Anda di halaman 1dari 17

Functional Hypothalamic Amenorrhea (Amenorrhea Hypothalamus Fungsional) Disusun oleh : Mutiara Lasmaroida Pakpahan Dokter Pembimbing : dr.

Januar simatupang Sp.OG

Seorang gadis 16 tahun datang untuk dilakukan pemeriksaan amenore sekunder. Menarche nya dimulai pada usia 12 tahun. Saat dia mulai berolahraga pada usia 14 tahun, periode menstruasinya menjadi lebih sedikit dan semakin jarang. Periode terakhir menstruasinya adalah 6 bulan yang lalu. Dia telah kehilangan 2,3 kg berat badan selama 3 bulan terakhir dan adanya riwayat rasa sakit di kaki kanan selama 2 minggu terakhir. Ia biasa berjalan sekitar 10 km per hari, setidaknya lima kali per minggu.

Pada pemeriksaan fisik, indeks massa tubuh mereka (BMI; berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter) adalah 19. Terdapat nyeri pada palpasi sepanjang metatarsal keempat dan kelima, lebih dari pada itu, pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.

Bagaimana seharusnya kasusnya dievaluasi dan dikelola?

Amenore hipotalamus Fungsional adalah kondisi yang ditandai oleh tidak adanya menstruasi karena supressi dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium, di mana tidak terdapat kelainan anatomis atau penyakit organik yang diidentifikasi.

Tiga jenis utama dari amenore hipotalamus fungsional telah diakui, yaitu terkait dengan : stress penurunan berat badan Olahraga Amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan penekanan gonadotropin-releasing pulsatility (GnRH) hormon.

Aktivitas berlebihan dari sumbu hipothalamushipofisis-adrenal Gangguan aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid Defisit energi(merupakan faktor yang penting)

Amenore hipotalamus mencerminkan keadaan defisiensi estrogen, yang dapat membahayakan masa puncak pemadatan massa tulang yang akan dicapai pada wanita muda. Exercise / latihan (olahraga) yang memberi manfaat bagi tulang,dapat sangat membahayakan jika amenore hadir (karena pemadatan tulang yang tidak sempurna tadi , menyebabkan tulangnya keropos - penerj). female athlete triad mengacu pada interaksi antara ketersediaan energi yang rendah (dengan atau tanpa gangguan makan), amenore, dan osteoporosis.

Untuk menegakkan diagnosis, pada anamnesis harus di perhatikan hal-hal berikut ini :

Status menstruasi penurunan berat badan, gangguan makan, berolahraga stres psikososial yang dirasakan (oleh pasien). Riwayat bulimia Riwayat penggunaan obat antipsikotik

Tanda tanda fisik : Tanda Virilisasi (misalnya, kebotakan seperti pada pola pria, clitoromegali, dan perubahan suara). Tanda tanda muntah Pemeriksaan ginekologi eksternal : adanya mukosa vagina yang memerah dan tipis, seperti pada perempuan muda yang kekurangan estrogen.

Pemeriksaan bimanual :

mencari selaput dara imperforata, anomali saluran mullerian (dengan pemendekan vagina dan ketiadaan rahim), atau insensitivitas androgen (blind vaginal pouch).

Pasien dengan amenore hipotalamus yang khas memiliki tingkat estradiol serum yang rendah dan hormon luteinizing maupun follicle-stimulating hormone yang rendah atau rendah-menuju-normal , Sedangkan respon terhadap stimulasi gonadotropin GnRH masih terlihat.

Peningkatan Berat Badan dan Pengurangan Latihan/olahraga Asupan lemak yang memadai tampaknya penting. Pendekatan Psikososial Strategi untuk mengurangi stres dapat mengembalikan menstruasi. Intervensi untuk Mengurangi Defisit Tulang Pengobatan untuk Infertilitas

Pasien dalam sketsa kasus diatas, memiliki amenore sekunder yang dikaitkan dengan tingkat peningkatan aktifitas olahraga dan penurunan berat badan. Detail riwayat rinci dari diet dan aktifitas olahraga harus diperoleh, dengan memperhatikan sikap terhadap makan dan bentuk tubuh, dan pasien juga harus ditanya tentang adanya stressor psikososial.

Dasar pemeriksaan harus memasukkan penilaian fungsi tiroid, prolaktin, dan follicle-stimulating hormone. Pemeriksaan fisik menyeluruh diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada penyakit kronis atau bulimia, dan pemeriksaan panggul (densitas tulang) harus dilakukan untuk menilai status estrogen dan menyingkirkan kelainan lain.

Foto polos juga berguna, mengingat adanya onset baru dari sakit yang dirasakan di kaki, untuk mencari kemungkinan fraktur stres , dan tes kepadatan tulang dibolehkan, mengingat durasi amenore yang dialami pasien tersebut. Penilaian progestin dapat dipertimbangkan untuk menilai status estrogen.

MRI Otak tidak akan diindikasikan jika tidak adanya gejala neurologis atau bukti lain yang menunjukkan disfungsi hipotalamus atau hipofisis. Jika tidak ada penyebab lainnya amenore yang diidentifikasi, pasien harus dididik mengenai efek olahraga yang berlebihan dan penurunan berat badan pada siklus menstruasi dan risiko kehilangan tulang terkait.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai