materi pelajaran dalam bentuk role playing. Peneliti membuat media pembelajaran yang berupa kartu gambar sebagai sarana pengembangan naskah drama yang ditulis oleh siswa. Peneliti membuat instrument penelitian. 2. Implementasi Tindakan Guru memberikan motivasi kepada anak didik agar mereka antusias dalam materi pelajaran yang akan berlangsung maupun materi pelajaran selanjutnya. Guru memberikan pengarahan tentang kegiatan belajar mengajar yang akan berlangsung dan menyebutkan kompetensi yang harus dikuasai anak didik utamanya ketrampilan berbicara (kalam). Guru mengulas materi pelajaran yang sudah disampaikan. Guru memberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik dengan menggunakan metode interview. Guru mendorong anak didik untuk melakukan percakapan dengan teman sekelasnya. Guru memantau aktifitas anak didik dan memberikan refleksi di akhir setiap pertemuan, mana ungkapan-ungkapan yang seharusnya digunakan oleh anak didik terkait dengan pembenaran dalam percakapan. Guru memberi penilaian hasil kerja anak didik selama percakapan berlangsung dalamrole playing. Guru memberikan penghargaan terhadap anak didik yang bersungguhsungguh dalam melakukan role playing berdasarkan kriteria yang ada. 3. Observasi dan Interpretasi Observasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih mendalam dan komprehensif tentang data aktifitas mulai dari awal sampai akhir tindakan. Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai peneliti dan mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi

pembelajaran role

playing yang

kemudian

hasilnya

dicatat

dalam

lembar

observasi role playing. Guru mengawasi semua kondisi dan perilaku siswa saat pengamatan atau observasi berlangsung. Sehingga guru mengetahui sejauh mana kosa kata yang dimiliki dan yang digunakan anak didik dalam ketrampilan kalam dengan strategi pembelajaran role playing tersebut. 4. Analisis dan Refleksi Peneliti melakukan analisis dan refleksi adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan ketrampilan kalam anak didik dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing yang selanjutnya akan dipakai pertimbangan untuk menerapkan metode pada hari selanjutnya, sehingga nantinya dapat diukur sejauh mana keberhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat dari prestasi belajar anak didik yaitu melalui keberanian dan rasa percaya diri mereka dalam menggunakan bahasa Arab baik bertanya maupun menjawab berbagai persoalan yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas.

2.

Siklus Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan. Tahap-tahap penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Teggat, berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan, pemberian tindakan, observasi dan refleksi yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian sehingga diperoleh data yang dapat disimpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini akan direncanakan 2 siklus (setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan). Secara lebih rinci tahap-tahap dalam penelitian ini direncanakan sebagai berikut: Siklus pertama dilakukan pada pertemuan pertama mengajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran role playing. Dalam siklus ini dilakukan tes awal dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik terhadap materi pelajaran bahasa Arab. Siklus kedua, penulis membagikan kartu bergambar sebagai bahan pembuatan naskah role play, setelah naskah selesai dibuat peneliti meminta siswa untuk melakukan role play. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik dari setiap materi yang diajarkan dengan menggunakan metode role playing.

3.

Penyusunan Instrumen

Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang ditunjang dengan instrument lain yaitu interview, kartu gambar, dan lembar observasi.

4.

Pengumpulan Data

Data yang diperoleh ketika pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang, dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung, yaitu: 1. Pengamatan Partisipasi.

Cara ini digunakan peneliti agar data yang diperoleh dapat sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti. Penelitian partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif serta turut mengumpulkan data. 2. Observasi Aktifitas Kelas.

Observasi aktifitas kelas dilakukan oleh peneliti dengan mengajar di kelas dimana peneliti menggunakan metoderole playing, sehingga peneliti mendapat gambaran suasana kelas dimana nantinya digunakan peneliti untuk menyampaikan pembelajaran bahasa Arab pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai setelah menggunakan metode role playing. 3. Metode Wawancara (Interview)

Metode wawancara ini peneliti gunakan secara langsung untuk memperoleh data-data yang akurat yang dapat menunjang hasil dari metode observasi. Metode wawancara menurut suharsismi (1998) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara (interviever) untuk memperoleh informasi dari terwawancaraI. Karena itu Sutrisno Hadi (1987:193) memandang bahwa wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis berlandaskan tujuan umum penyelidikan. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Wawancara bebas (inguided interview), yaitu sebuah wawancara dimana pewancara bebas menanyakan apa saja, tetapi tetap mengacu pada data yang ingin dikumpulkan. Wawancara terpimpin (guelded interview), yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud juga dengan wawancara terstruktur. Wawancara bebas terpimpin, yaitu merupakan kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Terkait dengan proses pencarian data dalam penelitian yang penulis lakukan, maka disini penulis menggunakan tehnik wawancara bebas.

