Anda di halaman 1dari 4

Wawasan Nusantara Baru, Melepaskan Indonesia dari Gurita Illuminasi.(Bag.

4) (Membangun kekuatan Indonesia yang Mandiri)


OPINI | 16 June 2012 | 11:56 Dibaca: 233 menarik Komentar: 0 1 dari 3 Kompasianer menilai

Gambar : temonsoejadi.wordpress.com Membangun kekuatan Indonesia yang mandiri yang dijiwai oleh semangat Wawasan Nusantara sesuai konsep yang aspirasinya terkandung dalam Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 kemudian ditindak lanjuti dengan Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 sebagai Azas Negara kepulauan. Pada masa Orde Baru Konsepsi Wawasan Nusantara diangkat kembali dalam seminar Hankam Nopember 1966 yang kemudian dikukuhkan dalam Raker Hankam Nopember 67 Konsep Wawasan Nusantara mulai dipakai sebagai landasan ketahanan Nasional Indonesia dikukuhkan pada Lemhanas 10 Nopember 1972. Konsepsi Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pembangunan Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Maret 1973 berdasarkan ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1973. Wawasan Nusantara yang selama Orde Reformasi telah ditenggelamkan secara sistematis, dan masif harus diangkat kembali sebagai Wawasan Nusantara Baru , mengapa ? Karena kebangkitan Wawasan Nusantara Baru adalah titik awal perlawanan kesadaran berkebangsaan yang selama ini sengaja dilunturkan melalui infiltrasi ideologi Liberalisme yang didasarkan pada semboyan Kebebasan, Kesetaraan dan Kekeluargaan Freemasonry menuju satu kekuasaan Global dalam satu konsep Liberalisasi yang merupakan ujud nyata dari satu Neo Kolonilisme terselubung, dibawah kendali Persekongkolan Illuminati. Maka sebelum berperang melawan Illuminati, yang harus dilakukan Bangsa ini adalah membenahi landasan pola pikir Bangsa, kembali kepada Pancasila dan UUD 45. Serta pengeterapan Nilai Kebangsaan yang Bhinneka Tunggal Ika. Mengapa ?

Karena Pancasila dan UUD 45 serta Bhinneka Tunggal ika adalah satu pengertian utuh yang tidak bisa dipisah-pisahkan, Pancasila seperti saat dilahirkan merupakan RUH Kemerdekaan, Ruh Kebangsaan Bhinneka Tunggal Ika . Rasa Kebangsaan akan diujudkan dengan adanya saling ketergantungan antara suku, Ras dan Agama yang tumbuh dan bersumber dari Kawasan Nusantara. Tidak dapat dihindari bahwa rasa saling ketergantugan itu akan terujud melalui adanya pemenuhan kebutuhan hidup secara bersama seperti tertuang dalam pasal 33 UUD 45. Pemenuhan kesejahteraan sosial secara berkeadilan merupakan satu landasan pertama dan utama untuk menggalang lagi rasa Kebangsaan yang selama ini telah ditinggalkan. Paradigma pragmatis materialistis individualistis yang selama ini telah ditumbuh kembangkan oleh ORDE REFORMASI menumbuhkan pola hidup konsumerisme dan kesenjangan kesejahteraan sosial telah betul-betul meruntuhkan rasa kebangsaan. Apalagi diikuti dengan infiltrasi budaya dan pemikiran melaui media pemberitaan bahkan melalui kurikulum Pendidikan Nasional. Penafsiran Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika telah betul-betul dirancukan dengan pemikiran Kebebasan, Kesetaraan dan Pluralisme ( kekeluargaan ) yang dikaitkan dengan hak azasi. Generasi muda sebagai anak didik sudah tidak lagi berfikir tentang Ketuhanan dan keluhuran budi, tapi bagaimana dapat mengeksperesikan apa yang diinginkan dengan bebas tanpa batas. Tuntutan akan hak azasi, kesetaraan gender dan berbagai nilai-nilai liberal individualistis secara masif dan sistematis telah masuk dalam kurikulum pendidikan Nasionsl. Demokrasi menjadi rujukan dan kitab suci bagi kaum politisi Senayan dan elit organisasi, tanpa perlu lagi merujuk pada Pancasila. Apa lagi peranan kelompok Persekongkolan Illuminati /Freemason melalui George Soros memantau dengann aktif perkembangan demokrasi di Indonesia melalui Yayasan TIFA Indonesia. Kebanggaan menjadi Negara paling DEMOKRATIS ( untuk memudahkan masuknya berbagai fasilitas Global ) betul-betul telah menggiring Negeri ini menjadi Liberal dan meninggalkan Pancasila. ( Akan kita bahas secara khusus dan terpisah ) Sadar atau tidak kurikulum Pendidikan Nasional telah menjadi media CUCI OTAK yang dirancang sedemikian rupa oleh Persekongkolan Freemason/Illuminati dengan memasukkan nilai-nilai Demokrasi Liberal dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Maka membangun Indonesia yang mandiri harus diawali dengan : 1. Gerakan Penyelamatan Pancasila, merupakan hal yang Paling mendasar, mengembalikan Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, mutlak harus dilakukan. Musyawarah untuk mencapai mufakat, kemudian memutuskan dengan suara terbanyak, itu tidak bisa begitu saja diterjemahkan dengan Demokrasi apa lagi Demokrasi liberal. Pernyataan tentang Demokrasi telah berkali dijelaskan oleh Presiden Pertama RI, Demokrasi yang ada dan berlaku di Indonesia dijabarkan dengan Demokrasi Pancasila atau Demokrasi terpimpin ala Indonesia. Yaitu Demokrasi perwakilan dalam KORIDOR Bhinneka Tunggal Ika yang mewadahi semua kepentingan Suku, Ras, Agama bukan kepentingan Individu.

