Anda di halaman 1dari 14

DESAIN SANITARY LANDFILL PADA TOPOGRAFI EXTREM DI DESA DONOWARIH KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG Zamzami Septiropa, ST,

MT Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang, e-mail : zamseptiropa@umm.ac.id Abstraksi Desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang adalah salah satu daerah yang mengalami kesulitan dan pengelolaan sampah secara sentral (dibuang di tempat pembuangan akhir/TPA) dimana TPA yang ada sangat jauh dari Desa Donowarih dengan jarak kira-kira lebih dari15 km dengan kondisi kontour jalan yang naik turun sehingga dapat disimpulkan tidak mungkin untuk diangkut ke TPA. Sehingga Desa Donowarih memerlukan sebuah lahan landfill (TPA) yang dekat serta mampu melayani masyarakat di wilayah sekitarnya. Dengan kondisi topografi di bawah kaki gunung Arjuno maka Landfill yang akan dibangun sangat berpotensi mencemari lingkungan terutama air dan tanah pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian permukaan dibawah desa Donowarih, sehingga menjadi sangat penting desain landfill yang komprehensif yang menitikberatkan pada aspek kesehatan lingkungan sekitar. Dengan mengacu pada kaedah perencanaan Landfill yang komprehensif diharapkan Desa Donowarih memiliki Landfill yang memenuhi standart kesehatan lingkungan yang disertai dengan penerapan regulasi sampah yang sederhana untuk masyarakat desa Donowarih sehingga akan mendapatkan tambahan pendapatan melalui proses daur ulang yang terakumulasi. Kata kunci : Desain, Landfill, Topografi Extrem, Regulasi

SANITARY LANDFILL DESIGN ON TOPOGRAFY EXTREM AT DONOWARIH VILLAGE KARANGPLOSO- MALANG COUNTY Zamzami Septiropa, ST, MT Department of Civil Engineering- Engineering Faculty UMM e-mail : zamseptiropa@umm.ac.id
Abstraction Village Donowarih Karangploso Malang District is one of the areas experiencing difficulties and waste management in the central ( TPA) where the existing landfill is very far from the village of Donowarih with a gap of about more dari15 km contour road conditions increased down so that it can be concluded is not possible to be transported to a landfill. So that the Village requires a field Donowarih landfill (TPA), which is close and able to serve the public in the surrounding region. With the topography beneath the foot of the mountain Arjuno Landfill will be built very potentially contaminate the environment, especially water and land in areas that have a height below the surface Donowarih village, thus becomes very important that a comprehensive landfill design which focuses on health aspects of the environment. With reference to code Landfill comprehensive plan is expected to have Donowarih Village Landfill environment that meets the health standard, along with an implementation of waste regulations for the village community Donowarih so it will get additional revenue through the recycling process are accumulating. Keywords: Design, Landfill, extreme topography, Regulations

