Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Kredit Syariah Bank Muamalat (M.

Noor Aliansyah; majalah manajemen usahawan Indonesia maret 2001)

Kegiatan usaha Bank Syariah: Al wadiah Perjanjian antara pemilik barang atau uang dengan penyimpan , dimana pihak penyimpan bersedia untuk menjaga keselamatan dan menyimpan barang yang dititipkan. Terbagi atas 2 bentuk yaitu Al Wadiah Amanah (tanpa menanggung resiko) dan Al Wadiah Dhamanah (dengan menanggung resiko dan pemanfaatan) Al Mudharabah Pemilik harta menyerahkan sepenuhnya kepada pengelola tanpa adanya campur tangan dalam pengelolaan Al Musyarakah Kerjasama untuk membiayai usaha dengan keuntungan / rugi ditangging sesuai komposisi dana yang ditanamkan Al Murabahah Akad jual beli dengan hpp ditambah keuntungan yang disepakati bersama (meliputi cara pembayaran sekaligus) Ala Bai Bithaman Ajil Akad jual beli dengan hpp ditambah profit margin yg disepakati (dapat diangsur sesuai jangka waktu kesepakatan) Al Ijarah Akad sewa menyewa namun setelah akad berakhir barang dikembalikan kepada pemilik Al Tajiri Akad sewa menyewa namun penyewa dapat membeli barang tersebut sesuai dengan harga kesepakatan (finance leasing) Al Sharf Kegiatan jual beli mata uang. Harga valas dalam mata uang yg sama harus dinilai dalam harga yang sama dan penyerahannya dilakukan secara bersamaan Al Qard ul hasan

Akad pinjam meminjam dengan niat membantu tanpa ada sanksi Al Bai Al Dayn Akad jual beli dengan diskonto atas piutang yang berasal dari jual beli barang atau jasa Al Kafalah (pegadaian) Jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain dimana pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu utang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi hak penerima jaminan Al Rahan Agunan dalam bentuk barang berharga untuk menjamin dipenuhinya suatu kewajiban Al Hiwalah (transfer hutang) Pengalihan kewajiban dari pihak yang mempunyai kewajiban kepada pihak lain Al Wakalah Perjanjian pemberi kuasa kepada pihak lain yang ditunjuk untuk mewakilinya dalam melaksanakan tugas / kerja atas nama pemberi kuasa Dewan Syariah Merupakan badan yang mengawasi seluruh kegiatan operasional bank dan manajemen bank, serta meneliti produk dan jasa yang akan dipasarkan

Manajemen Kredit Syariah Menurut Siamat (1999), kredit dapat digolongkan menjadi 6 bentuk, yaitu: 1. jangka waktu (maturity) short term loan medium term loan long term loan

2. barang jaminan (collateral) secured loan

unsecured loan

3. segmen usaha otomotif farmasi tekstil makanan dll

4. sesuai tujuannya kredit komersil: untuk memperlancar usaha di bidang perdagangan kredit konsumtif: untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif kredit produktif: untuk membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi

5. menurut penggunaannya kredit modal kerja (working capital credit): untuk menambah modal kerja debitur kredit investasi: untuk digunakan investasi membeli barangbarang modal

6. kredit non kas (non cash loan) kredit yang diberikan kepada nasabah yang hanya boleh ditarik jika transaksi yang telah dijanjikan telah direalisasikan atau efektif

Penilaian kredit sangat penting karena layak tidaknya kredit yang diberikan sangat mempengaruhi stabilitas keuangan bank. Menurut Rahardja (1997), penilaian kredit harus memenuhi kriteria sebagai berikut: keamanan kredit (safety): dapat dilunasi kembali tujuan penggunaan yang terarah (sustainability): tujuan yg sejalan dengan kepentingan masyarakat dan tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku menguntungkan (profitability): menguntungkan bagi bank ataupun nasabah

Menurut Sinungan (1993), metode lain yang dapat dilakukan dalam menilai kredit yaitu dengan formula 4 P: 1. personality: mencari data tentang kepribadian peminjam seperti riwayat hidup, keadaan keluarga, social standing, dan hal-hal lain terkait dengan kepribadian peminjam 2. purpose: mencari data tentang tujuan penggunaan kredit yang erat hubungannya dengan line business kredit bank yang bersangkutan 3. prospect: harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha peminjam, dalam kurun waktu, keadaan ekonomi perdagangan, earning power, baik di masa lalu ataupun yang akan datang 4. payment: pembayaran kembali pinjaman diperkirakan akan lancar atau tidak (dalam waktu dan jumlah pengembalian) Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko penilaian kredit menurut Rahardja (1997): Character (kepribadian): itikad baik nasabah Capacity (kemampuan atau kesanggupan): seberapa jauh kemampuan debitur pengembalikan pinjamannya Capital (modal atau kekayaan): terkait dengan modal atau kemampuan menjalankan usahanya Conditional (persyaratan): terkait dengan kegiatan operasional berdasarkan waktu atau wilayah Collateral (jaminan): seberapa besar jaminan yang dapat diberikan nasabah jika terjadi resiko kredit macet

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penilaian kredit menurut Siamat (1999) yaitu: Aspek Pemasaran Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Yuridis Aspek Sosial Ekonomi Aspek Finansial

Permasalahan yang biasa dialami oleh lembaga keuangan syariah atau bank muamalat dalam kegiatan operasiona;, antara lain:

1. modal (capital) kurang optimalisasi mobilisasi dana pinjaman, karena masyarakat kurang memahami konsep manajemen syariah. Masyarakat cenderung lebih menyukai bank konvensional dengan tingkat suku bunga tinggi dan resiko keamanan yang sudah terjamin 2. human resource of development jumlah tenaga kerja kurang seimbang dengan unit usaha, sehingga dapat menghambat perkembangan maupun maksimalisasi unit usaha yang dijalankan. Hal tersebut turut mempengaruhi sistem bagi hasil antara peminjam dan pemberi dana. Sistem bagi hasil seperti yang diberlakukan pada bank syariah belum begitu banyak diketahui sehingga masyarakat cenderung lebih memilih sistem bungan bank konvensional 3. operational activity menyangkut produk yang ditawarkan. Masyarakat lebih tertarik jika produk yang ditawarkan minimal kualitas dan kuantitasnya sebanding dengan layanan produk bank konvensional 4. financial management system terkait perencanaan keuangan perusahaan dalam jangka pendek (perncanaan manajemen aktiva passiva terkait resiko likuiditas) ataupun panjang (ketepatan pengambilan keputusan yang akan berpengaruh ke masa depan 5. loyality of credit kredit macet akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan menurunkan likuiditas usaha

Anda mungkin juga menyukai