2. Gerakan Ekonomi Kerakyatan, dengan mengembalikan secara utuh berlakunya pasal 33 UUD 45. Pemanfaatan sumber alam untuk kepentingan rakyat banyak dengan mengembangakan sektorsektor pertanian/perkebunan, peternakan/perikanan dan Industri kecil. Memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai pasar industri dan segala bentuk produk dalam negeri serta mengembangkan perdagangan dalam kawasan Nusantara secara merata. Nasionalisasi, dan pengembangan produk-produk industri hulu yang berpengruh besar terhadap industri kecil dan industri rumah tangga. Pengembangan teknologi tepat guna, dan sektor-sektor industri strategis bagi pembangunan kemandirian bangsa. ( IT, Transportasi dll. ) Berperan aktif dalam pasar dunia secara seimbang ( barter ) agar tidak terjadi penjajahan oleh produk asing dalam kawasan Nusantara. 3. Melepaskan Bank Sentral dari penggunaan uang riba ( system penjaminan valuta ) dengan uang standar ( system penjaminan dengan nilai intrinsik ) dimana devisa negara akan selalu diukur dengan nilai uang negara bukan dengan nilai tukar valuta asing. ( secara rinci dibahas dalam pokok bahasan tersendiri ) 4. Gerakan ketahanan Wawasan Nusantara yang berbasis kekuatan rakyat akan dapat diperoleh bila semangat persatuan berkebangsaan dengan menempatkan HARGA DIRI BANGSA pada posisi utama. Mewujudkan kekuatan pertahanan Nasional dalam kerangka Wawasan Nusantara berarti keberanian Angkatan Perang melepaskan diri dari segala ketergantungan dengan asing. Pengembangan ALUTSISTA secara mandiri dan berkualitas tanpa dikendalikan oleh kekuatan asing tanpa nilai tawar adalah menjadi modal utama. 5. Reformasi bidang POLITIK, dengan menumbuhkan kekuatan sosial / ekonomi kerakyatan sebagai satu kekuatan politik. Tidak lagi akan ada wakil rakyat maupun Pimpinan Daerah yang akan dipilih, tanpa adanya kontrak politik secara langsung kepada rakyat pemilih yang akan diwakili oleh kelompok sosial / ekonomi kerakyatan sebagai soko guru pembangunan bangsa. ( Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan ) Reformasi bidang politik ini akan sekaligus menghilangkan praktik-praktik politik biaya tinggi, yang sekaligus akan megurangi beban anggaran Pemerintah juga merupakan upaya memutuskan lingkaran korupsi, kolusi , nepotisme. 6. Bidang Penegakan Hukum, akan merupakan dampak positif dari adanya kontrak politik yang akan berefek langsung pada diperolehnya pimpinan yang jujur , adil dan bertanggung jawab.

Gambar :digital-gamer-xyz.blogspot.com Secara sederhana tulisan ini, tapi untuk meng implmentasikan dibutuhkan waktu yang cukup panjang . Dalam masa dua kali jabatan Presiden di Negeri ini, diharapkan baru akan mampu memberdayakan ekonomi kerakyatan dan kekuatan sosial sebagai kekuatan politik yang akan mengembalikan Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tempat yang semestinya untuk kemudian mampu merancang kembali garis-garis besar Pembangunan jangka panjang sampai 25 tahun kedepan untuk mewujudkan Wawasan Nusantara Baru. Dimana Presiden, siapapun dari kekuatan politik manapun hanya meupakan Mandataris dari Majelis Tertinggi Bangsa ini yang tidak akan bisa didikte oleh kekuatan asing manapun. Tulisan sebelumnya : http://politik.kompasiana.com/2012/06/07/wawasan-nusantara-baru-melepaskan-indonesia-darigurita-illuminati-bag-3-memutus-jaringan-gurita-illuminati-menuju-indonesia-baru/ http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/06/03/wawasan-nusantara-baru-melepaskanindonesia-dari-gurita-illuminasi-bag-2-membongkar-kebohongan-illuminati-rothschild/ http://hankam.kompasiana.com/2012/06/01/wawasan-nusantara-baru-melepaskan-indonesia-darigurita-illuminasi-bag-1/ Tulisan sebelumnya terkait : http://politik.kompasiana.com/2012/05/31/pancasila-rekam-jejak-presiden-republik-indonesia-dancampur-tangan-illuminati/ http://politik.kompasiana.com/2012/05/29/pengkhianatan-terhadap-pancasila-uud-45-telahterbukti-mengembalikan-indonesia-dalam-alam-penjajahan-indonesia-ada-dalam-kendalipersekongkolan-illuminatifreemason/

Anda mungkin juga menyukai