Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR TEORI 1. Definisi Kesehatan Jiwa World Health Organisation( WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan social, bukan semata mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Kesehatan Jiwa (UU No. 23 tahun 1992 Ps 24, 25, 26 dan 27): adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional. Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain Kesehatan jiwa meliputi : 1. Bagaimana menunjukkan perasaan positif terhadap diri sendiri 2. Bagaimana menunjukkan perasaan positif terhadap orang lain 3. Bagaimana kemampuan mengatasi persoalan hidup sehari hari 4. Kemampuan menahan diri 5. Bagaimana cara menunjukkan kecerdasan 6. Berperilaku dengan meneggang perasaan orang lain 7. Sikap hidup yang bahagia.

Kelompok 1-Kesehatan Jiwa Anak Jalanan

2. Ciri ciri Sehat Jiwa Ciri ciri orang yang sehat jiwa sebagai berikut: a. Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya. b. Mampu menghadapi stres kehidupan yang wajar. c. Mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya. d. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup. e. Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya. f. Merasa nyaman bersama dengan orang lain.

3. Kriteria Sehat Mental Beberapa Kriteria sehat mental, yaitu : 1. Menurut WHO : a. Meneysuaikan diri secara konstruktif b. Memperoleh kepuasan dari usahanya c. Merasa puas memberi daripada menerima d. Saling tolong-menolong e. Menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang f. Mengarahkan permusuhan pada penyelesaian yang kreatif g. Mempunyai kasih sayang.

2. Menurut Maria Jahoda : a. Bersikap positif pada diri sendiri b. Tumbuh , berkembang dan beraktualisasi c. Memiliki integrasi, mampu bertahan terhadap stress dan mengatasi kecemasan d. Memiliki otonomi, dapat menentukan diri sendiri dan mengambil

keputusan secara mandiri e. Persepsi realistis

Kelompok 1-Kesehatan Jiwa Anak Jalanan

f. Menguasai lingkungan, dapat beradaptasi sesuai peran masyarakat, mampu memecahkan masalah dan memperoleh kepuasan dalam hidupnya, serta mampu mengatasi kesendirian g. Mampu membina hubungan baru yang memuaskan.

4. Masalah Kesehatan Jiwa 1. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup, yaitu masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan siklus kehidupan, mulai dari anak dalam kandungan sampai usia lanjut. 2. Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan social. Contoh-contoh masalah psikosial antara lain : a. Psikotik Gelandangan. b. Pemasungan Penderita Gangguan Jiwa. c. Masalah Anak : Anak Jalanan, Penganiayaan Anak. d. Masalah Anak Remaja : Tawuran, Kenakalan. e. Penyalahgunaan Narkotika Dan Psikotropika. f. Masalah Seksual : Penyimpangan Seksual, Pelecehan Seksual, Eksploitasi Seksual. g. Tindak Kekerasan Sosial. h. Stress Pasca Trauma. i. Pengungsi/Migrasi. j. Masalah Usia Lanjut Yang Terisolir. k. Masalah Kesehatan Kerja : Kesehatan Jiwa di Tempat

Kerja,Penurunan Produktifitas,Stres di Tempat Kerja.

Kelompok 1-Kesehatan Jiwa Anak Jalanan

l. Dan Lain-Lain : HIV/AIDS.

3. Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala atau pola perilaku seseorang yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau ketidaksanggupan di dalam satu atau lebih fungsi yang dari manusia. Gangguan fungsi itu dapat dilihat dari segi perilaku, psikologik atau biologic, dan gangguan itu tidak hanya terletak dalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat, tetapi dapat juga terletak dalam diri orang itu sendiri. Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA, alkohol dan rokok; depresi; ansietas; gangguan somatoform (psikosomatik); gangguan afektif; gangguan mental organik; skizofrenia; gangguan jiwa anak dan remaja serta retardasi mental. B. KONSEP DASAR TOPIK BAHASAN KONDISI KEJIWAAN ANAK JALANAN 1. Pengertian Anak Jalanan Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Kementerian Sosial RI mendefinisikan anak jalanan sebagai anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Anak jalanan adalah anak-anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja di jalanan kawasan urban. UNICEF (1986) memberikan batasan

Kelompok 1-Kesehatan Jiwa Anak Jalanan

sebagai Children who work on the streets of urban areas, without reference to the time they spend there or the reasons for being there. Mereka umumnya bekerja di sektor informal.