PENDAHULUAN Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaan gaya hidup masyrakat. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Malang pada tahun 2006 menghasilkan sampah sejumlah 1039 m3 perhari (Kantor Bapeko-Malang 2006) dan pada tahun 2008 meningkat menjadi kurang lebih 1250 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2008 mencapai 85 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). Sehingga dapat dibayangkan betapa besarnya dampak lingkungan yang terjadi terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah basah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat (Walhi, 2008). Misanya saja, seluruh sampah dari kota Jakarta harus dibuang di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Bantar Gebang Bekasi. Dapat dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk ini. Belum lagi, sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah basah dan sampah kering. Padahal, dengan mengelola sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, seperti RT atau RW, dengan membuatnya menjadi kompos maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi. Desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dengan jumlah penduduk 7.306 Jiwa adalah salah satu daerah yang mengalami kesulitan dan pengelolaan sampah secara sentral (dibuang di tempat pembuangan akhir/TPA) karena letaknya sangat jauh dari desa Donowarih tersebut kira-kira lebih dari15 km dengan kondisi kontour jalan yang naik turun sehingga dapat disimpulkan tidak mungkin untuk diangkut ke TPA. Disamping itu pula dengan kondisi topografi yang berkontur sangat memungkinkan desa Donowarih memiliki Landfill mandiri untuk memenuhi kebutuhan warga Desa Donowarih dan sekitarnya. Dengan kondisi topografi di bawah kaki gunung Arjuno maka Landfill yang akan dibangun sangat berpotensi mencemari air tanah daerah-daerah yang memiliki ketinggian permukaan dibawah desa Donowarih, sehingga menjadi sangat penting desain landfill yang komprehensif yang menitikberatkan pada aspek kesehatan lingkungan sekitar. METODE PENELITIAN Penelitian ini bagian dari penelitian utama berupa Program Kecerdasan Buatan dalam Pengelolaan Sampah Padat untuk Masyarakat Perkotaan yaitu sebuah penelitian yang komplek dari suatu sistem persampahan yang meliputi pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga pembuangan akhir (Landfill) yang terangkum dalam sebuah program komputer dengan menggunakan logika-logika kemungkinan yang terjadi dalam pengelolaan sampah yang lebih dikenal dengan kecerdasan buatan (artificial intelequance). Dan selanjutnya urutan penelitian yang akan dilakukan mengacu pada urutan/ tahapan proses sebagai berikut :

1. Pengumpulan data perencanaan berupa data jumlah pemduduk yang berpotensi menimbulkan sampah, data geografi lahan yang akan dijadikan landfill serta fasiltasfasilitas pendukung lainnya. 2. Analisa potensi timbulan sampah dari sejumlah penduduk tiap RW dalam 1 Kelurahan berupa potensi sampah organik dan nonorganik, serta potensinya dari masing-masing jenis sampah baik untuk penghasil kompos ataupun daur ulang. 3. Desain sanitary landfill yang komprehensif meliputi desain struktur/ konstruksi landfill beserta jaringan-jaringan pendukungknya : Jalan akses, bak penampungan sampah, jaringan irigasi air lindi, ventilasi udara untuk komposting dan juga jaringan penangkapan gas methan untuk landfill skala besar. 4. Penyusunan regulasi sederhana berupa penjadwalan pembungan sampah yang merlibatkan seluruh elemen masyarakat. 5. Analisa finansial dari sampah yang menjadi kompos dan dari sampah yang masuk dalam kategori daur ulang. Adpaun gambaran secara umum dapat ditunjukan dalam diagram alir berikut : Mulai
Pengumpulan data : - Jumlah Penduduk/ keluarga - Data Geografi dan demografi - Fasilitas pendukung
Data jumlah penduduk tiap RW dalam 1 kelurahan serta fasilitas persampahan yang ada Dengan menggunakan GPS didapat koordinat t i t ik-t i t k ren c ana pe mbangun an l an dfi ll

Analisa Potensi Sampah organik dan nonorganik dalam RW satu kelurahan

Desain landfill yang konprehensif jalur, bak p enampungan dan jarinagn p e n d u k u n g

Penyusunan regulasi dengan penjadwalan pembuangan sampah dalam 1 kelurahan

Potensi sampah yang bisa dikembangkan baik jenis organik maupun n on o r g a n i k h i n g g a d i d a p a t ka n k o r el a s i volume sampah dengan nilai finansial yang dapat menambah pendapatan m a s y a r a k a t

Analisa finansial : sampah jadi kompos atau material daur ulang - Desain Landfill yang komprehensif - Regulasi sampah

Hasil peren canaan landfill yang memenuhi standart kesehatan dan pr o d u k t i f i t as ya n g didukung dengan regu l asi yan g mu dah diterapkan oleh m a s y a r a k a t N i l ai k eu n t u n ga n y an g d a pa t d i p er o l eh me l a l ui mek an i s me menagemen pengelolaan sampah y a n g k o m p r e h e n s i f

