Anda di halaman 1dari 2

KESIMPULAN DISKUSI

- Matching cost and revenue: konsep akuntansi yang menentukan mana biaya
yang harus diakui sebagai expense dan matched dengan revenue

- Terdapat beberapa metode dasar matching cost and revenue, yaitu:


1) Associating Cause and Effect Biaya (cause) yang digunakan harus mampu memberikan revenue di masa depan (effect). Contohnya yaitu komisi penjualan, gaji pegawai, dan biaya-biaya dalam memproduksi suatu barang harus benar-benar dapat merepresentasikan revenue yang didapatkan. Namun Thomas mengkritik metode ini karena tidak memenuhi salah satu dari tiga kriteria alokasi yang baik (additivity, unambiguity, dan defesibility). Menurut Thomas additivity tidak terpenuhi, karena alokasi harus seimbang, tidak lebih ataupun kurang antara expense dan revenue, sehingga alokasi sejatinya tidak akan memberi profit dan justru akan merugikan perusahaan. Kritik lain atas metode ini yaitu tidak dapat membuktikan input x menghasilkan output y dengan besaran yang sama karena semua input saling berinteraksi untuk menghasilkan total output. Misalkan terdapat total biaya $100 dan total revenue $120. Tidak dapat disimpulkan bahwa dari total biaya atau $25 biaya gaji hanya memberikan dari total revenue atau $30, karena hal tersebut kasat mata dan tidak dapat dibuktikan secara pasti. 2) Systematic and Rational Allocation Metode ini berpatokan pada alokasi yang rasional dan sistematis, dimana biaya dalam suatu periode diakui berdasarkan estimasi manfaat ekonomis suatu barang saat dikonsumsi atau habis masa berlakunya. Prinsip ini mengalokasikan biaya ke current dan future period. Contohnya yaitu depreciation expense dan amortization expense. Dimana biaya-biaya

tersebut merupakan biaya yang dibebankan pada suatu periode berdasarkan estimasi manfaat ekonomisnya. 3) Immediate Recognition Suatu metode pengakuan biaya yang memiliki long term benefit sehingga sulit ditentukan umur manfaat ekonomisnya dan langsung menetapkan expense pada periode expense tersebut dikeluarkan. contohnya yaitu advertising cost, research expenditure, dan impairment expense. Kekurangan matching cost yaitu membuat balance sheet sebagai pilihan kedua setelah income statement, sehingga mengurangi kegunaan balance sheet untuk pengambilan keputusan. Kelebihan matching cost yaitu berguna sebagai alat kontrol manajer serta motivasi manajer dalam menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan efisien Terdapat dua tantangan akuntansi dalam menentukan standard setters, yaitu matching dan menurut conservatism Proses matching membutuhkan suatu standar yang jelas mengenai expense, karena masih ada pertentangan ketidakcocokan antara expense dan revenue yang didapat. Misalkan wages expense tidak dapat dihitung secara pasti menyumbang berapa persen revenue. Conservatism menyatakan bahwa akuntan harus fokus pada evidence. Karena teori konservative mengakui expense atau loss pada periode berjalan padahal revenue yang didapat baru didapat di masa depan. Contohnya yaitu Bad Debt Expense (BDE) yang diakui pada tahun 2010 padahal pada tahun 2011 perusahaan dapat membayarkan hutangnya. hal tersebut membuat BDE yang seharusnya tidak diakui sudah terlanjur dicatat pada periode 2010.

Anda mungkin juga menyukai