5.

Indikator Kinerja

Keberhasilan penelitian ini bisa dilihat dari meningkatnya ketrampilan kalam anak didik yang ditunjukkan pada sikap dan tingkah laku anak didik pada saat pembelajaran bahasa Arab sedang berlangsung, yaitu meningkatnya antusiasme anak didik dalam menggunakan ketrampilan kalam dalam percakapan sehari-hari baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Data tindakan dan temuan serta refleksi tindakan yang diperoleh selama tiga siklus tindakan pembelajaran dipaparkan sebagai berikut: 1. Siklus Pertama a. Perencanaan Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam) dalam bahasa Arab adalah dengan menerapkan strategi role playing. b. Pelaksanaan Siklus pertama dari upaya meningkatkan efektifitas pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam) bahasa Arab adalah dengan meminta siswa untuk meresume kandungan teks menggunakan bahasa siswa sendiri. Tujuan awal dari siklus pertama ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak didik dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Arab. c. Pengamatan Hasil penelitian tindakan pada siklus pertama ini mengungkapkan bahwa anak didik belum sepenuhnya menggunakan bahasa Arab, karena ada beberapa dari anak didik masih menggunakan bahasa ibu. Hal ini bisa jadi disebabkan karena anak didik masih belum menggunakan mufrodat bahasa Arab secara maksimal yang sudah didapatkan dalam percakapan seharihari, takut salah, perasaan minder ataupun kurang percaya diri terhadap kemampuannya dan perasaan-perasaan negatif lainnya. d. Refleksi Sesuai dengan hasil observasi dilapangan, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran kurang berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Ini terlihat dari kecanggungan anak didik dalam melakukan aktifitas berbicara (kalam) di depan kelas. Kurangnya kebiasaan melakukan komunikasi dengan bahasa Arab menjadi faktor utama penghambat ketrampilan berbicara ini. Namun setidaknya ada sebagian anak didik yang mulai berusaha mengkomunikasikan bahasa Arab meskipun masih ada kesalahan di beberapa kalimat yang perlu dibenahi.

Terkait dengan hal diatas, maka untuk proses selanjutnya, perlu diberikan motivasi kepada anak didik untuk melakukan komunikasi sederhana dengan anak didik yang lain. 2. Siklus Kedua a. Perencanaan Siklus kedua ini pada dasarnya merupakan tahap perbaikan dari siklus pertama. Peneliti akan banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran untuk itu yang akan dilakukan adalah dengan menerapkan strategi role playing. Jika permasalahan pada siklus pertama adalah kecanggungan anak didik dalam melakukan aktifitas berbicara (kalam) di depan kelas, belum menggunakan mufrodat bahasa Arab secara maksimal yang sudah didapatkan dalam percakapan sehari-hari, takut salah, perasaan minder ataupun kurang percaya diri terhadap kemampuannya, dan perasaanperasaan negatif lainnya, maka dalam siklus ini anak didik sudah dikondisikan untuk melakukan komunikasi dengan temannya dengan menggunakan mufrodat yang sudah didapatkan. b. Pelaksanaan Pada tahap ini, pembelajaran akan dilakukan dengan memakai strategi yang berbeda, yaitu strategi pembelajaran role playing, yang menjadi pertimbangan pemilihan strategi yang berbeda adalah, agar pembelajaran tetap menarik dan berkesan bagi siswa, karena hal ini penting untuk menimbulkan motivasi belajar yang lebih tinggi. Strategi pebelajaran ini sangat baik untuk dilaksanakan karena para siswa akan termotivasi untuk melakukan komunikasi dengan orang lain dimana anak didik melakukan peran-peran yang berbeda sebagaimana biasanya. c. Pengamatan Hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi role playing sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama tentang ketrampilan berbicara (kalam). d. Refleksi Harus diakui, bahwa strategi pembelajaran role playing ini sangat membantu mengefektifkan pembelajaran, karena masing-masing anak didik belajar memainkan peran orang lain yang berbeda sebagaimana biasanya. Anak didik juga akan memperkaya mufrodatnya dengan menggunakan peran-peran tersebut. Disisi lain, anak didik juga ditumbuhkan rasa percaya

diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Ini bisa meningkatkan kemampuan verbal anak didik dalam pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam). Terlepas dari kelebihan metode ini, ada satu hal yang mungkin jadi masalah, yaitu ketika anak didik tidak memiliki kecenderungan pada modal kinestetik. Karena role playing menuntut anak didik untuk mengolah mufrodat menjadi sebuah kalimat yang didialogkan dan ekspresi bahasa tubuh. B. Pembahasan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas IX Internasional ternyata dengan metode role playing dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa lebih cepat dalam memahami materi yang diajarkan dan siswa dapat belajar lebih mudah karena isi materi yang diajarkan dalam pelajaran bahasa arab, khususnya ketrampilan kalam. Selain itu dengan metode role playing siswa mempunyai peran yang sama, dan mengetahui mana siswa yang aktif dan tidak dalam proses belajar mengajar. Selain itu, pembelajaran dengan strategi role playing ternyata memiliki peran dominan untuk membantu anak didik mengasah keberaniannya menggunakan ketrampilan berbicara (kalam) di depan kelas tanpa takut salah, menumbuhkan rasa percaya diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Perencanaan tindakan yang dilakukan agar pembelajaran bahasa Arab khususnya tentang ketampilan berbicara (kalam) lebih efektif adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran role playing. Adapun prosesnya ialah dengan menyususun rencana pembelajaran (RP) yang menggunakan strategi role playing dan menggunakan metode-metodenya yang sesuai dengan karakter materi dan menjelaskan strategi pembelajaran dan memberi batasan-batasan tugas yang harus dikerjakan untuk mendukung suksesnya pembelajaran pada tahap membuka pelajaran. Untuk mengoptimalkan hasil tindakan yang akan dilakukan, maka peneliti akan membuat dua siklus rencana tindakan. Yaitu: 1) perencanaan (planing). 2) tindakan (actuating). 3) observasi (observing). 4) refleksi (refleksing). Hasil penelitian dengan keempat proses diatas menunjukkan, bahwa penerapan strategi pembelajaran role playing dalam pembelajaran bahasa arab, mempunyai efektifitas yang cukup besar. Hal ini terbukti; tidak saja dengan pencapaian materi pembelajaran yang secara kuantitatif ditunjukkan dengan nilai tes yang bagus, atau secara kualitatif dibuktikan dengan ketertarikan anak didik kepada proses pembelajaran hingga kemudian melahirkan motivasi untuk mempelajari materi pelajaran. Lebih dari itu, pembelajaran dengan strategi role playing ternyata memiliki peran dominan untuk membantu anak didik mengasah keberaniannya menggunakan ketrampilan berbicara (kalam) di depan kelas tanpa takut salah, menumbuhkan rasa percaya diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Disisi lainrole playing juga mampu menjalin kerjasama yang harmonis dengan teman-teman sebayanya. B. Saran Penerapan strategi pembelajaran role playing pada dasarnya, akan lebih maksimal manakala disesuaikan dengan materi pelajaran dan kondisi serta karakter peserta didik. Selain itu model-model lain dalam strategi pembelajaran role playing ini juga dapat dikombinasikan agar pembelajaran lebih menarik dan para siswa dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bennet, Neville, dkk. 2005. Teaching Through Play. Jakarta: Anggota Ikapi DePorter, Bobby, dkk. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. DePorter, Bobby dan Mike Hemacki, dkk. 2000. Quantum Learning. Bandung: Kaifa Effendi, Fuad Ahmad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat. Http/www.geocities.com/jipsumbar. Diakses tanggal 3 Maret 2007 pkl 04.00 WIB Http/www/harian kompas.com. diakses tanggal 3 maret 2007 pkl 04.00 WIB Http/www/gudang info balita.com. diakses tanggal 4 maret 2007 pukul 05.00 WIB Sari, Rin a. 2007. Pembelajaran Bahasa Inggris Pendekatan Qurani. Malang:UIN Press Tim redaksi. 2005. Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional

Pendidikan. Bandung: Anggota Ikapi Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya

Anda mungkin juga menyukai