Selesai

ANALISA DAN PEMBAHASAN Data Topografi Lokasi Studi Desa Donowarih memiliki luas wilayah seluas 2271,188 Ha. Dimana spesifikasi pembagian fungsi lahan Desa Donowarih seperti yang terdapat pada Tabel 1.Tanah yang terletak di Desa Donowarih ini juga terbilang cukup subur, dari luas wilayah Desa Donowarih yang mencapai 2271,188 Ha, tanah yang memiliki tingkat kesuburan rendah hanya mencapai 2 Ha, sedangkan tanah yang memiliki tingkat kesuburan sangat tinggi mencapai 580 Ha. Desa Donowarih terletak pada 720 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dataran seluas 370,25 Ha dan topografi perbukitan atau pegunungan seluas 927,83 Ha. NO FUNGSI LAHAN LUAS (Ha) 146.600 156,627 289,990 24,771 660,100 983,000 1,800 3,000 5,300

1. Permukiman 2. Pertanian Sawah 3. Ladang/Tegalan 4. Perkebunan 5. Hutan 6. Bangunan(ruko, sekolah, pasar, terminal, jalan, kantor, dll) 7. Rekreasi dan Olahraga 8. Makam 9. Sungai Sumber : Kelurahan Desa Donowarih Tabel 1 : Fungsi Lahan

Data Lingkungan dan Iklim Lokasi Studi Desa Donowarih memiliki curah hujan 250 mm/tahun. Suhu udara pada Desa Donowarih terbilang konstan dalam satu tahunnya, suhu pada Desa Donowarih bervariasi antara 23 0 250 C ketika siang hari dan 120-170 C ketika malam hari.Data cuaca pada Desa Donowarih sangat penting untuk diketahui agar potensi formasi lindian dapat ditentukan, mengingat lindian adalah media utama migrasi kontaminan dari landfill ke badan air permukaan terdekat. Estimasi kasar terhadap potensi pemebentukan lindian dapat dibuat satu keseimbangan dengan menggunakan persamaan berikut : Perkolasi = Hujan Evapotranspirasi Run Off permukaan Nilai evapotranspirasi didapatkan dengan perkalian antara evapotranpirasi dengan faktor evapotranspirasi sebesar 0,7. Sedangkan Runoff permukaan bisa didapat dengan mengalikan data curah hujan dengan koefisien runoff 0,35. Data Demografi Desa donowarih memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.250 orang dengan rincian pada Tabel 2. Adapun struktur mata pencaharian penduduk di Desa Donowarih sebagian besar terdapat pada sektor jasa atau perdagangan, kemudian sektor pertanian.

NO 1. 2. 3.

STATUS KETERANGAN Perempuan 3.618 Orang Laki-laki 3.632 Orang Kepala Keluarga 2.099 KK Tabel 2: Data Demografi

