Anda di halaman 1dari 5

KAIDAH ATAU SAAT PENGAKUAN

Sebagai pedoman bagi penyusun standar atau manajemen (kebijakan akuntansi perusahaan),
perlu di rumusan pedoman umum saat pengakuan di tingkat rerangka konseptual. FASB
memberikan pedoman umum di bawah ini :

KONSUMSI MANFAAT

Berbagai jenis atau pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda yaitu (SFAC No. 5,
prg. 86):

1. Beberapa pos biaya, seperti kos barang terjual, ditandingkan (matched with)
pendapatan yang terkait. Meretia diakui pada saat atau perioda yang sama dengan
pengakuan pendapatan yang dihasilkan langsung atau bersama (directly orjointly) dari
transaksi atau kejadian lain yang sama dengan yang menimbulkan biaya.
2. Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administratif, diakui selama perioda
pada saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang
dimanfaatkan/dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera setelah itu.
3. Beberapa pos biaya, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasi (diakui) dengan
prosedur sistematik dan rasional untuk perioda-perioda yang menikmati manfaat aset
bersangkutan.

LENYAPNYA ATAU BERKURANGNYA MANFAAT MASA DATANG

Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa
datang suatu aset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa kewajiban
timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.

KAIDAH PENGAKUAN APB

Kaidah pengakuan di atas sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut
sebagai prinsip pengakuan biaya pervasif atau luas (pervasiue ex-penserecognition
principles). Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut (APB Statement No. 4, prg. 157-
160):

a. Mengasosiasi sebab dan akibat (associating cause and effect). Beberapa kos diakui
sebagai biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertetu.
b. Alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation). Bila tidak ada
cara langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat, beberapa kos diasosiasi dengan
perioda sebagai biaya atas dasar usaha (attempt) untuk mengalokasi kos secara
sistematik dan rasional ke beberapa perioda yang diperkirakan menikmati manfaat.
c. Pengakuan segera (immediate recognition). Beberapa kos diasosiasi dengan perioda
berjalan sebagai biaya karena:
1) kos yang terjadi dalam perioda berjalan tidak memberi manfaat masa datang yang
cukup nyata (discernible),
2) kos yang dicatat sebagai aset dalam perioda-perioda sebelumnya tidak lagi
mempunyai manfaat ekonomik yang cukup nyata,
3) mengalokasi berbagai kos baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan atau atas
dasar perioda akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang berarti.

HUBUNGAN KOS DAN BIAYA

Beberapa sumber mendefinisi biaya dalam kaitannya dengan pengertian kos karena memang
biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Perlu ditegaskan kembali bahwa kos adalah
pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara teknis dan praktis biaya
sering disebut kos saja (sebagaimana digunakan oleh APB di atas). Memang biaya selalu
dapat disebut kos karena kos melekat di dalamnya (konsep dasar kos melekat). Akan tetapi,
kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos dapat juga merepresentasi aset. Walaupun
demikian, untuk pembahasan selanjutnya, biaya sering disebut dengan kos.

PROSES DAN KONSEP PENANDINGAN

Untuk menentukan laba yang bermakna (meaningful), perlu dipahami dua pengertian penting
yaitu proses penandingan (matching process) dan konsep atau prinsip penandingan (matching
concept or principle). Proses penandingan adalah proses penentuan laba dengan cara
mengukur atau menakar dahulu pendapatan.

Prinsip penandingan menjadi suatu kebutuhan (necessity) dalam akuntansi karena alasan
berikut:

1. Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena


teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut. Dengan kata lain, penandingan
tidak dilakukan pada saat trainsaksi pendapatan terjadi tetapi pada umumnya
dilakukan pada akhir tahun.
2. Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan
transaksi terjadinya biaya. Sebagai contoh, pemerolehan dan pembayaran barang dan
jasa untuk menghasilkan produk tidak selalu bersamaan (tidak terjadi dalam perioda
yang sama) dengan penjualan dan pengumpulan kas.

KELAYAKAN EKONOMIK

Dasar penandingan yang paling utama adalah kelayakan ekonomik (economic


reasonableness) bukannya dasar aliran fisis semata-mata. Dalam industri sepatu misalnya,
nilai atau kos kulit, yang dibebankan ke produksi adalah semua kos lembar kulit yang masuk
proses walaupun scecara fisis banyak bagian dari kulit yang tidak menjadi sepatu tetapi
menjadi potongan-potongan sisa kulit sebagai bahan buangan. Demikian juga, kos solar yang
dibebankan terhadap pendapatan suatu perioda tidak harus merupakan kos solar yang telah
dibakai dalam perioda tersebut. Kos solar yang dibakar sebenarnya dikonsumsi oleh kegiatan
kegiatan yang menikmatinya dan kos yang akan dibebankan terhadap –pendapatan perioda
berjalan bergantung pada ada tidaknya kos solar yang terikat dalam barang dalam proses dan
dengan demikian berkaitan dengan kegiatan perioda berikutnya. Jadi, kos suatu faktor jasa
yang digunakan dalam operasi hanya akan dibebankan ke pendapatan sebanding dengan
produk yang dianggap telah menghasilkan pendapatan.

