Anda di halaman 1dari 1

Bahasa Indonesia: NPM: 1633122073

Materi Nama: Ni Luh Swandewi


Pengukuran dan Penilaian Akun-akun Neraca

A. Tujuan Penilaian
Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos aset pada saat akan
dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada tanggal tertentu. Tujuan penilaian aset
adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan
menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan, tujuan penilaian kewajiban adalah menentukan
jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik (kas) pada saat tertentu seandainya pada saat tersebut
kewajiban harus dilunasi.

B. Makna dan Dasar Penilaian


Hendriksen dan Van Breda membahas konsep dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan
keuangan dari dua dimensi yaitu arah aliran aset dan waktu. Basis pengukuran untuk menilai aset
yang paling valid adalah harga atau nilai pertukaran. Nilai pertukaran dijadikan basis karena dianggap
objektif sehingga memenuhi kualitas keterandalan informasi. Nilai pertukaran itu sendiri dapat
dipandang dari dua sisi yaitu pertukaran dalam pemerolehan aset (nilai masukan) dan pertukaran
dalam pemanfaatan aset (nilai keluaran). Secara umum nilai masukan tersebut terdiri atas kos historis,
kos pengganti dan kos harapan sedangkan nilai keluaran terdiri atas harga jual masa lalu, harga jual
sekarang, dan nilai terealisasi harapan. Nilai aset secara umum didasarkan pada nilai pertukaran
dengan mempertimbangkan objektivitas penilaian dan relevansi terhadap aliran kas. Oleh karena itu,
tiap dasar penilaian mempunyai keunggulan dan kelemahan serta kondisi keterterapannya.
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu pengorbanan manfaat ekonomik masa
datang, menjadi keharusan sekarang, dan timbul akibat transaksi atau kejadian masa lampau.
Kewajiban secara umum dinilai atas dasar jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada
saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Jumlah ini disebut nilai pelunasan sekarang. Sesuai dengan
atributnya, kewajiban dapat dinilai atas dasar harga pasar sekarang, nilai pelunasan neto, dan nilai
diskunan aliran kas masa datang.

C. Penilaian dan Kriteria Hutang


Penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada setiap saat antara terjadinya
kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu
definisi, keterukuran, keterandalan, dan keterpautan. Saat untuk menandai bahwa kriteria pengakuan
dipenuhi adalah kaidah pengakuan yaitu: ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar
konservatisme, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan keterukuran nilai kewajiban.

D. Pengukuran Hutang
Pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah
penghargaan sepakatan (measured considerations). Penghargaan sepakatan suatu kewajiban
merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.

E. Kendala Pengukuran
Konsep konservatisme di satu sisi sebagai preferensi terhadap metode-metode akuntansi yang
menghasilkan nilai paling rendah untuk aset dan pendapatan, di sisi lain juga menghasilkan nilai
paling tinggi untuk utang dan biaya. Dengan kata lain, konservatisme menghasilkan nilai buku ekuitas
yang paling rendah. Berdasarkan definisi tersebut, maka praktik konservatisme akuntansi sering
memperlambat atau menunda pengakuan pendapatan yang mungkin terjadi, tapi mempercepat
pengakuan biaya yang mungkin terjadi. Dalam penilaian aset dan utang, aset dinilai pada nilai yang
paling rendah dan sebaliknya, utang dinilai pada nilai yang paling tinggi. Hal inilah yang menjadi
dasar mengapa konservatisme merupakan salah satu kendala pengukuran.Kendala lainnya juga
terlihat dari objektifitas dan veriabilitas, serta keterbatasan unit moneter.

Anda mungkin juga menyukai