Sampah Desa Donowarih mengalami pertumbuhan populasi yang cukup pesat, dimana akan memunculkan tekanan cukup besar untuk layanan publik serta penyediaan infrastruktur di Desa Donowarih. Pada Desa Donowarih, produksi sampah di estimasikan sebesar 1-1,5 kg/orang/hari. Dari nilai ini, tidak ada satupun yang dikumpulkan. Masyarakat desa Donowarih biasa membuang sampah secara individu dan di sembarang tempat, dikarenakan tidak adanya TPA. Karena Donowarih masih termasuk ke dalam kategori pedesaan, maka kontributor utama bagi sampah yang dihasilkan di Desa Donowarih adalah sampah rumah tangga sekitar 80 %, dan sisanya merupakan sampah industry dan lain-lain.. Tabel 3. Timbulan Sampah Per tahun Periode 15 tahun Rata-rata Total Rata-rata Jumlah pertumbuhan No Tahu pertumbuhan pertahun penduduk ekonomi . n r1 (%) Pn (org) r2 (%) 1 2009 7250 2 2010 0.75 7304 1.50 3 2011 0.75 7359 1.50 4 2012 0.75 7414 1.50 5 2013 0.75 7470 1.50 6 2014 0.75 7526 1.50 7 2015 0.75 7582 1.50 8 2016 0.75 7639 1.50 9 2017 0.75 7697 1.50 10 2018 0.75 7754 1.50 11 2019 0.75 7812 1.50 12 2020 0.75 7871 1.50 13 2021 0.75 7930 1.50 14 2022 0.75 7990 1.50 15 2023 0.75 8049 1.50 Sumber : Pengolahan Data Dari Kelurahan Donowarih Total Timbulan sampah Pemukiman Ekonomi (60,05%) (39.95%) (m3/thn) (m3/thn) 556.066 369.939 560.236 375.488 564.438 381.120 568.672 386.837 572.937 392.640 577.234 398.529 581.563 404.507 585.925 410.575 590.319 416.734 594.746 422.985 599.207 429.329 603.701 435.769 608.229 442.306 612.791 448.940 617.386 455.674 Timbula n Sampah (m3/thn) 926.005 935.725 945.559 955.509 965.576 975.763 986.070 996.500 1007.053 1017.731 1028.536 1039.470 1050.535 1061.731 1073.061

Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi untuk pembangunan TPA pada Desa Donowarih Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Donowarih harus memenuhi standard lokasi pembangunan TPA SNI No.033241-1997, yaitu daitaranya : Jarak dari perumahan terdekat 500 m

Jarak dari lokasi muka perencanaan TPA Donowarih ke perumahan terdekat di Desa Donowarih sejauh 650 m. Jarak ini diketahui melalui perhitungan berdasarkan GPS Jarak dari badan air 100 m Jarak badan air terdekat ke lokasi perencanaan TPA Donowarih adalah sejauh 500 m. Jarak ini diketahui melalui perhitungan menggunakan GPS. Badan air yang terdekat adalah sungai. Jarak dari airport 1500 m (untuk pesawat baling-baling) dan 3000 m (pesawat jet). Jarak dari lokasi perencanaan TPA Donowarih ke airport terdekat berjarak lebih dari 3000 m. Lapangan udara terdekat adalah Lanud Abdurahman Saleh. Muka air tanah lebih dari 3 m Lokasi perencanaan TPA Donowarih ini memiliki muka air tanah lebih dari 3 m. hal ini dapat diketahui dari sumur-sumur penduduk yang memiliki kedalaman dengan kisaran ratarata 3 4 m. Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik < 10 -6 cm/det Jenis tanah pada lokasi perencanaan TPA Donowarih tidak memiliki konduktivitas hidrolik < 10-6 cm/det, namun hal ini dapat disiasati dengan penggunaan geomembran sebagai lapisan dasar, karena geomembran merupakan lapisan sintetis yang kedap air. Bebas banjir minimal periode 25 tahun Berdasarkan pada data kelurahan setempat, lokasi perencanaan merupakan kawasan bebas banjir. Dari syarat-syarat yang telah dipenuhi tersebut, maka dapat di interpretasikan bahwa lokasi studi perencanaan yang bertempat di Desa Donowarih Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang merupakan lokasi yang memenuhi syarat sebagai lokasi TPA. Perencanaan TPA berupa Detali Engieering Design (DED) berguna dalam perencanaan TPA untuk mengantisipasi pencemaran lingkungan. Data DED yang harus disiapkan adalah : Volume timbulan sampah Kabupaten Malang termasuk ke dalam jenis kategori kota sedang atau kota kecil, maka volume timbulan sampahnya adalah : 0.3 0.4 kg/orang/hari atau 0.0003 - 0.0005 m3/orang/hari Jumlah sampah yang akan dibuang Jumlah sampah yang dibuang per harinya dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Vs = V x P = 0.00035 x 7250 = 2.5375 m3/hari dimana : V = volume timbulan sampah/orang/hari (m3/orang/hari); P = jumlah penduduk Komposisi dan karakteristik sampah Kompisisi sampah pada Desa Donowarih terdiri dari sampah basah, kertas, plastik, kain logam, kayu, karet, kaca atau gelas. Data jaringan jalan ke lokasi TPA Akses jalan menuju lokasi perencanaan TPA Donowarih terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Jaringan jalan menuju TPA Topografi lokasi Kontur yang menunjukkan kondisi topografi lokasi studi perencanaan pada Gambar 2.