MENANDINGKAN LIUKAN MENGKOMPENSASI

Semua kos yang merepresentasi upaya harus tetap dicatat sebagai kos (atau biaya kalau
langsung dibebankan). Sebaliknya, seluruh hasil penjualan produk harus dicatat seluruhnya
secara utuh sebagai pendapatan. Alasannya adalah aliran pendapatan dan kos berbeda dan
keduanya mencerminkan dua faktor yang berbeda (upaya dan hasil) sehingga tiap faktor
harus ditunjukkan secara utuh sesuai dengan fungsinya. Pos yang satu tidak selayaknya
dikompensasi dengan pos yang lain. Penyimpangan terhadap prinsip ini jelas akan
mengaburkan faktor-faktor penting dalam penentuan laba walaupun besarnya laba tidak
terpengaruh.

BASIS ASOSIASI

Dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis asosiasi yang
menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai basis asosiasi akan
dibahas dibawah ini :

ASOSIASI SEBAB DAN AKIBAT


Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya rangka mendapatkan
capaian berupa pendapatan. Ini berarti ada hubungan sebab-akibat antara biaya dan
pendapatan. Oleh karena itu, basis penandingan yang paling masuk akal adalah sebab-akibat
walaupun basis ini lebih merupakan asumsi daripada kenyataan karena dalam banyak hal sulit
untuk dibuktikan secara meyakinkan bahwa biaya menyebabkan pendapatan. Hubungan
biaya dan pendapatan tidak selalu bersifat fisis atau hubungan satu lawan satu (pos lawan
pos). Hubungan biaya dan pendapatan merupakan hubungan agregat antara berbagai faktor
biaya sebagai kesatuan dan berbagai faktor pendapatan sebagai kesatuan yang lain. Jadi,
hubungan biaya pendapatan bersifat ekonomik bukannya fisis.

Penandingan langsung, akan menghadapi beberapa masalah teknis seperti :

Idensitifikasi Kos Produk

Secara teoretis dan praktis, kalau hubungan sebab-akibat harus dipertahankan, nya kos
variabellah yang sebenarnya dapat dengan mudah diidentifikasi d produk karena besarnya
kos variabel sangat ditentukan oleh voluma produksi. Kos variabel meliputi kos produksi dan
nonproduksi.

Produk Usang atau Musiman

Masalah lain yang berkaitan dengan penandingan atas dasar sebab-akibat adalah adanya
produk musiman yang tidak laku dijual. Persoalannya adalah apakah kos produk musiman
yang tidak terjual merupakan sebab (sebagai biaya) atau bukan (sebagai rugi).

Barang Rusak

Kelayakan ekonomik menuntut pertimbangan dengan memperhatikan kondisi yang


melingkupi suatu masalah. Bila kerusakan produk merupakan hal yang normal atau bahkan
merupakan prasyarat untuk menghasilkan barang dengan kualitas baik, kos barang yang rusak
dapat dianggap sebagai upaya menghasilkan pendapatan. Misalnya, produk yang sengaja
harus rusak untuk percobaan dalam menghasilkan produk atas dasar spesifikasi khusus dari
pelanggan. Kalau kerusakan atau penurunan mutu merupakan karakteristik normal kegiatan
operasi perusahaan maka jumlah rupiah yang mengukur kos kerusakan atau penurunan mutu
dapat diperlakukan sebagai unsur kos produksi yang akhirnya menjadi biaya. Sebaliknya,
kalau kerusakan atau cacatnya merupakan hal yang tidak biasa terjadi (karena kelalaian atau
musiba jumlah rupiah tersebut dapat diperlakukan sebagai rugi.
Identifikasi Kos Nonproduksi

Kalau penandingan atas dasar sebab-akibat akan dipertahankan maka secara logis tidak
seluruh kos nonproduksi akan dibebankan sebagai biaya. Jadi, dalam kaitannya dengan
penandingan sebab-akibat, kos nonproduksi tidak harus ditunda pembebananya untuk
dikaitkan dengan pendapatan masa datang kalau tidak ada kepastian tentang pendapatan masa
datang yang dapat dikaitkan dengan kos nonproduksi tersebut. Demikian juga, tidak adanya
pendapatan dalam perioda berjalan atau adanya kemungkinan rugi tahun berjalan tidak dapat
dijadikan alasan untuk menunda pembebanan kos nonproduksi. Dengan kata lain, bila
pendapatan masa datang yang dapat dikaitkan dengan kos nonproduksi tidak dapat
diantisipasi dengan jelas, atau kalau pendapatan semacam itu sangat tidak pasti, kos
nonproduksi harus diakui sebagai biaya pada perioda berjalan meskipun hal tersebut dapat
mengakibatkan rugi. Ini berarti asosiasi produk diganti dengan asosiasi perioda.

Biaya Antisipasian

Biaya antisipasian (anticipated expenses) adalah biaya yang dianggap menyebabkan


timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi setelah pendapatan diakui. Sebagai contoh adalah
kos yang berkaitan dengan kegiatan purna-jual (aftier-sale costs) seperti jaminan penjualan,
jaminan reparasi gratis, dan pengumpulan piutang.

Anda mungkin juga menyukai