Anda di halaman 1dari 9

NAMA NIM

: YOPI SUBASTIAN : 0707281 BAB 9 OPTIMISASI PROSES PEMESINAN

Produksi dan Perancangan

Berdasarkan gambarteknik suatu produk/komponen mesin besertata bentuk dan ukuran bahan yang ada maka dapat direncanakan langkah pengerjaan dengan urutan yang paling baik (logik). Apabila jenis proses serta jenis perkakas telah ditetapkan, tindakan selanjutnya adalah menentukan jenis pahat yang akan digunakan sesuai dengan urutan dan langkah pengerjaan. Bentuk, dimensi dan jenis material pahat perlu dipilih dengan seksama terutama geometrinya. Tindakan sebagaimana yang disebutkan diatas mungkin dapat dipenuhi oleh seorang operator mesin perkakas yang terdidik dan berpengalaman dimana ia sendiri yang harus menentukan segalanya. Akan tetapi suatu proses pembuatan tidak hanya berkaitan dengan faktor teknologi saja melainkan berkaitan pula dengan faktor ongkos dan juga mungkin dengan faktor lain seperti kecepatan produksi demi memenuhi target/pesanan atau untuk mencapai keuntungan secepat mungkin. Dengan demikian untuk perencanaan kondisi proses ini perlu ditunjang dengan data mengenai ongkos operasi, ongkos pahat, dan data pemesinan yang lengkap, yang biasanya tidak diketahui oleh operator mesin. Dalam optimisasi kondisi pemesinan diperlukan suatu alogaritma (alogarithm) yaitu urutan langkah logik yang menggunakan suatu model matematik untuk menghitung harga paling baik atau optimum bagi variable proses pemesinan. Sehingga tujuan proses pemesinan dapat dipenuhi. Tujuan atau obyekyif tersebut dapat merupakan salah satu dari ketiga macam obyektif berikut : 1. Ongkos produksi yang paling rendah /ekonomik yang memberikan kondisi untuk menghasilkan produk semurah mungkin. Biasnya dipilih apabila banyak waktu terbuang. 2. Kecepatan produksi yang paling tinggi/produktif yang memberikan kondisi untuk menghasilkan produk secepat mungkin atau waktu produksi serendah mungkin. Biasanya dipilih apabila waktu sangat sempit. Sedangkan target harus dipenuhi. 3. Kecepatan penghasilan keuntungan yang paling tinggi/menguntungkan yang memberikan kondisi untuk menghasilkan produk dengan keuntungan/laba Proses Simulasi dan Perancangan 1

persatuan waktu sebesar mungkin. Biasanya dipilih bila ada kemungkinan untuk memilih dari berbagai pekerjaan yang ditawarkan (dimana telah diketahuai keuntunganya dari selisih antar ongkos pembuatan dan upah yang ditawarkan). Dalam bab Kesembilan ini Proses optimisasi seperti yang diutarakan diatas akan dibahas dengan pembatasan hanya untuk proses bubut. 9.1 KOMPONEN WAKTU PRODUKSI Waktu untuk menghasilkan produk atau waktu yang dperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (memotong bagian tertentu produk) dengan cara yang tertentu (menggunakan suatu jenis pahat) adalah merupakan suatu variable yang penting dalam rangka penentuan kondisi pemesinan optimum. Sesuai dengan tujuan optimisasi maka diinginkan pembagian waktu menurut komponennya sehingga diketahuai komponen waktu yang mana yang mungkin dapat diperkecil. Secara garis besar dapat dikelompokan 2 macam komponen waktu yaitu : Komponen waktu yang dipengaruhi oleh variable proses Komponen waktu yang bebas

Untuk menghasilkan suatu produk maka diperlukan komponen-komponen waktu sebagai berikut : Komponen waktu yang dipengaruhi oleh variable proses tc
=

lt lt ; min/produk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (9.1) Vf nf

Dimana tc lt Vt B: = waktu pemotongan sesungguhnya (real cutting time) = panjang pemesinan; mm = Kecepatan makan, mm/min td = tc ; min/produk. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(9.2) T Yaitu waktu pembagian pahat yang dibagi rata untuk sejumlah produk yang dihasilkan sejak pahat yang baru dipasang sampai pahat tersebut harus diganti karena aus. Bagi mesin perkakas NC atau ATC maka pahat dapat diganti sewaktu pahat tersebut tidak digunakan (tersimpan pada tempatnya) dengan demkian proses siklus tidak terganggu akibatnya komponen waktu ini dapat dihilangkan. Dimana : Proses Simulasi dan Perancangan 2

td T tc T

= waktu penggantian atau pemasangan pahat ; min (tool changing time) = umur pahat; min = bagian dari umur pahat yang digunakan untuk menyelesaikan satu produk (harus diusahakan lebih kecil dari 1)