Gambar 2. Kontur Dimensi Dan Daya Tampung Cell Landfill Untuk menghitung daya tampung cell landfill, maka dibutuhkan data dimensi perencanaan landfill seperti tersebut dibawah ini : Panjang kolam Cell (P) : 23 m

Lebar Atas kolam Cell (La) : 30 m Lebar Bawah kolam Cell (Lb) : 20 m Kedalaman kolam Cell (H) : 4.5 m Kemiringan Tepi kolam Cell ( ) : 1 : 1 dan1 : 0.8 Kemiringan Dasar kolam Cell ) : 5% Untuk menghitung daya tampung cell landfill, maka harus dicari terlebih dahulu besar luasan cell landfill (lihat Gambar 4.4.) yang dapat dihitung dengan rumus : = = 112.5 m2 = = 0.5a x t = x = 5 x 0.5 = 5.50 m2 = + = + 5.5 m2 + 5.5 m2 = 123.5 m2 Setelah mendapatkan besar luasan cell, maka untuk mengetahui daya tampungnya, kita bisa mendapatkan nilai volume cell dengan menggunakan rumus sebagai berikut : V = Luas x p = 123.5 m2 x 20 m = 2470 m3

30 m 5 m 20 m 5 m

g eo te k stil
P ip a G a s C H 4
2 .5 0

G R A V EL
1 .0 0 0 .2

PIPA M E M BRA N

0 .4 0 .3

0 .5

Gambar 4. Potongan Melintang Cell Landfill

Secara detail, lapisan-lapisan struktur landfill dan covernya dapat digambarkan seperti yang terdapat pada Gambar 5., termasuk bagian-bagian apa saja yang termasuk dalam protective layer, composite cap system, working landfill, leachate collection system, dan compsite linear system.

1.Cover vegetation Protective Layer 2.Top soil 3.Protective cover soil 4.Drainage Layer
Composit Cap system

5.Geomebrane

6.Compacted Clay 7.Daily cover 8.Waste


Working Landfill Working Landfill

Daily cover

Waste 9.leachate colletion layer


Leachate Collection System

10.Filter Geotekstile
11.Leachate collection pipe

12. gravel

Composite Linear System

13.Geomembrane 14.Preared Subgrade

14.compacted clay

Gambar 5. Detail Lapisan Struktur Landfil Perencanaan Tinggi Timbunan Sampah Perencanaan tinggi timbunan dilakukan, guna meningkatkan kapasitas tampungan dari cell tanpa menyampingkan keamanan dari tumpukan sampah tersebut. Keamanan dari merencanakan tinggi timbunan sampah harus memenuhi syarat yaitu drajat kemiringan minimum 1V : 2H. Adapun rencana tinggi timbunan pada kolam cell di TPA Donowarih, dapat dilihat pada Gambar 6. sebagai berikut: Tinggi timbunan sampah Timbunan pertama : 3m Timbunan kedua : 2m Perbandingan sudut kemiringan : 1V : 2H Berat Volume Sampah () : 0.8 t/m3 Sudut Geser Dalam () : 300 Kohesi (c) : 0.56 t/m

