Anda di halaman 1dari 2

A.

Pembelajaran Berdasarkan Masalah Menurut Dewey dalam (Trianto, 2007:67), Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi anatara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi manafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Pengajaran Berdasarkan masalah merupakan pendekan yang efektif untuk pengejaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. Ratumanan di dalam (Trianto, 2007:68). Menurut Arends dalam (Trianto, 2007:68), Pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang ontentik dengan maksud menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. B. Ciri-ciri khas Pembelajaran Berdasarkan Masalah Sejumlah pengembang pembelajaran berdasarkan masalah telah mendreskripsikan model Pembelajaran berdasarkan masalah dengan ciri-ciri: 1). Mengajukan pertanyaan atau masalah, 2). Berfokus pada interdisiplin, 3). Penyelidikan otentik, 4). Menghasilkan karya nyata dan memamerkan, 5) Kolaborasi. (Nur, 2008:3) C. Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengna penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Tabel 1 menunjukkan sintaks pembelajaran berdasarkan masalah
Tabel 1. Sintaks Untuk Pembelajaran Berdasarkan Masalah Fase atau tahap Perilaku Guru

Fase 1: Mengorientasikan siswa kepada masalah.

Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan-masalah yang mereka pilih sendiri. Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu. Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi.

Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya. Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai sperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagai karya mereka. Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.

Anda mungkin juga menyukai