Komponen waktu bebas (non produktif) C: ta = tLW + tAT + tRT + tUW + ts/nt ; min/produk. . . . . (9.3) ta tLW tRT = waktu non produktif (auxiliary time); min/produk = waktu pemasangan benda kerja (time for loading the workpiece) ; min/produk = waktu penyiapan yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa/menggerakan pahat dari posisi mula sampai pada posisi siap untuk memotong (advancing time); min/produk tUW = Waktu pengakhiran yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa/menggerakan pahat kembali ke posisi mula (retracting time); min/produk ts/nt = waktu pengambilan produk (time for unloading the workpiece); min/produk

Dengan demikian waktu pemesinan perproduk rata-rata adalah : tm = td + tc +td tc/T ; min/produk. . . . . . . . . . . . . (9.4) dengan demikian untuk menaikan produktifitas maka perlu diusahakan pengecilan waktu pemesinan yaitu dengan jalan : 1. Memperkecil waktu nonproduktif Bagi proses produksi yang telah berjalan maka dapat dilakukan pengamatan secara langsung (Time & Motion study) sehingga dapat diketahui harga rata-ratanya dan sekaligus bila perlu dapat diusulkan rencana perbaikan cara kerja. 2. Menurunkan waktu pemotongan tc Waktu pemotongan dapat diturunkan dengan memperbesar kecepatan makan Vt. Bagi proses bubut (turning, boring, facing)menggurdi (drilling, dengan mesin bubut atau mesin gurdi dengan gerak makan otomatik) dan menyekrap (shaping, planing), hal ini dapat dicapai denga menaikan gerak makan f atau putaran spindel n. Sedangkan Proses Simulasi dan Perancangan 3

untuk mengefrais(miling) maka kecepatan meja Vt dapat langsung diperbesar. Pembesaran gerak makan akan menaikan gaya potong dan permukaan produk akan makin kasar sedangkan pembesaran putaran sipindel akan menaikan daya potong. Apabila hal ini memungkinkan maka masih harus mempertimbangkan umur pahat. 3. Mempercepat cara penggantian pahat td Kemudahan pengantian pahat yang telah aus dengan pahat yang baru (tajam) ditentukan dengan jenis pahat dan pemegangnya. Penggantian pahat bubut dari HSS atau karbida yang dipatri keras(Brazed Carbide Tip) pada tool post mesin bubut jelas akan lebih lama dibandingkan dengan mengganti sisipan karbida (Thriwaway Carbide Tip) pada bahan pahat (tool shank). 9.2 KOMPONEN ONGKOS PRODUKSI Dengan mengetahui harga jual produk atau harga penawaran kontrak pembuatan sejumlah produk (subcontract parts) maka dapat dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh. Dalam kenyataan penghitungan ongkos pembuatan tersebut tidak selalu mudah tergantung pada ukuran perusahaan ragam dan kompleksitas produk yang ditanganinya dan struktur penghitungan ongkos (akutansi/cost accounting). 9.2.1 ONGKOS TOTAL PERPRODUK (UNIT COST) Ongkos suatu produk ditentukan oleh ongkos material (bahan dasar) dan ongkos produksi yang mungkin terdiri atas gabungan beberapa langkah proses pembuatan/pemesinan sebagaimana rumus berikut: Cu = Cm + Cplan + Cp ;Rp/produk. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .(9.5) Dimana Cu Cm = ongkos total ; Rp/produk = ongkos material ; Rp/produk

Cplan = ongkos persiapan/perencanaan produksi dapat pula dimasukan ongkos perancangan produk (bila produk yang bersangkutan dirancang sendiri) Cp = ongkos salah satu proses produksi ; Rp/produk Ongkos tak langsung yang merupakan ongkos khusus seperti tempat penyimpanan (gudang), mesin pemotong, pengangkutan. Cm Cmo Cmi; Rp/produk Cm = Ongkos material Proses Simulasi dan Perancangan 4

Cmo Cmi

= harga pembelian = ongkos tak langsung Ongkos proses produksi dapat dirinci menjadi ongkos penyiapan dan peralatan