Gambar 6. Perencanaan timbunan sampah Analisa Stabilitas Timbunan Sampah Pada Gambar 4.7 lapisan sampah pertama dan kedua stabilitasnya sama, letak titik pusat bidang longsor (Titik O) mempunyai kordinat Xo dan Yo yang diukur dari toe. Dengan kemiringan talud sebesar 200, maka talud mempunyai kemungkinan mengalami slope circle failure. Setelah data talud di plot pada grafik (lihat Gambar 4.5.), maka didapatkan nilai : d = 0.3 xo = 1.45 , yo = 2.15 Dimana titik pusat bidang kelongsoran (Titik O) dapat diketahui dengan cara menentukan titik Xo dan Yo : Xo = xo x H = 1.45 x 3 = 4.35 m Yo = yo x H = 2.15 x 3 = 6.45 m Setelah mendapatkan titik Xo dan Yo, kemudian titik tersebut di plot pada gambar perhitungan talud, kemudian area talud dibagi menjadi 13 irisan. setelah itu tarik garis lurus di titik tengah pada tiap-tiap irisan, kemudian plot garis lurus kebidang tengah irisan tadi yang membentuk sudut. lihat pada Gambar 4.8. Setelah didapatkan nilai masing-masing area, maka nilai-nilai tersebut di tabelkan seperti pada Tabel 4.11 untuk nilai Ln adalah : Ln = Setelah semua perhitungan ditabelkan, maka FS (Factor of Safety) dapat dihitung dengan rumus : FS = = = = 2.88

Pada umumnya, dalam analisis kestabilan talud diambil nilai FS > 2.00. FS = 2.88 > 2.00, maka talud sampah aman terhadap kelongsoran.

Gambar 7 Bidang gelincir talud sampah COS n 0.423 0.707 0.819 0.906 0.966 0.985 1 0.958 0.966 0.94 Wn WnCOS SIN n n 0.68 0.32 1.22 1.22 1.33 1.90 1.08 2.32 0.70 2.64 0.36 2.06 0.00 2.08 -0.24 1.31 -0.27 1.00 -0.33 0.89 4.54 15.73

slice 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b 1.1 1 1 1.1 1.1 0.9 1 0.9 0.9 1.7

A WEIGHT 0.94 0.75 2.15 1.72 2.90 2.32 3.20 2.56 3.41 2.73 2.61 2.09 2.60 2.08 1.71 1.37 1.30 1.04 1.19 0.95

n 65 45 35 25 15 10 0 -10 -15 -20

SIN n 0.906 0.707 0.574 0.423 0.258 0.174 0 -0.174 -0.259 -0.342

Ln 2.60 1.41 1.22 1.21 1.14 0.91 1.00 0.94 0.93 1.81 13.18

Sumber : Hasil perhitungan Tabel 4 Perhitungan Metode Irisan Sederhana Untuk pengolahan air lindi, TPA Donowarih menggunakan satu buah instalasi pengolah air lindi yang terdiri dari tiga buah bak pengendap (settling pond). Sistem bak pengendap (settling pond) ini digunakan karena selain ekonomis, perawatannya pun tidak memerlukan keahlian khusus, sehingga setiap petugas TPA dapat melakukan perawatan secara berkala. Bak pengendap (settling pond) ini terhubung dengan cell landfill melalui instalasi pipa air lindi yang menggunakan pipa pvc 6, adapun letak instalasi pipa air lindi dapat dilihat pada Gambar 8. Bak pengendap (settling pond) ini menggunakan media yang biasa ditemui dan digunakan untuk proses penjernihan air yaitu kerikil, ijuk, dan pasir, yang untuk detailnya bisa dilihat pada Gambar 9. sedangkan untuk detail dimensi dari bak pengendap (settling pond) dapat dilihat pada Gambar 10. dan Gambar 11. Khusus untuk bak pengendap (settling pond) yang paling akhir, air lindi dalam bak ini diolah dalam unit pengolahan secara anaerobik. Dimana pengolahan secara anaerob adalah

proses pengolahan air lindi tanpa kehadiran oksigen sebagai oksidator untuk meredukdi kandungan COD dalam air lindi.