2. Pengelompokan Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan , yaitu Children On The Street dan Children Of The Street. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu Children In The Street ( Children From Families Of The Street ). a. C h i l d r e n O n T h e S t r e e t Adalah anak -anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga.

b. Children Of The Street Adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua atau keluarganya.

c. Children In The Street (Children From The Families Of The Street) Adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan

3. Penyebab a. Akibat kesulitan ekonomi b. Banyaknya orang tua yang urbanisasi dan jadi pengemis di ibukota c. Kekacauan dalam kehidupan keluerga khususnya perlakuan keras dan penelantaran d. Untuk menghindar dari penganiayaan dan kemiskinan.

Kelompok 1-Kesehatan Jiwa Anak Jalanan

4. Pengenalan Komunitas ini sangat mudah ditemui, bergerombol di perapatan lampu, pusat pertokoan, terminal bus dan tempat keramaian yang memungkinkan mereka mendapatkan uang. Berdasarkan latar belakang kehidupan dan motivasi,mereka dibedakan atas : a. Golongan anak jalanan pekerja perkotaan, yakni mereka yang

keberadaannya di jalanan terutama untuk mencari nafkah bagi dirinya maupun keluarganya b. Golongan anak jalanan murni, yakni yang menjalani seluruh aspek kehidupannya di jalanan. Mereka umumnya adalah pelarian dari keluarga bermasalah. Kehidupan jalanan membentuk subkultur tersendiri yang disebut budaya jalanan dengan nilai moralitas yang longgar, nilai perjuangan untuk bertahan hidup, penuh kekerasan, penonjolan kekuatan, ketiadaan figur orangtua, peranan kelompok sebaya yang besar.

5. Faktor-faktor yang berperan terhadap perkembangan pola perilaku anak jalanan yaitu: a. Ada tidaknya kehadiran keluarga. Yang lepas hubungan dengan keluarganya, cenderung lebih banyak memperlihatkan perilaku antisosial. b. Struktur keluarga. Yang berasal dari keluarga besar, cenderung kurang dapat perhatian dari orangtua dan cenderung lebih rentan terlibat gangguan tingkah laku. c. Lamanya terlibat dalam kehidupan jalanan. Semakin lama dan semakin banyak waktunya mengeluti dunia jalanan, semakin akrab dengan nilainilai kultur jalanan. d. Faktor pendidikan. Yang masih bersekolah, tampak lebih mampu mempertahankan nilai-nilai yang serasi dengan konformitas sosial masyarakat umum e. Lingkungan tempat tinggal. Yang murni anak jalanan, cenderung lebih banyak memperlihatkan perilaku antisosial.

Kelompok 1-Kesehatan Jiwa Anak Jalanan

Faktor-faktor

tersebut

sangat

mempengaruhi

perkembangan

perilaku dan mental emosional, antara lain : a. kecenderungan berperilaku agresif-impulsif b. gangguan tingkah laku c. seks bebas, d. penyalahgunaan zat dan berkembangnya berbagai perilaku antisosial.

6. Penatalaksanaan Melaksanakan Keppres Nomor 36/1990, yang menyatakan bahwa anak mempunyai hak bagi kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya yang optimal, serta memperoleh perlindungan dari berbagai bentuk eksplotasi, diskriminasi, kesewenang-wengan dan kelalaian. Peran serta LSM dan Kelompok Profesi yang menggeluti masalah tumbuh kembang anak (pediatri, psikiatri, psikologi, pedagogi) dalam memberikan perhatian terhadap kelangsungan hidup anak jalanan.

7. Pencegahan a. Sosialisasi dan pelaksanaan Undang-Undang Perlindungan Anak yang baru b. DPRD dapat membuat PERDA Khusus yang mengatur perlindungan terhadap anak termasuk perlindungan dari sasaran penertiban aparat.

Kelompok 1-Kesehatan Jiwa Anak Jalanan

10

Anda mungkin juga menyukai