(specialing tooling, fixture), ongkos pemesinan (machining cost) dan ongkos pahat (cutter/tool post) yaitu : Cp = Cr + Cm + Ce; Rp/produk. . . . . . . . . . . . . . . . . .(9.7) Cp Cr Cm Ce = ongkos Produksi = ongkos penyiapan dan peralatan = ongkos pemesinan = ongkos pahat Peralatan khusus seperti pemegang (fixture) mungkin diperlukan guna memeperkecil waktu non produktif (ta). Ongkos pembuatan fixture yang biasanya mahal (dibuat khusus, toleransi geometri komponen-komponenya cukup sempit ) harus diatasi dengan memperbesar jumlah produk yang akan dibuat (lot size). Ditinjau dari proses produksi ongkos ini dianggap sebagai ongkos tetap yang tidak dipengaruhi oleh laju kecepatan produksi. Cp = ( Cset + Cfix + Cpr ) / nt; Rp/produk . . . . . . . . . . . .(9.8) Ct Cset Cfix Cpr = Ongkos persiapan dan peralatan khusus ; Rp = ongkos pengaturan/setting mesin ;Rp = Cm.tset = ongkos perkakas-bantu-cekam (fixture); Rp = ongkos penyiapan program NC (hanya berlaku bagi mesin perkakas NC) yang

meliputi programming (Cpr tpr) percobaan (first article test, Cm ttest ditambah bahan habis untuk percobaan) dan pengukuran pertama untuk sertifikasi program Cme tme; Rp nt = jumlah produk yang dibuat; buah Ongkos pemesinan dihitung berdasarkan waktu pemesinan rata-rata perproduk dan ongkos operasi (persatuan waktu; menit)dengan demikian dipengaruhi oleh laju kecepatan produksi. Ongkos pahat perlu ditetapkan sebagai komponen ongkos yang terpisah karena mempunyai kaitan langsung dengan umur pahat yang merupakan variable utama dalam proses pemesinan.

Proses Simulasi dan Perancangan

Cm = cm tm ; Rp/produk Cm Cm Tm = ongkos pemesinan ; Rp/produk = ongkos operasi mesin (mesin, operator, overhead) persatuan waktu; Rp/min = waktu pemesinan (9.4)

Ce = ce tc/T; Rp/produk. . . . . . . . . . . . . . . . . .(9.10) Ce ce tc/T = ongkos pahat ;Rp/produk = ongkos pahat permata potong; Rp/mata potong = sebagian dari umur pahat 9yang berkurang akibat pemakaianya setiap

menghasilkan satu produk)merupakan rasio antar waktu pemotongan efektif tc dengan umur pahat T; mata potong/produk. 9.2.2 ONGKOS OPERASI (OPERATING COST) Ongkos opersi persatuan waktu (menit) bagi satu kesatuan produksi (mesin yang bersangkutan, operator dan seluruh bagian/kegiatan pabrik yang mendukungnya) dapat dihitung berdasarkan ongkos yang memebentuknya dalam satu periode(tahun) dibagi dengan jumlah menit kerja efektif pertahun. Ongkos operasi pertahun merupakan gabungan dari ongkos tetap (fixed cost) dan ongkos variable (variable cost) yang selanjutnya dapat dikelompokan sebagai ongkos langsung (direct cost) dan ongkos tidak langsung (indirect cost) yaitu : Cj = Cf + Cd + Cl ; Rp/tahun . . . . . . . . . . . . . . . . . .(9.11) Cj Cf Cd Cl = ongkos operasi pertahun = ongkos tetap pertahun = ongkos variable langsung pertahun = ongkos variable tak langsung per tahun

Rumus perhitungan ongkos tetap beserta penjelasan cara penrunanya dapat dilihat pada lampiran B, salah satu bentuk rumus tersebut (rata-rata) adalah : Cf = Co ( 1 + y+1 Ipti ); Rp/tahun. . . . . . . . . . . . . . . (9.12) y Cf Co 2y = ongkos tetap atas pemilikan mesin = harga pembelian mesin lengkap dengan peralatanya ongkos pengangkutan dan

pemasangan termasuk training operator (mesin siap berproduksi)) Proses Simulasi dan Perancangan 6

y Lpti

= umur mesin produktif yang ditetapkan bagi mesin yang bersangkutan atau = besarnya bunga (premium), pajak (tax) dan asuransi (insurence) bagi mesin

periode penyusutan. yang bersangkutan selama periode penyusutan; %

Ongkos variable langsung hanya ongkos operator yaitu: Cd L = L.12 = upah operator mesin perbulan, Rp/bulan 9dapat dimasukan pula ongkos

kesejahteraan karyawan, bonus fan sebagainya) Ongkos Pemelihraan (maintenance cost) Pemeliharaan untuk mencegah kerusakan (preventive maintenance) sangat diperlukan bagi mesin perkakas untuk mengurangi kemungkinan pembetulan dan penyetelan komponen mesin akibat kerusakan/ keausan yang berlebihan yang dapat diketahui melalui rekalibrasi. Ongkos ruang dan pengangkutan material (space & material handling cost) Bangunan pabrik serta kelengkapanya termasuk derek(crane/fork lift) yangdidirikan diatas seluas tanah adalah merupakan barang modal sehingga perlu dihitung ongkosnya (penyusutan, pajak, dan asuransi) ini merupakan suatu bentuk ongkos tetap. Sekelompok karyawan mungkin bertudas untuk mengangkut material (benda kerja/produk). 9.2.2.1 Penentuan Ongkos Variabel Tak Langsung Pertahun Ci Ci Cf Cl W Ai = Ai ( Cf + w.Cl ) Aj = ongkos variable tak langsung bagi mesin yang bersangkutan pertahun = ongkos total (pemeliharaan, ruang, dan pengangkutan) bagi bagian yng = ongkos total tak langsung bagi perusahaan yang bersangkutan pertahun. = rasio antara bagian ongkos total yang dibebankan bagi bagian yang = luas lantai yang diperlukan mesin termasuk daerah disekitarnya untuk

bersangkutan pertahun

bersangkutan terhadap ongkos total(prosentase). meletakan benda kerja/produk; m. Proses Simulasi dan Perancangan 7

Aj

= jumlah total luas lantai dari bagian yang bersangkutan yang digunakan mesin Bagi perusahaan kecil (bengkel, industri pemesinan kecil) maka penentuan

Cara sederhana untuk menentukan ongkos operasi pertahun ongkos operasi dapat disederhanakan dengan memakai rumus berikut : Cj = Cf + Cd + Ci; Rp/tahun Cf Cd Ci = Co ( 1 + y+1 Ipti) = B 12L ; ongkos tetap = 12L + CoM ; Ongkos operator dan daya serta maintenance ; Ongkos tak langsung

Catatan : Karena perusahaan hanya mempunyai beberapa buah mesin saja maka dapat ditentukan ongkos-ongkos berikut dengan mudah, yaitu : Co M = ongkos pemeliharaan termasuk daya dan bahan habis yang dianggap merupakan prosentase tertentu (M) dan harga mesin Co. Cl = ongkos tak langsung yang dianggap sebagai beban tak langsung dari operator. Harga prosentase beban B ini (B = labour burden rate) dihitung berdasarkan seluruh ongkos/pengeluaran perusahaan pertahun (tidak termasuk ongkos tetap dan ongkos perusahaan pertahun)(tidak termasuk ongkos tetap dan ongkos operator mesin serta material/bahan) yang kemudian dibagi dengan seluruh ongkos operator pertahun yang melayani unit produksi dan unit kerja. B. Ongkos mata potong pahat Pahat bubut dengan karbida sisipan Ce dimana Coti e Csh r Cs = harga sisipan karbida sekitar Rp 6.600,= jumlah mata potong 3 buah = harga pemegang sisipan beserta suku cadangnya sekitar Rp 35.000,= pemakaian pemegang tersebut diperkirakan sekitar 1000 kali = ongkos operasi penyetelan permenit yang dilakukan bagian perkakas. Bila harga Tool-Presetter sebesar Rp 11.500.000,- penyusutan selama 10 tahun dengan bunga pajak-pajak-asuransi sebesar 27% dapat dihitung ongkos tetap peralatan Ct (2.857.750,- Rp/tahun) Proses Simulasi dan Perancangan 8 = Coti + Csh + ( Cs ts) e r

Pahat bubut HSS Apabila pahat bubut HSS berharga sekitar Rp 5000,- yang dapat diasah 15 kali, sekali asah perlu 10 menit maka Ce = 5000 + 15 + 116,4 x 10 = 1 403,75 Rp/mata potong tanpa diset 15+1 Catatan : Dengan memperhatikan contoh diatas diutarakan beberapa hal yaitu : untuk jenis karbida yang sama (ingat klasifikasi ISO, misalnya P 30) maka ongkos permata potong bagi Karbida sisipan jauh lebih murah dari pada karbida yang dipatri keras. Dalam prakteknya karbida ynang dipatri kera jarang dipakai kecuali untuk hal yang khusus misalnya dalam kondisi pemotongan berat. Ongkos pemahat termurah yang ada diatas adalah bagi pahat HSS. Akan tetapi ongkos pemesinanya belum tentu murah karena umurnya pendek. Ongkos operasi pengasahan dan penyetelan relatif mahal karena ongkos tetap dan ongkos variable tak langsung dari Bagian Perkakas yang cukup besar. Akan tetapi peranan Bagian Perkakas sebetulnya sangat menentukan dalam proses pemesinan dan hal ini belum/kurang disadari oleh kebanyakan Industri Pemesinan kita.

Proses Simulasi dan Perancangan

Anda mungkin juga menyukai