Gambar 8. Instalasi Pipa Air Lindi

Gambar 9. Tampak Atas Bak Pengendap (Settling Pond)

Gambar 10. Potongan Melintang Bak Pengendap (Settling Pond)

Gambar 11. Detail Bak Pengendap (Settling Pond) KESIMPULAN Dari hasil perencanaan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan timbulan sampah, maka diperoleh total timbulan sampah sebesar 2.5375 m3/hari. Untuk daya tampung cell didapat nilai volume sebesar 2470 m3 2. Metode pengelolaan yang digunakan adalah metode controlled landfill, dimana : Didapat umur rencana cell selama 15 tahun. Geomembrane yang dibutuhkan untuk lapisan penutup atas dan bawah landfill sebanyak 2 rol dimana untuk masing-masing rol, panjang geomembrane = 100 m dan lebar geomembrane = 4 m. Sistem ekstraksi gas yang dipakai dalam perencanaan ini adalah system ekstraksi pasif-vertikal karena potensi gas yang ada relatif kecil.Dimana sumur yang dibangun sebanyak empat buah dengan koneksi sumur gas yang digunakan adalah satu

pemipaan utama, diameter sumur 60 cm, kedalaman sumr 60 % dari total kedalaman penutup akhir, jenis pipa HDPE 6 . 3. Fasilitas pengumpul lindi terbuat dari perpipaan berlubang, saluran pengumpul maupun pengaturan kemiringan dasar TPA sehingga lindi secara otomatis mencapai dasar TPA dan akan bergerak sesuai kemiringan yang ada mengarah pada titik pengumpulan. Untuk pengolahan air lindi digunakan satu buah instalasi pengolah air lindi yang terdiri dari tiga buah bak pengendap(settling pond) karena system ini ekonomis dan perawatannya tidak memerlukan keahlian khusus. Panjang keselurahan bak pengendap(settling pond) adalah 6.60 m dimana panjang masing-masing bak adalah 2.20 m dengan lebar 5.30 m . Sedangkan kedalaman bak pengendap(settling pond) adalah sebesar 2 m. 4. Dari hasil perencanaan terhadap stabiltas talud, didapat nilai FS sebesar 3.020 dimana apabila nilai FS > 2.00, maka talud aman terhadap kelongsoran, sedangkan dari hasil perencanaan terhadap dinding penahan, maka didapatkan nilai : FSguling = 4.04, dimana apabila nilai FS > 2.00, desain memenuhi syarat FSgeser = 1.81, dimana apabila nilai FS > 1.50, desain memenuhi syarat. qall = 26.453 > qtoe = 21.543, maka desain memenuhi syarat

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Muhammadiyah Malang melalui Lembaga Penelitian DPPM-UMM yang telah memberikan segala fasilitas atas penyelesaian penelitian ini, Kantor Kelurahan Desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang atas kerjasamanya dalam penyediaan data dan semua pihak yang telah memberikan segala masukan untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia. 2008. Pengelolaan Sampah. Jakarta : Direktorat Jendral Peraturan Perundang-undangan. Cedergen, H. R. 1977. Seepage, Drainage and Flow Nets. Terjemahan oleh Tim SWM Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Hermann, D. J. dan S. B. Tuttle. 1981. Performance Studies of Various Landfill and Impoundment Liners. Terjemahan oleh Tim SWM Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Lutton, R. J. et al. 1979. Design and construction of Covers for Solid Wastes Landfills. Terjemahan oleh Tim SWM Universitas Muhammadiyah Malang. Malang SK SNI T-11-1991-03. 2002. Metode, Spesifikasi, dan Tata Cara Lalu Lintas, Lingkungan Jalan, Sanitasi dan Persampahan : DPU. Susanto, Joko Prayitno. 2001. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia : Pengolahan Lindian. Jakarta : BPPT. Terzaghi, Karl. 1993. Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa. Jakarta : Erlangga. WDOE. 1985. Criteria for Sewage Works Design. Terjemahan oleh Tim SWM Universitas Muhammadiyah Malang. Malang

Anda mungkin juga menyukai